Janda Daster Bolong
Nur mendekat ke ruangan yang penuh dengan suara aneh, bulu kuduknya sampai berdiri mendengar itu. Tangannya membuka dengan hati-hati gagang pintu. Mata Nur menatap lekat apa yang dia lihat. Jantungnya seakan berhenti berdetak. Langit seakan runtuh menindihnya. Napas Nur tersengal tidak teratur dan mulutnya tetap menganga menyaksikan kejadian yang sangat tidak dia sangka.
"Bang Raditya!" teriak Nur melangkah cepat ke arah 2 insan yang sedang memadu cinta di atas ranjang tidurnya.
Nur langsung menyeret paksa wanita yang sedang nangkring di atas tubuh suaminya hingga wanita itu tersungkur ke lantai. Mereka sama-sama polos tanpa sehelai benang.
Raditya juga sangat terkejut dengan kedatangan Nur karena dia izin ke rumah orang tuanya untuk menginap di sana selama 3 hari. Siang ini, baru 2 hari tapi Nur tiba-tiba pulang ke rumah.
"Nur tidak nyangka! Abang setega ini!" kesal Nur memukul suaminya dengan sandal jepit yang dia pakai.
"Aku bisa jelasin Nur!" ujar Raditya, menahan timpukan Nur dengan tangannya. Namun, tangan Nur tidak berhenti tetap memukul bahu sang suami.
Wanita murahan itu tersenyum sinis sambil memungut bajunya yang berserakan di lantai. Satu persatu dia lekatkan di tubuhnya. Dia melangkah ke sofa kamar dan dengan santainya dia duduk di sofa itu, menyaksikan pertunjukan suami istri yang sedang beradu mulut dan fisik.
"Ape nyang akan Abang jelasin ke Nur! Semuanye udeh Nur lihat dengan mata pala Nur sendiri!" suara Nur meninggi, pukulannya semakin melemah karena kekuatannya seakan terkuras dengan kekesalan yang teramat. Mata Nur sudah basah dengan derai air mata. hidungnya juga sudah melelehkan cairan bening. Napas Nur tersengal-sengal. Kalau tidak karena ingat dosa sudah dia cincang 2 manusia hina itu.
Raditya diam. "Aku..., Aku hanya_"
"Hanya masukin si entu ke lobang neraka!" cekat Nur dengan geram, menatap ke arah pusaka milik suami yang cepat-cepat Raditya tutup dengan selimut.
"Kita bicarakan nanti," bujuk Raditya turun dari ranjang dengan selimut yang menutup tubuhnya. Dia mendekat ke arah Nur tapi Nur memundurkan tubuhnya merasa tidak sudi dipegang suaminya.
"Kagak perlu! Kite kagak perlu bicarakan ape-ape lagi! Nur kagak pengen dengar penjelasan apapun dari Abang!" geram Nur kemudian melangkah keluar dari kamar. Namun, sebelum keluar dari kamarnya, dia menatap wanita yang masih tersenyum menatap langkah Nur.
"Kite sama-sama wanita! Siap-siap lu terima karma karena perbuatan lu!" ancam Nur.
Wanita itu melebarkan senyumnya lalu tertawa kekeh hingga mulutnya terbuka lebar.
"Makan tuh sandal!" kesal Nur langsung menyumpal sandal jepitnya ke mulut wanita itu.
Wanita itu langsung menarik sandal dari mulutnya, wajahnya terlihat sangat kesal.
"Hei! Wanita gembrot! Wanita yang tidak ada menariknya-menariknya! Makanya ngaca tuh body kamu yang kayak drum minyak curah!" teriak wanita itu, tubuhnya yang akan keluar hendak mengejar Nur ditarik Raditya.
"Tidak usah diladeni," ujar Raditya.
Napas wanita itu tersengal-sengal, amarahnya sudah di ubun-ubun. Tatapan wanita itu kini beralih ke arah Raditya.
"Lagian kenapa tidak langsung kamu katakan kalau kamu muak dengan wanita gembrot itu!" teriaknya.
"Sayangku, aku..., aku tidak enak dengan orang tuanya."
"Alasan!" kesal wanita itu, kini kakinya melangkah ke nakas untuk mengambil tas.
"Kamu mau kemana sayang," cekat Raditya memegang tangan wanita itu.
"Lepaskan!" seru wanita itu dengan tatapan tajam.
Raditya memasang tubuhnya di depan wanita itu. Tangannya bergerak menyelipkan anak rambut yang terlihat menutupi sebagian wajahnya.
Wanita itu tadinya mengelak tapi dengan lembut dan senyum memelas, Raditya mengulang dengan menggerakkan tangannya.
"Sayang, kita ulang kegiatan tadi," bisik Raditya, tangannya sudah menggerayang hingga ke bagian sensitif.
Wanita itu mencoba tidak bereaksi. Bibir bawahnya dia gigit agar tidak mengeluarkan suara des*han. Namun, tangan Raditya semakin gencar bermain di bagian sana.
Aghhhhh... .
Suara itu terdengar sudah tidak beraturan, menambah gair*h Raditya untuk melanjutkan kegiatan panas yang sempat tertunda.
Mulut Raditya sudah menjam*h bibir wanita itu lalu meraupnya dengan rakus.
