"Aku pinjam uang satu juta, uang gajian aku habis karena aku pakai untuk uang muka mobil."
Sevia langsung menghentikan pekerjaannya saat mendengar apa yang Andika katakan, dengan tersenyum miring Sevia menggelengkan kepalanya.
"Aku gak punya uang sebanyak itu, kalaupun ada uangnya sudah aku pakai untuk bayar uang kuliahku." Sevia kembali melanjutkan pekerjaannya dan tidak memperdulikan Andika yang masih mematung di belakangnya.
"Kamu kenapa berubah, Via? Apa karena sekarang kamu sudah menikah? Aku yakin pasti bule itu kasih uang yang besar buatmu! Kenapa sekarang kamu jadi orang pelit?" tanya Andika bertubi-tubi.
Apa katanya aku pelit? Aku berubah? Siapa yang udah bikin aku jadi berubah? Kamu Andika! Kenapa kamu jadi orang gak tahu diri? Aku merasa menyesal sudah menyerahkan seluruh hatiku padamu.
Ingin sekali Sevia mengatakan hal itu pada mantan pacarnya itu, tapi dia tidak bisa mengatakannya. Mulutnya seakan terkunci saat dia ingin berbicara kasar pada Andika.
"Terserah kamu mau bilang apa, aku gak peduli!" ketus Sevia.
Andika hanya menyugar rambutnya kasar dengan kedua tangannya. Dia berpikir, Sevia pasti akan memberikan apa yang dimintanya seperti yang selalu dilakukannya dulu. Tapi kini keinginannya itu tidak dipedulikan oleh Sevia. Sungguh naif pikiranmu Andika.
Karena tidak mendapatkan apa yang diinginkannya, Andika pun berlalu pergi menuju ke kubik tempatnya bekerja.
Waktu pun terus berlalu, kini sudah waktunya jam pulang kerja semua karyawan di shift pagi. Mereka berebut menuju mesin absensi yang ada di pintu keluar gedung. Sebuah mesin absensi yang menggunakan pemindai wajah dan sidik jari membuat para karyawan AP Technology tidak bisa melakukan kecurangan.
Sevia, Elvira dan Widia kini berada d toilet merapikan dandanannya sebelum pergi ke mall seperti yang sudah dijanjikan. Tak lupa Sevia pun memberi kabar pada Dave kalau dia akan jalan-jalan bersama temannya.
"Via, coba kamu pake parfum ini, katanya ini parfum pemikat lelaki." Tanpa menunggu persetujuan dari Sevia, Elvira langsung menyemprotkan parfum yang dibawanya di dalam tas selempang miliknya.
"Vira, kamu semprot parfum nyong-nyong ya! Baunya gini banget," ucap Sevia seraya menutup hidungnya.
"Kamu tuh, biar nanti pas kita jalan banyak cowok ganteng yang ngajak kenalan. Kan lumayan kalau mereka ganteng, bisa dijadikan teman buat ke kondangan." Elvira terus saja memoleskan perona wajah di km pipinya, membuat dia terlihat semakin cantik.
"Kamu jangan ngajak sesat anak orang, Vira! Cukup aku aja yang kamu sesatkan!" ujar Widia, "lagipula Sevia sudah menikah, mana butuh dia sama cowok baru," lanjutnya.
"Sudahlah! Ayo kita ngantri di ATM dulu, nanti uangnya keburu habis sama orang," ajak Sevia.
Setelah Sevia dan temannya mengambil uang di ATM mobil, yang sengaja pihak bank sediakan setiap tanggal gajian karyawan. Mereka pun langsung menuju ke mall dengan memakai dua motor karena punya Sevia sengaja dititip di parkiran karyawan.
Sampai di mall. ketiga gadis cantik itu berkeliling dulu karena film yang akan mereka tonton mulainya jam 19:00 WIB. Setelah merasa lelah hanya melihat-lihat baju keluaran terbaru tapi tidak ada niatan untuk membeli, mereka pun memilih makan di restoran Solary. Namun Sevia langsung menundukkan pandangannya saat dia melihat Dave dengan seorang gadis cantik di sana.
Dilarang cemburu Sevia! Pernikahanmu dengannya hanya simbiosis mutualisme. Kamu mendapatkan uang dan gelar yang akan kamu raih nanti, sedangkan dia mendapatkan kebutuhan biologisnya. Peringatan hati Sevia.
Sevia terus berpura-pura tidak melihat Dave, hingga akhirnya dia larut dalam obrolan bersama temannya. Begitupun dengan Dave yang sedang asyik berbincang dengan Zee, teman masa kecilnya yang kebetulan sedang main ke kota tempat Dave bekerja.
