Otakku yang bekerja

"Mbak Melodi nyang terhormat, kagak ade bedanye perebut laki orang ame mau dirayu laki orang nyang udeh beristri!" skakmat Nur.

"Jelas beda! Kamu tidak dapat memposisikan diri sebagai istri yang mampu menjaga suamimu hingga suamimu pergi mencari wanita yang pantas untuknya!" sanggah Melodi.

"Jelas Mbak pantas! Karena hanya wanita model kayak Mbak nyang pantas mendampingi laki model kayak Bang Raditya!"

"Maksud kamu apa?!"

"Pasti Mbak bisa ngartiin sendiri!" Nur tersenyum sinis kemudian melangkahkan kaki tapi sebelum meninggalkan Melodi yang terlihat begitu geram, Nur mengucapkan kalimat yang menambah geram wanita tersebut.

"Ingat Mbak, jaga suami Mbak, jangan sampai merayu wanita selain Mbak Melodi!" sindir Nur.

"Nur! Brengs*k kamu!" teriak Melodi.

Nur tersenyum menang mendengar teriakan wanita itu.

...****************...

"Aku kasih tantangan kamu, menangkan tender ini!" ucap Damar menyodorkan berkas yang ada di atas meja tepat di depan Nur.

Nur membaca halaman demi halaman berkas tersebut.

"Pak, aye cuma pekerja baru, lagian ntuh apa kagak beresiko kalau Nur nyang nangani?" ujar Nur.

"Justru karena kamu pekerja baru. Buktikan kalau kamu mampu!" sergah Damar.

"Aku juga ingin hutang kamu cepat diselesaikan," imbuh Damar.

"Artinye kalau aye berhasil, semua utang lunas Pak?" Antusias Nur.

"Tidak semuanya setidaknya setengah," jawab Damar.

"Issst! Berasa jadi pekerja rodi!" Sungut Nur.

"Terserah kamu! Aku hanya mau kamu membuktikan kelebihan kamu!"

"Tiap hari aye udeh buktiin kelebihan aye Pak, Bapak kagak lihat ape lemak nyang berlebihan nih!" kesal Nur.

Damar menahan senyum, entah kenapa dengan wanita yang ada di depannya selalu saja ada hal yang membuatnya tersenyum ataupun tertawa.

"Ok! Kalau tidak terima, itu artinya...mungkin Melodi harus tersenyum menang, melihat rivalnya yang biasa saja," ujar Damar.

"Jadi Bapak pengen aye buktiin ame ntuh orang kalau aye mampu lebih dari ntuh orang?" tanya Nur mengharap penjelasan lebih.

"Kamu ragu mengambil tantangan ini, sudah aku batalkan saja," ujar Damar mengambil berkas yang ada di depan Nur tanpa menjawab tanya dari Nur.

Nur menarik berkas itu. "Jelas aye terima!" ujar Nur penuh semangat.

...****************...

Dua minggu Nur bergelut dengan tantangan yang diberikan Damar.

Damar tahu bidang Nur ketika di perguruan tinggi adalah marketing, tapi tidak ada salahnya Damar memberikan tantangan yang menurut Damar Nur mampu melakukannya. Ya sebuah perencanaan proyek rumah susun, murah, ramah lingkungan, dan terjangkau masyarakat menengah bawah maupun menengah atas.

Nur memanggil semua pegawai yang mampu di bidang masing-masing. Dari marketing, bagian perencanaan, bagain material, hingga arsitek yang dimiliki oleh perusahaan dikerahkan.

Alhasil, Proposal itu dikerjakan tepat waktu.

"Kalau proposal kita diterima apa tidak mengancam keuangan perusahaan Pak? Pasalnya proyek itu membutuhkan biaya yang banyak. Belum tentu perumahan itu juga laku dengan cepat," protes Raditya begitu rapat dewan perusahaan dilakukan.

"Kita perusahaan baru, kalau tidak cepat bergerak maka selamanya akan tertinggal," jawab Damar.

"PT Asuransi Pratama, membatalkan kerja sama yang telah kita sepakati, ini juga sangat berpengaruh terhadap keuangan perusahaan Pak," lanjut Dewan pertimbangan perusahaan.

"Aku sudah mengajukan kerja sama dengan sesama PT di bidang properti milik bapak Panji Alam Darmawan. Mereka bisa membantu dari segi finansial, kita bagi hasil dari penyelesaian proyek ini."

"Apa itu tidak beresiko terjadinya akuisisi perusahaan Pak?" lontar Raditya.

"Tidak akan. Pemimpinnya amanah dan dengan suka hati membantu kita untuk berkembang. Katanya pak Panji sedang fokus dengan urusan lain. Jadi, dia sedikit menyisih dari tender dan lebih memilih menopang finansial pada perusahaan kita," terang Damar.

"Ada pertanyaan?" Kalau tidak. Besok Kita langsung ikuti tender tersebut." Gegas Damar keluar dari ruang rapat.