Wanita itu yang awalnya menolak kini mengalungkan tangannya di leher Raditya. Dia membalas pungutan Raditya. Suara des*han itu kini saling bersautan mengisi penuh ruang kamar. Ranjang panas itulah yang menjadi saksi bisu betapa kejam seorang suami mengkhianati istrinya.
Sementara itu, Nur tetap mengayuhkan sepeda motor ke rumah orang tuanya. Sepanjang jalan air matanya terus mengalir sambil sesenggukan.
Nur tidak peduli orang yang melewatinya memandang dengan tatapan aneh yang terpenting hati Nur sedikit merasa lega dengan air mata yang dia keluarkan.
Nur juga tidak menyadari. Kakinya hanya memakai satu sandal jepit dan daster harian yang dipakai Nur juga sudah terlihat kumal.
"Lu tega Bang!" Lu kagak peduli perasaan Nur dan kagak mikirin begimane nasib anak kite nantinye!" geram Nur, tangannya tetap memegang kemudi motor.
"Woe! Kalau nyetir lihat-lihat dong!" umpat seseorang karena hampir tertabrak sepeda motor yang Nur kendarai.
Nur tidak peduli itu, dia tetap melajukan motornya hingga sampai ke rumah orang tuanya.
"Ya Allah...kamu kenapa Nur? tanya Fatimah, melihat anaknya turun dari motor dan langsung guling di lantai teras rumah. Nur semakin mengeraskan tangisannya.
Fatimah mendekat ke Nur," Ya Allah Nur, Istighfar...jangan kaya bocah. Ayo masuk ke dalam, malu dilihat tetangga," ajak Fatimah mencoba mengangkat tubuh Nur untuk masuk ke dalam. Namun, tubuh gempal Nur tidak mampu diangkat oleh maminya, Fatimah malah terjungkal karena kewalahan memapah Nur.
"Mami nyindir Nur!" seru Nur melihat maminya jatuh tersungkur karena memapah dirinya. Entah mengapa Nur tiba-tiba sangat sensitif dengan bentuk tubuhnya. Dia melangkah sendiri masuk ke dalam rumah.
"Katakan pada Mami, apa yang terjadi?" tanya Fatimah, mengelus bahu Nur.
Nur tetap menangis tersedu-sedu tidak menjawab tanya sang mami.
"Ade ape sih Nur?" penasaran papi Rahmat yang berlari dari dapur.
"Nggak tahu itu Pi, pulang-pulang sudah begitu," tunjuk Fatimah.
Huh...huh...
Suara tangisan dari dalam kamar menambah ramai. Satu anak Nur keluar dari kamar sambil menangis. Satunya lagi yang masih 3 bulan menangis di ranjang tidur.
"Itu namanya, si emak yang bangunin anak tidur. Bukan emak terbangun dari tidur karena denger tangisan anak," ujar mami Fatimah lalu masuk ke dalam kamar mengambil bocah 3 bulan itu.
Anak Nur yang sudah 3 tahun memeluk tubuh Nur tapi Nur masih saja menangis tanpa henti.
"Udah Pi, ambil tu Gazali. Bawa dia keluar!" titah Fatimah pada suaminya agar mengambil anak Nur yang berusia 3 tahun.
Abang Reza muncul dari dapur. Kakak satu-satunya Nur itu melihat dengan pusing kejadian yang ada di ruang tengah.
"Biar gue bawa si Nopal keluar. Nih mami bujuk Nur tuh biar diem. Mewek mulu!" kesal Reza langsung membopong ponakannya keluar dari ruang tengah.
"Nur..., ambil napas keluarkan perlahan," pinta Fatimah dan Nur menuruti ajakan maminya.
"Sudah mending?" tanya Fatimah.
Nur mengangguk.
"Beneran sudah mending tenang?" Fatimah memastikan dan Nur mengangguk dengan cepat.
"Sekarang katakan apa yang terjadi?" titah Fatimah mengelus bahu Nur.
"Bang Raditya Mi...bang Raditya..."
Huh...hah...
Nur kembali bersenandung ria dengan air mata yang membanjiri pipi.
"Jangan kenceng-kenceng nangisnya. Malu, nanti tetangga pada nimbrung ke mari," bujuk Fatimah.
"Kenapa dengan suami kamu?" sambung Fatimah.
"Die...die nyahok-nyahok di ranjang Mi..."
Huh...hah...
Suara tangis itu kembali berkumandang.
"Nyahok-nyahok apa maksudnya?" bingung Fatimah.
"Main kuda-kudaan dengan wanita lain Mi..." terang Nur masih dengan tangisnya.
Fatimah membelalakkan matanya, mulutnya menganga, sangat terkejut mendengar kalimat yang terlontar dari Nur.
"Be... bener itu Nur?!" tanya Fatimah memastikan.
Nur mengangguk dan meneruskan tangisnya.
"Maksud kamu, selingkuh?" Fatimah memastikan kembali.
Nur menjawab dengan tangisan yang semakin kencang.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 52 Episodes
Comments
Raudatul zahra
mampir thoorrr..
yaa Allah,, baru bab 1 udah ada pelakor aja
2023-10-15
0
Raudatul zahra
Raditya gila !!!
2023-10-15
0
T.N
baru ikutan ngeramein udah disambut pelakor aja untungnya dah disumpel tuh pelakor sama sendal ....👍bagus Nur
2023-06-29
1