Sebuah kejadian besar terjadi di tanah Javadwipa awal dari sebuah teror yang melanda hampir ke seluruh wilayah pesisir laut utara.
Blaaar....! Blaaar!
Sebuah semburan api dari sebuah makhluk raksasa menghancurkan salah satu bangunan Perguruan Pedang Surga. Sebelum serangan berupa semburan api, terjangan gelombang angin dari kepakan sayap monster telah menghantam seluruh kawasan Perguruan Pedang Surga terlebih dahulu.
Bunyi tanda terjadi sebuah serangan telah menggema membangunkan seluruh anggota perguruan yang sedang terlelap dalam tidurnya. Ditambah suara teriakan minta tolong bercampur baur dengan ledakan-ledakan yang memecahkan kesunyian malam.
Semua anggota perguruan segera tersadarkan dari tidurnya. Kekacauan itu membuat mereka menyadari ada serangan yang melanda seluruh perguruan. Karena itulah saat keluar, semua sudah dalam kondisi siap perang tak satupun terkecuali.
Berduyun-duyun para anggota perguruan menyerbu dengan pedang terhunus. Secara serentak ribuan orang menyerang makhluk raksasa berwuju seperti seekor naga itu.
Walau mereka bergidik melihat besarnya makhluk tersebut, namun hal itu tidak membuat mereka gentar. Hanya satu tekad mereka adalah menghabisi makhluk tersebut.
Trang...! Trang...! Trang...!
Diiringi suara dentang pedang yang beradu dengan tubuhnya, makhluk itu justru sibuk menangkap dan memakan orang-orang yang menyerbunya. Makhluk itu seakan tidak memperdulikan serangan yang telah menghujaninya.
Karena memang kerasnya kulitnya tidak mampu ditembus oleh pedang para pendekar. Walaupun sebenarnya setiap bilah pedang itu telah dilambari dengan tenaga dalam.
Makhluk itu sangat begitu besarnya seakan sebuah gunung kecil yang jatuh dari langit.
"Roooaaarrrrrrr!"
Suaranya sangat memekakan telinga seakan suara guntur mengeleggar menambah keriuhan malam yang akan diingat seluruh anggota Perguruan Pedang Surga sampai kapanpun.
Dengan tubuhnya hampir menyerupai bukit besar. Perbandingan berat tubuhnya seperti 400 gajah dewasa disatukan menjadi satu. Sepanjang hampir 3000 langkah kaki dari kepala sampai ekor atau hampir mencapai 300 tombak.
Memiliki empat buah sayap yang jika dibentangkan mampu menutupi matahari seakan awan. Dan jika dikepakkan akan menimbulkan angin topan yang akan memporak porandakan apapun yang ada dibawahnya.
"Jurus Seribu Pedang Menyatu!"
Craaaass!
Cahaya sebuah aura kekuatan besar membentuk gambaran pedang yang sangat besar membabat leher Naga. Kepala Naga yang sangat besar itu langsung putus tetapi sebelum jatuh, sebuah daya tarik kekuatan yang kasat mata menarik kepala itu ke tempat semula dan menyatukan kembali dengan badannya. Ekornya dihantamkan kearah penyerangnya.
"Rooooaaaarrrrrr!"
BUUUUM!
Blaaarrr! Blaaarrr!
Hantaman ekor itu menghasilkan suara ledakkan yang begitu keras. Tanah yang dihantamnya amblas sedalam sekitar lima tombak. Amukan makhluk itu semakin menjadi karena serangan barusan.
Sosok yang menyerang itu seakan tak gentar dengan serangan balik yang dilancarkan ke arahnya. Gerakannya sangat cepat dan gesit menghindari serangan raksasa kearahnya.
"Jurus Seribu Pedang Menyatu!"
Craaas!
