Terjerat Ranjang Dua Mafia
.
.
Seorang gadis yang memakai jaket bertudung warna hitam memasukkan sebungkus mie instan ke dalam keranjang belanjaannya. Dia tidak belanja banyak, hanya beberapa mie instan dengan rasa pedas atau super pedas, keju, sosis dan kopi instan. Sebenarnya dia juga ingin membeli ice cream tapi ia sudah tidak memiliki uang lain, jadi ia urungkan niatnya tersebut.
Namanya Yua, dia hanyalah gadis yang berasal dari keluarga miskin. Kedua orangtuanya telah meninggal beberapa tahun lalu karena kecelakaan dan kini dia hidup menumpang pada paman dan bibinya. Seluruh rumah serta aset orangtua Yua telah dijual dan digunakan untuk membayar hutang-hutang orangtuanya lalu sisanya sudah dibayarkan untuk biaya sekolah Yua.
Paman dan bibinya terpaksa menampungnya karena Yua juga masih 16 tahun lebih, mereka juga terpaksa memberi uang bulanan pada Yua yang sebenarnya tidak seberapa, bahkan untuk digunakan dua minggu saja tidak cukup. Tapi Yua masih mensyukurinya, setidaknya paman dan bibinya sangat baik dan tidak mengusirnya.
Setelah membayar semua belanjaannya, Yua menutup kepalanya dengan tudung jaketnya lalu keluar dari mini market. Hujan gerimis sedang membasahi kota, hawa dingin terasa menusuk tulang, padahal Yua sudah memakai jaket.
Dia terus berjalan dengan santai, tanpa tahu ada sebuah mobil mengikutinya.
Rumah pamannya sudah hampir dekat, Yua buru-buru menyebrang jalan mumpung jalanan masih sepi.
Akan tetapi, mobil yang tadi mengikutinya melaju dengan kencang, refleks Yua menghindari mobil itu namun naas ... sebuah truck dari arah yang berbeda mendekat.
Kecelakaan tak dapat dihindari.
***
Saat Yua sadar, dia sudah berada di rumah sakit, badannya terasa sangat sakit, berat, dan beberapa bagian juga mati rasa. Meski dia sadar, dia belum dapat bergerak bahkan untuk membuka kedua matanya.
Yang dia ingat terakhir kali ada sebuah mobil yang menabraknya, Yua sudah berusaha menghindar, namun kecelakaan itu terjadi juga.
Bagaimana ini? Apakah sekarang dia baik-baik saja? Atau apakah ada tulang yang patah? Memikirkan semua itu membuat Yua sangat frustasi. Tapi dia berusaha untuk menenangkan diri, dia tidak boleh stress karena dia masih sakit saat ini.
Sampai kemudian ada suara mendekat, Yua bisa mengenalinya sebagai suara paman dan bibi yang menampungnya. Yua sudah senang akan hal itu, dia sudah akan berusaha membuka matanya untuk menyapa mereka dan mengatakan dia baik-baik saja tapi ....
“Dia akan mati kan?” ini suara bibinya.
“Tenang saja, orang suruhan ku bilang dia tertabrak sangat keras, mustahil dia selamat.”
Dia tidak salah dengar kan? kenapa pamannya mengatakan hal seperti itu?
“Haha akhirnya ... jika dia tidak ada, kita bisa terbebas dari mengurusinya, kita juga bisa mendapatkan uang asuransi itu” sahut bibi, yang kemudian disahuti dengan kekehan dari pamannya.
Yua berusaha untuk tidak menangis saat mendengar itu. Kemudian suara lain datang, Yua masih menutup matanya namun dia bisa menebak jika yang datang adalah suster karena bibinya langsung memanggilnya suster.
“Bagaimana keadaan keponakan saya suster?” tanya bibi, kali ini pura-pura sedih.
“Selamat tuan dan nyonya, keponakan kalian baik-baik saja, dia bisa keluar dalam beberapa hari, namun sangat disayangkan karena ada luka besar di wajahnya karena kecelakaan itu.”
