4. Mimpi

Rion sudah keluar dari rumah sakit. Iyan pun sudah kembali kuliah dan bekerja seperti sedia kala. Pria berusia senja itu pun menatap setiap sudut kamarnya. Bibirnya tersenyum dengan sangat bahagia.

Dia meraih figura yang berada di atas nakas. Echa, Riana, Iyan serta dirinya. Tersenyum menghadap kamera.

"Kalian sudah dewasa sekarang."

Rion memandangi foto itu dengan duduk di pinggiran tempat tidur.

"Dek, kamu adalah anak yang luar biasa sekali," ucapnya. Jarinya mengusap lembut wajah Echa yang ada di dalam figura.

"Riana, Ayah bangga sekali. Kini, kamu seperti kakakmu." Lengkungan senyum terukir di wajahnya. Ada kebahagiaan tak terkira yang Rion rasakan.

"Iyan."

Suara Rion bergetar. Matanya nanar melihat gambar Iyan di dalam foto tersebut.

"Apakah Ayah bisa menemani kamu hingga pelaminan?"

Rion benar-benar takut jikalau nasib Iyan tetaplah malang sama seperti dia ketika kecil. Anak yang diacuhkan oleh ibu kandungnya.

"Apa Ayah masih sanggup membuka mata ketika kamu menjabat tangan penghulu?" Suara Rion terdengar sangat lemah. Dia menunduk sangat dalam. Air matanya pun menetes ke kaca figura.

"Ayah rasa, Ayah tidak bisa mengantarkan kamu menuju kebahagiaan kamu, Iyan." Pesimis, itulah Rion sekarang. Setiap malam dia selalu merasakan kesakitan yang tak tertahan. Namun, gak pernah dia utarakan. Cukup memendamnya sendirian.

Seharian itu Rion tidak keluar kamar. Dia tengah mempersiapkan kado untuk putra bungsunya. Secarik kertas yang di atasnya berisi tulisan bertinta hitam pun ikut dia masukkan ke dalam kotak.

"Bukalah ketika usiamu dua puluh satu tahun." Rion tersenyum sembari menatap kotak kecil nan cantik itu.

Ketika malam tiba, pintu kamar Rion terbuka. Rion yang tengah menyandarkan tubuhnya di kepala ranjang menatap ke arah pintu. Senyuman manis Iyan berikan kepada ayahnya.

"Baru pulang?" Iyan mengangguk.

"Ayah kenapa belum tidur?" tanyanya.

"Belum ngantuk."

Iyan menghampiri ayahnya dan memeluk tubuh ayahnya dengan sangat erat.

"Kenapa?" tanya Rion.

"Iyan ingin terus bersama Ayah." Rion tersenyum mendengarnya. Dia mengusap lembut rambut sang putra.

"Tidak ada yang kekal di dunia ini, Yan. Ada kelahiran pasti akan ada kematian." Iyan menggelengkan kepalanya.

"Jika, Iyan boleh menawar. Iyan akan meminta Tuhan mencabut nyawa Iyan terlebih dahulu karena Iyan gak sanggup ditinggalkan oleh Ayah."

Ucapan yang sangat tulus. Hati Rion menangis mendengarnya.

"Jadilah anak yang kuat, Yan. Kamu laki-laki satu-satunya dalam keluarga kita. Kamu harus bisa jadi pemimpin sekaligus pelindung untuk kedua kakak kamu. Beban anak laki-laki itu berat."

Rion mengurai pelukannya. Dia menatap serius manik mata putra tercinta. "Takdir seseorang sudah digariskan. Tidak bisa untuk ditawar. Juga tidak bisa untuk menghindar. Cukup menyiapkan bekal agar memperlancar menuju tempat keabadian. Menghadap Tuhan dan meninggalkan semua yang hanya merupakan titipan."

