Dave hanya tersenyum melihat Sevia yang kaget dengan kehadirannya. Namun, Dave masih saja terus berpura-pura tidak mengenal Sevia.
"Kenapa, Dave?" tanya Zee.
"Aku tidak sengaja menjatuhkan ponsel gadis ini, lalu menginjaknya." Tanpa melihat ke arah Sevia, Dave mengatakan hal itu pada Zee.
"Dave, kamu harus menggantinya!" ujar gadis cantik yang bernama Zee itu.
"Tidak usah Nona, tadinya juga sudah rusak kho!" sahut Sevia.
Obrolan mereka pun berakhir saat terlihat film mulai di putar. Sevia langsung mengalihkan perhatiannya pada layar panjang itu, sedangkan tangan nakal Dave mulai meraba-raba ke paha Sevia. Tentu saja hal itu membuat Sevia risih, karena meskipun gelap tapi orang pasti melihatnya dengan samar.
Dave terlihat gelisah dengan kelakuannya sendiri. Dia yang memulai memberikan sentuhan-sentuhan kecil pada Sevia di tengah gelapnya studio, Dia juga yang merasa bergejolak menginginkan menyentuh hal lain. Apalagi saat di depan sana ada adegan kiss, tanpa bisa menahan lagi hasratnya, Dave langsung meraih tengkuk Sevia dan mencuri ciuman di saat Sevia sedang melihat adegan yang bikin gerah di depan sana.
Tanpa disadari oleh teman-temannya, permainan lidah yang singkat itu harus berakhir saat scene film di depan sana pun telah berganti.
Dasar brondong mesum! Bisa-bisanya dia menciumku di saat nonton bersama yang lain, gerutu Sevia dalam hati.
Lain kali, aku akan mengajaknya nonton di bioskop hanya berdua saja. Ternyata sensasinya beda saat mencuri kesempatan untuk berciuman di tempat umum, batin Dave.
Setelah film selesai, Dave pun memaksa Sevia untuk mencari ponsel sebagai ganti yang rusak. Mereka memutuskan berpisah dengan teman-temannya. Kini dua anak manusia itu sedang memilih ponsel yang cocok untuk seorang wanita muda.
"Mau model yang mana?" tanya Dave saat sudah berada di sebuah counter.
"Aku mau yang fiturnya lengkap sama yang cameranya bagus biar hasil fotonya kayak artis," tutur Sevia.
"Sudah yang ini aja!" Dave mengambil asal handphone yang berjejer di depannya karena tadi penjaga counter mengeluarkan semua handphone keluaran terbaru.
Pinter juga Dave cari handphone, dikasih ganti sama keluaran terbaru yang harganya lebih dari sepuluh juta, kekeh Sevia dalam hati.
"Mas, sekalian sama kartu perdananya," pinta Dave saat Abang Counter memeriksa kelengkapan isi dus.
"Gak usah, Dave! 'Kan yang ini masih ada," ucap Sevia sambil menunjukan kartu sim yang dia keluarkan dari handphone-nya yang rusak.
"Coba sini lihat!" Dave langsung menengadahkan tangann meminta kartu sim milik sevia. Saat Sevia sudah memberikannya, tanpa bicara lagi Dave langsung mematahkan kartu sim milik Sevia, yang langsung mendapat pelototan dari si pemiliknya.
"Kenapa dipatahkan?" tanya Sevia geram.
"Biar kamu tidak berhubungan lagi sama mantanmu itu!" tegas Dave.
Apa sih maunya nih brondong? Bukannya gak ada cinta? Tapi gak boleh berhubungan dengan lelaki lain, geram Sevia dalam hati.
Selesai mencari ponsel, pasangan muda-mudi itu pulang ke apartemen. Namun, Sevia sedari tadi diam karena masih kesal dengan apa yang suaminya lakukan.
Sesampainya di apartemen, Sevia langsung menuju ke kamar mandi untuk membersihkan dirinya. Dia membiarkan seluruh tubuhnya diguyur air shower dengan mata terpejam menikmati setiap tetesan air yang jatuh menerpa tubuhnya. Tanpa disadarinya, Dave menyusul masuk ke kamar mandi. Perlahan Dave mendekat ke arah Sevia yang masih memejamkan matanya. Dengan tubuh polosnya, Dave memeluk Sevia dari belakang. Tangan nakalnya mulai menyentuh tiap titik yang dia sukai dari tubuh istrinya membuat Sevia terperanjat kaget dan langsung membuka matanya.
"Dave," lirih Sevia seraya menengok ke belakang melihat wajah suaminya yang sedang memeluk tubuh toples itu dari belakang.
