Melihat keindahan di depan matanya, apalagi dengan gerakan yang mampu membuat darahnya bergejolak, Dave pun langsung bergabung di dalam bathtub. Tanpa pemanasan, bule itu langsung menyerang ke titik pusat Sevia hingga suara gemericik air keran kini berpadu padan dengan suara lenguhan kenikmatan dari dua insan dengan hasrat yang bergelora.
Tidak butuh waktu lama, Dave menyelesaikan permainan bathtub-nya cukup dengan waktu lima belas menit. Meski sebenarnya dia menginginkannya lagi, tapi meeting dengan klien penting tidak dapat ditinggalkannya. Sementara Sevia yang kini sudah terlelap tidur, langsung Dave pindahkan ke tempat tidur.
Setelah dia berpakaian rapi, Dave pun langsung kembali ke restoran yang tadi. Sampai di sana, terlihat Andika masih duduk di tempat yang tadi dengan ditemani oleh Harry.
"Bos, dia minta nego. Katanya dia berjanji untuk tidak mengganggu gadis itu asalkan jangan dipecat," bisik Harry.
"Kamu percaya sama dia? Kalau aku nggak. Ini sudah yang kedua kalinya dia melakukan hal tercela itu. Aku pikir, Dia tidak akan melakukannya lagi saat dulu aku lepaskan. Namun ternyata, Dia masih penasaran karena belum mendapatkannya." Dave menatap tajam pada Andika.
"Tidak Mr. Dave! Kali ini aku benar-benar berjanji tidak kan melakukan hal itu lagi. Aku khilaf, karena aku masih mencintai Sevia. Asal Mr. Dave tahu, aku dan Sevia sudah lama saling mengenal dan menjalin hubungan. Jadi tidak semudah itu untuk kami sama-sama saling melupakan. Aku dan Sevia masih sama-sama saling mencintai." Andika terus saja bicara yang sukses membuat rahang Dave langsung mengeras.
"Kenapa aku semakin muak setelah mendengar ceritamu? Kamu mencampakkannya demi perempuan lain dan sekarang kamu bilang kalau kamu masih mencintainya? Bulshit!!!" Dave sangat jengah melihat muka mesum Andika di depannya. Meskipun memang dia belum bisa menafsirkan dengan jelas perasaannya pada Sevia, tapi dia sangat tidak suka miliknya disentuh oleh lelaki lain.
Saat kliennya sudah datang, Dave pun segera berlalu pergi tanpa memperdulikan lagi permintaan Andika.
Satu jam sudah berlalu, meeting berjalan dengan lancar dan kerjasama pun terjalin dengan sukses. Dave memutuskan untuk tidak kembali ke perusahaan sehingga menyuruh Harry untuk pulang duluan membawa mobil, sedangkan dia akan membawa motor Sevia.
"Harry, kamu duluan saja bawa mobilku! Aku mau ada perlu," suruh Dave.
"Mau ketemu dengan gadis yang tadi?" tanya Harry, "ada hubungan apa kamu dengan dia, Dave?" lanjutnya.
"Iya, dia istriku Harry! Aku minta kamu tidak menceritakannya kepada yang lain. Hanya kamu yang aku beritahu," pinta Dave.
"Kamu bisa percaya padaku, tapi bagaimana bisa kamu menikah dengannya? Bukankah selama ini kamu mencintai Zee?" Harry semakin penasaran dengan sahabatnya itu, karena setahu dia, Dave mencintai saudara angkatnya diam-diam.
"Nanti saja aku ceritakan, sekarang aku mau ke mall mencari baju ganti. Aku duluan!" Dave langsung berlalu pergi dengan motor Sevia ke sebuah mall yang ada di kawasan itu. Dave yang hanya berbalut kemeja putih yang bagian tangannya dilipat sampai siku, jelas saja memperlihatkan otot tangannya yang kekar.
Semua mata memandang ke arahnya saat dia mulai masuk ke dalam mall. Banyak yang mengira kalau Dave artis Hollywood yang sedang berlibur ke lndonesia tapi mereka langsung bengong saat Dave masuk ke toko yang menyediakan barang pribadi perempuan. Bahkan pria bermata biru itu tidak segan memilih beberapa pasang barang pribadi untuk istrinya.