Sebuah serangan susulan yang membentuk sebuah bayangan pedang raksasa kembali menghantam tubuh monster tersebut dan memotong pangkal ekornya langsung putus. Namun sebuah kekuatan yang tak kasat mata telah menarik potongan ekornya menyatu kembali.
Monster itu menyadari kekuatan yang mengancam, perhatiannya teralihkan kearah sosok yang telah beberapa kali memotong anggota tubuhnya.
"Rooooaaaarrrrr!"
"Blaaar! Blaaar..!
Semburan nafas apinya menghajar kearah sosok yang sebelumnya telah menyerangnya.
Sebuah gerakan yang dilambari kekuatan yang besar dengan begitu lincahnya menghindari terjangan serangan yang begitu dahsyat ke arahnya. Ilmu meringankan tubuh yang sangat hebat yang dimiliki seorang yang telah berada ditingkatan Pendekar tingkat shakti, bahkan telah berada diposisi puncak tingkat shakti.
"BUUUUM!"
Hantaman ekor kembali menyusul menghantam dengan begitu keras, bumi bergetar seakan telah terjadi gempa bumi. Makhluk itu benar-benar murka.
Namun sosok yang terus memberikan serangan beruntun itu justru membuat gerakan tak terduga. Dia menghindar dari serangan barusan dan menaiki ekor raksasa tersebut. Setelah itu dia melesat naik ke atas tubuh makhluk itu.
Karena ukurannya yang jauh lebih kecil, maka makhluk raksasa itu kesulitan menemukan musuhnya yang bersembunyi dibelakang tubuhnya.
"Jurus Seribu Pedang Menyatu!"
"Craas!"
Sebuah serangan jurus pedang yang mengerikan kembali menghantam tubuh raksasa. Serangan itu membelah tubuh makhluk itu menjadi dua bagian.
Lelaki yang terus melakukan serangan barusan adalah seseorang seorang pendekar yang memiliki julukan Dewa Pedang. Dia adalah ketua Perguruan Pedang Surga
"Kalian yang berada ditingkat kelas satu kepung dari segala penjuru berikan serangan terkuat kalian!"
"Kalian yang dibawah tingkat kelas satu segera selamatkan diri kalian sejauh mungkin bersama yang lain secepat yang kalian bisa!"
Dalam keadaan yang kacau balau dan dalam keadaan menghadapi musuh Sang Dewa Pedang masih sempat memberikan perintah bagi seluruh anggota perguruan.
Perintah yang diberikan bagi seluruh anggota perguruan dilambari dengan kekuatan tenaga dalamnya sehingga terdengar jelas keseluruh penjuru meski ditengah kekacauan.
"Para tetua atau petinggi perguruan segera mengarahkan seluruh anggota perguruan kelas satu keatas untuk membentuk gabungan Formasi Pedang Dewa!"
Mereka yang telah memiliki tingkat kelas satu segera mereka membentuk beberapa kelompok secepat yang mereka bisa.
Para tetua yang berada diantara kerumunan segera mengumpulkan beberapa anggota perguruan terkuat membentuk sebuah Formasi Pedang Dewa.
Formasi Pedang Dewa adalah salah satu cara mendapatkan serangan yang kuat dengan cara mengumpulkan beberapa orang yang tingkat praktek kanuragannya diatas tingkat kelas satu minimal duapuluh orang dan mengabungkan seluruh chakra mereka bersama dan membentuk sebuah serangan gabungan dari seluruh kumpulan chakra tersebut sehingga dengan kekuatan itu mampu membelah gunung.
Formasi ini mirip jurus yang dipakai Dewa Pedang yang mampu mengeluarkan aura pedang raksasa Jurus Seribu Pedang Menyatu. Tetapi Dewa Pedang berada dalam posisi tingkatan yang jauh dari kebanyakan mereka semua tentunya. walau beberapa petinggi dan tetua telah sama-sama diposisi Pendekar Tingkat Shakti.
