3. Tristan?

 

Setelah kemarin Adira berhasil melewati hari patah hatinya, Akhirnya hari Senin tiba.

dia akhirnya kembali masuk lagi ke kampus.

Adira mengambil kuliah regular yang hari kerjanya dari Senin sampai Jumat.

Saat ini Adira berada dikelasnya. Karena sebentar lagi kelas akan dimulai.

Tidak lama, dosen pembimbing masuk kelas.

Dia bu Nilasari.

Dosen ramah dan bersahabat dengan mahasiswa-mahasiswinya. Bu Nilasari sudah seperti ibu kedua di kampus. Karena memang pembawaannya yang ke ibuan dan gampang akrab.

“Selamat pagi, semua ...." sapa bu Nilasari dengan senyum ramahnya.

“Selamat pagi, Bu." jawab semua mahasiswa dan mahasiswi serempak.

Kemudian terlihat bu Nilasari memandang ke arah pintu.

Semua mahasiswa sontak ikut menoleh kemana arah bu Nilasari memandang.

Dari arah pintu berjalan gadis berambut panjang, kulit putih, hidung mancung.

Terlihat sangat cantik. Saat sudah sampai di hadapan bu Nilasari, akhirnya sang dosen buka suara.

“Ayo silahkan perkenalkan diri kamu." suruh bu Nilasari pada gadis di sebelahnya.

“Perkenalkan, nama saya Amanda Wijaya. Senang bertemu kalian semua." sapa gadis yang bernama Amanda itu.

“Baik, karena kalian sudah tau Amanda anak baru, kalian bisa berkenalan nanti ya. Ayo silahkan duduk Amanda." perintah bu Nilasari.

Amanda berjalan menuju kursi kosong yang tidak jauh dari tempat duduk Adira. Tepat di sebelah meja Adira.

Adira dan Lidya pun mengajak Amanda berkenalan. Karena memang meja mereka dekat.

“Hai ... salam kenal ya. Nama Gue, Adira." sapa Adira ramah kepada Amanda sambil mengulurkan tangannya.

“Hai Adira ... Salam kenal juga. Senang bisa mengenalmu." jawab Amanda tak kalah ramah  dengan menerima uluran tangan Adira .

“Kenalin juga ... aku Lidya. Semoga kita bisa jadi teman."Ucap Lidya sambil mengulurkan tangannya.

“Oh iya senang juga bisa berkenalan dengan kalian. Ya, kita harus berteman." jawab Amanda mantap disertai senyuman manisnya.

Acara perkenalanpun terpotong oleh interupsi bu Nilasari, bahwa kelas akan dimulai.

Ketiganya langsung memfokuskan diri mendengarkan materi yang disampaikan oleh sang dosen.

Dua jam sudah berlalu. Kelas pun selesai. Semua mahasiswa dan mahasiswi keluar bergantian setelah sang dosen lebih dulu meninggalkan kelas.

Saat ini Adira sudah sampai di depan parkiran. Sedangkan Lidya sudah lebih dulu pulang karena membawa motor sendiri.

Soal Kinara, dia masih ada kelas lagi. Jadi tiga bersahabat itu tidak bertemu lagi.

Sambil menunggu pak Rama sampai, Adira memainkan ponselnya. Tanpa Adira sadari disebelahnya sudah berdiri Elvan sejak tadi.

“Adira ... ?" panggil Elvan lirih.

Adira sangat mengenali suara itu. Suara yang selalu dia hindari akhir-akhir ini. Tapi mengapa dia muncul lagi setelah perasaannya sedikit membaik?

Adira pun menoleh sekilas ke sumber suara. Dia mencoba berbesar hati tersenyum walaupun, hanya senyuman samar.

“Hai ... Lo belum balik?” tanya Adira basa-basi untuk mengusir rasa canggung pada dirinya.

“Gue masih ada kelas lagi."

Adira hanya mengangguk memberi jawaban.

