Jodoh Dari Ayah

Jodoh Dari Ayah

1. Harus Memilih

Rian Dwi Putra tumbuh menjadi anak yang sangat tampan juga tinggi. Di usianya yang baru dua puluh tahun sudah mau membantu sang kakak mengelola toko roti yang sangat besar milik ayah mereka.

"Ayah, bulan ini Ayah mau apa?" tanyanya kepada sang ayah yang tengah duduk sambil membaca berita online.

"Gak ada yang Ayah inginkan," jawabnya seraya tersenyum.

Wajah Iyan terlihat sendu mendengar jawaban dari ayahnya itu. Rion tersenyum dan mengusap lembut pundak sang putra bungsu.

"Bulan ini adalah bulan kelahiran kamu. Bukannya kamu yang memberi hadiah kepada Ayah, melainkan Ayah yang harus memberi hadiah kepada kamu."

Iyan tersenyum, dia menatap wajah senja sang ayah. Namun, dia tidak pernah mengeluh apapun kepada anak-anaknya. Seakan dia memendamnya sendirian.

"Iyan tidak meminta hadiah apapun, Yah. Iyan hanya minta Ayah sehat selalu dan panjang umur. Temani Iyan hingga Iyan menemukan pendamping hidup."

Rion membelai rambut sang putra. Jika, membahas perihal umur dia akan lebih pesimis. Dia takut, Tuhan memanggilnya sebelum Iyan menemukan pendamping. Namun, dia juga tidak bisa mengubah takdir yang sudah Tuhan tuliskan.

.

"Hai, Mas tampan."

Iyan yang tengah menyiapkan minuman untuk pelanggan hanya tersenyum. Dia tahu suara siapa itu. Iyan masih fokus dengan pesanan para customer. Toko roti itu bekerja sama dengan kafe milik sang kakak ipar. Iyan dipercaya sebagai barista di sana juga manager kafe.

"Dih, masa akunya dianggurin." Wanita yang berponi itu bersungut ria karena sudah setengah jam berlalu dia menunggu Iyan, tetapi yang ditunggu malah sibuk dengan pekerjaannya.

"Kasihan deh yang gak diapelin," ejek Iyan dengan tangan yang cekatan tengah membuat minuman.

Perempuan itu memasang wajah jeleknya dan membuat Iyan tergelak. Ketika sudah selesai, dia menghampiri perempuan itu di meja dapur kafe.

"Kenapa sih?" Iyan mengusap lembut rambut poni itu. Bukannya menjawab, perempuan itu malah bergelayut manja di lengan Iyan. Para pekerja di sana sudah tahu siapa perempuan itu. Perempuan yang sesuka hatinya masuk ke dapur kafe juga bermesraan dengan adik dari pemilik kafe tersebut.

"Mau cokelat panas gak?" tawar Iyan. Perempuan itu menggeleng.

"Aku ingin keluar."

Iyan melihat ke arah jam tangannya. Baru jam delapan malam, tetapi dia tidak bisa meninggalkan kafe begitu saja.

"Jam sebelas baru tutup."

"Iyan!" pekiknya. Iyan selalu mengajak perempuan itu bercanda karena dia tidak akan pernah tega melihat perempuan yang dia sayangi bersedih.

Waktu terus berputar dan perempuan itu dengan setia menunggu Iyan. Bermain ponsel sendirian di meja dapur.

"Ke atas aja, di sini mah bau asap," ujar Iyan.

"Enggak ah!"

Iyan hanya tersenyum dan menggelengkan kepala. Jam sebelas malam kafe itu baru tutup. Namun, Iyan baru bisa pulang jam setengah dua belas dan perempuan itu masih setia menunggu Iyan.

"Udah beres semua?" tanya si perempuan.

"Udah." Perempuan itu menggandeng tangan Iyan dan langkah mereka terhenti di motor matic milik Iyan.

"Kebiasaan 'kan gak pake jaket," omel Iyan.