Semua pendekar tingkat kelas satu keatas mencoba membantu ketua perguruannya dengan menyerang dari berbagai sisi. Walau yang terjadi kemudian banyak yang tertangkap dan justru mati masuk ke perut makhluk raksasa itu.
Mereka secepat mungkin mengatur pola penyerangan ditengah kekacauan bukanlah hal yang mudah tetapi mereka harus melakukan itu agar ada kesempatan yang lain untuk menyelamatkan diri.
"Wakil Ketua sepertinya kita menghadapi makhluk yang abadi!"
"Kumpulkan para tetua dan murid utama yang terkuat kita akan membuat serangan terkuat yang kita bisa, sekaligus dalam satu kali serangan."
"Kekuatan penyembuhannya sangat mengerikan membuat makhluk ini susah dikalahkan."
"Sementara waktu aku coba mengalihkan perhatiannya!"
Dewa Pedang memberi intruksi ke wakilnya sambil mencoba mengumpulkan chakra sebanyak yang dia mampu untuk kembali melakukan serangan susulan.
"Baiklah aku akan mengumpulkan anggota perguruan terkuat. Sebelumnya mari kita pastikan dahulu makhluk ini memang abadi atau tidak."
Seorang lelaki sekitar berumur tujuh puluhan tahun menyusul Dewa Pedang mencoba memberikan bantuan. Dia adalah wakil ketua perguruan Eyang Udan Asrep.
Mereka menaiki makhluk raksasa itu dari arah bagian belakang sehingga tak terdeteksi yang kemudian kembali secara bersamaan mengunakan jurus yang sama menghantam makhluk itu dari sisi kanan dan sisi kiri yang jaraknya ratusan tombak.
Craasss! Craaasss!
Serangan barusan telah membuat makhluk itu terpotong secara menyilang.
Tetapi sebelum mereka bersorak atas keberhasilannya, bagian tubuh yang terpotong telah menyatu seperti sedia kali. Seakan serangan barusan tidak pernah terjadi. Makhluk itu pulih hanya dalam waktu tak sampai seperempat minum teh.
"Rrrroooooaaaaaarrrrrr!"
Blaaar! Blaaar!
Makhluk itu mengamuk dengan diawali suaranya yang menggelegar bagaikan guntur. Amukan makhluk itu telah menghancurkan seluruh perguruan rata dengan tanah. Semburan api dari mulutnya semakin membuat luluh lantah semua bangunan yang ada.
Kabar tentang serangan makhluk raksasa yang menyerang sepanjang pesisir pantai laut utara telah mereka dengar beberapa Minggu yang lalu. Namun mereka tidak mengira, jika hari ini perguruan mereka yang menjadi sasaran serangan makhluk itu.
Serangan itu juga melanda wilayah Kerajaan Tarumanegara yang berada dipesisir barat. Bahkan menurut kabar, karena serangan itu akhirnya Kerajaan Tarumanegara bersatu dengan beberapa kerajaan untuk mencari cara mengatasi makhluk raksasa tersebut
BLAAAAR!!
Makhluk raksasa itu bukan hanya menyerang Perguruan Pedang Surga, tetapi juga menyasar rumah penduduk yang berada tidak jauh darinya. Akibat serangan itu kobaran api menerjang wilayah itu.
Teriakan orang yang merenggang nyawa beracampur baur dengan suara pertempuran dan juga amukan makhluk raksasa tersebut. Tidak ada waktu bagi mereka menolong yang lain, yang ada mereka segera menyelamatkan nyawa mereka masing-masing secepat mungkin, sebab jika tidak maka nyawa mereka yang akan menjadi korban selanjutnya.
Dewa Pedang dan para tetua akhirnya mampu mengumpulkan kekuatan. Mereka hendak melakukan serangan pamungkas yang mungkin saja dapat membunuh makhluk itu.
Serangan itu dilakukan secara serentak dalam satu kali serangan. Setelah berpuluh-puluh kelompok anggota perguruan terbentuk, maka mereka segera melakukan serangan Formasi Pedang Dewa.
