Tepukan tangan meriah akhirnya terdengar setelah para saksi mengucapkan kata sah.
3 jam kemudian
Pengantin baru itu langsung masuk ke dalam kamar, karena hari ini memang sangat melelahkan bagi mereka ber dua.
Setelah melepaskan baju pengantin, Sasa langsung tidur dengan hanya menggunakan dress pendek tanpa lengan.
Sasa memang suka menggunakan pakaian seksi apalagi di waktu tidur. Dia merasa sangat nyaman tidur dengan pakaian terbuka, Namun dia lupa akan status barunya.
Ke esokkan hari nya.
Suara ayam tetangga menyadarkan Sasa dari tidur nyenyak nya. Tanpa membuka mata Sasa meraba guling yang dia rasa begitu aneh.
" Guling ku ko aneh ya,?" Gumam Sasa dalam hati dan terus meraba tanpa membuka mata.
"Aaaaaaaa..." Teriak Sasa kencang setelah melihat keberadaan seorang laki laki, dengan keadaan bertelanjang dada di hadapannya.
"He... Kamu gila ya..?" Ketus Akmal sambil membekap mulut Alira menggunakan telapak tangannya.
Sasa yg masih bingung berusaha melepaskan tangan Akmal dengan susah payah dan menatapnya tajam.
"Mengapa kamu berada di sini..? Tanya sasa sedikit berteriak sambil memundurkan posisinya menjauh dari Akmal.
"Terus aku harus di mana? Apakah aku harus tidur dengan orang tuamu?" Jawab Akmal dengan suara serak dan mata yg sayu karena menahan kantuknya.
Tanpa menjawab apa-apa Sasa langsung membuka selimut, dan menatap tubuhnya juga tubuh Fahri dengan tampang ketakutan.
"Tenang saja, aku belum melakukan kewajiban ku sebagai seorang suami. Belum aku lakukan saja kamu suda mau membangunkan seisi rumah. Apalagi kalau aku lakukan, mungkin satu RT bisa bangun." Gerutu Akmal
Tanpa menjawab Sasa angsung berlari ke kamar mandi. Wajahnya memerah dan nafasnya langsung memburu seketika, di saat mendengar Akmal katakan tentang kewajiban nya sebagai seorang suami.
"Ya Tuhan, apakah ini mimpi?" Sasa bertanya- tanya sambil mencubit lengannya.
"Aaaau.. Ternyata ini bukan mimpi." Ujar Sasa dengan wajah yang begitu lesu.
Setelah selesai mandi dan berpakaian di dalam kamar mandi, Sasa segera keluar dari kamar tidurnya tanpa mau melirik ke arah tempat tidur.
Dia buru- buru turun menuju taman dengan tampang yang masih terlihat menegang.
"Selamat pagi Bu, selamat pagi Tante." Sapa Sasa setelah berada di taman belakang rumahnya.
"Kamu kenapa sayang? Wajah kamu ko lesu?" Tanya mama Via yang sedang memetik jeruk dari pohonnya.
"Aku, aku hanya kecapean saja Bu." Jawab Sasa
"Ya sudah, kalau gitu kita masuk saja. Kamu harus segera sarapan yang banyak. Soalnya kita harus kembali ke Jakarta hari ini juga." Sambung Mama Rosa mertua Sasa.
Selesai sarapan, Sasa di bantu sang mama untuk menyiapkan baju baju serta perlengkapan yang Sasa bawa ke Jakarta nanti.
Setelah selesai, Sasa segera membawa turun koper nya ke bawah, namun baru di depan kamar nya, Akmal mengambil alih koper yang berada di tangan Sasa ke tangan nya.
Mereka semua langsung berpamitan kepada keluarga Wijaya.
Dia tak kuasa menahan kesedihan, saat melihat wanita yang sungguh dia sayangi. Begitu pun dengan mama Via yang harus melepaskan Putri satu- satunya.
"Jaga diri baik baik ya sayang." Kata mama Via kepada Sasa.
"lya Ma, mama papa harus jaga kesehatan juga ya. Nggak boleh sakit." Kata Sasa sambil memeluk papa dan mama nya bergantian sambil meneteskan air mata.
"Mba, sering sering telfon aku ya." Kata Rio etelah di peluk oleh Sasa.
Setelah berpelukkan Sasa dan keluarga Fernandes masuk ke dalam mobil, Sasa membuka kaca mobil sambil melambaikan tangan nya, menandakan berpamitan.
...Happy Reading...
...❤️❤️❤️...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 197 Episodes
Comments