Akmal keluar dari kamar menuju ruang kerjanya dengan tampang yg kesal sambil menatap mengepalkan kedua tangannya saking emosi.
Dia masih belum bisa melupakan penilaian teman-temannya tadi di Kampus mengenai penampilan Sasa.
" Apa yg terjadi ,? Mengapa aku sangat murka di saat melihat laki-laki lain menatapnya dan memberi penilaian terhadap penampilannya? Dia juga bisa dengan mudah menerima pemberian laki laki lain di depan mataku.' Batin akmal.
"Dasar wanita ganjen! Pecicilan!" Ucapnya dengan tampang kesal.
"Kalau tidak ada uang, mengapa tidak minta sama aku? Dia anggap apa aku ini?" Ucap Akmal
"Kalau bukan karena orang tuaku, tidak mungkin aku mau menikahi wanita ganjen seperti dia." Akmal berkata kata sendirian tanpa menyadari keberadaan orang di belakang nya yang sedang memanggil nya.
"Pak, pak, bapak.." Suara Sinta yang langsung mengagetkan Akmal
"Mengapa tidak ketuk dulu sebelum masuk..?" Tanya Akmal dengan tampang kesal nya.
"Sudah saya ketuk ulang-ulang Pak, tapi bapak tidak menjawab. Mangka nya saya langsung masuk." Jawab Sinta.
"Ada apa?" Tanya Akmal.
"Rapat 3 menit lagi akan di mulai pak, Klien yang dari Amerika dan Prancis sudah ada di ruangan." Jawab Sinta.
"Oke, mana Refan?" Tanya Akmal.
"Pak Refan sudah duluan ke ruang rapat pak." Jawab Sinta.
"Ya sudah, aku ganti baju dulu baru ke sana." Kata Akmal dan langsung melangkah meninggalkan Sinta.
Setelah membuka pintu, Akmal sempat melirik ke tempat tidur. Di sana dia melihat Sasa yang sudah tertidur dengan wajah di penuhi air mata, dan masih terdengar Isak tangis nya walaupun dia sudah terlelap.
Tanpa bersuara Akmal melangkah mendekati Sasa Sebenarnya dia tidak tega memperlakukan nya seperti itu.
Namun dia juga tidak dapat mengontrol emosinya di saat mendengar penilaian laki laki lain terhadap Sasa.
Selesai mengganti kemeja Akmal langsung pergi menuju ruang rapat tanpa mau membangunkan Sasa.
Tepat pukul 4 sore, Akmal yang baru keluar dari ruang rapat memilih menemui Sinta sekretaris nya terlebih dulu.
"Sinta," Panggil Akmal.
"lya Pak. Ada yang bisa saya bantu?" Sahut Sinta dengan penuh hormat kepada bosnya itu. Sinta dan seluruh pegawai di situ sangat menghormati juga segan terhadap Akmal.
Selain Akmal adalah atasan yang sangat cerdas dan disiplin, dia juga begitu tegas dalam memimpin.
"Ada yang bisa saya bantu pak?" Tanya Sinta lagi karena Akmal masih belum bersuara.
"Kamu ada celana ganti yang bisa di pakai?" Tanya Akmal yang membuat Sinta langsung menatap celana Akmla dengan tampang kebingungan.
"Sinta.. Apa yang kamu lihat?" Tanya Akmal
"Saya tanya celana bukan buat saya, tapi buat istri saya." Akmal sepertinya tahu apa yang ada di dalam pikiran sekretaris nya.
"Ada pak. Tunggu saya ambilkan." Ujar Sinta sedikit gugup karena malu atas pemikiran nya yang salah.
Setelah menerima sebuah kantong dari Sinta, Akmal langsung pergi menuju ruangannya.
Di saat pintu terbuka, dia melihat sasa sudah duduk bersandar di kepala ranjang dengan berlinang air mata.
"Pakai itu!" Ujar Akmal sambil melemparkan kantong plastik kecil yang ada di tangan nya kepada Sasa.
Sasa pun langsung mengambil nya dan membuka nya kemudian menatap nya tajam.
"Aku tidak mau." Jawab Sasa sambil membuang muka dari Akmal
...Happy Reading...
...❤️❤️❤️...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 197 Episodes
Comments