'Kenapa aku merasa tidak asing dengan orang ini?' batin pewawancara satunya lagi setelah menelisik wajah Nur lebih dalam.
Dia tampak mendengus mengingat kejadian tadi malam.
flashback on
Sakti, lelaki berumur 35 tahun itu terkekeh melihat ponakan sekaligus atasannya itu menyibak jas nya. Wajah ponakannya begitu kesal.
"Semoga kamu tidak bertemu kembali dengan roti gembong itu" ledek Sakti.
Ponakannya tidak menyahuti ucapannya tapi sangat terlihat wajahnya menahan amarah.
"Dia yang menabrak kamu, tapi dengan entengnya menyalahkan kamu karena dia didorong oleh wanita yang sedang mengejar-ngejar kamu," terang Sakti.
"Satu lagi yang bikin paman ngekek sampai sekarang, kamu merasakan empuknya roti itu karena tubuh kamu jatuh di tubuhnya. Wah...coba paman langsung video adegan itu, pasti masuk trending topik di berbagai medsos," seloroh paman Sakti diikuti tawa.
"Kalau paman ingin terus bekerja di perusahaan, cepat lajukan mobilnya!" ketus ponakan Sakti.
"Selalu mengancamkanku dengan itu!" gerutu Sakti kemudian melajukan mobilnya.
Flashback of.
Sakti menatap wanita yang duduk sebagai pelamar. Ada senyum di sudut bibirnya. Karena lamunannya Sakti sampai tidak mendengarkan apa yang dilontarkan wanita yang bernama Nur itu melontarkan beberapa alasan tepat mengapa perusahaan harus menerimanya.
"Ada yang ingin ditambahkan Pak?" lontar rekan pewawancara pada Sakti.
Sakti hanya menggelengkan kepala dan masih dengan menampakkan senyum misterius.
"Silahkan keluar," titah Sakti pada Nur.
"Terima kasih Pak," jawab Nur.
Nur membalikkan tubuhnya, menatap kembali Sakti.
Sakti yang merasa dipandang Nur, membalas tatapan itu dan menaikkan kedua alisnya sebagai isyarat tanya 'masih ada hal ingin disampaikan', mungkin seperti itu.
'Sudah jalan sendiri kayak orang ilang! Makan es krim seenaknya, dan penampilannya? Sungguh wanita lugu dan tidak tahu dia datang dari abad kapan!?' lanjut batin Sakti mengingat kejadian tadi malam tentang Nur.
Nur keluar ruangan dan otaknya masih memutar setiap file memori yang tertampung di otak.
'Nur seperti pernah bertemu dengan bapak ntuh? Dimane?' batin nur. Tangannya menggaruk tengkuk yang terbungkus jilbab.
Matanya menerawang menerobos waktu lalu tapi belum juga wajah pewawancara itu menembus ingatnya.
"Ah! Masa bodoh!" gumam Nur.
Brugg.
"Auw!" jerit seorang wanita cantik karena tubuh gempal Nur telah menabraknya.
"Punya mata dipakai!" cacinya dia bangkit tangannya bergerak merapikan baju dan rok nya yang terlihat sangat minim.
"Maap Mbak, aye tadi_"
Belum sempat Nur melanjutkan kalimatnya dia dikejutkan dengan wajah wanita yang ada di depannya.
Satu celah pun Nur takkan mungkin lupa dengan wajah itu. Senyum seringainya, gaya jalannya, gaya bicara, postur tubuh, bibirnya yang dengan lantang menghinanya, dan tentu saja tubuhnya yang pol*s menari-nari di atas tubuh sang mantan suami masih saja tergambar jelas. Bahkan Nur berusaha menghapus itu tapi tetap tidak bisa. Hanya karena sangat terkejut Nur jadi lupa dengan suara dia.
Wanita itu mendengus kasar.
"Kamu rupanya! Wanita gembrot yang pantas dicampakkan!" cemoohnya.
Nur tampak menggerakkan gigi atas bawah, menahan amarah pada wanita yang menghinanya kembali.
"Anda rupanye! Wanita terhormat nyang anggun, cantik bak bidadari turun dari langit!" balas Nur.
Wanita itu tersenyum menyeringai. Dia tepuk tangan mendengar ucapan Nur.
"Terima kasih atas pujiannya," sahut dia.
Mata wanita itu menatap Nur dengan telisik menempelkan tangannya pada bahu Nur kemudian berbisik di telinga Nur, "Apa kamu ke sini mencari Raditya? Kamu mau mengemis meminta uang?"
Nur menatap tajam ke arah wanita laknat itu. "Anda begitu penasaran? Takut aye rebut kembali bang Raditya?" jawab Nur lalu langsung melangkahkan kaki untuk pergi.
"Dasar wanita gembrot! teriak wanita itu membuat orang yang ada di sekitar mengalihkan pandangan ke wanita itu.
Nur melajukan motornya, matanya banjir dengan air mata. Mulutnya masih bergumam menyesali pertemuan dengan wanita itu.
"Ya Allah, harusnye Nur tahu, kalau Nur bekerja di situ bakal temu dengan wanita ntuh dan juga bang Raditya," gumam Nur masih mengemudikan motor. Tangannya menyeka kembali air mata yang membanjiri 2 pipinya.
"Minggir...!" teriak Nur melebihi suara klakson ketika ada sebuah pick up tiba-tiba berbelok tanpa menyalakan lampu sign.
Ciiiiitttt Brugh.