Hati Yua langsung hancur mendengarnya. Bukan hanya dia baru mendengar paman dan bibinya merencanakan pembunuhannya demi mendapatkan uang asuransi dan menyingkirkannya, tapi sekarang dia juga memiliki luka yang besar di wajahnya.
Apa salah Yua? Kenapa semuanya jadi seperti ini?
Tentu saja paman dan bibinya sangat kesal karena Yua baik-baik saja, setelah suster pergi mereka menyumpah serapahi Yua karena tidak jadi meninggal. Tapi tentu saja dengan suara pelan, karena Yua belum mau membuka kedua matanya.
Seminggu berlalu, kini Yua sudah dapat keluar dari rumah sakit.
Keadaan sudah berbeda, paman dan bibi semakin membencinya, akan tetapi sepupu Yua yang bernama Nia sangat senang. Alasannya tentu saja karena sekarang Yua memiliki luka besar di wajah, wajah Yua jadi buruk dan tidak secantik dahulu.
Luka tersebut tidak dapat disembuhkan kecuali dengan operasi plastik, namun tidak mungkin mereka memiliki uang untuk melakukan operasi itu. Jadi Yua harus menahan ejekan demi ejekan yang dilayangkan padanya.
Hidup Yua jadi lebih berat dari sebelumnya, sekarang dia tidak hanya miskin, namun dia sudah punya julukan lain, yaitu monster.
Apakah memang Yua seburuk itu hingga bisa disebut sebagai monster?
Tidak hanya mendapat ejekan di sekolah, Yua juga mendapat cacian dari paman dan bibinya, belum lagi sepupunya Nia yang selalu menganggapnya pembantu. Yua mengerjakan semua pekerjaan rumah hingga tidak memiliki waktu untuk dirinya sendiri.
Protes?
Itu tidak dapat Yua lakukan, dia menumpang di rumah ini, dia pun masih dibiayai sekolah dan kebutuhannya oleh mereka, dia juga masih diberi makan dengan layak.
Yah ... meski dia mendapat kekerasan juga.
Tapi Yua harus sabar, dia yakin suatu hari dia bisa mandiri dan keluar dari neraka ini.
***
BRAK
Yua didorong oleh anak lainnya hingga jatuh dari kursinya, kaca mata bulat yang tadinya terpasang dengan baik di wajahnya kini agak miring. Dengan tangannya yang gemetar ketakutan ia perbaiki lagi letak kaca mata itu.
CUURRRR
Yua berjengit tatkala anak yang mendorongnya malah menyiramkan air mineral dari botol ke tubuhnya, sekarang seragamnya basah.
Anak-anak yang ada di kelas itu hanya diam memperhatikan, tak ada niatan menginterupsi, apalagi menolong. Mereka hanya berbisik-bisik membicarakan dirinya yang menyedihkan.
“Yua lagi? Kasian banget anak itu.”
“Seragamnya basah deh.”
“Dasar Chris, gak bisa emang sehari aja tanpa gangguin Yua.”
“Tapi seru juga ngliatnya, Yua yang ketakutan lucu sih.”
“Ih, kasian tau!”
Tidak berguna.
Jangan bilang kasihan kalau tidak berniat menolong, brengsek!
Yua berusaha bangkit, tapi anak yang mengganggu malah berjongkok sambil meraih dagunya, namanya Chris.
Chris menyeringai saat dilihatnya Yua kembali bergetar ketakutan.
“Kau sangat jelek ... seperti monster” gumam Chris, sebelum melepaskan tangannya dari Yua lalu bangkit berdiri, mengajak teman-temannya keluar dari kelas itu.
Chris adalah kakak kelas Yua, dia merupakan salah satu siswa tampan yang saking tampannya banyak di puja oleh para gadis-gadis, bahkan beberapa anak laki-laki pun juga banyak yang menyukainya. Selain itu, Chris berasal dari salah satu keluarga konglomerat yang terkenal, jelas tak ada yang berani padanya.
Jika dua hal itu saja cukup bagi kalian untuk takut dan kagum pada Chris ... maka kalian salah, tentu saja banyak kelebihan Chris yang lainnya.
Chris merupakan atlet kebanggaan sekolah mereka, kalau tidak percaya, lihat saja semua otot-otot yang tercetak indah di tubuhnya, membuat Chris seakan sebuah pahatan patung yang begitu indah.
