Peperangan Kerajaan Kalingga sudah berlangsung sejak beberapa hari yang lalu. Begitu dahsyatnya serangan Pasukan pemberontak membuat pasukan dari Kerajaan Kalingga hanya bisa bertahan. Ditambah serangan yang dilakukan para kawanan naga yang menyemburkan api, membuat barisan pasukan Kerajaan Kalingga semakin menjadi porak-poranda.
Tiba-tiba sebuah hantaman gelombang suara yang begitu dahsyat menerjang ke seluruh penjuru area peperangan. Kekuatan tenaga dalam yang melambari Suara Eyang Sindurogo seperti air bah, menerjang dengan begitu dahsyat. Begitu kuatnya tenaga dalam yang melambari suara itu, telah membuat hampir seluruh kawanan naga yang berterbangan diudara terhempas menghantam bumi.
Buum! Buuum!
Badan Naga yang beratnya ratusan pikul(satuan berat jaman dahulu satu pikul setara 75kg)membuat penunggang dan naganya menghantam ke tanah dengan begitu keras. Sehingga tulang-tulang para naga itu patah, bahkan para penunggang naga sebagian mati tertimpa tunggangannya sendiri. Sebagian lagi tidak sadarkan diri karena kuatnya gelombang suara yang menghantamnya.
Terjangan kekuatan suara yang dilambari tenaga dalam bukan hanya menerjang pasukan Naga. Para prajurit yang terlibat dalam peperangan ikut terkena imbasnya.
Begitu kuatnya terjangan suara itu membuat seluruh kancah peperangan berhenti seketika. Orang-orang yang memiliki ilmu tenaga dalam tingkatan kelas menengah ke bawah langsung pingsan terhantam gelombang suara itu.
Bagi prajurit yang tingkat tenaga dalamnya di atas tigkatan kelas atas, sebagian masih bertahan, meski mengalami luka dalam cukup serius. Tetapi sebagian besar yang belum sempat melindungi dirinya dari hataman gelombang suara itu, ikut jatuh pingsan sebelum memutahkan darah. Bahkan sebagian besar telinga dan hidungnya sampai mengeluarkan darah.
Bagi yang sempat melindungi tubuhnya dari terjangan suara itu tetapi masih mutah darah, kemungkinan tenaga dalamnya belum cukup kuat melindungi organ dalamnya.
Sedangkan para jagoan tingkat tinggi masih tegak berdiri. Walaupun mereka juga merasakan luka dalam, tetapi tidak terlalu berat seperti tingkatan yang berada dibawahnya. Hentakan gelombang suara seakan hantaman godam puluhan kati beratnya(satu kati setara 15 kg).
Sebelum kedatangan Eyang Sindurogo lima puluh ribu pasukan dari kerajaan Kalingga bertahan dengan susah payah melawan serangan gabungan pemberontak. Pasukan Kalingga langsung dibawah pimpinan Sri Maharaja Wasumurti, mereka berusaha menahan laju serangan pasukan pemberontak yang ingin menguasai istana dan kota raja.
Sebelumnya pasukan Naga yang menyerang dari udara sangat terbukti ampuh memporak-porandakan barisan pasukan Kerajaan Kalingga. Pasukan naga itu dipimpin langsung oleh tokoh yang terkenal akan kebengisannya, yaitu Lembu Jahanam. Dia adalah sesosok makhluk setengah manusia yang berkepala sapi.
Setelah suara yang menggelegar itu berakhir, barulah setiap orang berusaha menguasai situasi kembali. Sesosok manusia yang terlihat melayang diudara mulai turun ke bawah. Terlihat di tangan kanannya sedang memegang seekor harimau bertaring pedang yang besarnya seperti seekor sapi dewasa.
Setelah hantaman suara itu berakhir kini mereka merasakan tekanan kekuatan dan hawa pembunuh yang begitu kuat. Asal tekanan kekuatan itu berasal dari atas kepala mereka.
"Lihat diatas ada orang yang terbang, sepertinya asal suara yang menggelegar tadi dari orang itu!" Para prajurit yang masih sadar berteriak-teriak menunjuk ke atas dimana terlihat seseorang melayang diudara. Semua orang ikut melihat penampakan itu.
Sebagian besar tidak mengenali sosok tersebut. Walaupun kemampuan yang dia perlihatkan sesuatu yang sangat mengerikan. Tidak banyak pendekar yang telah mencapai tingkat setinggi itu ditlatah tanah Javadwipa.
"Lihatlah siapa dia itu sebenarnya? Cara berpakaiannya menyerupai seorang resi. Lihatlah dia membawa seekor harimau!"
