Perihal penjebakan yang Anggie lakukan sudah sampai ke telinga Iyan. Namun, pemuda itu tak mau ambil pusing. Dia ingin fokus pada tugas akhirnya.
Demi mengerjakan tugas skripsi dengan baik, Iyan memblokir semua nomor yang ada di ponselnya. Hanya nomor keluarganya juga dosen yang membimbingnya yang tidak dia blokir.
Iyan juga merasa terbantu memiliki kakak ipar yang pintar. Jadinya, Iyan tak perlu capek mengganti judul untuk skripsinya. Langsung diterima oleh dosen pembimbing.
Setiap dia mengerjakan skripsi, dia memandang foto ayahnya yang tengah berada di sampingnya.
"Ayah, Iyan janji ... Iyan akan lulus dengan nilai yang baik."
Hanya kalimat itu yang dia ucapkan. Kemudian, dia tutup kembali foto tersebut karena dia belum bisa merelakan kepergian ayahnya. Terlalu sakit jika harus memandang foto ayahnya berlama-lama.
Dua Minggu sudah, Iyan fokus hanya di rumah. Rumah-kampus-rumah, itulah rute yang harus dia lalui setiap hari. Dia meminta cuti kepada Abang iparnya selama mengerjakan skripsi. Ternyata mengerjakan skripsi itu tidak semudah yang dibayangkan. Harus banyak revisi hingga lulus sungguhan. Butuh waktu satu bulan lebih untuk hasil tugas akhirnya diterima. Iyan pun bisa bernapas lega.
Iyan yang baru tiba di kamarnya segera merebahkan tubuh di kasur empuk miliknya. Dia meraih ponselnya dan segera membuka blokiran ada kontak ponsel. Iyan pun tertawa ketika banyak sekali pesan yang masuk, yang paling banyak dari Wira.
Namun, ada satu kesedihan yang Iyan rasakan ketika tidak ada nama Beeya yang mencarinya. Ada segelumit tanya di hati. Namun, dia tidak ingin merusak hubungan orang lain. Bisa saja memang Beeya yang menghindarinya.
Sudah cukup Iyan tinggal di rumahnya. Dia ingin kembali ke kosan.
"Apa kamu yakin?" tanya Echa khawatir.
"Kak Ri takut kamu difitnah lagi," lanjut sang kakak kedua.
Iyan hanya tersenyum menanggapi ucapan kedua kakaknya.
"Kakak jangan khawatir. Orang yang suka memfitnah itu pasti akan mendapat balasan yang setimpal."
.
Iyan tiba di kosan dengan diantar oleh kedua kakaknya juga dua iparnya. Terlihat ada mobil yang terparkir di halaman kosan. Echa dan Riana saling menatap heran.
"Palingan itu mobil suami mbak-mbak paling ujung sana." Kedua kakaknya pun mengangguk mengerti.
"Kamu hati-hati, ya. Mulai jaga jarak sama Anggie." Iyan mengangguk dan akan menuruti apa yang dikatakan kedua kakaknya.
.
🎶
Kamu berbohong aku pun percaya
Kamu lukai ku tak peduli
Coba kau fikir
Dimana ada cinta seperti ini
Kau tinggalkan aku ku tetap disini
Kau dengan yang lain ku tetap setia
Tak usah tanya kenapa
Aku cuma punya hati
Beeya cuma bisa mengaduk-aduk makanannya seraya mendengarkan lagu tersebut. Sakit sekali tenyata. Sudah sebulan lebih ini Beeya tinggal di rumah sang Bu'de. Dia pun sudah keluar dari tempat kerjanya. Ada trauma psikis yang Beeya derita.
"Mbak, gimana?" Arya selalu datang ke rumah sang kakak untuk melihat putrinya.
"Sabar, ya. Kata psikiater memerlukan waktu tiga bulanan untuk mengembalikan keceriaannya."
Hembusan napas kasar keluar dari mulutnya. Dia benar-benar Ingin membunuh Raffa dengan tangannya sendiri jika tidak ada hukum di negeri ini.
"Kita harus support dia terus. Jangan pernah berbicara akan masa lalunya." Arya mengangguk mengerti.
.
Iyan membersihkan kosannya karena sangat kotor. Penghuni kosan yang Iyan tempati memang ada, seorang perempuan dengan leher memerah seperti bekas ikatan. Namun, tidak mengganggu. Hanya berdiam diri di pojokan.
Ketika Iyan menyapu baru sampai depan pintu, suara setan sudah terdengar lagi. "Astaghfirullah!"
Iyan segera mengambil earphone dan memasangnya di telinga. Sungguh suara itu mengganggu dirinya. Dia segera menyelesaikan pekerjaannya dan bergegas masuk kembali ke dalam kamar.
Sebuah mobil memasuki halaman kos. Di dalam mobil ada seorang pria yang tengah menahan marah.
"Pah, aku gak ikut turun, ya."
"Kenapa?" Pemuda itu hanya menggelengkan kepala pelan.
Pria itu mencoba untuk mengerti. Dia menutup pintu mobil dengan cukup keras. Langkah pria itu menuju kosan paling tengah dan dia juga mengenali mobil yang terparkir di sana.
Bukannya mengetuk pintu, pria itu malah mendobrak pintu dengan sangat keras. Kedua insan yang tengah bermandikan keringat terperanjat.
"Dasar bejaat!"
Sebuah pukulan dengan sangat keras tepat mengenai wajah pria yang sedang berada di atas tubuh wanita hingga dia tersungkur.
"Kalau sampai anak gua gila, lu juga harus ikut gila!"
Arya keluar dari kosan itu dengan wajah yang masih merah padam. Apa yang dikatakan oleh Iyan benar adanya.
Ketika dia masuk kembali ke dalam mobil, Iyan sudah tidak ada di sana.
"Ke mana si Iyan?" gumamnya. "Apa masuk ke kosannya?"
Sahabat kecil Iyan tertawa puas melihat wajah Raffa yang dihajar oleh Arya. Dia pun mendekat ke arah belalai Raffa yang terlihat sudah sedikit menciut. Senyum jahilnya pun muncul.
"Ayo kita main kelereng!"
Raffa pun menjerit ngilu karena dia merasa biji kelerengnya ada yang menyentil dengan cukup keras.
.
"Ke mana si Jojo?"
Pemuda yang masih menggunakan earphone mencari keberadaan sahabatnya yang sedari tadi tak kunjung datang.
...****************...
Komen dong ....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 222 Episodes
Comments
Dilah Mutezz
kek nya sii jojo yg nyamar jdii sii iyan buat ngasih tau klakuan raffa sma papa arya 🤭🤭🤭🤭
2022-04-02
1
Wiendhiet
Lanjut
2022-04-02
0
Ana Faqot
. maaf thor baru baca baru punya paketan
..semangat trus
2022-04-02
1