"Awww...." teriak Sevia histeris
Dave yang tadinya diam mematung, langsung menghampiri Sevia dan membekap mulutnya tanpa menyadari kalau tindakan itu justru terlihat sangat intim.
"Diamlah jangan berisik! Nanti tetanggamu berpikir yang tidak-tidak." Baru saja Dave selesai bicara, sudah ada dua orang yang mematung di ambang pintu.
"Apa yang sedang kalian lakukan? Berani sekali kamu mencemari kontrakanku. Aku tidak mengijinkan pasangan yang belum menikah untuk melakukan hubungan suami istri di sini!" bentak Joni si pemilik rumah kontrakan.
"Om, tidak seperti yang Om lihat." Sevia sesegera mungkin merapihkan bajunya agar tidak terekspos badan bagian atasnya.
"Tidak usah mengelak! Kita sudah melihat langsung dengan mata kepala sendiri," ucap Kadir si ketua RT setempat.
Sebenarnya Joni dan Kadir sedang berkeliling untuk meminta sumbangan acara tujuh belasan ke setiap pintu kontrakan milik Joni, tapi saat tiba di pintu kontrakan Sevia, mereka mendengar teriakan si pemilik kamar sehingga bergegas masuk ke dalam takut telah terjadi sesuatu pada Sevia. Namun, betapa kagetnya mereka saat melihat Sevia dan seorang lelaki seperti sedang berciuman dengan bahu Sevia yang terlihat sedikit oleh mereka.
"Benar apa yang dikatakannya, Pak. Kita tidak sedang melakukan apapun, ini hanya sebuah kesalahpahaman." Dave yang sedari tadi diam akhirnya angkat bicara.
"Kita tidak percaya dengan apa yang kalian katakan, tapi percaya dengan apa yang kami lihat. Sudah Om Joni, lebih baik kita nikahkan saja mereka. Daripada menjadi mudharat untuk yang lainnya." Dengan terus menyelidik penampilan Dave, Kadir pun memberikan usulannya.
"Benar apa yang dikatakan oleh Pak Kadir, lebih baik kita nikahkan saja. Sini KTP kamu!" pinta Joni pada Dave karena dia khawatir kalau lelaki yang bersama Sevia akan kabur.
Dengan terpaksa Dave pun memberikan ID-card pada Joni.
"Aku minta KTP, kenapa kamu memberikan kartu seperti ini?" tanya Joni.
"KTP-ku belum jadi," ucap Dave yang tidak sepenuhnya bohong karena sebenarnya dia masih mengurus KTP-nya, karena saat kemarin dia pulang ke Indonesia, dompetnya hilang di Bandara.
"Ya sudah sini aku tahan dulu, agar kamu tidak kabur." Joni langsung mengambil ID-card yang disodorkan oleh Dave, "Via sekarang kamu telpon bapakmu di kampung untuk jadi walinya," suruhnya.
"Om, sebenarnya bapak tidak ada di rumah. Kata nenek, bapak kabur karena tidak bisa bayar hutang pada rentenir," jelas Sevia
"Kamu jangan bohong Via! Hanya bikin alasan agar tidak dinikahkan," tuduh Joni
"Om Joni, jagain mereka! Aku mau ke rumah Pak Ustadz sebentar," pamit Kadir yang kemudian bergegas ke rumah Ustadz Sanusi.
Sevia hanya pasrah dengan apa yang akan terjadi, 'toh palingan nikah siri yang saat cerai tidak usah mengurus ke pengadilan,' pikirnya.
Tak beda jauh dari Sevia, Dave pun hanya mengikuti apa yang dikatakan oleh Joni dan Kadir. Rasanya percuma membela diri juga, soalnya memang dia tertangkap basah sedang berduaan, sementara gadis yang ada di sampingnya sedang tidak berpakaian lengkap.
Tidak berselang lama, Kadir pun sudah kembali bersama Ustadz Sanusi yang akan menikahkan Dave dan Sevia.
"Mana yang akan dinikahkan, Om Joni?" tanya Ustadz Sanusi
"Ini Pak Ustadz, Sevia dan pacarnya. Saya heran kenapa belum menikah pacarannya sudah terlalu jauh," tunjuk Joni.
Ustadz Sanusi menyelidik penampilan Dave yang masih memakai seragam kerja seraya menggeleng-gelengkan kepalanya. "Anak sekarang, masih pacaran saja sudah main yang tidak-tidak. Untung kalian segera memergokinya, kalau tidak kita semua akan kena mudharat karena perbuatan mereka."
"Dimana walinya, Om Joni?" tanya Ustadz Sanusi
"Wali hakim saja Pak Ustadz. Kata Sevia, bapaknya kabur." Baru saja Kadir selesai bicara, terdengar ada suara orang yang memberi salam dari luar.