Craaas! Craaasss! Craaasss!
Berpuluh-puluh serangan yang membentuk aura pedang raksasa menerjang monster. Kali ini sepertinya serangan tersebut berdampak pada tubuh monster tersebut. Beberapa luka menganga disekujur tubuh monster tersebut. Serangan yang lebih kuat mengakibatkan tangan, sayap, kepala terpotong tetapi tak sampai sepersekian minum teh lagi dan lagi semua bagian yang terpotong kembali ketempat semula, sehingga tidak sempat jatuh ke tanah.
"Sebuah kekuatan pemulihan yang sangat mengerikan. Dan dimiliki seekor makhluk sebesar ini, benar-benar musuh yang sangat menakutkan." ucap Dewa Pedang sambil menggeram penuh amarah
Tetapi mata Dewa Pedang menangkap sesuatu yang berbeda. Dia menyadari ada jeda beberapa sepersekian lebih lambat kekuatan pemulihannya dibandingkan dengan serangan yang dia lakukan sendiri sebelumnya.
Walau serangan tersebut tak mampu membunuh makhluk tersebut tetapi sepertinya mampu menghentikan serangan lebih parah ke penduduk sekitaran. Sebab setelah serangan serentak dengan aura kekuatan pedang yang mengagumkan telah membuat monster tersebut memilih meninggalkan Perguruan Pedang Surga yang tinggal reruntuhan dan kobaran api dimana-mana.
Kepakan sayapnya menimbulkan gelombang udara seakan angin topan menerbangkan segala hal yang ada dijangkauannya. Kemudian tubuhnya yang seakan gunung itu melesat terbang dengan kecepatan yang membuat decak kagum.
Sebab dalam sepersekian minum teh telah menghilang dibalik awan yang bertebaran menghiasi gelapnya langit malam.
Sebuah kekuatan penghancur yang sangat mengerikan hanya dalam waktu sekitar dua seperminuman teh Perguruan Pedang Surga hancur lebur tak berbentuk lagi. Mungkin ada seribu korban jiwa lebih yang telah ditelan makhluk itu. Sebuah pukulan berat bagi seluruh anggota perguruan.
Kejadian barusan seakan mimpi disiang bolong. Seluruh perguruan mereka hancur lebur hanya dalam sekejap mata.
Mereka tidak menyangka sama sekali, jika sebuah perguruan aliran putih terbesar di Benua Timur, kini hancur rata dengan tanah dalam waktu yang hanya sekejap saja.
Tangis kehilangan saudara dan handai taulan mengema diseluruh perguruan dan daerah penduduk sekitar. Duka yang mendalam tak mampu mereka bendung.
Pendekar Dewa Pedang masih dengan pedang terhunus berdiri memandangi area yang porak poranda didepan matanya. Dia tidak mampu lagi membayangkan sama kejadian didepan matanya.
Seluruh amarahnya tak mampu dia tumpahkan melihat hasil jerih payahnya hancur lebur tanpa sisa dipenuhi darah dan lautan api. Seluruh kerja kerasnya yang dia lakukan selama ini untuk mengembangkan perguruan yang didirikan oleh guru dari gurunya musnah tak tersisa.
"Hanya ada satu nama manusia yang mungkin mampu membantuku menghabisi makhluk terkutuk itu, yaitu Maha Resi Eyang Sindurogo."
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 542 Episodes
Comments
ciru
cakeep. Yang butuh bantuan Eyang Sindurogo harap ngantri yach, maklum MC blm.bisa ngapa2in ut bantu kalian
2023-07-14
1
John Singgih
ada yang butuh pertolongan eyang sindurogo, lagi...
2022-11-12
2
Trisna Tris
wah.... ceritanya keren abis....
lanjut thor..... gk pakai lama.....
2022-10-01
4