"Dih, pan akunya baru pulang gawe. Berangkat kerja aku gak naik motor," balasnya.

Iyan hanya menggelengkan kepala. Dilihatnya penampilan perempuan itu dari atas sampai bawah. Helaan napas kasar yang keluar dari mulutnya.

"Itu rok kurang bahan?" sergah Iyan.

"Dih, apaan? Orang ini rok yang biasa aku pakai."

"Ini kalo naik motor, roknya semakin menyingkap ke atas. Paham?" Iyan sedikit menekan ucapannya.

Perempuan itu berdecak kesal dan menatap tajam ke arah Iyan. "Bawel ih!"

Kini, Iyan berbalik menatap tajam perempuan tersebut dengan tangan yang dia lipat di depan dada. "Aku itu ngasih tahu dalam hal kebaikan. Itu aurat, aurat itu gak boleh dipertontonkan."

"Iya, iya." Perempuan itu menjawab dengan nada yang sangat malas. "Udah atuh, kita jalan. Aku lapar."

Helaan napas kasar keluar dari mulut Iyan untuk kesekian kalinya. Iyan menyerahkan jaketnya. Ketika hendak dipakai oleh perempuan itu Iyan melarangnya. Sontak perempuan itu mengernyitkan dahi.

"Itu buat nutupin aurat kamu!" Perempuan itu pun tercengang mendengar ucapan dari Iyan.

Tangan putih bersih memeluk perut Iyan dari belakang. Diapun meletakkan kepalanya di punggung laki-laki yang selalu memperlakukannya dengan sangat baik. Walaupun terkadang sangat menyebalkan.

Mereka tiba di angkringan tempat langganan mereka. Iyan memesan apa yang diinginkannya dan juga perempuan yang tengah serius menatap layar ponselnya. Iyan duduk di samping perempuan itu seraya menghela napas kasar.

"Kebiasaan!"

Omelan Iyan membuat perempuan itu menoleh. Tatapan tajam yang dia berikan .

"Kalau ada masalah omongin, bukan malah ngehindar." Begitulah nasihat yang Iyan berikan.

Bukannya menjawab, mata si perempuan itu malah berkaca-kaca. Iyan segera memeluk tubuhnya dengan sangat erat.

"Gak bosen apa nangis mulu," omel Iyan lagi.

Sebuah pilihan, itulah yang tengah dituntut seseorang kepada si perempuan itu. Dia marah, dia kecewa. Kenapa harus memilih? Kenapa tidak bisa menerima keadaannya yang seperti ini?

Makanan mereka telah datang. Iyan mengambil tisu dan menghapus air mata perempuan tersebut. Senyuman manis Iyan mampu membuat hatinya tenang. Iyan mampu membuatnya melupakan apa yang tengah dia hadapi.

Iyan melihat ke arah jam tangan. Sudah jam dua belas lewat. "Pulang, yuk!" Perempuan itu menggeleng. Dia semakin erat memeluk lengan Iyan.

"Papah kamu udah chat aku ini. Gak baik loh anak perempuan pulang kerja bukan langsung pulang ke rumah malah mampir-mampir dulu."

Perempuan itu mendongak menatap wajah Iyan. Anak indigo itu ternyata sudah besar sekarang. Menjelma menjadi pemuda tampan dan juga hangat.

"Kenapa?" tanya Iyan heran.

"Ganteng."

Iyan pun tertawa mendengar jawaban dari perempuan itu. Dia mengusap lembut rambut si perempuan tersebut.

"Pulang, ya." Ucapan lembut Iyan mampu membuat perempuan itu mengangguk pelan

Iyan sudah mengeluarkan dompet, tetapi dicegah oleh si perempuan. "Ini tanggal tua, pasti kamu belum gajian." Iyan tertawa dibuatnya dan perempuan itu mengambil uang di dalam tas untuk membayar semua yang mereka pesan.

"Makasih."