Tanpa memperdulikan panggilan Sevia, Dave langsung meraup candunya, menahan kepala Sevia agar tetap menengok ke belakang. Merasa tidak puas dengan apa yang di dapatnya, Dave langsung membalikkan tubuh istrinya dan melanjutkan aksinya yang tertunda sesaat. Pada akhirnya air shower menjadi saksi pergulatan kenikmatan di antara dua anak cucu Adam saling melepaskan hasrat yang membuncah di dadanya.
Suara lenguhan dan erangan memenuhi kamar mandi yang berukuran 4 x 3 meter itu, sampai Dave mendapatkan pelepasannya, barulah acara mandi plus-plus itu berakhir.
Selesai acara mandi yang tidak biasa, Sevia pun langsung menuju ke tempat tidur setelah dia terlebih dahulu memakai bajunya, sedangkan Dave menyusulnya hanya memakai handuk di pinggangnya. Terlihat jelas otot-otot yang terbentuk di dada dan perutnya, membuat Sevia langsung memalingkan mukanya. Rasa malu dan penasaran bercampur aduk membuat dia memilih untuk tidak melihatnya.
Namun, Dave menyadari perubahan rona wajah Sevia yang terlihat merona, sehingga dia pun langsung mendekati istrinya.
"Kenapa harus malu? Bukankah kamu sudah sering melihatnya?" goda Dave seraya duduk di samping Sevia.
"Sana pakai baju dulu, Dave!" usir Sevia.
"Aku malas mengambil baju, kamu saja yang ambilkan!" suruh Dave langsung membaringkan tubuhnya dengan kedua tangannya yang menjadi bantal.
Ya ampun bocah ini, menguji imanku terus. Kamu memang terlihat perfect, makanya wajar saja kalau kamu tidak mungkin mencintaiku meskipun kita sudah menikah.
Pletak
Dengan entengnya Dave menyentil dahi Sevia yang sedang terbengong, "Tiap hari melihat tubuhku juga, masih saja terpesona!"
"Hay! Bukan begitu maksudku!" elak Sevia.
"Sudahlah! Aku tahu yang ada di dalam kepalamu, Tante Mesum!" ledek Dave yang langsung mendapat cubitan dari Sevia di sana-sini. Bukannya sakit, Dave malah tertawa geli dengan serangan dari istrinya hingga akhirnya Dave yang membalik keadaan menyerang Sevia dengan langsung mengungkungnya.
"Kamu tahu, apa yang yang kamu lakukan sudah membangunkan python yang tadi kelelahan setelah olahraga di kamar mandi." Tanpa menunggu jawaban dari Sevia, Dave langsung meraup candunya, mengeksplor seisi rongga mulut istri simpanannya. Sampai terdengar suara bel, barulah dia menghentikan aksinya yang seharusnya dia tuntaskan.
"Sial! Ganggu saja!" sungut Dave.
"Dave, cepat buka pintunya. Berisik!" suruh Sevia.
Dave pun terburu-buru mencari baju yang akan dipakainya, karena tidak mungkin dia membuka pintu hanya dengan memakai handuk yang hampir melorot. Dirasa bajunya sudah rapi, Dave pun beranjak menuju ruang tamu
Ceklek!
Jantung Dave mendadak berdetak lebih kencang, suhu tubuhnya terasa lebih panas, saat melihat orang yang berdiri di depan pintu. Dia bingung apa yang harus dikatakannya, jika orang itu melihat Sevia berada di apartemennya. Namun bukan Dave jika dia harus kehilangan akal di saat-saat sedang terpepet begini. Otak cerdasnya langsung merangkai kata jika pada akhirnya nanti, dia ketahuan tinggal bersama dengan seorang gadis di apartemennya.
"Om, Tante, tumben ke sini?" sapa Dave pada pasangan yang sudah membesarkannya meskipun mereka tidak memiliki hubungan darah.
"Tante khawatir sama kamu, kenapa tidak pulang ke rumah saat liburan kemarin? Apa terlalu sibuk bekerja sampai tidak ingat pulang?"
...~Bersambung~...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 292 Episodes
Comments
Pia Palinrungi
aduhhhh kira pacarnya, udh bilang terusterang aja kalau itu istri kamu dave
2023-06-08
1
sari emilia
aku paling benci lk2 yg main sentil2 meski hy becanda....hy org bodoh n tolol yg spt itu sevia nya mau aja d gitu kn kl aku dah ku tendang jd kebiasaan nanti....aku temen aja ky gtu ku gampar...pling g sk poko nya ga sopan ga ada ahlak ga beretika
2023-06-05
0
Sweet Girl
kirain si Kettie yg datang
2022-07-14
0