"Aku suka yang warna hitam tapi yang merah ini begitu menggoda," gumam Dave. Dia pun langsung mengambil keduanya dan saat melewati jajaran lingerie, pikiran Dave langsung travelling membayangkan Sevia memakai baju yang mampu meruntuhkan imannya itu. Tanpa memilih lagi, Dave langsung mengambil lingerie warna merah dan hitam.
Setelah mendapatkan apa yang dibutuhkannya, Dave pun langsung membayar ke kasir. Namun, sepertinya pesona Dave membuat kaum hawa mendadak menjadi cacing kepanasan.
"Silakan, Tuan!" kasir itu membuat gerakan sensual di depannya membuat Dave ingin bergidik.
"Tolong dipercepat!" tegur Dave saat melihat kasir itu sengaja berlama-lama scan label harga.
"Baik, Tuan!" sahut kasir dengan suara yang mendayu.
Merasa kesal karena kasirnya sengaja dilama-lamakan, Dave langsung menatap sinis dan tidak berbicara lagi. Begitu pula saat dia menyerahkan black card untuk membayar semua belanjaannya.
"Terima kasih, Tuan sudah berbelanja di sini. Ini nomor ponsel saya, Tuan bisa hubungi jika sedang membutuhkan teman untuk mengobrol," ucap kasir seraya menyerahkan kartu milik Dave beserta secarik kertas yang berisi nomor ponselnya.
Pria tampan itu tidak menggubris ucapan kasir itu, dia hanya mengambil kartu miliknya kemudian segera pergi untuk mencari baju ganti untuknya dan untuk Sevia.
Setelah mendapatkan semua yang dibutuhkannya, dave segera menuju hotel tempat Sevia dia tinggalkan. Saat sampai di sana, terlihat gadis yang menurutnya lemah itu masih tertidur pulas. Dave pun langsung bergabung dengan istri simpanannya mengarungi alam mimpi.
Kini langit sudah mulai gelap, mentari pun sudah kembali ke peraduannya. Sepasang suami istri itu masik asyik bergelung dengan selimut tebalnya, hingga terdengar sayup-sayup suara adzan magrib membangunkan kedua insan yang sedang menjelajah dunia mimpi.
Sevia terbangun dengan kepala yang berdenyut sakit. Pening akibat minuman beralkohol belum hilang sepenuhnya. Dilihatnya Dave yang juga sedang tidur dengan memeluk tubuh mungilnya membuat Sevia merasa heran.
Bukankah kemarin aku sedang makan dengan Andika? Kenapa sekarang malah tidur dengan Dave? Ini lagi, kemana pakaian intiku? batin Sevia.
Sevia terus meraba-raba tubuhnya memastikan keadaannya yang hanya berbalut bathrobe. Dave yang merasa terganggu dengan gerakan istrinya, dia pun langsung membuka matanya.
"Apa yang kamu cari?" tanya Dave saat melihat Sevia seperti mencari barang pribadinya.
"Kenapa aku tidak memakai dalaman?" tanya Sevia seprti orang bingung.
"Kamu ingat-ingat saja sendiri!" ketus Dave kemudian berlalu masuk ke kamar mandi.
"Kenapa dia marah? Apa Dave tahu kalau aku bersama dengan Andika? Tau ah aku pusing. Tapi ini sedang di mana? Kenapa beda dengan apartemen?" gumam Sevia.
Sevia terus bertanya-tanya dalam hatinya, hingga Dave keluar dari kamar mandi, dia masih asyik dengan lamunannya.
"Cepetan mandi, Sevia! Aku lapar," sentak Dave. Entahlah saat melihat istrinya seperti orang linglung karena pengaruh alkohol, hatinya merasa kesal. Apalagi saat dia teringat dengan apa yang dilihatnya saat masuk ke dalam bilik yang ditempati oleh Sevia dan Andika. Hatinya benar-benar tidak bisa menerimanya.
"Dave, apa kamu melihatku di restoran?" tanya Sevia hati-hati.
"Tentu saja! Kalau tidak, bagaimana bisa kamu ada di sini." Dave langsung membuka paper bag dan memakai baju yang tadi di belinya.
...~Bersambung~...
...Hai hai Author up lagi! Dukung terus ya!...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 292 Episodes
Comments
Pia Palinrungi
semoga aja dave mulai ada rasa krn zee tdk mencintainya hanya cinta sendiri
2023-06-08
1
YuliaBilqis
Cemburu kan mas brondong 😅
2022-09-21
0
*k🎧ki€*
itu kasir apa operator seluler 🙄🙄
2022-09-11
1