Para prajurit yang masih sadar melihat ke atas menyaksikan sebuah kemampuan yang begitu mengagumkan. Sesorang yang mampu melayang terbang diudara.
"Sukurlah Maha prabu akhirnya utusan kita berhasil menemui Eyang Sindurogo!"
Salah seorang punggawa kerajaan segera memberitahu rajanya atas kedatangan bantuan yang tidak disangka sama sekali itu.
"Benar Patih Lembu Anabrang akhirnya kita mendapatkan Dewa penolong." Sri Maharaja Wasumurti tersenyum begitu cerah.
Beberapa punggawa yang berada disekelilingnya ikut tersenyum penuh kemenangan. Beruntung saat serangan gelombang suara itu dilancarkan, para punggawa kerajaan segera membuat medan energi yang mampu melindungi raja mereka dari terjangannya.
Sebagian orang yang telah mengetahui sosok tersebut, segera memaklumi kekuatan yang dia perlihatkan. Sebab dia adalah jagoan nomor satu di seantero Benua Timur, yaitu eyang Sindurogo.
"HAHAHAHAHAHA!!" Tawa Lembu Jahanam menggelegar walau tekanannya tak sekuat yang telah dilepaskan Eyang Sindurogo.
Suara yang dilepaskan Lembu Jahanam sebenarnya bukan untuk menyaingi, tetapi untuk menetralisir kekuatan yang telah menyerang dirinya dan juga tunggangannya. Naga berkepala dua itu sempat terhempas terkena hantaman suara yang begitu kuat. Walaupun sesaat kemudian dia masih mampu menerbangkan kembali tubuhnya, sehingga tidak sampai terhempas ke tanah seperti yang lain.
Kemarahan Lembu Jahanam sudah sampai keubun-ubun melihat hampir seluruh pasukan Naganya berjatuhan seperti hujan.
"ORANG TUA BANGKA BAU KUBURAN AKHIRNYA KAU DATANG JUGA! TANPA BERSUSAH-PAYAH MENCARIMU! TERNYATA KAU SUDAH DATANG MENGHANTARKAN NYAWAMU SENDIRI!"
"AKU SUDAH DATANG JAUH-JAUH DARI GUNUNG ARARAT SELAIN DIUTUS UNTUK MENGAMBIL PUSAKA DEWA, TUJUANKU YANG LAIN ADALAH MENGAMBIL NYAWAMU!"
"HAHAHAHAHA.....!"
Tekanan hawa pembunuh milik Lembu Jahanam yang begitu besar segera menerjang ke arah Eyang Sindurogo. Tekanan hawa pembunuh menerjang beriringan dengan kekuatan tenaga dalamnya yang melambari kerasnya suara tawa makhluk itu.
Eyang sindurogo bahkan tak mengubris apa yang diucapkan Lembu Jahanam. Perhatiannya justru terpusat kepada para prajurit yang pingsan dan mutah darah, akibat suara yang barusan dia lepaskan.
"Aku terpaksa melakukannya untuk menghentikan peperangan yang tidak perlu terjadi ini. Jika tidak, akan lebih banyak lagi korban yang berjatuhan." Eyang Sindurogo mengumam lirih.
Sejak awal pertempuran pasukan Kerajaan Kalingga mencoba tetap bertahan, dengan berharap pasukan bantuan segera datang. Gelombang demi gelombang serangan yang datang sebisa mungkin mereka tahan.
Sebenarnya masih ada pasukan tambahan yang berjumlah sekitar tiga puluh ribu pasukan, hanya saja pasukan itu tersebar di beberapa kadipaten yang masih setia kepada Raja Wasumurti. Walaupun berita pasukan yang melakukan kraman(memberontak) kepada Raja yang sah telah sampai dikadipaten tersebut. Tetapi karena serangan mendadak dan posisinya lumayan jauh, maka dipastikan pasukan tambahan itu masih dalam perjalanan.
Pasukan yang dipimpin Pangeran ke tiga atau Pangeran Sanjaya berkekuatan sekitar empat puluh lima ribu termasuk pasukan cadangan miliknya. Ditambah pasukan yang berada dibawah bendera Ratu ular Medusa hitam. Kekuatan tambahan itu berkekuatan sekitar sepuluh ribu pasukan.
Sebenarnya pasukan Kalingga dan pasukan pemberontak tidak memiliki selisih yang jauh. Tetapi mereka memiliki kunci kemenangan, yaitu dua ratus armada pasukan naga.