Mata Iyan berkaca-kaca mendengar ucapan ayahnya. Semakin hari ayahnya selalu membicarakan perihal kematian. Sungguh dia sangat takut.

"Ayah jangan pernah mendahului Tuhan, untuk sekarang jangan membicarakan kesedihan. Iyan hanya ingin memberikan kebahagiaan untuk Ayah. Mengukir kenangan yang banyak karena semakin hari waktu kita di dunia semakin berkurang. Iyan sayang Ayah."

Rion memeluk tubuh putranya. Terlalu sakit mendengar ucapan yang keluar dari mulut Iyan. Terdengar sangat pilu.

Ayah dan anak ini akhirnya tidur berdua. Semalaman ini Iyan tidak bisa terlelap. Matanya masih tertuju pada sosok sang ayah yang menjadi pelindung baginya.

"Jika Ayah pergi, Iyan akan seperti apa? Apa Iyan sanggup menerima kenyataan yang ada? Apa Iyan sanggup hidup tanpa Ayah? Ke mana lagi Iyan harus mengadu?"

Air mata menetes begitu saja membasahi wajah Iyan. Sudah dua hari ini hanya rasa takut yang bersarang di hatinya.

"Jika, Ayah memang harus pergi. Iyan mohon ... biarkan Iyan melihat bagaimana Ayah menutup mata. Iyan ingin mendampingi Ayah. Iyan ingin berada di sisi Ayah."

Iyan tidak sanggup menahan gejolak rasa yang ada di dada. Dia memilih untuk keluar dari kamar ayahnya dan menumpahkan semua tangisnya di kamar miliknya.

"Iyan belum siap kehilangan Ayah."

Rasa takut semakin menyelimuti diri Iyan. Apalagi dia bermimpi bertemu dengan ibundanya. Beliau melambaikan tangan dengan tersenyum. Namun, di sampingnya ada seseorang yang ikut pergi bersamanya.

"Biarkan Iyan saja yang menua. Ayah jangan sampai menua dan menutup mata." Iyan mulai menjadi manusia yang egois. Hingga usapan lembut dirasakan oleh Iyan.

Wanita berbaju putih panjang yang sudah tidak pernah datang kini hadir lagi. Tangan halusnya menggantikan sentuhan lembut ibu kandungnya.

"Jangan menangis, Yan."

"Iyan takut, Ibu. Takut.

Semua teman-teman Iyan hanya dapat menatap Iyan dari jauh. Mereka tidak bisa berbuat apa-apa. Mereka juga ikut sedih karena ini kali kedua mereka melihat Iyan serapuh ini.

"Jangan jadikan mimpimu itu sebagai pertanda. Ada kalanya mimpi itu hanya bunga tidur." Ibu adalah teman Iyan yang sangat mengerti Iyan. Dia akan hadir ketika Iyan merasa sedang tidak baik-baik saja.

"Kamu punya Tuhan. Berdoalah, meminta kepada Tuhanmu supaya ayahmu panjang umur dan sehat selalu. Hanya kepada Tuhan harusnya kamu berserah juga meminta. Tuhan sangat tahu kondisi kamu. Maka dari itu, mengadulah kepada-Nya."

Seminggu sudah berlalu, Iyan merasa ayahnya semakin sehat dan tak hentinya dia mengucapkan syukur kepada sang pencipta.

"Yan, ulang tahun kamu sepuluh hari lagi, ya." Ayahnya membuka suara ketika mereka semua menikmati sarapan.

"Gak tahu, Yah. Iyan gak tahu tanggal, yang Iyan tahu cuma tanggal satu."

Radit berdecak kesal. "Waktunya gajian mah apal." Iyan pun tertawa.

"Ayah sudah siapkan kado untuk kamu," ucap Rion lagi.

"Gak usah repot-repot, Yah. Iyan bukan anak kecil lagi. Hadiah terindah untuk Iyan adalah kesehatan Ayah." Iyan menatap ayahnya dengan sorot penuh cinta.