Nur nyeringis menahan kesakitan. Motor sudah masuk kolong pick up dan Nur duduk tegak di samping mobil itu.
Huh...hah...
Tangis Nur pecah, jantungnya benar-benar berdebar kencang apalagi motor sudah masuk kolong. Serasa hari ini adalah akhir dari hidupnya.
Sang sopir keluar dari kemudi, satu kernet pick up juga ikut keluar.
"Ya ampun Mpok, aye bener-bener kaget denger jeritan Mpok! Lagian Mpok kagak dipasang ntuh mata! Aye kan nyalain ntuh lampu sen-nye!" umpat si sopir.
Nur masih menangis keras tidak peduli apa yang dikatakan si sopir. Dia dipapah oleh pengemudi yang ada di belakang Nur. Untung saja pengemudi yang ada di belakang tidak melajukan mobilnya dengan kecepatan tinggi.
Dengan cepat pengemudi-pengemudi yang lain membantu Nur, ada yang mengambil motor di kolong dan pengemudi pick up disuruh memarkirkan mobilnya setelah itu menyelesaikan masalah itu.
Nur masih mengeluarkan air matanya. Ada yang membersihkan luka lecet di tangan. Untung luka Nur tidak terlalu parah.
"Sudah Mbak, sekarang diselesaikan dengan baik-baik," ucap salah satu orang.
Nur tetap menangis tidak dapat menghentikan tangisnya. Entah kenapa stok air matanya tidak juga surut walau sudah keluar berjuta mili liter.
Kali ini Nur menatap wajah si sopir yang berkata seenak jidat mengatakannya tidak pasang mata.
"Aye tadi lihat mobil Ncang kagak tuh nyalian lampu sen-nye! Napa malah nyalahin aye!" ucap Nur dengan suara parau.
Hah...huh...
Kembali Nur menangis selesai berbicara.
Si sopir terdiam, mungkin merasa bersalah karena nyatanya lampu sign baru dia nyalakan setelah mendengar teriakan Nur.
"Bener ntuh Pak?" tanya seseorang.
"Saya saksinya! Lampu itu memang tidak dinyalakan," sela seorang lelaki yang tadi memapah Nur ketepian.
Nur sesenggukan mencoba menghentikan tangisnya.
"Maapin aye Mpok, tadi...tadi aye lihat ke belakang, motor Mpok kelihatannya masih jauh, eh ternyata sudah deket," jawab sopir itu melemah. Mengakui kesalahannya setelah ada yang membela Nur.
"Lah ntuh Ncang! Jangan bilang aye yang kagak punye mata, Ncang kan nyang seenaknya maen muter ntuh mobil," ujar Nur dengan sesenggukan.
Si sopir menundukkan kepala.
"Kalau seperti itu, Mbak tinggal sebutin saja kira-kira berapa uang gantinya untuk berobat mbak, dan perbaikan motor," ucap orang yang membantu Nur menepi.
"Motor Mpoknye udeh aye coba, bisa jalan ntuh motor cume pade lecet ntuh bagian bemper depannye," sela seseorang.
Nur terdiam, menatap lekat wajah si sopir.
"Aye minta ganti 500 ribu," ucap Nur dengan menunjukkan 5 jarinya.
Si sopir langsung menengadahkan wajahnya menatap Nur.
"Mpok, aye kagak ade duit segitu," tuturnya dengan lirih.
"Aye baru narik minyak, dari kemarin kagak narik, anak aye sakit," lanjut si sopir.
Nur menatap wajah si sopir yang memelas. Mobil pick up itu memang membawa beberapa drum minyak.
"Kalau kagak percaya, tanya ntuh ame Sobri kernet aye," sambung si sopir meyakinkan ucapannya.
Lelaki yang ditunjuk si sopir itu menganggukkan kepala.
"Ye, anak Ncang Malik nyang umur 3 tahun kemarin masuk rumah sakit," sahut si kernet.
Nur terdiam. Pikirannya langsung berubah. Dia orangnya mudah terhanyut kalau menyangkut urusan anak.
"Ye udeh Ncang. Lain kali kalau nyopir hati-hati," ucap Nur menyerah.
"Terima kasih Mpok," ucap si sopir dan langsung menyodorkan tangannya.
Nur membalas salaman itu. Dia berdiri agak tertatih kemudian melajukan motornya kembali tapi sebelum melaju Nur mengucapkan terima kasih dengan orang-orang yang telah membantunya.
Sampai di rumah Nur langsung mengambil makan dengan porsi banyak. Porsi seperti Nur sebelum melakukan diet.
"Ya Allah Nur, pulang-pulang wajahnya masam eh sekarang makan segunung! Ono opo Nur? Kowe aja gawe Mami mu iki ntratag (Ada apa Nur? Kamu jangan buat Mami kamu jantungan)?"
"Kagak ada ape-ape Mi, aye bosen aja diet," jawab Nur. Dia bangkit dari duduknya mengisi kembali piring kosongnya dengan nasi dan lauk.
malam menyapa 🤗 Nur, jangan kalah dong ame wanita ulet keket ntuh💪
nyok kasih semangat Nur dengan like komen hadiah rate😍🥰
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 52 Episodes
Comments
*~er~*
ajak adu sumo aja tuh Mak lampir Nur 😤💪
2022-08-24
0
Lovallena (Lena Maria)
Salam dari "Sang Mafia!"
2022-04-28
0
Bhebz
mantap kk
2022-03-31
1