Tidak cukup sampai disana, Chris juga merupakan siswa yang cukup pandai, ia selalu mendapat rangking yang tidak jauh-jauh dari 1, 2 atau 3 di kelasnya.
Kekurangannya???
Ada kok, yaitu Yua.
Gadis yang berpostur cukup tinggi dan kurus itu mampu membuat Chris sangat terobsesi, dia suka sekali menjahili Yua, setidaknya sehari sekali lah. Dan tidak boleh ada orang lain selain dirinya yang mengganggu Yua, kalau Chris sampai tau ada yang menyakiti Yua selain dirinya, Chris tidak akan segan-segan menghajarnya.
Iya, Chris memang gila.
Dan Yua sudah muak dengannya.
Karena perlakuan Chris padanya, tak ada yang berani mendekati Yua, jadi Yua tak punya teman. Yua sangat kesulitan bersekolah karena Chris. Apalagi dengan keadaan Yua saat ini, yang memiliki luka besar di wajahnya hingga semuanya memanggilnya monster.
Ingin pindah juga tidak bisa, Chris memiliki banyak uang, dia akan menghalangi Yua untuk kabur darinya, berhasil kabur pun, Chris tidak akan sulit untuk menemukannya. Lagipula, dapat dari mana Yua uang untuk pindah? Dia saja menumpang hidup dalam keluarga paman dan bibinya.
Seakan berada dalam lingkaran setan, Yua sulit untuk keluar.
“Hiks ... hiks ....”
Lagi-lagi Yua bersembunyi, di sudut paling pojok perpustakaan sekolah, ia menangis sendirian, agar tidak ada yang menemukannya. Karena jika ada yang melihatnya mungkin Yua akan diganggu lagi.
Entah itu bisa disebut melegakan atau menyedihkan, Yua tidak peduli, ia hanya ingin menangis melampiaskan rasa sakit di hatinya.
‘Aku benci Chris... siapapun tolong bawa aku pergi darinya... aku sudah tidak tahan lagi ....’
Ting!
Suara keras menggema di kepala Yua, dia segera mengangkat wajahnya untuk melihat kira-kira suara apa yang baru saja ia dengar.
Betapa terkejutnya dia melihat sebuah layar hologram berada di depannya, Yua mengangkat tangan kurusnya untuk menyentuh layar itu.
Klik!
[Kau butuh pertolongan? Aku bisa membantumu]
Yua membelalakkan kedua mata bulatnya, dia benarkan kacamata yang sedikit merosot lalu takut-takut dia mengeluarkan suara.
“Kamu ini ... apa?”
[Aku adalah sistem]
[Lebih tepatnya Princess Mission System]
[Jika kau mau menjalankan misi-misi dariku, aku bisa saja merubah hidupmu yang menyedihkan ini]
Yua tau hidupnya menyedihkan tapi ... haruskah dia menerimanya?
[Apa kau ingin terus seperti ini selamanya?]
Buru-buru Yua menggeleng.
[Kalau begitu, mau atau tidak?]
Yua berpikir sejenak sebelum menjawab “Aku mau.”
.
.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 66 Episodes
Comments
Putri Minwa
awal cerita yang menarik tor
2023-03-03
0
Leya channel
mampirrrr...
2022-04-17
0
Eva Ayu Martalina
akhirnya, Nemu lagi novel dengan diksi dan tata bahasa yang baik. heran disini banyak novelis dadakan yang belum bisa menulis dengan tata bahasa yang mumpuni, tapi sudah begitu pedenya bikin novel. yang heran lagi sama yang baca, kok kuat baca novel begitu. yang lebih heran lagi novel begitu masuk ke daftar populer. saya membacanya sebentar saja sudah merinding, ada novelis yang selalu pakai kata 'benaran' benaran cantik misalnya. ugghh why? banyak kata lain yang bisa menjadi substitusinya, yang lebih tepat dalam kaidah perbahasa dan bahkan dalam percakapan sehari-hari pun ga enak banget itu kata dipake. ughh
2022-04-14
2