13. Ada untukmu.

“Kalau Lo nggak ngomong apa-apa, harusnya Kinara mau Gue ajak pulang bareng. Dan Kinara nggak ngehindar dari Gue. Bahkan sekarang Kinara cuek banget sama Gue. Itu semua gara-gara Lo!!! Gara-gara Lo yang nggak tau diri! Nggak tau malu!!”

Kata-kata itu seakan selalu menggema di telinga Adira.

Setelah Elvan mengatakan itu, dia langsung pergi meninggalkan Adira yang menangis sendirian di hari yang sudah mulai petang.

Entah mengapa hujan juga tiba-tiba datang mengguyur tubuh Adira yang semakin terisak.

Tubuh Adira luruh ke tanah dan masih menangis tersedu-sedu. Sudah tidak ada orang lagi yang berada di taman tersebut. karena semua mencari tempat berteduh.

Adira benar-benar merasa sendiri. Semesta juga seakan tidak memihaknya.

Untung papa mamanya sedang berada di luar kota. Sehingga jika Adira pulang, dia tidak akan terlihat menyedihkan di depan kedua orangtuanya.

 

Di dekat taman, Tepatnya di pinggir jalan raya, Tristan memberhentikan mobilnya karena dering ponselnya. Dia terpaksa berhenti karena tidak mungkin mengangkat telepon disaat ponselnya berada di jok belakang yang sengaja dia lempar bersama tas kerjanya.

Dan tentunya Tristan harus membagi fokusnya. Jadi Tristan memilih berhenti untuk mengambil ponsel dan segera mengangkat teleponnya .

“Halo, Om." ucap Tristan setelah meletakkan benda pipih itu di salah satu telinganya.

“.........”

“Iya, terus, Om?”

“..........”

“Bisa, Om. Nanti setelah aku sampai, aku langsung kerumah, Om." jawab Tristan dengan binar di matanya.

“..........”

“Iya makasih, Om. Pasti. Aku akan menjaga kepercayaan, Om." jawab Tristan lagi dengan senyum yang terus mengembang.

Setelah itu telepon ditutup.

Itu tadi papanya Adira yang meminta Tristan untuk menemani Adira selama beberapa hari di rumah.

Karena kedua orangtua Adira sedang berada di luar kota.

Tentu saja Tristan sangat senang dan bangga karena bisa mendapatkan kepercayaan dari papa dan mama Adira untuk menjaga Adira.

Tristan sudah selangkah lebih maju untuk mendapatkan Adira.

Saat hendak melajukan mobilnya dan menengok kanan kiri, matanya menangkap seorang gadis yang sedang duduk bersimpuh dilantai terlihat sangat menyedihkan. Dia sangat kenal dengan gadis itu.

“Sedang apa Adira hujan-hujanan di taman dan terlihat sangat menyedihkan." monolog Tristan keheranan.

Saat menyadari tangan Adira sesekali melakukan gerakan seperti menghapus air mata, seketika itu juga Tristan mematikan mesin mobilnya dan bergegas berlari ke arah Adira.

Saat telah sampai di dekat Adira, tepatnya di belakang Adira. Tristan mendengar Isak tangisnya.

Tak perduli sedang hujan deras dan Tristan mesti basah kuyup karena lupa tak membawa payung saking khawatirnya.

“Adira ....” ucap Tristan lirih.

Adirapun menoleh ke sumber suara dan mendapati Tristan sedang menatapnya kasihan. Adira hanya tersenyum miris dengan kondisi dirinya. Memang sangat menyedihkan.

“Nanti kamu masuk angin. Yuk aku antar pulang." ucap Tristan lembut dan membantu Adira berdiri memapahnya.

Tristan memilih tak bertanya panjang lebar dulu. Dia akan mengantar Adira pulang dan akan membiarkan Adira tenang terlebih dahulu.

Adira hanya diam dan menurut hingga keduanya sampai dimana mobil Tristan terparkir.

