16. Hasil ujian.

 

Sudah lima hari ini Adira mengikuti ujian dan Adira bersyukur semuanya berjalan dengan lancar. Dia tinggal menunggu hasilnya.

Yang jelas , usaha tidak pernah mengkhianati hasil.

Setelah selesai ujian dan keluar dari kelas, Adira segera menemui para sahabatnya yang sudah menunggu di kantin kampus.

Dalam ujian, Adira dan teman-temannya berbeda kelas. Itu berguna untuk menghindari contek-menyontek.

Mahasiswa/mahasiswi akan di undi acak dan dalam satu kelas bukan hanya ada satu jurusan. Ada mahasiswa/mahasiswi dari jurusan lainnya. Karena tidak saling mengenal satu sama lain dan berbeda materi yang di ujikan, kecil kemungkinan untuk bisa contek-menyontek.

Saat Adira berjalan menuju kantin, di depan ruang perpustakaan Adira berpapasan dengan Elvan. Adira menghentikan langkahnya sejenak, begitu sebaliknya dengan Elvan.

Jarak keduanya hanya sekitar lima meter. Cukup lama keduanya membeku ditempat dengan pikiran masing-masing.

Adira membuang tatapan terlebih dahulu dan berjalan santai melewati Elvan begitu saja. Seperti tidak pernah terjadi apa-apa.

Adira memang pandai dalam hal itu. Setelah langkah Adira cukup jauh, Elvan berbalik dan menatap punggung Adira yang sudah berlalu.

Elvan masih teguh pada pendiriannya. Dia tidak akan meminta maaf apalagi menyapa terlebih dahulu. Elvan merasa dirinya benar. Kemudian juga dia berlalu.

“Eh itu Adira, Adira!" pekik Amanda dari kejauhan sambil berdiri melambaikan tangannya.

Kondisi kantin yang lumayan ramai memang sedikit sulit mencari teman-temannya.

Adira balas melambaikan tangan dengan senyum mengembang lalu menghampiri teman-temannya yang sudah menunggu.

“Huft ... Lega banget. Akhirnya bisa bernafas juga." ucap Adira menghembuskan nafas kasar setelah berhasil duduk di salah satu kursi kosong disebelah Amanda.

“Emang dari kemarin Lo nggak ada nafas?" tanya Lidya sinis. Sedangkan Amanda sibuk memindahkan jus mangga ke mulutnya menggunakan sedotan.

“Nafas tapi tersengal. Kalau sekarang nggak lagi." jawab Adira santai.

Lidya hanya berdecak kesal.

“Kinara mana? Belum kesini?” tanya Adira yang sadar akan ketidak hadiran satu sahabatnya.

“Bentar lagi paling kesini. Lo nggak makan? Pesen gih ... Kalau nggak pesen takutnya nggak bisa berdiri lagi karena sakit perut." ledek Amanda yang berhasil membuat decakan di mulut Adira.

“Huum. Habis nggak bisa nafas, sekarang nggak bisa berdiri kan lucu." imbuh Lidya setengah meledek.

Sebenarnya mereka mengingatkan Adira agar tidak terlambat makan.

Lidya tahu persis jika Adira punya asam lambung. Tapi sayang seribu sayang, Adira bandel dan malah hampir setiap hari minum kopi.

Jika diingatkan, Adira menjawab dengan enteng,

“Yang bikin asam lambung gue kumat tuh bukan kopi atau telat makan. Tapi pikiran stress dan tertekan." Begitu kira-kira ucapan Adira .

“Oke, Gue pesen dulu kalo gitu." putus Adira kemudian dan berlalu meninggalkan kedua sahabatnya.

Selang beberapa menit Adira kembali ke meja dengan membawa semangkok bakso dan satu gelas es teh manis.

Air liur Adira seperti akan menetes kala aroma bakso masuk ke Indra penciumannya. Tanpa ba bi bu Adira langsung menyantap bakso itu dengan lahapnya.

Oh ya, tidak lupa setiap membeli bakso, Adira pasti memesan ketupat juga. Katanya tidak akan kenyang makan apapun bila tidak dibersamai dengan nasi.

Nasiable banget Adira ini.

