Setelah acara ijab kabul selesai, Ustadz Sanusi dan yang lainnya pun berpamitan untuk pulang. Tak lupa Dave pun memberikan uang yang satu juta sisa tadi maskawin kepada Ustadz Sanusi yang telah menikahkannya dengan seorang gadis yang baru ditemuinya kemarin.
Sementara Pak Rudi memilih untuk beristirahat di kontrakan Sevia, karena dia merasa lelah setelah perjalanan jauh dari kampungnya.
Dave hanya melihat sekilas ke arah lelaki yang tadi telah menjadi wali nikahnya. Kini lelaki itu telah tertidur pulas di atas karpet spon yang ada di depan televisi.
Bisa-bisanya dia tidur pulas di sana, apa tidak sakit nanti badannya? tanya Dave dalam hati.
Sementara Sevia yang baru kembali dari kamar mandi, merasa heran melihat ekspresi Dave yang melihat bapaknya tidur.
"Kamu kenapa melihat bapakku seperti itu?" tanya Sevia.
"Ng-nggak papa kho!" gugup Dave.
"Namamu Dave kan?" tanya Sevia untuk memastikan.
"Bukannya kamu sudah tahu namaku?" Bukannya menjawab, Dave malah balik bertanya.
"Ah iya, aku hanya memastikan takut salah memanggil namamu," tutur Sevia.
"Aku mau kerja dulu, tadi Om Andrea menelpon aku untuk segera ke sana." Tanpa menunggu jawaban dari Sevia, Dave langsung pergi dari kontrakan istri barunya.
Sementara Sevia hanya menatap sendu melihat kepergian Dave. Padahal tadi niatnya aku mau minta maaf sama Dia, batin Sevia.
Setelah kepergian Dave dari kontrakannya, Sevia pun memilih untuk beristirahat karena memang badannya yang terasa remuk. Jangan ditanyakan kalau hatinya, sudah seperti serpihan kertas yang tak berbentuk lagi. Meski dia sadar, kalau ini memang sudah jalan takdirnya, tapi hati kecilnya masih saja mengharapkan untuk bersama dengan Andika dalam ikatan suci pernikahan.
Hari sudah berganti malam, ayahnya Sevia sudah pulang setelah tadi dia terbangun dari tidurnya dan kemudian berpamitan pada Sevia yang sedang tertidur di kamarnya. Entah apa yang dipikirkan oleh pria berusia 50 tahun itu, melihat perban di tangan Sevia, dia seolah-olah tidak melihatnya.
Rudi berpura-pura tidak melihat dengan apa yang terjadi pada anaknya. Dia hanya menjadikan Sevia sebagai ATM berjalan. Tidak seperti seorang ayah pada umumnya, pria paruh baya itu datang ke kontrakan Sevia bukan untuk menengok putri satu-satunya, tapi dia pulang harus dengan membawa uang dalam jumlah tertentu. Terkadang Sevia merasa dirinya sangat tidak berarti, selalu dimanfaatkan oleh orang-orang yang dia cintai.
Sementara Dave, setelah dia pulang kerja mampir dulu ke apartemennya untuk membersihkan diri dan berganti baju sebelum dia kembali ke kontrakan Sevia.
Entah kenapa, Dave selalu teringat dengan kondisi Sevia yang memprihatinkan. Sehingga dia memutuskan untuk kembali ke kontrakan istri yang baru siang tadi dinikahinya.
Saat sampai di kontrakan Sevia, terlihat suasana kontrakan yang ramai karena penghuninya sudah pulang dari pekerjaannya. Dave yang memang membawa mobil, harus berjalan kaki menuju ke kontrakan Sevia.
"Wow.... Ada bule nyasar," pekik tetangga Sevia saat melihat Dave berbelok ke arah kontrakan Om Joni.
Sontak saja anak kontrakan yang sedang berkumpul di warung Om Joni langsung heboh dengan kedatangan Dave. Namun Dave terlihat masa bodoh dengan apa yang didengarnya.
Tok tok tok
Sembari menunggu Sevia membuka pintu, Dave membuka sebuah pesan yang masuk ke benda pipih itu yang ternyata dari seseorang yang diam-diam dia cintai. Senyumnya langsung mengembang saat tahu gadis itu menanyakan kabar dan meminta untuk berkunjung ke rumahnya.
Sevia seperti terhipnotis saat melihat senyum yang mengembang di bibir Dave, sehingga dia hanya diam mematung di ambang pintu tanpa mempersilakan suaminya untuk masuk.
"Apa begini caramu menyambut suami pulang kerja," tanya Dave dengan suara beratnya.