Walaupun hanya berjumlah dua ratus, tetapi mereka mampu dengan leluasa membuat kacau balau barisan pasukan Kerajaan Kalingga. Pasukan Naga-naga itu mampu menyemburkan api yang sangat besar dan mematikan. Bahkan banyak dari prajurit Kalingga justru ikut menjadi santapan para naga.
Pangeran Sanjaya memang sebelum melakukan serangan telah mempersiapkan rencana kraman kepada ayahandanya sendiri, dengan sedemikian matang. Pasukan disusupkan dengan hati-hati, agar bisa sedekat mungkin dengan ibukota kerajaan. Dia sengaja melakukan itu untuk membuat serangan dadakan. Karena dia paham pasukan yang dimilikinya, tidak sebanding dengan keseluruhan pasukan kerajaan.
Maka disusunlah rencana untuk menjatuhkan ayahandanya dengan menguasai istana secepatnya. Tetapi jika ada kesempatan justru target pertama yang akan dilakukannya adalah membunuh sang Raja terlebih dahulu.
Walaupun sebenarnya Raja Wasumurti adalah ayah kandungnya sendiri. Sangat ironis memang demi sebuah kekuasaan seorang anak tega berniat membunuh ayah kandungnya sendiri,tetapi itulah kenyataan yang terjadi.
Jika rencana itu berhasil maka tahap berikutnya dia akan menumpas habis seluruh senopati dan adipati yang masih setia dengan ayahandanya. Berikut semua rakyat yang mendukung para adipati itu.
Untuk tugas itu Pangeran Sanjaya sudah memilih orang yang tepat untuk menumpas mereka semua, yaitu Lembu Jahanam. Tokoh itu pasti dengan suka cita akan menghabisi mereka semua.
Semua rencananya berjalan mulus, bahkan jalannya pertempuran sudah bisa dibayangkan siapa yang akan memenangkan pertempuran. Tetapi semua rencana itu hancur lebur setelah kehadiran Eyang Sindurogo yang telah merubah jalannya peperangan.
"ORANG TUA! DIMANA KAU SEMBUNYIKAN PUSAKA DEWA? AKU YAKIN KAULAH YANG TELAH MENYEMBUNYIKANNYA?"
Lembu Jahanam mencecar pertanyaan ke arah Eyang Sindurogo yang masih diam terpaku melayang diudara. Tatapannya masih mengarah kepada para prajurit yang masih tak sadarkan diri, setelah terkena gelombang suara miliknya.
"Apakah matamu melihat ditanganku ada sebuah senjata?" Kali ini jawaban Eyang Sindurogo sedikit berubah ada sedikit rasa kekhawatiran didalam hatinya.
Lembu Jahanam terbang diatas tungganganya, sedangkan Eyang Sindurogo yang sudah pada tahap langit mampu membuat tubuhnya melayang diatas udara. Jarak diantara mereka berdua lebih dari sepuluh tombak.
Perwujudan Lembu Jahanam yang memiliki kepala menyerupai kepala Banteng dengan tinggi badan hampir setinggi satu tombak, tentu wujud seperti itu bukan sewajarnya manusia. Menurut cerita dia terlahir dari perkawinan berbagai makhluk.
Banyak cerita bagaimana dia terlahir ada yang mengatakan dia sengaja diciptakan oleh gurunya. Ada cerita lain juga yang mengatakan bahwa kelahirannya diawali dengan jatuh cintanya seorang siluman banteng kepada anak manusia. Dengan ilmunya dia merubah wujudnya menjadi selayaknya manusia demi mendapatkan cintanya. Kemudian anak yang terlahir dari mereka berdua menikah dengan seorang raksasa. Kemudian dari perkawinan tiga makhluk itu terlahirlah Lembu Jahanam.
Tidak ada yang bisa memastikan kebenaran tentang asal usulnya, yang mereka ketahui dia adalah murid Batara Karang. Memiliki sifat yang buas dan suka memakan daging manusia.
Pada setiap pertempurannya seperti sekarang biasanya dia bersenjatakan sebuah gada besar yang memiliki duri. Di tangan kirinya sebuah tameng yang terbuat dari tempurung kura-kura. Menurut cerita tempurung itu milik seekor Raja siluman kura-kura yang telah berumur ribuan tahun. Kekuatannya mendekati pusaka Dewa.
Gurunya bernama Batara karang. Dia juga sama misteriusnya dengan muridnya. Tidak ada yang mengetahui asal usulnya. Konon katanya wujud aslinya adalah sebangsa siluman yang telah berumur lebih dari dua ribu tahun atau lebih. Bisa dikatakan sebagai makhluk yang abadi.