“Gue ... Mau minta maaf sama Lo, Ra." ucap Elvan penuh penyesalan. Kepalanya tertunduk menatap ujung sepatunya.

Adira jelas sudah memaafkan. Tapi Adira berjanji tidak akan jatuh cinta lagi pada Elvan. Sudah cukup harapan palsunya sampai disini.

Walaupun sekarang hatinya belum sepenuhnya melupakan.

“Gue udah maafin Lo, kok. Emang Gue yang salah." jawab Adira dengan senyum tipis di bibirnya. Dia berusaha mengusir rasa sakit di hatinya.

Elvan jelas merasa tersentil dengan ucapan Adira barusan.

Setelah itu hening kemudian. Tidak ada suara lagi yang terucap. Mereka sibuk dengan pikiran mereka masing-masing. Hingga suara seorang gadis membuyarkan pikiran keduanya.

“Adira!" teriak suara gadis itu.

Memang jaraknya dengan Adira sedikit jauh, sehingga dia sedikit berteriak.

Adira pun melambaikan tangannya sebagai balasan.

“Gue duluan ya, Van." ucap Adira berlalu pergi.

Tanpa menunggu jawaban Elvan dia sudah melenggang pergi begitu saja.

Entah apa yang Elvan rasakan saat ini. Mengapa dia merasa sangat kehilangan?

Mungkin karena persahabatan mereka yang sudah sangat dekat. Sehingga Elvan merasa kehilangan sosok sahabatnya itu.

Ya, mungkin hanya karena itu. Elvan pun hanya bisa menatap kepergian Adira yang berlalu begitu saja.

Sementara Adira berjalan menghampiri Amanda. Dia sangat bersyukur akhirnya ada Amanda yang menyelamatkannya.

Jadi, dia tidak perlu berlama-lama berbicara dengan Elvan.

“Lo udah mau pulang?" tanya Amanda setelah Adira sampai di depannya.

“Udah ini. Lagi nungguin sopir jemput. Macet kali makanya sedikit lama nih." jawab Adira sambil melirik arloji di pergelangan tangannya.

“Bareng Gue aja gimana? Kan searah juga?" tawar Amanda.

Memang benar, rumah mereka tidak terlalu jauh jaraknya karena berada di satu kompleks.

Hanya menempuh waktu sepuluh menit sudah sampai.

Mereka memang langsung akrab dan bertanya alamat rumah masing-masing.

Setelah tau, ternyata rumah Adira dan Amanda lumayan dekat. Hingga akhirnya Amanda menawarkan pulang bersama.

“Nggak usah ... Paling bentar lagi juga nyampe kok." tolak Adira halus.

“Udah belum Amanda?” tanya seseorang dari dalam mobil yang di duga milik Amanda.

Seseorang tersebut menyembulkan kepalanya di jendela kaca mobilnya.

“Eh! kamu?" ucap seseorang tersebut terkejut setelah melihat ke arah luar.

“Kak Tristan?" ucap Adira sama terkejutnya.

“Kalian udah saling kenal?” tanya Amanda bingung . Telunjuknya menunjuk ke arah Adira dan Tristan bergantian.

Ya, seseorang tersebut adalah Tristan. Anak teman dari papanya.

“Eh bentar ... Kak Tristan siapanya Lo?” tanya Adira pada Adira penasaran.

“Ck. Ini Abang gue yang paling nyebelin, Ra." jawab Amanda bernada mengejek.

“Ooooh ... Abang ... ku kira siapa hehe." gumam Adira yang masih bisa di dengar oleh kakak beradik itu.

"Lo kira, bang Tristan pacar gue pasti kan?" Amanda berusaha menebak pikiran Adira.

Adira mengangguk dan tersenyum meringis.

“Bareng aja yuk, Ra! Dari pada nungguin lama." ajak Tristan pada Adira.

“Nggak usah Kak. Nggak papa ... Eh! itu pak Rama udah dateng." jawab Adira dan benar saja pak Rama, sopirnya sudah datang.