Rion pun tersenyum, hatinya mencelos pedih. Sanggupkah dia meninggalkan putra bungsunya?

"Gak ada kata repot untuk anak Ayah," balas Rion. "Tepat di usia dua puluh satu kamu baru boleh buka kadonya." Iyan pun mengangguk. "Hadiahnya ambil di nakas samping tempat tidur Ayah."

"Kenapa gak dibuka sekarang aja, Yah?" tanya Echa.

"Belum waktunya," sahut Rion. Echa pun hanya tertawa.

Sebelum berangkat ke kampus, Iyan mencium tangan pria yang sangat dia sayangi di dunia ini.

"Ada masalah apa kamu sama Beeya?" sergah Rion. Dahi Iyan mengkerut. Kenapa ayahnya menanyakan hal seperti ini?

"Gak ada apa-apa, Yah. Iyan baik-baik aja sama Kak Bee."

Rion menatap lekat manik mata Iyan dan berkata, "Kamu tengah menjaga jarak, sama halnya dengan Beeya. Apa kalian bertengkar?" Iyan menggeleng.

Rion menghela napas berat. pandangannya lurus ke depan. "Ayah kangen anak itu. Ayah rindu Beeya. Ayah ingin bertemu dengan dia." Kini Rion menoleh ke arah Aska. "Apa bisa kamu bawa Beeya bertemu dengan Ayah sebelum hari ulang tahun kamu?"

...****************...

Nulisnya sampai dada sesak. Jangan lupa komen ya.

Terpopuler

Comments

Anna Mutia Feranita

Anna Mutia Feranita

yg nulis aja sesak, apalagi yg baca, mewek bombay lah kaka.... 🥲

2023-05-03

0

🍇🍇selllaa🍇🍇

🍇🍇selllaa🍇🍇

air mata g surut2 baca part ini dada jadi sesek😭😭😭😭

2022-04-18

1

Wiendhiet

Wiendhiet

Yang Baca, Mata'y Pada Berembun.....