Amanda dan Lidya hanya bisa geleng-geleng kepala melihat tingkah Adira. Tidak lama Kinara datang menghampiri ketigannya dan duduk di kursi kosong sebelah Lidya.

Kinara memperhatikan Adira makan dengan lahapnya seperti belum makan selama tiga hari tiga malam.

Kemudian pandangannya beralih kepada Lidya dan Amanda yang sedang sibuk dengan ponselnya masing-masing.

“Kacang-kacang ....!!!” pekik Kinara tiba-tiba.

Ketiganya langsung menoleh ke arah Kinara dan mengernyit.

“Lo jualan kacang?” tanya Amanda polos yang di angguki oleh Adira dengan mulut penuh bakso seakan mewakili pertanyaan yang ada di kepalanya.

Kinara langsung berdecak sebal. Lidya yang paham pun langsung bereaksi.

“Hahaha Lo udah datang. Ngapain aja di kelas lama banget. Kita udah habis satu mangkok dan satu gelas jus." celoteh Lidya.

“Adira aja udah mau habis tuh bakso sama ketupatnya." imbuh Lidya sambil menunjuk ke mangkok bakso Adira.

Adira dan Amanda langsung paham apa yang di maksud kacang oleh Kinara. Hahaha.

“Sorry ya. Gue lagi menikmati anugerah bakso Pak Slamet. Enak banget soalnya. Lo pesen gih." suruh Adira kemudian.

“Nggak enak tauk di KACANG in...” ucap Kinara kesal.

“Kalo di APEL in enak nggak?” tanya Amanda sambil menarik turunkan alisnya.

“Hahahahaha ...." Ketiga gadis itu pun terbahak. Berbeda dengan Kinara yang mencebik kesal karena terkena ledekan para teman-temannya.

 

.............,................

 

Hari senin telah tiba kembali setelah dua hari libur berturut-turut. Namun walaupun sudah dua hari libur, semua seakan kurang. Karena hari senin akan cepat tiba.

Sedangkan menunggu hari Sabtu dan Minggu serasa sangat lama.

Satu harinya berasa dua puluh empat jam. Eh bentar? Ya emang satu hari dua puluh empat jam kan? Gimana si author... CK..

Pengumuman hasil ujian akhir sudah keluar dan sudah dipajang di papan informasi.

Mahasiswa dan mahasiswi berbondong-bondong mengunjungi papan informasi demi melihat hasil kerja kerasnya selama satu semester ini.

Termasuk Adira juga berada di tengah-tengah kerumunan itu. Menyerobot lebih dalam demi mendapatkan apa yang di inginkan.

“Permisi ... Permisi ...." ucap Adira sambil berdesak-desakkan dengan yang lain.

“Huft ... Akhirnya ....” monolog Adira lega setelah sampai di depan papan informasi. Dia pun mulai mencari-cari namanya disana.

“Adira belvina ....” gumam Adira.

“LULUS !!! Yes!!” pekik Adira girang.

Berarti dia akan melanjutkan babak baru kuliahnya. Yaitu semester tujuh.

Di semester ini pastinya akan sangat sibuk dan melelahkan. Tapi Adira menyambut baik hal itu.

Dia segera keluar dari kerumunan dan mencari teman-temannya untuk menanyakan hal yang sama, lulus atau tidak.

Adira celingukan kesana kemari, tapi ketiga sahabatnya tidak terlihat sama sekali batang hidungnya.

Mungkin mereka belum datang. Pikir Adira.

Kemudian Adira memilih pergi ke parkiran. Mungkin teman-temannya ada disana dan baru datang.

Namun nihil, Adira tidak melihat teman-temannya. Kemana sebenarnya mereka semua?

Hari ini memang tidak ada mata kuliah mengingat mereka semua sudah menunaikan tugas akhirnya. Apa mereka tidak datang untuk melihat pengumuman?

Adira akhirnya mencoba menghubungi Lidya. Tidak ada jawaban. Hanya suara operator yang menginterupsi.

Kemudian Adira coba menghubungi Kinara dan juga Amanda. Jawabannya sama, nomor tidak aktif.

Adira merasa dirinya sendirian ditengah keramaian. Akhirnya Adira memilih untuk pulang ke rumahnya.