“Oke deh kalau gitu. Next time Lo main ke rumah ya." pinta Amanda dan masuk ke mobilnya.

“Oke deh ... Bye Man, bye Kak." Adira melambaikan tangannya saat mobil yang di tumpangi Amanda mulai meninggalkan parkiran kampus.

Akhirnya, Adira pun pulang bersama pak Rama.

Setelah sampai dirumah, Adira langsung menyalami mamanya yang sedang duduk di depan televisi.

Setelah itu, Adira langsung menuju kamar dan berganti pakaian rumahnya. Kemudian dia menghampiri mamanya untuk ikut menonton FTV kesukaan mamanya.

Sesampainya di ruang keluarga, Adira menjatuhkan dirinya di atas Double sofa yang berhadapan langsung dengan sofa yang di duduki oleh mamanya.

Dia merebahkan tubuhnya di sana dan mulai memejamkan mata.

Tidak butuh waktu lama, Adira akhirnya tertidur.

Bu Dewi yang melihat itu hanya bisa geleng-geleng kepala.

 

............

 

Amanda terlihat memperhatikan abangnya yang sedang senyum-senyum sendiri.

Daripada mati penasaran, Amanda memilih bertanya. “Abang kenapa dari tadi senyam senyum sendiri?" tanya Amanda penuh keheranan.

Belum ada sahutan dari abangnya yang sedang sibuk ngehalu sambil menyetir.

“Abang jangan halu deh. Yang fokus nyetirnya." ucap Amanda lagi sedikit kesal karena pertanyaannya tidak dihiraukan.

“Abang!!!!” pekik Amanda yang membuahkan hasil.

Abangnya langsung terkejut dan melotot ke arah Amanda.

“Eh! nggak usah teriak kali. Kenapa sih?" sahut Tristan sambil memegang dadanya.

“Abang tuh yang kenapa? Kaya orang stress senyam-senyum ...." balas Amanda dengan senyum mengejeknya seakan tahu apa yang ada dalam pikiran Tristan.

Tristan langsung gelagapan.

Dia tidak tahu harus menjawab apa. Tristan sudah seperti maling yang tertangkap basah, yaitu pasrah akan tebakan Amanda nanti.

Belum sempat Tristan menjawab, Amanda sudah menyela lagi.

“Jangan bilang Abang suka sama Adira dan lagi mikirin dia." tebak Amanda penuh selidik.

Matanya terlihat menyipit dan senyum mengembang di bibirnya.

Nah kan benar perkiraan Tristan?

Tristan langsung menggaruk hidungnya yang tidak gatal.

Amanda seperti cenayang yang tau akan isi pikiran dan hatinya.

Setelah itu hanya tawa menggelegar Amanda yang memenuhi mobil. Abangnya terlihat begitu lucu karena tertangkap basah.

“Emang kenapa kalau Abang suka sama Adira?" celetuk Tritan kemudian.

“Ya nggak papa sih. Aku dukung deh, Bang!” jawab Amanda menyemangati.

..................

Seorang laki-laki sedang duduk di balkon sembari menikmati  kopinya. Menyesali setiap perkataan yang keluar dari mulutnya tempo hari.

Ya, dia adalah Elvan. Dia sangat menyesal atas apa yang telah dia lakukan. Elvan merasa sangat kehilangan Adira sekarang ini. Entah kehilangan dalam artian apa.

Adira adalah sahabat yang sangat mengerti dirinya. Yang selalu membuat nyaman dirinya. Mungkin hanya sekedar itu. Sekedar rasa kehilangan sahabat. Pikir Elvan.

Tapi terasa ada yang mengganjal di hatinya. Elvan bingung sendiri dengan perasaannya.

"Apa Gue sebenarnya suka ya, sama Adira?" monolog Elvan pada diri sendiri.

Ingin sekedar menghubungi Adira lewat ponsel pun Elvan merasa tak pantas. Dia sudah sangat keterlaluan.