"Dave, mumpung aku lagi di sini, temani aku nonton ya! Katanya Barra mau menyusul ke sini," ucap gadis cantik yang bersama Dave.
"Boleh! Sudah cepat habiskan makannya, Zee! Kamu terlihat kurusan sekarang," ucap Dave.
Tak lama kemudian datang dua orang pemuda tampan ke meja Dave. Satu sudah Sevia kenal karena asistennya Dave yang bernama Harry. Namun, yang satunya lagi baru pertama kali Sevia lihat sama seperti gadis cantik itu.
Terlihat Dave larut dalam obrolan bersama ketiga temannya, sementara Sevia hanya sekali-kali melirik ke arah meja suaminya hingga tanpa sengaja mata mereka bertubrukan dan Sevia pun langsung memutuskan pandangannya. Dave hanya tersenyum simpul melihat apa yang Sevia lakukan.
Apa dia cemburu melihatku bersama Zee? Harusnya sih tidak, karena dari awal pernikahan ini tanpa cinta, batin Dave.
Menyadari Sevia yang sepertinya gelisah, Elvira pun langsung bertanya pada sahabatnya itu. "Kamu kenapa, Via? Dari tadi melirik terus ke meja sana? Apa kamu suka dengan Mr. Dave? Sebaiknya sih jangan, dia bukan level kita yang hanya operator produksi," tegur Elvira.
"Kamu memang benar, Vira! Kita harus mencintai orang yang selevel dengan kita agar tidak disakiti seperti aku." Wajah Sevia langsung sendu saat teringat kembali dengan penghianatan Andika padanya.
Setelah menyelesaikan makannya, Sevia dan temannya langsung menuju ke bioskop yang tidak jauh dari tempat mereka makan. Saat ada pemberitahuan dari petugas bioskop bahwa studio yang di tuju sudah dibuka, ketiga gadis itu langsung masuk dan mencocokkan nomor tiket dengan nomor kursi yang akan diduduki.
"Via, kamu duduk di sini! Aku pengen dipojokan," pinta Widia saat sudah menemukan nomor kursi.
"Ya udah deh!" Dengan terpaksa, Sevia berpindah tempat sesuai keinginan temannya, Widia.
"Sabar ya, Via! Siapa tahu yang duduk di samping kamu pangeran tampan," goda Elvira yang duduk di tengah di antara kedua sahabatnya.
"Mending kalau tampan, kalau tahunya cowok mesum terus nanti aku dipegang-pegang gimana?" Sevia langsung cemberut membayangkan orang yang duduk di sebelahnya cowok yang suka mengambil kesempatan dalam kesempitan seperti yang pernah dialami oleh Widia.
Tak berapa lama kemudian, datang beberapa orang yang menempati kursi di samping Sevia. Dave yang menyadari kalau ternyata istrinya yang duduk di sampingnya, langsung melongokkan kepalanya melihat apa yang sedang dilihat Sevia sehingga dia tidak menyadari kehadirannya.
Dave mengerutkan dahinya saat tahu Sevia sedang chatting dengan Andika.
Awas saja kamu, Sevia! Akan aku hapus semua kontak dan foto mantan pacar brengsekk kamu itu, ancam Dave dalam hati.
Saking gak tahannya melihat Sevia yang masih asyik chatting dengan Andika, Dave pun berpura-pura tidak sengaja menyenggol tangan Sevia sehingga handphone legendaris-nya itu jatuh dan dengan entengnya, Dave langsung menginjak ponsel Sevia hingga layarnya retak tak berbentuk.
"Apa yang kamu lakukan?" geram Sevia saat mengambil ponselnya yang jatuh tapi ternyata sudah rusak parah.
"Maaf tadi aku tidak sengaja, karena gelap ponselmu pun tak sengaja ku injak." Dengan wajah tanpa dosa, Dave pun berpura-pura tidak sengaja.
"Dave!" lirih Sevia
...*****...
...~Bersambung~...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 292 Episodes
Comments
Pia Palinrungi
yg cemburu siapa yah🤣🤣🤣🤣
2023-06-08
1
Pricila Bianca Aidelin
gimana sih bule ini,,dia yg melarang Sevia spy gk berharap,lah kok dua yg cemburu
iki piye to mas bule....
2022-11-15
0
YuliaBilqis
Lah Sevia g boleh cemburu ... tapi sendirinta kepo liat Sevia cetingan sama orang lain
2022-09-21
0