Perempuan itu mengerutkan dahi. Dia tidak mengerti kenapa anak yang menyebalkan ini semakin hari semakin sopan.

"Aku yang ngajak berarti aku yang bayarin."

"Sering-sering aja ngajaknya biar aku dapat makan gratis terus." Candaan Iyan mampu membuat si perempuan itu tertawa lebar. Nyaman, itulah yang dia rasakan.

Dahi Iyan mengkerut ketika melihat ada mobil yang berada di depan pagar rumah perempuan yang tengah berboncengan dengannya. Ketika motornya berhenti untuk menunggu dibukakan pintu pagar, seseorang yang dia kenal mendekat. Menarik paksa tangan perempuan yang tengah bersamanya.

"Lepas!"

Iyan mematikan mesin motor dan dia segera melerai kedua anak manusia itu.

"Gak usah kasar Bang!" bentak Iyan.

"Jangan ikut campur! Ini urusan gua sama cewek gua!" balasnya.

"Lepas. Fa. Sakit!" Tangan perempuan itu masih dicekal dengan cukup keras membuat Iyan geram dibuatnya. Dia mendorong tubuh laki-laki itu dengan cukup kasar.

"Gak usah kasar sama cewek!" Urat-urat kemarahan sudah muncul di wajahnya.

"Sebenarnya ada hubungan apa lu sama cewek gua?" desak laki-laki itu. Dahi Iyan mengkerut mendengarnya.

"Hubungan? Abang sendiri tau gimana hubungan aku sama Kak Bee. Kenapa harus dipertanyakan lagi?" Iyan benar-benar bingung dibuatnya. Hanya decihan kesal yang keluar dari mulut Raffa, nama laki-laki itu Raffa.

"Bee, sekarang kamu pilih ... aku apa dia?" tekan Raffa seraya menunjuk ke arah Iyan.

...****************...

Test pasar dulu, ya. Kalo suka lanjut gak suka aku out.😁

Jangan lupa tekan ikon ❤️ biar gak ketinggalan update-annya. Jangan lupa komen ya, biar semakin semangat nulisnya.