"Ma-ma-maaf...." sesal Sevia seraya dia menyingkir dari ambang pintu untuk memberi jalan pada Dave.
Setelah Sevia memberinya jalan, Dave pun langsung masuk ke kontrakan Sevia tanpa menunggu dipersilakan lagi.
Dave terus mengedarkan pandangannya, mencari keberadaan ayah mertuanya yang tadi siang saat dia tinggalkan sedang tertidur pulas. Namun ternyata dia tidak menemukannya. "Apa ayahmu sudah pulang?"
"Iya tadi sore dia pulang," jawab Sevia yang memperhatikan ekspresi suaminya.
"Apa kamu sudah makan?" tanya Dave kemudian.
"Tadi aku makan roti, memangnya kenapa?"
"Kamu harus makan nasi atau paling gak bubur sebelum minum obat," jelas Dave.
Melihat tangan Sevia yang terkilir, dia jadi tidak tega untuk meninggalkannya sendirian. Meski sebenarnya dia tidak memiliki perasaan apapun pada Sevia, tapi rasa kemanusiaannya yang membuat dia untuk kembali ke kontrakan istri barunya.
"Namamu Sevia kan? Aku keluar dulu, mau beli makan," ucap Dave seraya beranjak dari duduknya.
"Heyy.... Aku itu lebih tua dari kamu, harusnya kamu memanggilku kakak." Sevia tidak terima saat Dave hanya menyebut namanya saja tanpa embel-embel.
"Aku yang lebih besar dari kamu dan kedudukan aku juga lebih tinggi dari kamu. Seharusnya kamu yang lebih menghormati aku." Tangan Dave menyugar rambutnya kasar setelah mendengar apa yang Sevia katakan.
"Mana bisa begitu, umurku saja lebih tua empat tahun dari kamu. Berarti aku yang lebih tua dari kamu," tegas Sevia
Dave mendekat ke arah Sevia dengan mata terus menelisik badannya. "Oh ya, coba kamu sebutkan bagian mana dari tubuhmu yang lebih besar dariku."
"Tentu saja tet...." Sevia langsung membungkam mulutnya dengan tangannya yang tidak sakit, saat dia hampir keceplosan akan menyebutkan salah satu bagian inti seorang wanita.
Mendengar apa yang dikatakan Sevia, membuat Dave menggelengkan kepalanya. "Dasar Tante mesum!"
"What's!!!" pekik Sevia tidak terima dengan apa yang dikatakan oleh Dave.
Dave langsung pergi tanpa memperdulikan apa yang diucapkan oleh Sevia karena memang perutnya sudah sangat lapar. Apalagi dia terakhir makan saat tadi pagi sarapan di apartemennya.
"Dasar brondong kupret, masa aku dibilang tante mesum. Padahal aku tidak pernah mesum, bahkan saat Andika ingin menyentuhku lebih jauh lagi, aku selalu menolaknya. Apa karena itu, dia mengkhianati aku," gumam Sevia.
Wajah yang tadinya penuh amarah berubah sendu saat dia kembali teringat dengan pengkhianatan Andika, kekasih yang sudah dia perjuangkan, ternyata mengkhianatinya setelah dia mendapatkan keinginannya.
Kenapa hidupku sangat tidak berarti, gak Bapak, gak Andika. Mereka hanya menginginkan uangku saja. Demi membayar uang kuliahnya, aku sengaja mengambil uang tabunganku untuk melanjutkan ke perguruan tinggi, tapi ternyata hanya kecewa dan sakit hati yang kudapatkan, batin Sevia.
Tak berselang lama, Dave sudah kembali dengan tentengan di tangannya. Dia hanya membeli ayam bakar yang mangkal tidak jauh dari kontrakan Sevia. Namun terlihat jelas di mata Sevia kalau Dave seperti sedang menahan kesal. Ingin Sevia bertanya tapi rasanya enggan, hingga pada akhirnya rasa penasarannya tidak bisa lagi dibendungnya.
"Dave, kamu kenapa?" selidik Sevia.
"Tidak apa, aku hanya tidak suka melihat para tetanggamu melihatku seperti itu. Apalagi ada seorang gadis yang terang-terangan menggodaku. Dia pikir aku akan tertarik dengan barang second seperti itu."
...~Bersambung~...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 292 Episodes
Comments
Pia Palinrungi
apa dave punya infera ke 6 koq tahu udh second 🤣🤣🤣🤣🤣
2023-06-08
2
YuliaBilqis
Janga" ines yg menggoda Dave 🤦♀️
2022-09-21
1
Sweet Girl
paling si Anies....
2022-07-14
2