"Mumpung Shopia tidur, gak masalahkan satu ciuman?" batin Alex. Bibir merah itu membuatnya ingin menciumnya.
Alex memberanikan untuk mencium Sophia. Wajahnya mendekati wajah cantik yang sedang tertidur. Nafasnya menggebu, jantung berdebar tak karuan. Panas dingin bagai pencuri yang takut tertangkap polisi, Alex berusaha supaya Sophia tak menyadarinya. Namun Alex teringat sumpahnya.
"Sial, gue dah janji gak akan menyentuh Sophia," batin Alex. Dia berhenti. Kembali bangun. Menatap ke depan. Karena angin semakin kencang Alex membopong Shopia ke dalam.
"Alex," ucap Shopia terbangun.
"Aku akan membawamu ke kamar," sahut Alex.
Sophia tersenyum, mengalungkan kedua tangannya di leher Alex. Menatap matanya dengan penuh cinta.
"Apa ini mimpi?" batin Sophia. Dia belum percaya Alex akan peduli padanya. Lantunan-lantunan doa di setiap sujudnya sedikit demi sedikit terkabulkan. Rasa syukur terucap lirih di hatinya. Bahagia dengan sedikit perhatian dari Alex. Karya Andropist|Casanova Dipinang Sholeha|NT
Jantung Sophia berdebar tak karuan. Nafasnya menggebu, aliran darahnya mengalir deras. Ketika tubuhnya harus berdekatan dengan suaminya.
"Apa ini rasanya cinta setelah menikah? sungguh indah Ya Allah," batin Sophia.
Alex terus melangkah. Namun tatapan matanya tak terlepas dari mata Sophia hingga dia lupa di mana letak pintu kamar mereka justru menuju dinding di depannya.
Dug ...
"Aw ...," ucap Alex dan Shopia bersamaan.
"Ha ha ha." Mereka tertawa karena menubruk dinding.
"Maaf sayang," ujar Alex.
"Apa?" tanya Sophia terkejut Alex memanggilnya sayang.
"Mataku minus, sepertinya harus ke Dokter," ujar Alex mengalihkan pembicaraan.
Sophia hanya tersenyum melihat tingkah suaminya yang salah tingkah. Padahal Sophia tahu mata suaminya tidak minus.
"Mati kutu deh gue di depan Sophia," batin Alex.
Malam itu Sophia tidur dengan senyuman di bibirnya. Walaupun Alex masih jual mahal dan masih belum meninggalkan kebiasaannya tapi setidaknya malam ini Alex manis sekali.
***
Sophia berangkat ke panti asuhan miliknya setelah pulang bekerja. Selama ini sebagian pendapatan perusahaannya disalurkan ke panti asuhannya. Dia mendirikan beberapa panti asuhan di berbagai kota. Termasuk di Jakarta, Bandung, Solo, dan Surabaya. Setiap sebulan sekali Sophia mengunjungi panti asuhan secara bergiliran. Selama tinggal di Jakarta, Sophia sudah banyak menjumpai anak-anak terlantar dan yatim piatu. Itu sebabnya Sophia mendirikan panti asuhan. Karya Andropist|Casanova Dipinang Sholeha|NT
Panti Asuhan Mutiara Bunda di bangun Sophia empat tahun lalu saat usianya baru 24 tahun. Sekarang usia Shopia sudah 28 tahun. Mungkin wanita seusianya sudah memiliki dua anak atau bahkan tiga anak. Namun Sophia baru saja berlayar dalam mahligai yang bernama pernikahan. Kapalnya baru saya berlayar. Sophia belum tahu seberapa besar ombak dilautan. Hanya doa yang selalu dipanjatkan agar semua indah pada akhir menutup matanya.
Sore itu Sophia berkeliling dengan Ibu Annisa seorang pengelola panti asuhan yang dipercaya oleh Sophia. Dia melihat-lihat kegiatan anak panti, ketersediaan stok makanan, pendidikan agama dan umum untuk anak-anak asuhnya dan berbagai kebutuhan lainnya.