Mungkin bercengkrama dengan mama papanya setelah lusa pulang dari luar kota akan sangat menyenangkan.

Sesampainya dirumah Adira mencari-cari keberadaan mamanya. Tapi tidak ada. Papanya pasti pergi ke kantor hari ini.

Adira memutuskan bertanya kepada bik Yati dimana mamanya.

“Bik ... Mama kemana ya? Kok nggak ada si?” tanya Adira sambil mengambil buah apel di kulkas lalu mencucinya.

“Keluar tadi, Mbak." jawab bik Yati yang sedang sibuk mengupas udang begitu banyak.

Adira tidak terlalu perduli tentang itu.

“Kemana? Tau nggak, Bik?" tanya Adira lagi yang mulutnya sudah penuh karena mengunyah apel.

“Waaah ... saya kurang tau mbak. Cuma tadi ibu pesen ...." jawab bik Yati menjeda ucapannya.

Adira mengernyit dan bertanya.

“pesen apa ya, Bik?" tanya Adira penasaran.

“Katanya nanti, Mbak disuruh ke....

Ucap bik Yati terjeda karena lupa harus kemana. Namun bik Yati ingat kalau nyonya nya tadi meninggalkan secarik kertas bertuliskan alamat disana.

“CK. kemana, Bik?" tanya Adira tak sabaran.

“Bentar saya ambil sesuatu dulu." ucap bik Yati mencuci tangan dan segera mencari-cari sesuatu di laci dapur.

“Ini Mbak. Ibu tadi nitip ini. Mbak disuruh kesitu katanya.' ucap bik Yati sambil menyodorkan secarik kertas bertuliskan alamat sebuah restoran mewah.

Adira menerima itu dan membacanya. Kebingungan Adira hari ini bertambah banyak. Teman-temannya yang tidak bisa dihubungi, dan mamanya yang bersikap misterius.

Ting.

Adira dapat pencerahan.

Tristan.

Nama itu yang sekarang ada dalam pikiran Adira. Dia akan menghubungi Tristan untuk menanyakan dimana Amanda.

Akhir-akhir ini Tristan selalu memenuhi pikiran Adira. Setelah kejadian disaat hujan hari senin itu, keduanya jadi semakin dekat.

Disaat tidak bisa bertemu, keduanya bertukar pesan. Dan Adira merasakan hatinya menghangat saat Tristan mengirimnya pesan ‘jangan lupa makan’.

Padahal hanya pesan basa-basi yang udah basi.

Tapi bagi adira itu sangat berarti. Ah ... Adira benar-benar merindukannya.

Namun saat nada sambung berbunyi, tidak ada jawaban sama sekali. Mengapa semua orang jadi aneh. Pikir adira dalam hati.

 