Terpopuler

Comments

Ima Ashahri

Ima Ashahri

lanjuutt baca thor

2023-05-17

0

maulana ya_manna

maulana ya_manna

mampir thor

2022-06-20

1

Velza

Velza

aku mampir kak😁😁

2022-06-05

1

lihat semua
Episodes
1 1. Harus Memilih
2 2. Menjaga Jarak
3 3. Takut
4 4. Mimpi
5 5. Jaga Iyan
6 6. Makna Dari Ucapan
7 7. Belum Siap
8 8. Seperti Mimpi
9 9. Mengambil Keputusan
10 10. Mengejar Maaf
11 11. Kangen
12 12. Mulai Ceria
13 13. Menjauhi
14 14. Terasa Kaku
15 15. Tunangan
16 16. Kandas
17 17. Biji Jagung
18 18. Fitnah
19 19. Suara Setan
20 20. Untuk Ayah
21 21. Suka Dalam Duka
22 22. Buka Kado
23 23. Bali
24 24. Aku Di Sini
25 25. Senyum Yang Sedikit Kembali
26 26. Hal Sederhana
27 27. Takut
28 28. Suara Pot Jatuh
29 29. Sarapan Nikmat
30 30. Kantor Polisi
31 31. Secret
32 32. Bisa Tanpa Aku
33 33. Maafkan Iyan
34 34. Persidangan
35 35. Amarah Dan Emosi
36 36. Sidang
37 37. Kesaksian
38 38. Kesaksian Palsu
39 39. Ungkapan
40 40. Maafkan Aku
41 41. Di Depan Cahaya Senja
42 42. Tak Rela
43 Pengumuman (Visual)
44 43. Kerugian
45 44. Licik
46 45. Merahasiakan
47 46. Menjebak Tikus
48 47. Makan Malam
49 48. Drama
50 49. Tikus Betina
51 50. Manis
52 51. Pundi-pundi
53 52. Melamar
54 53. Mahar
55 54. Interogasi
56 55. Kanebo Kering
57 56. Berobat Lagi
58 57. Hadir Kembali
59 58. Kesedihan dan Keceriaan
60 59. Terkontaminasi
61 60. Jahat
62 61. Ketakutan
63 62. Keraguan dan Kemurkaan
64 63. Nasihat
65 64. Lebah Mungil
66 65. Kedua Kali
67 66. Lambe
68 67.
69 68. Pilih Siapa?
70 69. Si Kerdil
71 70. Keponakan
72 71. Mau Gak?
73 72. Promise
74 73. Tak Terbatas
75 74. Tidak Terhasut
76 75. Hanya Kamu
77 76. Perpisahan Sementara
78 77. Wanita Penggoda
79 78. Tak Akan Meninggalkanmu
80 79. Sakit
81 80. Asin
82 81. Obat Mujarab
83 82. Kekhawtiran
84 83. Sosok Yang Dirindukan
85 84. Ketakutan
86 85. I'tikad
87 86. Ombak
88 87. Kakak-Adik
89 Maaf
90 88. Beda Usia
91 89. Masih Butuh
92 90. Ibu
93 91. Ghea
94 91. Maafkan Ayah
95 93. Seafood
96 94. Curiga
97 95. Foto
98 96. Aneh
99 97. Restui
100 98. Cekalan
101 99. Datangkan Ayahku
102 100. Kangen (Ayah)
103 101. Syarat
104 102. Celana Pendek
105 103. Mall
106 104. Najis Mughaladzah
107 105. Toko Baju
108 106. Bha-Gonk
109 107. Dua Kepribadian
110 108. 1001 Pria
111 Pengumuman
112 109. Restu Sang Kakak