"Nona Sophia ada beberapa anak panti kita yang akan mengikuti lomba murotal di kabupaten," ujar Ibu Annisa.
"Alhamdulillah, kabar yang baik," sahut Sophia.
"Apakah Nona Sophia akan datang untuk menyaksikannya?" tanya Ibu Annisa.
"Insya Allah, kalau tidak sibuk saya akan menyempatkan Bu Annisa," jawab Sophia.
Saat berjalan dari setiap ruangan, anak-anak asuh yang berpapasan dengan Sophia menyapa dan menyalaminya. Ada juga yang minta gendong. Biasanya anak-anak kecil yang berusia 1-4 tahun. Mereka menyayangi Sophia seperti orangtuanya. Sejak bayi Sophia sudah membawa mereka ke panti asuhan. Tak ada jarak antara Sophia dengan anak-anak asuhnya. Kelembutan hati Sophia membuat anak-anak asuh nyaman berdekatan dengannya.
"Sudah-sudah anak-anak, Bunda Sophia masih ada urusan lain," ucap Bu Annisa melihat anak-anak mengerumuni Sophia.
"Iya Bu," sahut anak-anak. Mereka meninggalkan Sophia setelah mendapatkan teguran dari kepala panti asuhan itu.
Sophia tersenyum sambil melihat anak-anak asuh yang mulai meninggalkannya.
"Nona Sophia maafkan atas ketidaknyamanannya," ujar Bu Annisa.
"Tidak apa-apa Bu, justru saya senang dengan anak-anak," sahut Sophia.
Mereka kembali berjalan dari satu ruangan ke ruangan lainnya. Setelah itu Sophia memutuskan untuk pulang. Dia berjalan di lorong lantai dasar. Tiba-tiba kepalanya pusing. Sophia memegang dahinya. Tubuhnya tak stabil, terasa melayang. Dari depan Aiko asistennnya yang baru saja ke luar dari gudang makanan menghampiri Sophia dan membantunya duduk di teras.
"Sophia kau terlalu lelah akhir-akhir ini," ujar Aiko.
"Iya kau benar, mungkin aku terlalu kelelahan," sahut Sophia.
"Semua stok makanan masih cukup sampai akhir bulan, mungkin kita harus menambah susu karena banyak bayi baru yang masuk," kata Aiko.
Sophia mengangguk.
"Sophia, ada undangan reoni SMA untukmu yang dikirim ke kantor," ucap Aiko.
"Reoni SMA?" tanya Sophia.
"Iya, acaranya besok sore," jawab Aiko.
Sophia terdiam. Selama ini jarang mengikuti acara reoni. Namun kali ini dia tak enak jika menolak undangan yang sudah sering dikirim ke kantornya.
"Kau akan datang Sophia?" tanya Aiko.
"Insya Allah," jawab Sophia.
"Kalau begitu kau harus ajak sang casanova ke acara itu," ledek Aiko.
Sophia tersenyum. Dia lupa sekarang sudah punya suami. Namun masalahnya akankah Alex mau menemaninya pergi ke acara itu. Sophia langsung terdiam.
"Sophia ada apa?" tanya Aiko.
"Apa Alex akan mau ikut ke acara itu bersamaku?" ujar Sophia ragu.
"Benar juga, dia itukan arogan dan gengsian. Maunya dikejar wanita," gerutu Aiko menggambarkan sifat Alex yang menyebalkan.
Sophia tersenyum melihat Aiko membicarakan Alex.
"Cabut aja paku di kepalanya siapa tahu dia insyaf," canda Aiko.
"Kalau gak, pakai palu Thor untuk memalu kepalanya biar warasan dikit," usul Aiko terus mengoceh.
Sophia sampai tersenyum menutup mulutnya tak mampu menahan senyuman yang hampir pecah jadi tawa.
