"Dave, maafkan aku! Aku salah karena telah menerima ajakan Andika untuk makan," Sevia menunduk takut menerima kemarahan suaminya. Walau bagaimanapun, Dave suaminya yang harus dia hargai dan turuti perintahnya.
"Kamu tahu, kesalahanmu bukan hanya itu? Kesalahan terbesarmu karena kamu mau diajak meminum minuman beralkohol. Padahal kamu tidak bisa minum minuman seperti itu." Dave menunjuk tepat di muka Sevia,
"Iya aku salah Dave, aku tidak tahu kalau minuman yang rasanya aneh itu bisa bikin mabuk," sahut Sevia.
"Sudahlah cepat sana mandi, Sevia! Aku sudah lapar." Dave langsung berlalu menuju balkon kamar hotelnya. Dilihatnya jalanan yang ramai karena masih dalam jam pulang karyawan yang lembur sampai jam tujuh malam.
Sementara Sevia langsung berlalu menuju ke kamar mandi untuk membersihkan dirinya. Tidak butuh waktu lama untuk Sevia membersihkan badan, dia hanya membutuhkan waktu sepuluh menit untuk menyelesaikan kegiatannya.
Sevia keluar dari kamar mandi dengan menggunakan bathrobe yang tadi dipakainya, sehingga dia kebingungan harus memakai baju apa. Sevia keluar menuju balkon dengan merekatkan bathrobe yang dipakai dengan kedua tangannya.
"Dave, aku tidak punya baju ganti," adu Sevia.
Dave yang sedang asyik berbalas pesan dengan seseorang yang diam-diam dia cintai langsung menengok ke arah Sevia. "Ada di sofa, cari saja di paper bag " suruh Dave.
Mendengar apa yang dikatakan oleh suaminya, Sevia langsung berbalik mencari paper bag seperti yang dikatakan oleh Dave.
Setelah mendapatkan apa yang diinginkannya, Sevia pun langsung memakai bajunya satu persatu tanpa memperdulikan tatapan lapar dari suaminya yang tidak melepaskan pandangan dari tubuh molek Sevia.
Meskipun Sevia tidak memiliki tinggi badan yang ideal, tapi dia memiliki aset yang sangat disukai kaum adam. Bokong sintal dan dada yang padat berisi ditambah wajah manis yang tidak membosankan bila dipandang, merupakan nilai plus yang dimiliki oleh Sevia. Apalagi pembawaan yang menyenangkan membuat gadis yang kurang beruntung itu mempunyai banyak teman.
Perlahan Dave mendekat tanpa suara, saat sudah sampai di dekat Sevia, Dave langsung memeluk gadis yang sedang menungging karena akan memakai celana jeans itu langsung terkaget.
"Jangan dipakai dulu!" bisik Dave.
"Dave lepaskan! Aku lapar, dengar cacing aku dari tadi bernyanyi seperti paduan suara." Sevia mencoba melepaskan tangan Dave yang sudah melingkar di perutnya.
"Kamu gak asyik!" Dave langsung melepaskan tangannya yang melingkar di perut Sevia seraya beranjak menuju ke sofa dengan wajah yang di tekuk.
Yah! Dia ngambek, tapi lucu sekali melihat dia ngambek seperti anak kecil begitu, bisik hati Sevia.
Sevia langsung melanjutkan memakai celana jeans-nya. Setelah dirasa rapi, dia langsung menghampiri Dave yang sedang memainkan ponselnya.
"Ayo, Dave! Kita makan malam di mana?" Sevia mendudukan bokongnya di samping Dave.
"Terserah!" Mata dan tangannya masih fokus dengan benda pipih itu.
Yah, masih ngambek! Aku rayu aja deh, kira-kira mempan gak ya? batin Sevia.
"Tampan, kita makan yuk! Teteh udah lapar nih." rayu Sevia seraya mencolek dagu Dave.
Teteh? Bang Dika yang suka panggil Teteh ke Kak Lana. Apa Sevia mencintaiku sehingga menyebut dirinya Teteh, batin Dave.
Entah kenapa, Dave merasa senang saat dia mengira kalau Sevia mencintainya sehingga dia pun langsung tersenyum manis di depan Sevia.
"Ayo, aku juga lapar!" Dave langsung berdiri dan menggandeng tangan Sevia menuju ke parkiran hotel.
Saat sampai di sana, Dave langsung memakaikan helm pada Sevia, sedangkan dia memakai helm yang baru tadi dibelinya.
"Dave kita makan di Pujasera aja yuk! Abis kita kita jalan-jalan ke kawasan. Biasanya kalau malam-malam begini suka ada cowok melambai di dekat pemadam," ajak Sevia.