2022-03-16

1

lihat semua
Episodes
1 1. Harus Memilih
2 2. Menjaga Jarak
3 3. Takut
4 4. Mimpi
5 5. Jaga Iyan
6 6. Makna Dari Ucapan
7 7. Belum Siap
8 8. Seperti Mimpi
9 9. Mengambil Keputusan
10 10. Mengejar Maaf
11 11. Kangen
12 12. Mulai Ceria
13 13. Menjauhi
14 14. Terasa Kaku
15 15. Tunangan
16 16. Kandas
17 17. Biji Jagung
18 18. Fitnah
19 19. Suara Setan
20 20. Untuk Ayah
21 21. Suka Dalam Duka
22 22. Buka Kado
23 23. Bali
24 24. Aku Di Sini
25 25. Senyum Yang Sedikit Kembali
26 26. Hal Sederhana
27 27. Takut
28 28. Suara Pot Jatuh
29 29. Sarapan Nikmat
30 30. Kantor Polisi
31 31. Secret
32 32. Bisa Tanpa Aku
33 33. Maafkan Iyan
34 34. Persidangan
35 35. Amarah Dan Emosi
36 36. Sidang
37 37. Kesaksian
38 38. Kesaksian Palsu
39 39. Ungkapan
40 40. Maafkan Aku
41 41. Di Depan Cahaya Senja
42 42. Tak Rela
43 Pengumuman (Visual)
44 43. Kerugian
45 44. Licik
46 45. Merahasiakan
47 46. Menjebak Tikus
48 47. Makan Malam
49 48. Drama
50 49. Tikus Betina
51 50. Manis
52 51. Pundi-pundi
53 52. Melamar
54 53. Mahar
55 54. Interogasi
56 55. Kanebo Kering
57 56. Berobat Lagi
58 57. Hadir Kembali
59 58. Kesedihan dan Keceriaan
60 59. Terkontaminasi
61 60. Jahat
62 61. Ketakutan
63 62. Keraguan dan Kemurkaan
64 63. Nasihat
65 64. Lebah Mungil
66 65. Kedua Kali
67 66. Lambe
68 67.
69 68. Pilih Siapa?
70 69. Si Kerdil
71 70. Keponakan
72 71. Mau Gak?
73 72. Promise
74 73. Tak Terbatas
75 74. Tidak Terhasut
76 75. Hanya Kamu
77 76. Perpisahan Sementara
78 77. Wanita Penggoda
79 78. Tak Akan Meninggalkanmu
80 79. Sakit
81 80. Asin
82 81. Obat Mujarab
83 82. Kekhawtiran
84 83. Sosok Yang Dirindukan
85 84. Ketakutan
86 85. I'tikad
87 86. Ombak
88 87. Kakak-Adik
89 Maaf
90 88. Beda Usia
91 89. Masih Butuh
92 90. Ibu
93 91. Ghea
94 91. Maafkan Ayah
95 93. Seafood
96 94. Curiga
97 95. Foto
98 96. Aneh
99 97. Restui
100 98. Cekalan
101 99. Datangkan Ayahku
102 100. Kangen (Ayah)
103 101. Syarat
104 102. Celana Pendek
105 103. Mall
106 104. Najis Mughaladzah
107 105. Toko Baju
108 106. Bha-Gonk
109 107. Dua Kepribadian
110 108. 1001 Pria
111 Pengumuman
112 109. Restu Sang Kakak
113 110. Bertemu Kakak
114 111. Ke Kafe
115 112. Kacau
116 113. Telinga Merah