Tristan membuka pintu depan dan mendudukkan Adira disana. Setelah itu Tristan memutari setengah mobilnya untuk masuk ke kursi pengemudi.

Setelah berhasil duduk, Tristan segera melajukan mobilnya ke arah rumah Adira.

Tidak lama mobil sudah memasuki pekarangan rumah Adira. Sang Satpam langsung membukakan pintu gerbang.

Saat mobil berhasil parkir di pelataran rumah Adira, Tristan segera turun dan segera memutari setengah mobilnya dan membukakan pintu untuk Adira.

Tidak lupa Tristan juga ingin memapah Adira, namun Adira menolak halus dan mengatakan dia bisa sendiri.

Satpam yang melihat keadaan Adira yang basah dan mata sembab merasa heran dan menerka pasti telah terjadi sesuatu kepada anak bos nya itu.

“Non Adira kenapa mas?" tanya pak Budi untuk menjawab kebingungannya.

“Saya juga kurang tau, Pak. Saya masuk dulu kalau gitu." jawab Tristan ramah sambil berlalu menyusul Adira yang sudah lebih dulu masuk rumah.

Saat sudah sampai di dalam rumah, Tristan tidak melihat Adira.

Mungkin Adira sedang membersihkan diri dan mengganti baju. Tristan memilih duduk di lantai karena baju yang dikenakannya basah.

Selang beberapa menit Adira terlihat menuruni tangga dan sudah berganti baju.

Tubuhnya terlihat lebih segar dan rambutnya terlihat sedikit basah menandakan Adira telah mandi.

“Kak Tristan ... Maaf ya, jadi ngrepotin." ucap Adira merasa tak enak hati.

Tristan berdiri dari duduknya. Adira beralih menatap Tristan dari atas ke bawah berulang-ulang.

“Ya ampun ... Kakak basah kuyup begini ... Kakak ganti baju pake baju pake punya papa aja gimana?" ucap Adira khawatir.

Karena penyebab keadaan Tristan begitu karena dirinya.

“Nggak papa kalau aku pakai bajunya Om Irawan?" tanya Tristan yang memang sudah terasa menggigil.

“Nggak papa. Tubuh Kakak sama papa kan hampir sama. Kayanya pas di badan Kakak." jelas Adira.

“Ya udah ... Kakak mandi dulu sana dikamar aku aja." perintah Adira kemudian.

“Nanti aku ambilin dulu baju papa." imbuh Adira lagi.

“Ya udah, aku mandi dulu ya." ucap Tristan sambil berlalu meninggalkan Adira.

Adira tampak mencari-cari pakaian yang cocok untuk Tristan kenakan.

Pilihan Adira jatuh kepada kaos warna hitam polos dan celana pendek selutut. Walaupun umur papanya hampir menginjak kepala empat, soal fashion jangan diragukan lagi.

Bisa dibilang papa Adira itu papa gaul karena selalu mengikuti trend masa kini.

Setelah selesai, Adira langsung menuju kamarnya dan akan meletakkan baju tersebut di atas kasur.

Saat Adira meletakkan baju tersebut, pintu kamar mandi terbuka menampakkan sosok tampan yang hanya menggunakan handuk yang dililitkan di pinggang.

Bagian perutnya terekspos sempurna sehingga menampakkan pemandangan roti sobeknya.

Rambutnya terlihat masih basah bahkan ada satu dua tetesan di helain rambut itu. Adira menggercapkan matanya berulang-ulang agar tidak gagal fokus.

“Ini bajunya, Kak. aku keluar dulu." ucap Adira tanpa menoleh lagi ke arah Tristan dan segera mengayunkan langkahnya keluar.

“Tunggu Adira!" pekik Tristan saat Adira sudah akan mencapai pintu.

“Apalagi kak?" tanya Adira tanpa menoleh.

Tristan berjalan mendekati Adira. Adira merasa was-was dengan sikap Tristan.

'apa yang akan dilakukan tukang nyosor ini sih.' tanya Adira dalam hati.