"Terus kalau ada yang melambai memang kamu mau apa? tanya Dave heran.
"Gak apa-apa sih, cuma mau godain mereka aja kalau aku bawa cowok cakep ke sana pasti mereka pada minat." Sevia cekikikan dengan pemikirannya sendiri.
Pletak!
Dave langsung menyentil istrinya yang menurutnya memiliki pemikirannya yang kurang ajar.
"Ish! Sakit tahu Dave!" Sevia langsung cemberut mendapat sentilan dari suaminya.
"Suami sendiri mau dijadikan tumbal, istri macam apa kamu?" ketus Dave naik ke atas motor.
"Aku? Jelas saja aku istri simpanan brondong tajir." Sevia pun langsung naik ke atas boncengan dan memeluk Dave.
Tak Ada yang bicara selama perjalanan menuju food street, keduanya terdiam saling menyelami perasaan masing-masing. Sevia yang mulai terbiasa dengan kehadiran brondongnya, begitupun dengan Dave yang tidak ingin jauh dari candunya. Saat sampai di tempat yang di tuju, barulah Dave membuka suaranya karena Sevia masih asyik memeluknya dari belakang.
"Via, peluk akunya sudah dulu! nanti saja lanjut kalau sudah ada di kamar," Dave mengelus lembut tangan Sevia yang masih anteng melingkar di perutnya.
Sevia langsung tersentak kaget saat mendengar apa yang Dave katakan, sehingga dia langsung melepaskan pelukannya.
"Sudah sampai ya?" Sevia cengengesan untuk mengusir rasa malunya.
Setelah mengunci motor dan melepaskan helm, pasangan suami istri itu langsung masuk ke dalam tenda dan memesan hidangan seafood yang ada di sana. Untung saja sedang tidak terlalu ramai sehingga mereka lebih leluasa makan di sana.
Saat Sevia sedang menikmati udang asam manis kesukaannya. Sementara Dave memilih kepiting dan cumi saus padang, tiba-tiba di belakang ada yang menepuk pundak Dave.
"Mr. Dave!" sapa seorang pria dewasa yang sudah matang.
"Mr. Arata!" Dave langsung terkaget saat melihat klien yang tadi siang meeting bersamanya.
"Anda suka makan di sini?" tanya Arata yang memang fasih berbahasa Indonesia karena dia sudah lama menetap.
"Saya hanya ingin mencicipi kuliner di sini," jawab Dave.
"Boleh saya bergabung Mr. Dave?" tanya Arata
"Silakan Mr. Arata!" Dave menarik kursi yang ada disampingnya, mempersilakan klien pentingnya untuk duduk.
Arata langsung duduk dengan tersenyum lebar.
"Ternyata Anda juga menyukai gadis lokal Mr. Dave," ucap Arata dengan mata menatap intens pada Sevia. Ada ketertarikan tersendiri yang membuat Arata ingin terus memandang Sevia.
Wajah dan perawakan Dave yang didominasi dari wajah papanya, membuat tidak ada yang mengira kalau Dave sebenarnya bule lokal.
"Dia milik saya Mr. Arata, sepertinya Anda tidak memiliki kesempatan untuk mendekati pacarku." Dave terus menyuapkan makanan ke mulutnya seolah biasa saja menghadapi sikap Arata yang terlihat memuja pada istrinya. Padahal dalam hatinya dia sedang menahan kekesalan.
"Wah, sayang sekali dia pacar Mr. Dave. Seandainya saja dia hanya sekertaris Anda, saya mau menjadikannya istri simpanan." Seperti tidak punya malu, Arata mengutarakan keinginannya.
Uhuk uhuk
Sevia langsung tersedak saat mendengar ada orang yang ingin menjadikannya sebagai istri simpanan, dengan sigap Dave memberikan minumannya pada Sevia.
Apa sudah takdirku menjadi seorang istri simpanan? Apa tidak ada laki-laki yang ingin menjadikan aku sebagai istri sahnya? Tuhan, kenapa tidak laki-laki yang tulus mencintaiku? jerit hati Sevia.
...~Bersambung~...
Ayo ayo sawerannya buat Sevia yang sedang galau melehoy.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 292 Episodes
Comments
Pia Palinrungi
sabar sevia entar koq brondongmu bucin
2023-06-08
1
Biduri Aura
wah Sevia walaupun wajahnya pas-pasan jadi rebutan 😁😁😁😁sweet banget,,
2023-03-01
0
Elina💞
nasib mu sevia😁
2022-07-06
0