117 214. Restu (Semuanya)
118 115. Harus Kembali
119 116. Alarm dan Operator
120 117. Lebah Rese
121 118. Kata Bijak
122 119. Mantan Tersabar
123 120. Masa Depan vs Masa Lalu
124 121. Sibuk
125 122. Tak Ingin Menggantikan
126 126. Bahagia
127 Pengumuman
128 127. Ujian Menjelang Pernikahan
129 128. Digondol Pelakor
130 129. Aku Takut
131 130. Rujak
132 131. Belum Usai
133 132. Masa Lalu vs Masa Depan
134 Karya Baru
135 133. Bagus Dan Mulus
136 134. Unboxing
137 135. Hotel
138 136. Cicilan
139 137. Senyum Manis
140 138. Makan Siang
141 138. Syarat Mutlak
142 140. Normal
143 141. Mobil Goyang
144 142. Pasangan Panas
145 144. It's You
146 144. Virus Bucin
147 145. Pusing 7 Keliling
148 146. (Masih) Belum Ikhlas
149 147. Kenalan (Teman-Teman Iyan)
150 148. Pengiring Pengantin
151 149. Nyinyir
152 150. Tidak Terima
153 151. Tutorial
154 152. Ayo Kita Coba!
155 153. Membeli Sesuatu
156 154. Singapura
157 155. Capek
158 156. Mengecek
159 157. Tak Adil
160 158. Brandal Kesayangan
161 159. Menutupi
162 160. Turunan (Rion Juanda)
163 161. Mandi
164 162. Bodyguard Cucu Kakek Addhitama
165 162. Temu Rindu
166 163. Semuanya Datang
167 163. Menuju Hotel
168 164. Hotel
169 165. Perjanjian
170 166. Ibu (Datang)
171 167. Adat Sunda
172 168. Menghadiri
173 169. Akhirnya ....
174 170. Bahagia
175 171. Brandal dan Bocah Galak
176 172. Kisah Mereka
177 173. Keharuan dan Kebahagiaan
178 174 Groomsmen
179 175. Bridesmaid
180 176. Terpana
181 177. Resepsi
182 178. Resepsi (part 2)
183 179. Lift
184 179. Kamar Pengantin
185 180. Kegelian
186 181. Obrolan (Sarapan)
187 183. Bapak Moyang
188 184. Pamitan
189 185. Doraemon
190 186. Suara Bel
191 187. Belum (Belah Duren)
192 188. Buka Kado
193 Pengumuman
194 189. Will Miss You
195 190. Tamu Sudah Pergi
196 Karya Baru Telah Terbit
197 192. Sa-kit!!
198 193. Un-boksing
199 194. Jogja
200 195. Alasan Kuat
201 GARIS 2 SUDAH TERBIT
202 196. Menunda
203 197. Merasa Bersalah
204 198. Pil KB
205 199. Ma-Niak
206 200. Rumah Mertua
207 201. Menitipkan Kebahagiaan
208 202. Jangan-jangan ....
209 203. Jangan!!
210 204. Pusing
211 205. Keanehan (Beeya)
212 206. Mimpi (Ayah)
213 i
214 k
215 a
216 ,
217 k
218 .
219 m
220 .
221 .
222 .
Episodes