Di kalangan dunia persilatan dia lebih dikenal sebagai Pendiri Perguruan Pemuja Dewa Kegelapan. Tetapi entah bagaimana, selama lebih dari tiga ratus tahun yang lalu, dia tidak pernah muncul. Entah alasan apa tidak ada yang mengetahuinya.
Perguruan Pemuja Dewa Kegelapan merupakan perguruan beraliran hitam terkuat di Benua Tengah. Mempunyai reputasi yang sangat mengerikan karena begitu banyak kekejaman yang telah dilakukan. Walau semua itu tidak dilakukan secara terang-terangan.
Menurut kabar banyak manusia yang telh diculik dan digunakan sebagai tumbal dalam ilmu sesat mereka. Karena begitu banyaknya kekejaman yang dilakukan, membuat sepasang guru dan murid itu memiliki panggilan yang sangat menakutkan, yaitu "Sepasang iblis terkutuk."
Bahkan menurut kabar perguruan yang dia dirikan hanyalah kedok Batara karang untuk menutupi dan juga untuk memperlancar dirinya mendapatkan tumbal.
Harimau yang sedari tadi dipegangnya telah dilepaskan Eyang Sindurogo. Begitu dilepas harimau itu kembali kepada sifatnya yang sebenarnya. Dia segera menyerang para kawanan naga dengan begitu buas. Dalam waktu tak sampai lima seruputan teh dua puluh naga berikut penunggangnya telah dicabik-cabik dengan mudah.
Para naga yang sebagian besar terluka tidak mampu memberikan perlawanan. Bahkan semburan nafas apinya pun tak mampu menolongnya dari terjangan kuku dan taringnya yang sangat tajam.
Lembu Jahanam yang melihat anak buahnya dibantai hanya bisa melihat dengan kemarahan yang seakan meledak. Suara giginya bergemeletak menahan marah.
"Aku diperintahkan Kanjeng Gusti Junjungan Batara Karang untuk mengambil pusaka Dewa yang jatuh di tanah Javadwipa ini. Jika tidak ada yang memberikan pusaka itu kepadaku, maka akan aku ratakan seluruh negeri di tlatah Javadwipa ini!"
Mendengar ancaman makhluk yang begitu mengerikan, Eyang Sindurogo hanya tersenyum kecil.
"Mengapa bukan Batara Karang sendiri yang datang mencari tau? Justru malah mengirim sapi bodoh sepertimu?"
"Setan alas! Akan ku percepat kematianmu! Berdoalah semoga Yamadipati memperlakukanmu dengan baik!"
"SETELAH MEMBUNUHMU, AKAN AKU CARI PUSAKA DEWA KE GUNUNG ARJUNA!HAHAHAHAKKK!!" Tawa Wild the beast terhenti oleh selarik sinar yang melabrak dengan kecepatan cahaya.
"BBLLAAAR!!BBLLAAARR!!BLAAARRR!!!"
Sebelum semua orang menyadari apa yang terjadi, rentetan suara ledakan susul-menyusul, membuat kaget semua orang yang masih sadar.
Selarik sinar besar menerjang dengan begitu cepat menghantam ke arah Banteng Iblis. Tunggangannya Naga berkepala dua yang pertama kali menyadari datangnya serangan yang menerjang. Satu kepalanya menghadang menganga lebar siap melontarkan nafas apinya. Tetapi belum sempat naga itu mengambil nafas, sinar itu telah lebih dahulu menghajar batok kepalanya. Kepala naga itu langsung meledak terhantam sinar tersebut.
Terjangan sinar itu tidak hanya berhenti disitu saja. Lembu Jahanam yang telah menyadari datangnya serangan tidak sempat menghindar. Hal yang bisa dia lakukan adalah melindungi dirinya dari serangan sinar itu menggunakan tamengnya yang berupa tempurung siluman kura-kura.
Konon kabarnya dalam setiap pertempurannya tak satupun senjata yang mampu membuat goresan pada perisainya itu. Tetapi saat cangkang kura-kura itu terhantam pancaran sinar langsung hancur menjadi berkeping-keping. Selanjutnya dapat mudah ditebak. Saat Lembu Jahanam belum menyadari jika tameng kebanggaanya telah hancur, sinar itu justru terlebih dahulu menghancurkan tubuhnya dari pinggang ke atas.
Semua terjadi dengan begitu cepat bahkan setelah kejadian itu selesai beberapa saat kaki Lembu Jahanam masih diatas punggung naga tunggangannya, sebelum secara bersamaan jatuh meluncur menghantam bumi dengan begitu keras.
"GDEBAAAMMM!!"