"Ayo pulang Sophia, aku nebeng sampai gereja ya?" tanya Aiko.
"Oke, berani bayar berapa Bu?" tanya Sophia.
"Wah gak sanggup bayar ongkosnya nih," jawab Aiko.
Sophia tersenyum. Aiko memang sahabatnya yang sangat memahaminya. Meskipun mereka berbeda agama. Baik Sophia dan Aiko saling menghargai dan menghormati agama yang dipeluk mereka masing-masing. Mereka tetap bersahabat di atas perbedaan keyakinan.
***
Malam itu Sophia terlihat sudah berbaring di ranjang. Dia tidur duluan karena menahan rasa sakitnya. Sophia tak ingin Alex mengetahui apa yang dirasakannya. Namun Alex belum bisa tidur. Dia bolak-balik di dekat ranjang. Bingung mau melakukan apa. Biasanya klubing tapi sekarang gak ada minat klayapan.
"Kok gak semangat seperti biasa, tapi galau," batin Alex.
Tak lama terdengar suara handphone miliknya berdering. Alex berjalan menuju laci di samping ranjang. Dia mengambil handphone-nya. Mengangkat telpon dari teman-teman nongkrongnya. Karya Andropist|Casanova Dipinang Sholeha|NT
"Assalamu'alaikum," sapa Alex.
"Astagfirullah," sahut Theo.
"Heh lo bukannya jawab salam gue malah istigfar," ucap Alex.
"Lex lo masih waraskan?" tanya Theo.
"Ya waras Bro, emangnya gue penghuni rumah sakit jiwa?" Alex kesal. Nada bicaranya mulai meninggi.
"Gak sih, cuma tumben aja lo pakai salam, biasa juga suara cewek keenakan," jawab Theo.
"Lo mau ngapain nelpon gue?" tanya Alex.
"Gak nongkrong nih? Kita hampa tanpa lo," jawab Theo.
"Gue sibuk, masih di kantor," sahut Alex berbohong. Padahal dia ada di rumah. Alex gengsi kalau bilang dia gak mau klubing.
"Emangnya ada laporan keuangan? Perasaan ini awal bulan," ujar Theo.
"Sial Theo tahu aja," batin Alex. Dia khawatir Theo tahu kalau Alex bohong.
"Ada dong, ini laporan keuangan untuk arisan ibu-ibu di kantor," jawab Alex.
"Sejak kapan lo ngurusin arisan ibu-ibu? Emangnya lo bapak-bapak biang gosip?" tanya Theo. Dia tahu persis Alex tak pernah berurusan dengan ibu-ibu apalagi ngurusin keuangan arisan. Aneh sekali seorang casanova Alex melakukan hal memalukan seperti itu.
"Sial, Theo otaknya lagi encer, biasa juga keruh," batin Alex. Dia kehabisan cara agar bisa menolak ajakan Theo klubing tanpa merendahkan martabatnya sebagai casanova sejati.
"Guekan sekarang dah nikah, jadi ikut arisan," jawab Alex.
"Oh gitu, bagus itu baru yang dinamakan bapak-bapak siaga," sahut Theo.
"Udah dulu ya, mau dikocok sebelum pulang," ujar Alex.
"Oke-oke," sahut Theo.
Alex segera menekan tombol merah. Nafasnya lega, bisa menolak ajakan klubing teman sebangsa dan seperjuangannya mengukir dosa.
Alex kembali meletakkan handphone-nya di laci kemudian meminum susu buatan Sophia yang terletak di atas laci.
"Enaknya tiap malam dibikinin susu," batin Alex.
Matanya tak sengaja melirik sebuah undangan yang tergeletak di atas meja. Undangan berwarna merah itu menarik perhatiannya. Alex meletakkan gelas kosongnya di atas meja lalu mengambil undangan itu. Dia membaca undangan itu secara perlahan.
"Undangan reoni SMA? kok Sophia tak bicara apapun?" batin Alex.