Tapi, pikiran itu segera Elvan enyahkan. Dia harus menghubungi Adira terlebih dahulu. Demi persahabatan. Ya, mungkin hanya sebatas Demi PERSAHABATAN.

Elvan:

Adira....

Setelah beberapa menit, belum ada jawaban. Elvan masih menatap layar ponselnya. Berharap akan segera ada balasan.

 

Sedangkan disisi lain, Adira sedang membaringkan tubuhnya di kasur.

Di telinganya sudah terpasang earphone yang sedang memutar lagu Berhenti Berharap yang di populerkan oleh Sheila on Seven.

Itu hanya lagu random di ponselnya yang kebetulan menggambarkan isi hatinya.

Waktu sudah menunjukkan pukul delapan lewat tiga puluh menit. Tiba-tiba ponselnya berbunyi.

Ting .

Elvan:

Adira....

Setelah membuka pesan tersebut, Adira tampak berpikir ingin membalas atau tidak. Setelah menimbang-nimbang,

Adira lebih memilih mengabaikan pesan itu dan lanjut mendengarkan lagu.

Tidak lama kemudian, ponselnya berbunyi lagi.

Ting.

Elvan:

Gue mau bicara sama Lo, bisa?

Gue tau Lo pasti marah.

Tapi gue bisa jelasin semua.

 

Adira hanya membacanya saja. Tidak berminat membalasnya.

Adira kembali menatap langit-langit kamarnya.

Perlahan, mata Adira mulai terasa sangat berat. Hingga beberapa menit kemudian akhirnya Adira tertidur.

Sedangkan di tempat lain, Elvan tampak sangat kecewa. Pesannya hanya di baca tanpa dibalas.

Dulu Adira tidak pernah seperti ini. Jika mengingat masa itu, entah mengapa Elvan sangat merasa kehilangan Adira.

 