Episodes
1 1. Prolog
2 2. Pernyataan.
3 3. Tristan?
4 4. Bertemu lagi.
5 5. Berbaikan.
6 6. Cemburu.
7 7. First kiss.
8 8. Mengobati luka.
9 9. (bukan) makan malam romantis.
10 10. Lebih dekat.
11 11. Kinara dan Vian POV.
12 12. Menghindar.
13 13. Ada untukmu.
14 14. Ada untukmu 2
15 15. Mengikhlaskan.
16 16. Hasil ujian.
17 17. Kejutan untuk Adira
18 18. Masih kejutan untuk Adira.
19 19. Sudah ada rasa?
20 20. Kehidupan Elvan.
21 21. Minum kopi ala Azka.
22 22. Candle light dinner.
23 23. Pesta barbeque.
24 24. Besok kalian nikah!
25 25. Datangnya masalalu.
26 26. Terungkap.
27 27. Curhat.
28 Oh Adira!
29 Gara-gara telur gulung.
30 Kecelakaan.
31 Belum sadarkan diri.
32 Obsesi.
33 I love you more!
34 Lanjut atau terus?
35 Lamaran.
36 Masih lamaran.
37 LDR hari ke. 1
38 LDR hari ke.2
39 Selesainya masa LDR.
40 Memecahkan celengan.
41 Elvan berulah lagi.
42 Elvan berulah lagi 2.
43 Aku nggak mau jadi janda!
44 Sentuhan cinta.
45 Teman suka maupun duka.
46 Semangkok berdua.
47 Fakta baru.
48 Berdamai dengan keadaan.
49 Graduation.
50 Hadiah.
51 Persiapan.
52 Cuci mata.
53 Gadis nakal.
54 Kenrick sakit.
55 Direndahkan.
56 I'm okay!.
57 The Engagement.
58 Kejutan untuk Adira.
59 The wedding.
60 Lempar bunga
61 Resepsi.
62 62. Malam pertama.
63 63. Honeymoon
64 64. Quality time.
65 65. Jalan-jalan ala Tristan.
66 66. Memanjakan mata.
67 67. Kalah sebelum berperang.
68 68. Tak bosan-bosan.
69 69. Usaha Amanda.
70 70. Jadian?
71 71. Seorang istri.
72 72. Horror movie
73 73. Anggap saja rumah sendiri.
74 74. Undangan pernikahan.
75 75. Saling menguatkan.
76 76. Papa dan mama kedua.
77 77. Chocolate Croissants
78 78. Belanja bulanan.
79 79. Kegatelan.
80 80. Anak nggak tahu diri.
81 81. Tuduhan Tristan.
82 82. Menyesal.
83 83. Menyesal 2.
84 84. Mual muntah.
85 85. Tujuh hari tujuh malam.
86 86. Tumor otak.
87 87. Perjuangan.
88 88. Kejutan dari Vian & Kinara
89 89. Sindyana!
90 90. Kebohongan.
91 91. Undangan pernikahan
92 92. Menyesal
93 93. Perdamaian
94 94. Beautiful in white
95 95. Zain Adyatma Bagaskara
96 96. Wanita penggoda
97 97. Bukan cinta biasa
98 98. Terbongkar
99 99. Pencarian
100 100. Bangkit
101 101. Titik terang
102 102. Hidayah
103 103. Menjadi tenang.
104 104. Merindukanmu
105 105. Teman masa kecil
106 106. Ada fulus semua mulus
107 107. Usaha Tristan.
108 108. Sadar diri.
109 109. Saling merindukan
110 110. Jalan-jalan
111 111. Talak
112 112. Aku mau kita putus
113 113. Mediasi
114 114. Kabar buruk
115 115. Sholat berjamaah perdana
116 116. Pergi untuk selamanya.
117 117. Jodoh vs maut
118 118. Pergi lagi.
119 119. Sepemikiran
120 120. Hidup terus berlanjut
121 121. Kontraksi
122 122. Aarav Mahendra Wijaya
123 123. Tidak pilih kasih
124 124. Daddy!
125 125. Membujuk istri ala Tristan
126 126. Adira nakal
127 127. Posesif dan agresif
128 128. Tentang Echa
129 129. Elvan is coming
130 130. Mode emak-emak ON
131 131. Cemburu buta
132 132. Salah paham
133 133. Tak enteni randamu
134 134. wajah tenang echa
135 135. Amunisi
136 136. Salting
137 137. Bismillah cinta
138 138. Adek baru
139 139. Telat
140 140. Instagramable
141 141. Makanan khas
142 142. Oh kopi ...
143 143. Menutup aurat
144 144. Mingkem!
145 145. Berbelanja
146 146. All you can eat
147 147. Usia remaja
148 148. Ananta
149 149. Adira vs Tristan
150 150. Suara jangkrik
151 151. Happy ending.
Episodes