Baru membaca sampulnya, Alex langsung meletakkan di atas laci kembali. Dia jadi galau karena Sophia tak memberi tahunya. Alex berusaha menenangkan hatinya dan tidur di samping Sophia sambil menatap wajah cantiknya yang sedang tertidur sebelum dia ikut tertidur. Beberapa saat kemudian Alex tidur.
***
Esok harinya setelah sarapan pagi, Sophia menghampiri Alex yang terlihat terburu-buru ke berjalan menuju ke pintu depan. Sophia harus bicara soal undangan yang kemarin. Dia ingin minta izin sekaligus mengajak Alex pergi bersamanya.
"Mas ... Mas tunggu ...," panggil Sophia.
Langkah Alex terhenti. Dia berbalik menatap Sophia yang berdiri di depannya.
"Ada apa Sophia?" tanya Alex.
"Mas aku ingin pergi sore ini ke sebuah acara, apa aku boleh ...." Ucapan Sophia terputus saat Alex sedang berbicara dengan seseorang menggunakan headset di telinganya. Sophia kembali menjelaskan apa yang ingin dibicarakan, sayangnya Alex juga sedang mendengarkan Kenan membahas persiapan meeting pagi. Karya Andropist|Casanova Dipinang Sholeha|NT
"Mas," panggil Sophia.
Alex hanya mengacungi jempol tanda oke darinya. Tanpa tahu apa yang dibicarakan Sophia. Dia hanya mengira Sophia meminta izin untuk bertemu temannya. Kemudian dia pergi meninggalkan Sophia dengan melambaikan tangannya.
"Apa Alex tak mau pergi denganku? Apa aku harus pergi sendiri aja?" batin Sophia.
***
Siang itu Alex terlihat murung. Dia teringat undangan di atas laci. Isi undangan itu membuatnya galau, Sophia tidak memberitahunya soal itu. Padahal Alex ingin sekali Sophia memberi tahunya. Alex sampai belum juga memakan bekalnya. Dia memandangi makanan di atas meja dengan lesu.
"Bos tumben lesu, apa makanannya gak enak?" tanya Kenan yang baru memasuki ruangan Bosnya.
Alex hanya diam. Dia bingung perlu tidak menceritakan kegalauannya pada Kenan.
"Bos galau karena Sophia?" tanya Kenan.
"Sok tahu, siapa juga yang mikirin Sophia," jawab Alex masih jaim di depan Kenan.
Kenan tersenyum. Dia sudah bisa membaca apa yang dipikirkan Bosnya.
"Gak mau curhat Bos, mumpung ada pendengar setia," sahut Kenan.
"Sophia dapat undangan reoni SMA, tapi kenapa dia tak memberitahuku, walaupun gak ngajak, paling tidak dia ngasih tau," ujar Alex.
"Oh galau karena itu, berarti Sophia mungkin mau mencari pengganti Bos, biasanya nih acara reoni digunakan untuk ajang pamer, status sosial atau menemukan jodoh dadakan," ujar Kenan. Perkataannya menambah situasi hati Alex semakin galau.
"Kau masih ingin bonus akhir bulan ini?" tanya Alex.
"Masih, maaf Bos, ini kenyataan," jawab Kenan.
Alex terdiam, memikirkan ucapan Kenan. Dia juga mengkhawatir Sophia akan tergoda lelaki lainnya. Pikiran Alex jadi terganggu.
"Gimana kalau Bos kasih kejutan," usul Kenan.
"Kejutan apa?" tanya Alex.
Alex penasaran dengan usul Kenan. Dia tidak tahu usul yang disarankan untuknya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 283 Episodes
Comments
Sweet Girl
Salah sambung Ndak ya...???
coba cek nomernya.
2024-04-05
0
Ida Lailamajenun
🤣🤣🤣🤣🤣kaget Theo nya lgsg istighfar
2024-04-04
0
linamaulina18
🤣🤣🤣🤣🤣
2023-05-18
0