113 110. Bertemu Kakak
114 111. Ke Kafe
115 112. Kacau
116 113. Telinga Merah
117 214. Restu (Semuanya)
118 115. Harus Kembali
119 116. Alarm dan Operator
120 117. Lebah Rese
121 118. Kata Bijak
122 119. Mantan Tersabar
123 120. Masa Depan vs Masa Lalu
124 121. Sibuk
125 122. Tak Ingin Menggantikan
126 126. Bahagia
127 Pengumuman
128 127. Ujian Menjelang Pernikahan
129 128. Digondol Pelakor
130 129. Aku Takut
131 130. Rujak
132 131. Belum Usai
133 132. Masa Lalu vs Masa Depan
134 Karya Baru
135 133. Bagus Dan Mulus
136 134. Unboxing
137 135. Hotel
138 136. Cicilan
139 137. Senyum Manis
140 138. Makan Siang
141 138. Syarat Mutlak
142 140. Normal
143 141. Mobil Goyang
144 142. Pasangan Panas
145 144. It's You
146 144. Virus Bucin
147 145. Pusing 7 Keliling
148 146. (Masih) Belum Ikhlas
149 147. Kenalan (Teman-Teman Iyan)
150 148. Pengiring Pengantin
151 149. Nyinyir
152 150. Tidak Terima
153 151. Tutorial
154 152. Ayo Kita Coba!
155 153. Membeli Sesuatu
156 154. Singapura
157 155. Capek
158 156. Mengecek
159 157. Tak Adil
160 158. Brandal Kesayangan
161 159. Menutupi
162 160. Turunan (Rion Juanda)
163 161. Mandi
164 162. Bodyguard Cucu Kakek Addhitama
165 162. Temu Rindu
166 163. Semuanya Datang
167 163. Menuju Hotel
168 164. Hotel
169 165. Perjanjian
170 166. Ibu (Datang)
171 167. Adat Sunda
172 168. Menghadiri
173 169. Akhirnya ....
174 170. Bahagia
175 171. Brandal dan Bocah Galak
176 172. Kisah Mereka
177 173. Keharuan dan Kebahagiaan
178 174 Groomsmen
179 175. Bridesmaid
180 176. Terpana
181 177. Resepsi
182 178. Resepsi (part 2)
183 179. Lift
184 179. Kamar Pengantin
185 180. Kegelian
186 181. Obrolan (Sarapan)
187 183. Bapak Moyang
188 184. Pamitan
189 185. Doraemon
190 186. Suara Bel
191 187. Belum (Belah Duren)
192 188. Buka Kado
193 Pengumuman
194 189. Will Miss You
195 190. Tamu Sudah Pergi
196 Karya Baru Telah Terbit
197 192. Sa-kit!!
198 193. Un-boksing
199 194. Jogja
200 195. Alasan Kuat
201 GARIS 2 SUDAH TERBIT
202 196. Menunda
203 197. Merasa Bersalah
204 198. Pil KB
205 199. Ma-Niak
206 200. Rumah Mertua
207 201. Menitipkan Kebahagiaan
208 202. Jangan-jangan ....
209 203. Jangan!!
210 204. Pusing
211 205. Keanehan (Beeya)
212 206. Mimpi (Ayah)
213 i
214 k
215 a
216 ,
217 k
218 .
219 m
220 .
221 .
222 .
Episodes