Updated 222 Episodes

1
1. Harus Memilih
2
2. Menjaga Jarak
3
3. Takut
4
4. Mimpi
5
5. Jaga Iyan
6
6. Makna Dari Ucapan
7
7. Belum Siap
8
8. Seperti Mimpi
9
9. Mengambil Keputusan
10
10. Mengejar Maaf
11
11. Kangen
12
12. Mulai Ceria
13
13. Menjauhi
14
14. Terasa Kaku
15
15. Tunangan
16
16. Kandas
17
17. Biji Jagung
18
18. Fitnah
19
19. Suara Setan
20
20. Untuk Ayah
21
21. Suka Dalam Duka
22
22. Buka Kado
23
23. Bali
24
24. Aku Di Sini
25
25. Senyum Yang Sedikit Kembali
26
26. Hal Sederhana
27
27. Takut
28
28. Suara Pot Jatuh
29
29. Sarapan Nikmat
30
30. Kantor Polisi
31
31. Secret
32
32. Bisa Tanpa Aku
33
33. Maafkan Iyan
34
34. Persidangan
35
35. Amarah Dan Emosi
36
36. Sidang
37
37. Kesaksian
38
38. Kesaksian Palsu
39
39. Ungkapan
40
40. Maafkan Aku
41
41. Di Depan Cahaya Senja
42
42. Tak Rela
43
Pengumuman (Visual)
44
43. Kerugian
45
44. Licik
46
45. Merahasiakan
47
46. Menjebak Tikus
48
47. Makan Malam
49
48. Drama
50
49. Tikus Betina
51
50. Manis
52
51. Pundi-pundi
53
52. Melamar
54
53. Mahar
55
54. Interogasi
56
55. Kanebo Kering
57
56. Berobat Lagi
58
57. Hadir Kembali
59
58. Kesedihan dan Keceriaan
60
59. Terkontaminasi
61
60. Jahat
62
61. Ketakutan
63
62. Keraguan dan Kemurkaan
64
63. Nasihat
65
64. Lebah Mungil
66
65. Kedua Kali
67
66. Lambe
68
67.
69
68. Pilih Siapa?
70
69. Si Kerdil
71
70. Keponakan
72
71. Mau Gak?
73
72. Promise
74
73. Tak Terbatas
75
74. Tidak Terhasut
76
75. Hanya Kamu
77
76. Perpisahan Sementara
78
77. Wanita Penggoda
79
78. Tak Akan Meninggalkanmu
80
79. Sakit
81
80. Asin
82
81. Obat Mujarab
83
82. Kekhawtiran
84
83. Sosok Yang Dirindukan
85
84. Ketakutan
86
85. I'tikad
87
86. Ombak
88
87. Kakak-Adik
89
Maaf
90
88. Beda Usia
91
89. Masih Butuh
92
90. Ibu
93
91. Ghea
94
91. Maafkan Ayah
95
93. Seafood
96
94. Curiga
97
95. Foto
98
96. Aneh
99
97. Restui
100
98. Cekalan
101
99. Datangkan Ayahku
102
100. Kangen (Ayah)
103
101. Syarat
104
102. Celana Pendek
105
103. Mall
106
104. Najis Mughaladzah
107
105. Toko Baju
108
106. Bha-Gonk
109
107. Dua Kepribadian
110
108. 1001 Pria
111
Pengumuman
112
109. Restu Sang Kakak
113
110. Bertemu Kakak
114
111. Ke Kafe
115
112. Kacau
116
113. Telinga Merah
117
214. Restu (Semuanya)
118
115. Harus Kembali
119
116. Alarm dan Operator
120
117. Lebah Rese
121
118. Kata Bijak
122
119. Mantan Tersabar
123
120. Masa Depan vs Masa Lalu
124
121. Sibuk
125
122. Tak Ingin Menggantikan
126
126. Bahagia
127
Pengumuman
128
127. Ujian Menjelang Pernikahan
129
128. Digondol Pelakor
130
129. Aku Takut
131
130. Rujak
132
131. Belum Usai
133
132. Masa Lalu vs Masa Depan
134
Karya Baru
135
133. Bagus Dan Mulus
136
134. Unboxing
137
135. Hotel
138
136. Cicilan
139
137. Senyum Manis
140
138. Makan Siang
141
138. Syarat Mutlak
142
140. Normal
143
141. Mobil Goyang
144
142. Pasangan Panas
145
144. It's You
146
144. Virus Bucin
147
145. Pusing 7 Keliling
148
146. (Masih) Belum Ikhlas
149
147. Kenalan (Teman-Teman Iyan)
150
148. Pengiring Pengantin
151
149. Nyinyir
152
150. Tidak Terima
153
151. Tutorial
154
152. Ayo Kita Coba!
155
153. Membeli Sesuatu
156
154. Singapura
157
155. Capek
158
156. Mengecek
159
157. Tak Adil
160
158. Brandal Kesayangan
161
159. Menutupi
162
160. Turunan (Rion Juanda)
163
161. Mandi
164
162. Bodyguard Cucu Kakek Addhitama
165
162. Temu Rindu
166
163. Semuanya Datang
167
163. Menuju Hotel
168
164. Hotel
169
165. Perjanjian
170
166. Ibu (Datang)
171
167. Adat Sunda
172
168. Menghadiri
173
169. Akhirnya ....
174
170. Bahagia
175
171. Brandal dan Bocah Galak
176
172. Kisah Mereka
177
173. Keharuan dan Kebahagiaan
178
174 Groomsmen
179
175. Bridesmaid
180
176. Terpana
181
177. Resepsi
182
178. Resepsi (part 2)
183
179. Lift
184
179. Kamar Pengantin
185
180. Kegelian
186
181. Obrolan (Sarapan)
187
183. Bapak Moyang
188
184. Pamitan
189
185. Doraemon
190
186. Suara Bel
191
187. Belum (Belah Duren)
192
188. Buka Kado
193
Pengumuman
194
189. Will Miss You
195
190. Tamu Sudah Pergi
196
Karya Baru Telah Terbit
197
192. Sa-kit!!
198
193. Un-boksing
199
194. Jogja
200
195. Alasan Kuat
201
GARIS 2 SUDAH TERBIT
202
196. Menunda
203
197. Merasa Bersalah
204
198. Pil KB
205
199. Ma-Niak
206
200. Rumah Mertua
207
201. Menitipkan Kebahagiaan
208
202. Jangan-jangan ....
209
203. Jangan!!
210
204. Pusing
211
205. Keanehan (Beeya)
212
206. Mimpi (Ayah)
213
i
214
k
215
a
216
,
217
k
218
.
219
m
220
.
221
.
222
.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!