Terpopuler

Comments

Nana

Nana

telattt luuu

2022-06-02

0

R⃟•Dinaa

R⃟•Dinaa

hmmm karena itu ulahmu elvan

2022-05-18

0

lihat semua
Episodes
1 1. Prolog
2 2. Pernyataan.
3 3. Tristan?
4 4. Bertemu lagi.
5 5. Berbaikan.
6 6. Cemburu.
7 7. First kiss.
8 8. Mengobati luka.
9 9. (bukan) makan malam romantis.
10 10. Lebih dekat.
11 11. Kinara dan Vian POV.
12 12. Menghindar.
13 13. Ada untukmu.
14 14. Ada untukmu 2
15 15. Mengikhlaskan.
16 16. Hasil ujian.
17 17. Kejutan untuk Adira
18 18. Masih kejutan untuk Adira.
19 19. Sudah ada rasa?
20 20. Kehidupan Elvan.
21 21. Minum kopi ala Azka.
22 22. Candle light dinner.
23 23. Pesta barbeque.
24 24. Besok kalian nikah!
25 25. Datangnya masalalu.
26 26. Terungkap.
27 27. Curhat.
28 Oh Adira!
29 Gara-gara telur gulung.
30 Kecelakaan.
31 Belum sadarkan diri.
32 Obsesi.
33 I love you more!
34 Lanjut atau terus?
35 Lamaran.
36 Masih lamaran.
37 LDR hari ke. 1
38 LDR hari ke.2
39 Selesainya masa LDR.
40 Memecahkan celengan.
41 Elvan berulah lagi.
42 Elvan berulah lagi 2.
43 Aku nggak mau jadi janda!
44 Sentuhan cinta.
45 Teman suka maupun duka.
46 Semangkok berdua.
47 Fakta baru.
48 Berdamai dengan keadaan.
49 Graduation.
50 Hadiah.
51 Persiapan.
52 Cuci mata.
53 Gadis nakal.
54 Kenrick sakit.
55 Direndahkan.
56 I'm okay!.
57 The Engagement.
58 Kejutan untuk Adira.
59 The wedding.
60 Lempar bunga
61 Resepsi.
62 62. Malam pertama.
63 63. Honeymoon
64 64. Quality time.
65 65. Jalan-jalan ala Tristan.
66 66. Memanjakan mata.
67 67. Kalah sebelum berperang.
68 68. Tak bosan-bosan.
69 69. Usaha Amanda.
70 70. Jadian?
71 71. Seorang istri.
72 72. Horror movie
73 73. Anggap saja rumah sendiri.
74 74. Undangan pernikahan.
75 75. Saling menguatkan.
76 76. Papa dan mama kedua.
77 77. Chocolate Croissants
78 78. Belanja bulanan.
79 79. Kegatelan.
80 80. Anak nggak tahu diri.
81 81. Tuduhan Tristan.
82 82. Menyesal.
83 83. Menyesal 2.
84 84. Mual muntah.
85 85. Tujuh hari tujuh malam.
86 86. Tumor otak.
87 87. Perjuangan.
88 88. Kejutan dari Vian & Kinara
89 89. Sindyana!
90 90. Kebohongan.
91 91. Undangan pernikahan
92 92. Menyesal
93 93. Perdamaian
94 94. Beautiful in white
95 95. Zain Adyatma Bagaskara
96 96. Wanita penggoda
97 97. Bukan cinta biasa
98 98. Terbongkar
99 99. Pencarian
100 100. Bangkit
101 101. Titik terang
102 102. Hidayah
103 103. Menjadi tenang.
104 104. Merindukanmu
105 105. Teman masa kecil
106 106. Ada fulus semua mulus
107 107. Usaha Tristan.
108 108. Sadar diri.
109 109. Saling merindukan
110 110. Jalan-jalan
111 111. Talak
112 112. Aku mau kita putus
113 113. Mediasi
114 114. Kabar buruk
115 115. Sholat berjamaah perdana
116 116. Pergi untuk selamanya.
117 117. Jodoh vs maut
118 118. Pergi lagi.
119 119. Sepemikiran
120 120. Hidup terus berlanjut
121 121. Kontraksi
122 122. Aarav Mahendra Wijaya
123 123. Tidak pilih kasih
124 124. Daddy!
125 125. Membujuk istri ala Tristan
126 126. Adira nakal
127 127. Posesif dan agresif
128 128. Tentang Echa
129 129. Elvan is coming
130 130. Mode emak-emak ON
131 131. Cemburu buta
132 132. Salah paham
133 133. Tak enteni randamu
134 134. wajah tenang echa
135 135. Amunisi
136 136. Salting
137 137. Bismillah cinta
138 138. Adek baru
139 139. Telat
140 140. Instagramable
141 141. Makanan khas
142 142. Oh kopi ...
143 143. Menutup aurat
144 144. Mingkem!
145 145. Berbelanja
146 146. All you can eat
147 147. Usia remaja
148 148. Ananta
149 149. Adira vs Tristan
150 150. Suara jangkrik
151 151. Happy ending.
Episodes