“Underware ... underware nya sekalian dipinjamin nggak?” ganya Tristan berbisik tepat ditelinga Adira tanpa beban.

Adira memejamkan matanya saat hembusan nafas Tristan terasa hangat di tengkuknya.

Aroma mint yang menenangkan, bau shampo dan sabun mandi yang begitu menenangkan. Adira menggeleng untuk mengusir pikiran liarnya. Dan mencerna ucapan Tristan.

“ Tunggu? Dia bilang apa? ****** *****? dasar mesum!" batin Adira dalam hati.

“Adira ... underware naku juga basah." ucap Tristan lagi dengan tampang polos karena tak kunjung mendapatkan jawaban Adira.

Adira merasa sangat malu. Dia langsung berbalik dan melotot ke arah Tristan dan hendak melayangkan tinju di lengan Tristan.

“Dasar Kakak tuh, mesum!” pekik Adira sambil melayangkan pukulan bertubi-tubi.

Tristan berusaha menghalau.

Karena selalu mencoba menghindar, punggung Tristan terpentok tembok.

Untuk menghentikan pemberontakan, Tristan menarik tubuh Adira bersandar di tembok kemudian mengukung dengan kedua tangannya.

Adira seketika diam tak berkutik. Jantungnya berdebar tak karuan saat wajah Tristan begitu dekat dengan wajahnya.

Adira membeku.

Selalu tak bisa melawan jika sudah dekat seperti itu. Tristan tersenyum smirk dengan alis naik turun. Adira memalingkan wajah untuk menetralisir salah tingkahnya.

“Kenapa diam." ucap Tristan sangat manis dan terdengar sexy di telinga Adira.

“A-aku a-ambil du-du-dulu, Kak." ucap Adira terbata karena gugup.

Cup.

Tristan mengecup sekilas pipi Adira sebelah kiri. Adira membelalakkan mata tak percaya. Dia sudah tak tahan lagi untuk tidak memprotes kelakuan Tristan. Selalu saja seenaknya main cium.

“Enak banget main cium. Udah tiga kali ini Kakak curi dari aku." smprot Adira kesal dan merasa tidak terima.

“Tapi kamu suka." ucap Tristan percaya diri.

“Siapa bilang ... Nggak ada ya ...." jawab Adira tak terima.

 