Updated 151 Episodes

1
1. Prolog
2
2. Pernyataan.
3
3. Tristan?
4
4. Bertemu lagi.
5
5. Berbaikan.
6
6. Cemburu.
7
7. First kiss.
8
8. Mengobati luka.
9
9. (bukan) makan malam romantis.
10
10. Lebih dekat.
11
11. Kinara dan Vian POV.
12
12. Menghindar.
13
13. Ada untukmu.
14
14. Ada untukmu 2
15
15. Mengikhlaskan.
16
16. Hasil ujian.
17
17. Kejutan untuk Adira
18
18. Masih kejutan untuk Adira.
19
19. Sudah ada rasa?
20
20. Kehidupan Elvan.
21
21. Minum kopi ala Azka.
22
22. Candle light dinner.
23
23. Pesta barbeque.
24
24. Besok kalian nikah!
25
25. Datangnya masalalu.
26
26. Terungkap.
27
27. Curhat.
28
Oh Adira!
29
Gara-gara telur gulung.
30
Kecelakaan.
31
Belum sadarkan diri.
32
Obsesi.
33
I love you more!
34
Lanjut atau terus?
35
Lamaran.
36
Masih lamaran.
37
LDR hari ke. 1
38
LDR hari ke.2
39
Selesainya masa LDR.
40
Memecahkan celengan.
41
Elvan berulah lagi.
42
Elvan berulah lagi 2.
43
Aku nggak mau jadi janda!
44
Sentuhan cinta.
45
Teman suka maupun duka.
46
Semangkok berdua.
47
Fakta baru.
48
Berdamai dengan keadaan.
49
Graduation.
50
Hadiah.
51
Persiapan.
52
Cuci mata.
53
Gadis nakal.
54
Kenrick sakit.
55
Direndahkan.
56
I'm okay!.
57
The Engagement.
58
Kejutan untuk Adira.
59
The wedding.
60
Lempar bunga
61
Resepsi.
62
62. Malam pertama.
63
63. Honeymoon
64
64. Quality time.
65
65. Jalan-jalan ala Tristan.
66
66. Memanjakan mata.
67
67. Kalah sebelum berperang.
68
68. Tak bosan-bosan.
69
69. Usaha Amanda.
70
70. Jadian?
71
71. Seorang istri.
72
72. Horror movie
73
73. Anggap saja rumah sendiri.
74
74. Undangan pernikahan.
75
75. Saling menguatkan.
76
76. Papa dan mama kedua.
77
77. Chocolate Croissants
78
78. Belanja bulanan.
79
79. Kegatelan.
80
80. Anak nggak tahu diri.
81
81. Tuduhan Tristan.
82
82. Menyesal.
83
83. Menyesal 2.
84
84. Mual muntah.
85
85. Tujuh hari tujuh malam.
86
86. Tumor otak.
87
87. Perjuangan.
88
88. Kejutan dari Vian & Kinara
89
89. Sindyana!
90
90. Kebohongan.
91
91. Undangan pernikahan
92
92. Menyesal
93
93. Perdamaian
94
94. Beautiful in white
95
95. Zain Adyatma Bagaskara
96
96. Wanita penggoda
97
97. Bukan cinta biasa
98
98. Terbongkar
99
99. Pencarian
100
100. Bangkit
101
101. Titik terang
102
102. Hidayah
103
103. Menjadi tenang.
104
104. Merindukanmu
105
105. Teman masa kecil
106
106. Ada fulus semua mulus
107
107. Usaha Tristan.
108
108. Sadar diri.
109
109. Saling merindukan
110
110. Jalan-jalan
111
111. Talak
112
112. Aku mau kita putus
113
113. Mediasi
114
114. Kabar buruk
115
115. Sholat berjamaah perdana
116
116. Pergi untuk selamanya.
117
117. Jodoh vs maut
118
118. Pergi lagi.
119
119. Sepemikiran
120
120. Hidup terus berlanjut
121
121. Kontraksi
122
122. Aarav Mahendra Wijaya
123
123. Tidak pilih kasih
124
124. Daddy!
125
125. Membujuk istri ala Tristan
126
126. Adira nakal
127
127. Posesif dan agresif
128
128. Tentang Echa
129
129. Elvan is coming
130
130. Mode emak-emak ON
131
131. Cemburu buta
132
132. Salah paham
133
133. Tak enteni randamu
134
134. wajah tenang echa
135
135. Amunisi
136
136. Salting
137
137. Bismillah cinta
138
138. Adek baru
139
139. Telat
140
140. Instagramable
141
141. Makanan khas
142
142. Oh kopi ...
143
143. Menutup aurat
144
144. Mingkem!
145
145. Berbelanja
146
146. All you can eat
147
147. Usia remaja
148
148. Ananta
149
149. Adira vs Tristan
150
150. Suara jangkrik
151
151. Happy ending.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!