Updated 151 Episodes

1
1. Prolog
2
2. Pernyataan.
3
3. Tristan?
4
4. Bertemu lagi.
5
5. Berbaikan.
6
6. Cemburu.
7
7. First kiss.
8
8. Mengobati luka.
9
9. (bukan) makan malam romantis.
10
10. Lebih dekat.
11
11. Kinara dan Vian POV.
12
12. Menghindar.
13
13. Ada untukmu.
14
14. Ada untukmu 2
15
15. Mengikhlaskan.
16
16. Hasil ujian.
17
17. Kejutan untuk Adira
18
18. Masih kejutan untuk Adira.
19
19. Sudah ada rasa?
20
20. Kehidupan Elvan.
21
21. Minum kopi ala Azka.
22
22. Candle light dinner.
23
23. Pesta barbeque.
24
24. Besok kalian nikah!
25
25. Datangnya masalalu.
26
26. Terungkap.
27
27. Curhat.
28
Oh Adira!
29
Gara-gara telur gulung.
30
Kecelakaan.
31
Belum sadarkan diri.
32
Obsesi.
33
I love you more!
34
Lanjut atau terus?
35
Lamaran.
36
Masih lamaran.
37
LDR hari ke. 1
38
LDR hari ke.2
39
Selesainya masa LDR.
40
Memecahkan celengan.
41
Elvan berulah lagi.
42
Elvan berulah lagi 2.
43
Aku nggak mau jadi janda!
44
Sentuhan cinta.
45
Teman suka maupun duka.
46
Semangkok berdua.
47
Fakta baru.
48
Berdamai dengan keadaan.
49
Graduation.
50
Hadiah.
51
Persiapan.
52
Cuci mata.
53
Gadis nakal.
54
Kenrick sakit.
55
Direndahkan.
56
I'm okay!.
57
The Engagement.
58
Kejutan untuk Adira.
59
The wedding.
60
Lempar bunga
61
Resepsi.
62
62. Malam pertama.
63
63. Honeymoon
64
64. Quality time.
65
65. Jalan-jalan ala Tristan.
66
66. Memanjakan mata.
67
67. Kalah sebelum berperang.
68
68. Tak bosan-bosan.
69
69. Usaha Amanda.
70
70. Jadian?
71
71. Seorang istri.
72
72. Horror movie
73
73. Anggap saja rumah sendiri.
74
74. Undangan pernikahan.
75
75. Saling menguatkan.
76
76. Papa dan mama kedua.
77
77. Chocolate Croissants
78
78. Belanja bulanan.
79
79. Kegatelan.
80
80. Anak nggak tahu diri.
81
81. Tuduhan Tristan.
82
82. Menyesal.
83
83. Menyesal 2.
84
84. Mual muntah.
85
85. Tujuh hari tujuh malam.
86
86. Tumor otak.
87
87. Perjuangan.
88
88. Kejutan dari Vian & Kinara
89
89. Sindyana!
90
90. Kebohongan.
91
91. Undangan pernikahan
92
92. Menyesal
93
93. Perdamaian
94
94. Beautiful in white
95
95. Zain Adyatma Bagaskara
96
96. Wanita penggoda
97
97. Bukan cinta biasa
98
98. Terbongkar
99
99. Pencarian
100
100. Bangkit
101
101. Titik terang
102
102. Hidayah
103
103. Menjadi tenang.
104
104. Merindukanmu
105
105. Teman masa kecil
106
106. Ada fulus semua mulus
107
107. Usaha Tristan.
108
108. Sadar diri.
109
109. Saling merindukan
110
110. Jalan-jalan
111
111. Talak
112
112. Aku mau kita putus
113
113. Mediasi
114
114. Kabar buruk
115
115. Sholat berjamaah perdana
116
116. Pergi untuk selamanya.
117
117. Jodoh vs maut
118
118. Pergi lagi.
119
119. Sepemikiran
120
120. Hidup terus berlanjut
121
121. Kontraksi
122
122. Aarav Mahendra Wijaya
123
123. Tidak pilih kasih
124
124. Daddy!
125
125. Membujuk istri ala Tristan
126
126. Adira nakal
127
127. Posesif dan agresif
128
128. Tentang Echa
129
129. Elvan is coming
130
130. Mode emak-emak ON
131
131. Cemburu buta
132
132. Salah paham
133
133. Tak enteni randamu
134
134. wajah tenang echa
135
135. Amunisi
136
136. Salting
137
137. Bismillah cinta
138
138. Adek baru
139
139. Telat
140
140. Instagramable
141
141. Makanan khas
142
142. Oh kopi ...
143
143. Menutup aurat
144
144. Mingkem!
145
145. Berbelanja
146
146. All you can eat
147
147. Usia remaja
148
148. Ananta
149
149. Adira vs Tristan
150
150. Suara jangkrik
151
151. Happy ending.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!