Episodes
1 1. Prolog
2 2. Pernyataan.
3 3. Tristan?
4 4. Bertemu lagi.
5 5. Berbaikan.
6 6. Cemburu.
7 7. First kiss.
8 8. Mengobati luka.
9 9. (bukan) makan malam romantis.
10 10. Lebih dekat.
11 11. Kinara dan Vian POV.
12 12. Menghindar.
13 13. Ada untukmu.
14 14. Ada untukmu 2
15 15. Mengikhlaskan.
16 16. Hasil ujian.
17 17. Kejutan untuk Adira
18 18. Masih kejutan untuk Adira.
19 19. Sudah ada rasa?
20 20. Kehidupan Elvan.
21 21. Minum kopi ala Azka.
22 22. Candle light dinner.
23 23. Pesta barbeque.
24 24. Besok kalian nikah!
25 25. Datangnya masalalu.
26 26. Terungkap.
27 27. Curhat.
28 Oh Adira!
29 Gara-gara telur gulung.
30 Kecelakaan.
31 Belum sadarkan diri.
32 Obsesi.
33 I love you more!
34 Lanjut atau terus?
35 Lamaran.
36 Masih lamaran.
37 LDR hari ke. 1
38 LDR hari ke.2
39 Selesainya masa LDR.
40 Memecahkan celengan.
41 Elvan berulah lagi.
42 Elvan berulah lagi 2.
43 Aku nggak mau jadi janda!
44 Sentuhan cinta.
45 Teman suka maupun duka.
46 Semangkok berdua.
47 Fakta baru.
48 Berdamai dengan keadaan.
49 Graduation.
50 Hadiah.
51 Persiapan.
52 Cuci mata.
53 Gadis nakal.
54 Kenrick sakit.
55 Direndahkan.
56 I'm okay!.
57 The Engagement.
58 Kejutan untuk Adira.
59 The wedding.
60 Lempar bunga
61 Resepsi.
62 62. Malam pertama.
63 63. Honeymoon
64 64. Quality time.
65 65. Jalan-jalan ala Tristan.
66 66. Memanjakan mata.
67 67. Kalah sebelum berperang.
68 68. Tak bosan-bosan.
69 69. Usaha Amanda.
70 70. Jadian?
71 71. Seorang istri.
72 72. Horror movie
73 73. Anggap saja rumah sendiri.
74 74. Undangan pernikahan.
75 75. Saling menguatkan.
76 76. Papa dan mama kedua.
77 77. Chocolate Croissants
78 78. Belanja bulanan.
79 79. Kegatelan.
80 80. Anak nggak tahu diri.
81 81. Tuduhan Tristan.
82 82. Menyesal.
83 83. Menyesal 2.
84 84. Mual muntah.
85 85. Tujuh hari tujuh malam.
86 86. Tumor otak.
87 87. Perjuangan.
88 88. Kejutan dari Vian & Kinara
89 89. Sindyana!
90 90. Kebohongan.
91 91. Undangan pernikahan
92 92. Menyesal
93 93. Perdamaian
94 94. Beautiful in white
95 95. Zain Adyatma Bagaskara
96 96. Wanita penggoda
97 97. Bukan cinta biasa
98 98. Terbongkar
99 99. Pencarian
100 100. Bangkit
101 101. Titik terang
102 102. Hidayah
103 103. Menjadi tenang.
104 104. Merindukanmu
105 105. Teman masa kecil
106 106. Ada fulus semua mulus
107 107. Usaha Tristan.
108 108. Sadar diri.
109 109. Saling merindukan
110 110. Jalan-jalan
111 111. Talak
112 112. Aku mau kita putus
113 113. Mediasi
114 114. Kabar buruk
115 115. Sholat berjamaah perdana
116 116. Pergi untuk selamanya.
117 117. Jodoh vs maut
118 118. Pergi lagi.
119 119. Sepemikiran
120 120. Hidup terus berlanjut
121 121. Kontraksi
122 122. Aarav Mahendra Wijaya
123 123. Tidak pilih kasih
124 124. Daddy!
125 125. Membujuk istri ala Tristan
126 126. Adira nakal
127 127. Posesif dan agresif
128 128. Tentang Echa
129 129. Elvan is coming
130 130. Mode emak-emak ON
131 131. Cemburu buta
132 132. Salah paham
133 133. Tak enteni randamu
134 134. wajah tenang echa
135 135. Amunisi
136 136. Salting
137 137. Bismillah cinta
138 138. Adek baru
139 139. Telat
140 140. Instagramable
141 141. Makanan khas
142 142. Oh kopi ...
143 143. Menutup aurat
144 144. Mingkem!
145 145. Berbelanja
146 146. All you can eat
147 147. Usia remaja
148 148. Ananta
149 149. Adira vs Tristan
150 150. Suara jangkrik
151 151. Happy ending.
Episodes