Updated 222 Episodes

1
1. Harus Memilih
2
2. Menjaga Jarak
3
3. Takut
4
4. Mimpi
5
5. Jaga Iyan
6
6. Makna Dari Ucapan
7
7. Belum Siap
8
8. Seperti Mimpi
9
9. Mengambil Keputusan
10
10. Mengejar Maaf
11
11. Kangen
12
12. Mulai Ceria
13
13. Menjauhi
14
14. Terasa Kaku
15
15. Tunangan
16
16. Kandas
17
17. Biji Jagung
18
18. Fitnah
19
19. Suara Setan
20
20. Untuk Ayah
21
21. Suka Dalam Duka
22
22. Buka Kado
23
23. Bali
24
24. Aku Di Sini
25
25. Senyum Yang Sedikit Kembali
26
26. Hal Sederhana
27
27. Takut
28
28. Suara Pot Jatuh
29
29. Sarapan Nikmat
30
30. Kantor Polisi
31
31. Secret
32
32. Bisa Tanpa Aku
33
33. Maafkan Iyan
34
34. Persidangan
35
35. Amarah Dan Emosi
36
36. Sidang
37
37. Kesaksian
38
38. Kesaksian Palsu
39
39. Ungkapan
40
40. Maafkan Aku
41
41. Di Depan Cahaya Senja
42
42. Tak Rela
43
Pengumuman (Visual)
44
43. Kerugian
45
44. Licik
46
45. Merahasiakan
47
46. Menjebak Tikus
48
47. Makan Malam
49
48. Drama
50
49. Tikus Betina
51
50. Manis
52
51. Pundi-pundi
53
52. Melamar
54
53. Mahar
55
54. Interogasi
56
55. Kanebo Kering
57
56. Berobat Lagi
58
57. Hadir Kembali
59
58. Kesedihan dan Keceriaan
60
59. Terkontaminasi
61
60. Jahat
62
61. Ketakutan
63
62. Keraguan dan Kemurkaan
64
63. Nasihat
65
64. Lebah Mungil
66
65. Kedua Kali
67
66. Lambe
68
67.
69
68. Pilih Siapa?
70
69. Si Kerdil
71
70. Keponakan
72
71. Mau Gak?
73
72. Promise
74
73. Tak Terbatas
75
74. Tidak Terhasut
76
75. Hanya Kamu
77
76. Perpisahan Sementara
78
77. Wanita Penggoda
79
78. Tak Akan Meninggalkanmu
80
79. Sakit
81
80. Asin
82
81. Obat Mujarab
83
82. Kekhawtiran
84
83. Sosok Yang Dirindukan
85
84. Ketakutan
86
85. I'tikad
87
86. Ombak
88
87. Kakak-Adik
89
Maaf
90
88. Beda Usia
91
89. Masih Butuh
92
90. Ibu
93
91. Ghea
94
91. Maafkan Ayah
95
93. Seafood
96
94. Curiga
97
95. Foto
98
96. Aneh
99
97. Restui
100
98. Cekalan
101
99. Datangkan Ayahku
102
100. Kangen (Ayah)
103
101. Syarat
104
102. Celana Pendek
105
103. Mall
106
104. Najis Mughaladzah
107
105. Toko Baju
108
106. Bha-Gonk
109
107. Dua Kepribadian
110
108. 1001 Pria
111
Pengumuman
112
109. Restu Sang Kakak
113
110. Bertemu Kakak
114
111. Ke Kafe
115
112. Kacau
116
113. Telinga Merah
117
214. Restu (Semuanya)
118
115. Harus Kembali
119
116. Alarm dan Operator
120
117. Lebah Rese
121
118. Kata Bijak
122
119. Mantan Tersabar
123
120. Masa Depan vs Masa Lalu
124
121. Sibuk
125
122. Tak Ingin Menggantikan
126
126. Bahagia
127
Pengumuman
128
127. Ujian Menjelang Pernikahan
129
128. Digondol Pelakor
130
129. Aku Takut
131
130. Rujak
132
131. Belum Usai
133
132. Masa Lalu vs Masa Depan
134
Karya Baru
135
133. Bagus Dan Mulus
136
134. Unboxing
137
135. Hotel
138
136. Cicilan
139
137. Senyum Manis
140
138. Makan Siang
141
138. Syarat Mutlak
142
140. Normal
143
141. Mobil Goyang
144
142. Pasangan Panas
145
144. It's You
146
144. Virus Bucin
147
145. Pusing 7 Keliling
148
146. (Masih) Belum Ikhlas
149
147. Kenalan (Teman-Teman Iyan)
150
148. Pengiring Pengantin
151
149. Nyinyir
152
150. Tidak Terima
153
151. Tutorial
154
152. Ayo Kita Coba!
155
153. Membeli Sesuatu
156
154. Singapura
157
155. Capek
158
156. Mengecek
159
157. Tak Adil
160
158. Brandal Kesayangan
161
159. Menutupi
162
160. Turunan (Rion Juanda)
163
161. Mandi
164
162. Bodyguard Cucu Kakek Addhitama
165
162. Temu Rindu
166
163. Semuanya Datang
167
163. Menuju Hotel
168
164. Hotel
169
165. Perjanjian
170
166. Ibu (Datang)
171
167. Adat Sunda
172
168. Menghadiri
173
169. Akhirnya ....
174
170. Bahagia
175
171. Brandal dan Bocah Galak
176
172. Kisah Mereka
177
173. Keharuan dan Kebahagiaan
178
174 Groomsmen
179
175. Bridesmaid
180
176. Terpana
181
177. Resepsi
182
178. Resepsi (part 2)
183
179. Lift
184
179. Kamar Pengantin
185
180. Kegelian
186
181. Obrolan (Sarapan)
187
183. Bapak Moyang
188
184. Pamitan
189
185. Doraemon
190
186. Suara Bel
191
187. Belum (Belah Duren)
192
188. Buka Kado
193
Pengumuman
194
189. Will Miss You
195
190. Tamu Sudah Pergi
196
Karya Baru Telah Terbit
197
192. Sa-kit!!
198
193. Un-boksing
199
194. Jogja
200
195. Alasan Kuat
201
GARIS 2 SUDAH TERBIT
202
196. Menunda
203
197. Merasa Bersalah
204
198. Pil KB
205
199. Ma-Niak
206
200. Rumah Mertua
207
201. Menitipkan Kebahagiaan
208
202. Jangan-jangan ....
209
203. Jangan!!
210
204. Pusing
211
205. Keanehan (Beeya)
212
206. Mimpi (Ayah)
213
i
214
k
215
a
216
,
217
k
218
.
219
m
220
.
221
.
222
.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!