"Assalamualaikum,"
"Wa'alaikumsalam," kompak semua orang yang ada di dalam kontrakan Sevia
Sevia pun menengok ke luar, melihat siapa yang datang. Namun, betapa kagetnya dia saat melihat bapaknya berdiri di teras kontrakan. "Bapak!" panggilnya.
Sevia langsung meraih tangan bapaknya dan kemudian mencium punggung tangan laki-laki yang menjadi cinta pertamanya. Meski terkadang sifat buruk bapaknya yang suka bertaruh membuat Sevia kesal, tapi jauh dari lubuk hati dia sangat menyayangi bapaknya.
"Wah kebetulan sekali Pak Rudi berkunjung, jadi kita tidak perlu wali hakim lagi," ucap Joni yang sudah kenal sebelumnya dengan Rudi karena sering berkunjung ke kontrakan Sevia untuk meminta uang.
"Wali hakim untuk apa, Pak?" tanya Rudi bingung.
Melihat raut wajah bingung Rudi, akhirnya Joni pun menceritakan dengan apa yang dilihatnya saat dia dan Kadir akan meminta sumbangan tujuh belasan pada Sevia.
Mendengar apa yang dikatakan oleh Joni, Rudi pun terlonjak kaget merasa tidak percaya dengan apa yang dikatakan oleh Joni.
"Astaga Via! Kenapa kamu pacaran dengan anak ingusan, bukankah kemarin kamu pacaran dengan Andika?" sentak Rudi kaget.
"Dia mau menikah jadi mutusin aku." Sevia langsung menundukkan kepalanya sedih mengingat lagi Andika yang dengan tega memutuskannya.
"Sudah Pak Rudi! Ikhlaskan Sevia menikah dengan Dave. Mungkin mereka berjodoh meski dengan cara yang tidak biasa." Nasihat Ustadz Sanusi
"Baiklah kalau begitu, tapi saya minta maskawinnya lima juta." Pada akhirnya Rudi pun menunjukkan sifat aslinya, yang datang pada Sevia saat dia sedang membutuhkan uang.
"Bagaimana Nak Dave, apakah ada uang lima jutanya?" tanya Ustadz Sanusi
"Ada Pak." Dave segera mengambil tasnya dan mengeluarkan sebuah amplop coklat yang berisi uang. Setelah dihitung jumlahnya ada sekitar enam juta, dia pun memasukkan kembali uang lima juta itu dan menyimpannya di depan Rudi sebagai maskawin.
"Semuanya sudah siap, kalau begitu kita mulai saja acaranya." Kadir pun memberikan usul untuk segera menikahkan Sevia dan Dave.
Dengan dibimbing oleh Ustadz Sanusi, Dave pun membacakan ijab dan kabul dengan lantang.
"Saya terima nikah dan kawinnya saudara Sevia Kireina binti Rudi Hartono dengan maskawin uang sebesar lima juta rupiah dibayar tunai." Hanya dengan satu tarikan napas, Dave membacakan ijab dan kabul.
"Bagaimana saksi sah?"
"Sahhhh," jawab Joni dan Kadir kompak.
"Alhamdulillah." Semua yang hadir mengucapkan syukur atas pernikahan dua anak manusia, tapi tidak dengan Sevia. Dia masih belum bisa percaya, kalau sekarang sudah jadi istri seorang anak lelaki yang usianya empat tahun lebih muda darinya.
Setelah membacakan do'a pernikahan untuk kedua mempelai, Ustadz Sanusi pun memberikan petuah pada pasangan muda yang baru menikah.
"Pernikahan bukanlah akhir dari sebuah hubungan antara dua insan manusia. Sebaliknya, ini merupakan awal dari fase kehidupan baru yang melibatkan sebuah komitmen penting."
"Komitmen ini adalah untuk saling mengasihi dan menjaga hingga ajal memisahkan. Jadi setiap kamu tergoda untuk selingkuh atau mengajukan perceraian, ingatlah komitmen tersebut yang kamu ucapkan di hadapan Tuhan."
Benar adanya kalau jodoh di tangan Tuhan, karena sekuat apapun kita berjuang untuk mempertahankan orang yang kita cintai, tapi jika kita tidak berjodoh, maka akan berujung perpisahan. Sementara seseorang yang tidak kita harapkan, justru itulah jodoh yang telah Allah siapkan untuk kita.
...~Bersambung~...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 292 Episodes
Comments
Pia Palinrungi
bener thor bertahun2 pacar putus juga, walaupun jg sdh nikah kalau bukan jodoh akan pisah jg thor
2023-06-08
2
Biduri Aura
jodoh d tangan pak Joni 😂😂😂😂
2023-03-01
1
YuliaBilqis
Lah kan anaknya aja tekdung duluan om 😁🤭
2022-09-21
1