Updated 151 Episodes

1
1. Prolog
2
2. Pernyataan.
3
3. Tristan?
4
4. Bertemu lagi.
5
5. Berbaikan.
6
6. Cemburu.
7
7. First kiss.
8
8. Mengobati luka.
9
9. (bukan) makan malam romantis.
10
10. Lebih dekat.
11
11. Kinara dan Vian POV.
12
12. Menghindar.
13
13. Ada untukmu.
14
14. Ada untukmu 2
15
15. Mengikhlaskan.
16
16. Hasil ujian.
17
17. Kejutan untuk Adira
18
18. Masih kejutan untuk Adira.
19
19. Sudah ada rasa?
20
20. Kehidupan Elvan.
21
21. Minum kopi ala Azka.
22
22. Candle light dinner.
23
23. Pesta barbeque.
24
24. Besok kalian nikah!
25
25. Datangnya masalalu.
26
26. Terungkap.
27
27. Curhat.
28
Oh Adira!
29
Gara-gara telur gulung.
30
Kecelakaan.
31
Belum sadarkan diri.
32
Obsesi.
33
I love you more!
34
Lanjut atau terus?
35
Lamaran.
36
Masih lamaran.
37
LDR hari ke. 1
38
LDR hari ke.2
39
Selesainya masa LDR.
40
Memecahkan celengan.
41
Elvan berulah lagi.
42
Elvan berulah lagi 2.
43
Aku nggak mau jadi janda!
44
Sentuhan cinta.
45
Teman suka maupun duka.
46
Semangkok berdua.
47
Fakta baru.
48
Berdamai dengan keadaan.
49
Graduation.
50
Hadiah.
51
Persiapan.
52
Cuci mata.
53
Gadis nakal.
54
Kenrick sakit.
55
Direndahkan.
56
I'm okay!.
57
The Engagement.
58
Kejutan untuk Adira.
59
The wedding.
60
Lempar bunga
61
Resepsi.
62
62. Malam pertama.
63
63. Honeymoon
64
64. Quality time.
65
65. Jalan-jalan ala Tristan.
66
66. Memanjakan mata.
67
67. Kalah sebelum berperang.
68
68. Tak bosan-bosan.
69
69. Usaha Amanda.
70
70. Jadian?
71
71. Seorang istri.
72
72. Horror movie
73
73. Anggap saja rumah sendiri.
74
74. Undangan pernikahan.
75
75. Saling menguatkan.
76
76. Papa dan mama kedua.
77
77. Chocolate Croissants
78
78. Belanja bulanan.
79
79. Kegatelan.
80
80. Anak nggak tahu diri.
81
81. Tuduhan Tristan.
82
82. Menyesal.
83
83. Menyesal 2.
84
84. Mual muntah.
85
85. Tujuh hari tujuh malam.
86
86. Tumor otak.
87
87. Perjuangan.
88
88. Kejutan dari Vian & Kinara
89
89. Sindyana!
90
90. Kebohongan.
91
91. Undangan pernikahan
92
92. Menyesal
93
93. Perdamaian
94
94. Beautiful in white
95
95. Zain Adyatma Bagaskara
96
96. Wanita penggoda
97
97. Bukan cinta biasa
98
98. Terbongkar
99
99. Pencarian
100
100. Bangkit
101
101. Titik terang
102
102. Hidayah
103
103. Menjadi tenang.
104
104. Merindukanmu
105
105. Teman masa kecil
106
106. Ada fulus semua mulus
107
107. Usaha Tristan.
108
108. Sadar diri.
109
109. Saling merindukan
110
110. Jalan-jalan
111
111. Talak
112
112. Aku mau kita putus
113
113. Mediasi
114
114. Kabar buruk
115
115. Sholat berjamaah perdana
116
116. Pergi untuk selamanya.
117
117. Jodoh vs maut
118
118. Pergi lagi.
119
119. Sepemikiran
120
120. Hidup terus berlanjut
121
121. Kontraksi
122
122. Aarav Mahendra Wijaya
123
123. Tidak pilih kasih
124
124. Daddy!
125
125. Membujuk istri ala Tristan
126
126. Adira nakal
127
127. Posesif dan agresif
128
128. Tentang Echa
129
129. Elvan is coming
130
130. Mode emak-emak ON
131
131. Cemburu buta
132
132. Salah paham
133
133. Tak enteni randamu
134
134. wajah tenang echa
135
135. Amunisi
136
136. Salting
137
137. Bismillah cinta
138
138. Adek baru
139
139. Telat
140
140. Instagramable
141
141. Makanan khas
142
142. Oh kopi ...
143
143. Menutup aurat
144
144. Mingkem!
145
145. Berbelanja
146
146. All you can eat
147
147. Usia remaja
148
148. Ananta
149
149. Adira vs Tristan
150
150. Suara jangkrik
151
151. Happy ending.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!