Hari itu telah tiba, dimana Nur tampil mewakili perusahaan sebagai salah satu perusahaan yang ikut tender tersebut.

Applause terdengar dari sebagai peserta setelah Nur tampil. Ada lagi, yang tersenyum dan memberikan applause pelan di deretan kursi depan.

"Aye deg-degan Mbak," ujar Nur pada Desi yang juga ikut di event tersebut.

"Kamu tampil gemilang Nur," sahut Desi.

Satu jam kemudian ada hal yang mengejutkan Nur. Proposalnya diterima dan telah memenangkan tender.

'Ya Allah...kagak nyangka aye udeh ngelangkah sejauh nih. Aye cuma manusia biasa, aye mohon lindungi setiap langkah nyang aye tempuh. Ridhoi ya Allah, Nur juga perlu membuktiin ame mantan aye, kalau aye wanita tangguh nyang kagak mudah ditindas. Nur mau buktiin ke anak-anak aye, kalau aye orang tua mereka nyang pantang nyerah,' monolog batin Nur.

"Selamat Nur," ucap Damar mengulurkan tangan.

Nur membalas uluran tangan itu.

"Ini baru permulaan, semoga proyek ini berjalan lancar hingga berakhir dengan pemasaran yang cemerlang," ujar Damar.

"Ape ntuh juga Bapak serahkan ke aye?"

"Jelas! Itu proyek yang tak terpisahkan dari strategi pemasaran kamu nanti." sahut Damar kemudian melangkah pergi.

Nur tersenyum. Ada rasa bahagia, sekian lama dia tidak bergelut di dunia tantangan yang menguras otak, akhirnya dia terjun juga.

"Aye janji kagak ngecewain Bapak," gumam Nur.

...****************...

"Hebat!" Melodi bertepuk tangan.

Sebenarnya Nur sudah sangat waspada harus melangkah ke ruang kerja Raditya. Pasti dia akan bertemu dengan Melodi. Apalagi Raditya tidak ada di ruang kerja, pastilah tambah bertingkah wanita itu.

"Kamu pakai rayuan apa sampai Pak Damar mempercayai proyek itu pada kamu? Pelet?" seringai Melodi.

Nur hanya tersenyum membalasnya.

"Atau... kamu jual tubuhmu ini?" lanjut Melodi dan sontak membuat Nur geram.

Satu tamparan mendarat di pipi kanan Melodi.

"Wanita murahan!" kesal Melodi lalu membalas tamparan Nur tapi sebelum tangan itu mendarat di pipi Nur ada tangan kokoh yang mencegahnya.

"Lepaskan Dit!" teriak Melodi matanya menatap tajam ke arah suaminya.

"Kamu apa-apaan Mel!" sentak Raditya.

"Oh... kamu lebih memilih membela wanita gembrot ini dibanding istrimu! Hah! Kamu berani Dit!" ujar Melodi dengan emosi tinggi.

"Please Mel, ini kantor. Kamu tidak bisa bertindak sesuka hatimu!" sanggah Raditya dengan suara yang meninggi.

Nur hanya diam menyaksikan suami istri beradu mulut. Dia memainkan jemarinya. Lalu duduk di kursi dengan kaki disilangkan.

"Kita sudah sering bahas masalah ini dan ujung-ujungnya kita pasti bertengkar. Sudah berapa kali aku katakan kalau aku telah memilihmu," terang Raditya.

"Benarkah itu?! Hah! Benarkah itu?! Aku butuh bukti bukan hanya janji! Bukankah tadi kamu telah mengingkarinya?! Kamu_"

"Cukup Mel! Aku tidak ingin bertengkar lagi seperti ini. Kamu selalu saja curiga padaku!"

"Curiga! Jelas aku curiga!" Apa yang tadi kamu lakukan, istri mana yang tidak akan curiga!" ucap Melodi dengan lantang.

"Wau wau wau...semakin seru aje. Namun, aye mohon maap Pak Raditya, aye sela ye. Ini berkas nyang harus Bapak periksa. Aye permisi dulu," pamit Nur.

"Eh tunggu. Ade nyang lupa, tadi pagi aye kirim video Gajali maen mobil-mobilan nyang Pak Raditya kasih dan aye juga kirim ntuh si Nopal makai baby troll makasi ye Pak. Die girang bener dapet mainan dari papanye," ucap Nur dan jelas hal itu semakin menyulut amarah Melodi.

Nur melempar senyum pada Melodi, "baek-baek ye ame lakinye," bisik Nur di telinga Melodi.

"Wanita murahan!" teriak Melodi tubuhnya yang akan mengejar Nur ditahan oleh Raditya.

sore menjelang Magrib Nur nyapa🤗 kasih like komen hadiah vote komen komen komen loh 😁 Jujur author risih menulis Melodi dengan panggilan Mel, authornya baru ngeh, loh itu nama penaku 'Mel' 😣

***Karya ini telah kontrak dengan NovelToon, dilarang membajak karya seperti mencetak ulang tanpa izin.***

***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***