Suara ini menjadi pertanda berakhirnya peperangan perebutan kekuasaan.
"Sungguh dahsyat kekuatan seorang yang dipanggil lelananing jagat ini, pendekar terkuat seantero Benua Timur memang pantas disandang Eyang Sindurogo!" Suara Prabu Sri Maharaja Wasumurti terdengar pelan menandakan kekaguman dengan apa yang dilihatnya.
Bukan hanya sang raja bahkan semua bergidik dengan kekuatan yang ditunjukan Eyang Sindurogo. Mereka seakan belum mampu mempercayai dengan penglihatan mereka sendiri. Bagaimna tidak, seorang jagoan terkuat dari Benua Tengah mati hanya dengan satu serangan.
Nama besar Eyang Sindurogo kembali mengetarkan dunia persilatan. Mata semua kini terbuka tentang kekuatan Pendekar Tapak Dewa Matahari yang sejak dahulu mendapat panggilan lelananging jagat. Jagoan terkuat itu bukan omong kosong belaka.
"ULAR KADUT!! SIAPA YANG MENGIJINKANMU KABUR??" Suara yang mengelegar dan aura membunuh yang menakutkan membuat Ratu Medusa hitam menghentikan langkahnya yang diam-diam ingin kabur.
"APAKAH MATAMU YANG SEKARANG BERTAMBAH JULING ATAU MALAH SUDAH BUTA SAMPAI TIDAK MAMPU MELIHAT KEBERADAANKU? ATAU KAU MENGIRA DENGAN MATA JULINGMU AKAN MEMBUATKU TAKUT?"
Suaranya kembali menggelegar dan aura pembunuh yang begitu besar menerjang ke arah Ratu Ular Medusa Hitam. Tubuh sang Ratu bergetar hebat. Suara giginya yang beradu bergemeletak begitu jelas terdengar. Bahkan kakinya seakan tak mampu lagi menyangga badannya.
Entah karena ketakutan atau kemarahannya yang telah memuncak sehingga tak mampu lagi ditahan. Karena semua rimba persilatan tau bagaimana kemampuan mengerikan mata Ratu medusa mampu membuat manusia yang ditatapnya menjadi batu seketika. Tetapi melihat perubahan paras mukanya yang menjadi pucat pasi, seakan tidak dialiri darah menandakan ketakutan yang sangat besar.
Kebanyakan orang bahkan orang-orang yang ada di Perguruan Ular Hitam tempat dia menjadi ketua perguruan tidak banyak yang mengetahui bahwa mata Ratu ular itu sedikit juling. Hanya saja tidak ada orang yang cukup gila mau melihat sorot matanya langsung. Hal itu tentu dikarenalan kekuatan yang dimiliki mata itu yang mampu membuat manusia menjadi sebuah patung batu.
"Kalau sampai aku mendengarmu bertingkah sekali lagi akan aku gunduli cacing-cacing yang menjijikan dikepalamu itu!"
Sepontan Ratu Medusa meloncat kaget mendengar ancaman Eyang Sindurogo. Secara tak sadar dia mencoba menutupi ular-ular kecil yang menjadi rambutnya.
Tak kalah kagetnya ular-ular kecil itu tanpa diperintah berebutan masuk kedalam jubah menyembunyikan ujungnya yang berupa kepala ular.
Seluruh pasukan Pangeran ke tiga atau Pangeran Sanjaya bersama seluruh sekutunya tertunduk lesu menyerah tanpa syarat.
Pangeran ke tiga bersama punggawa punggawanya ditangkap untuk dieksekusi. Beruntung Eyang Sindurogo memerintahkan lain yang membuat seorang Raja Wasumurti akhirnya menuruti perkataannya. Akhirnya Prabu Wasumurti memutuskan menjebloskan semua ke penjara.
Setelah pertempuran itu Prabu Wasumurti beberapakali mencoba memberikan hadiah kepada Eyang Sindurogo dalam jumlah yang sangat banyak sebagai bentuk tanda terimakasih. Tetapi tidak ada satupun diterima membuat Prabu Wasumurti akhirnya menyerah dan mengucapkan terimakasih yang tak terukur besarnya.
Dari situlah kerajaan Kalingga akhirnya memiliki hubungan yang semakin dekat dengan Eyang Sindurogo. Bahkan Gunung Arjuno dan wilayah disekitarnya dihadiahkan kepada Eyang Sindurogo.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 542 Episodes
Comments
ciru
cakeep
2023-07-13
2
John Singgih
kemenangan eyang sindurogo membawa hasil yang baik
2022-11-12
2
putra
8 like
2022-10-03
2