Perjodohan itu bukalah Hal yang menjadi kebanggaan untuk Cherry. Justru dia sangat kesal dengan perjodohan itu.
Apa lagi dengan sikap Verro yang sangat dingin, suka marah kepadanya. Bahkan Verro tidak pernah bersikap baik kepadanya.
Hal yang paling membuat Cherry lebih kesal. Semua murid-murid mengatakan jika dia yang mengejar-ngejar Verro padahal semuanya jauh dari kenyataan. Cherry tidak segila itu kepada Verro sampai harus mengejar-ngejarnya.
Cherry selalu di kaitkan dengan Verro. Begitu juga sebaliknya. Selau di kaitkan dengan Cherry. Pasti untuk seorang Verro itu sangat tidak nyaman.
Dan kekesalannya kepada Cherry semakin besar. karena merasa hidup yang tidak pernah bebas.
" Ishhhhhss," Cherry hanya bisa mengepal tangannya dengan paginya yang sangat buruk. Karena perbuatan murid-murid yang merusak harinya.
Tring- tring- tring- tring- tring
Suara bel itu bukan bel sekolah. Tetapi Alarm jam yang melekat di pergelangan tangannya. Jam yang berwarna pink melingkar di lengannya. Bukan alarm sembarangan.
Alarm untuk debaran jantungnya yang tidak normal. Ketika jantungnya tidak normal. Alarm itu akan berbunyi.
Cherry memegang dadanya yang mulai sesak. Napasnya juga sudah naik turun. Seketika pandangannya mulai rabun dan akhirnya.
Brukk.
Cherry langsung pingsan saat itu juga. Itulah kelemahannya. Musuhnya yang sebenarnya adalah jantungnya yang lemah.
Sempurna dalam hal apapun, fisik, materi serta otak. Tetapi Sesungguhnya Cherry bukalah wanita sesempurna itu. Dia harus bermusuhan dengan jantungnya yang selalu merusak momentnya.
Dan 1 sekolah juga tau Cherry memiliki gagal jantung. Hal itu juga menjadi salah satu. Cherry selalu mendapat perlakuan istimewa baik dari guru dan murid-murid yang memang peduli kepadanya.
***********
Cherry membuka matanya perlahan. Ketika mata itu terbuka sempurna. Cherry langsung menadah ke langit ruangan tersebut.
Dengan melihat langit dan mencium aroma ruangan tersebut. Cherry sudah tau tentang keberadaannya. Di mana lagi jika bukan di UKS. Sangking seringnya berada di UKS. Dia sangat hafal dengan ruangan itu.
Sudah menjadi langganannya setiap hari. Cherry langsung membuang napasnya kasar dengan keberadaannya di ruangan tersebut. Sangat membosankan.
" Hhhhhhh," Cherry kembali membuang napasnya dan mencoba untuk duduk dengan terus membuang napasnya.
" Apa kau tidak bisa. Tidak menyusahkan sekali saja," ya Cherry akan di sambut omelan dari Verro yang sudah berdiri tegak di sampingnya.
Cherry memang tidak mengetahui entah sejak kapan Verro berada di sampingnya. Verro memang seperti jin yang akan tiba-tiba datang.
Dan lihatlah bagaimana wajah Verro sekarang. Wajahnya yang sinis, tatapannya yang tajam. Seperti ingin menerkam Cherry saat itu juga.
" Kenapa aku sial sekali, kenapa juga dia harus di sini," batin Cherry yang bosan dengan omelan Verro.
" Kau sangat suka membuat onar," ucap Verro lagi dengan suara di tekan.
" Aku mana tau kalau akan seperti ini," gumam Cherry dengan nada pelan.
" Tidak tau bagaimana. Mana mungkin tidak tau. Lain kali lebih baik diam, jangan banyak bertingkah. Jangan hanya menyusahkan terus," cibir Verro dengan sinis dan langsung meninggalkan Cherry dengan penuh kekesalan.
Cherry menarik ujung bibirnya kesamping, melihat kepergian Verro.
" Siapa suruh membantuku," gerutu Cherry kesal mendapat omelan dari Verro. Membuat moodnya semakin hilang.
Hal Itu yang membuat Verro selalu kesal dan marah dengan Cherry yang suka sembarangan dan terlalu remeh dalam hal apapun.
Verro tidak suka dengan kecerobohan Cherry. Yang seakan tidak mementingkan diri sendiri. Untuk kata suka tidak mungkin tidak menyukai wanita secantik Cherry.
Tetapi baginya Cherry hanya gadis manja yang selalu menyusahkannya. Dia juga akan menjadi omelan orang tuanya jika terjadi sesuatu pada Cherry. Itu yang membuat Verro semakin muak dengan Cherry.
Apa lagi hubungan mereka hanya di jadikan bisnis oleh orang tuanya.
Jika teringat masa lalu. Padahal sedari kecil. Verro sangat menyayangi Cherry dan sangat mengkhawatirkannya. Tetapi dia tidak menyangka semakin dewasanya mereka.
Justru orang tuanya memanfaatkan dirinya untuk terus bersama Cherry agar bisnis keluarganya tidak pernah putus.
Sampai-sampai dia tidak tau bagaimana perasaannya yang sesungguhnya kepada Cherry.
Dia merasa hanya sebagai alat yang menyatukan bisnis keluarga itu. Merasa tidak bebas. Karena apa-apa Cherry selalu bersamanya. Hal itu membuatnya sangat membenci Cherry.
Terlebih lagi di sekolah anak-anak sering menggoda Verro masalah hubungannya dengan Cherry.Tidak jarang Verro atau Cherry selalu di kecengi.
Sementara Cherry yang memang tidak tau apa-apa dengan urusan keluarganya. Dia hanya fokus kepada sekolahnya. Dan masalah Verro Cherry juga tidak berpikir lain.
Karena Verro juga merupakan sahabat kecilnya. Jadi ketika Verro memarahinya. Dia memang lebih baik diam dari pada harus melawan atau membantah. Karena tidak ada gunanya jika dia melawan Verro selalu benar. Dan memang Verro hanya akan marah karena memang dia yang salah.
************
Didalam ruangan kelas para murid duduk 1 orang satu kursi dan satu meja. Jadi tidak ada yang sebangku. Dalam kelas 11 A itu. Hanya terdiri dari 24 siswa. Dengan 5 baris kesamping dan 5 baris ke belakang.
Cherry duduk di barisan ke-2 bangku dari depan pintu. bagian no 4. Di depan Cherry ada Sasy sementara di belakang Cherry ada Varell yang menduduki.
Sementara Verro duduk di bangku no 5 di barisan pertama. Di depannya ada Vandy dan di depan Vandy ada Toby yang memang selalu mengintil Sasy. jadi duduk bersebelahan.
Sementara Aldo duduk di bangku bagian paling depan di barisan No 3. Di belakang Aldo ada. Ada Mita dan di belakang Mitha ada Raquel.
Sementara Nadya duduk di bangku paling depan barisan ke-4. Di belakang Nadya ada Selina.
Dan Fiona di barisan ke lima paling belakang paling pojokan di samping jendela. Namanya juga Fiona suka menyendiri.
Begitulah situasi di dalam kelas. 11 A. Sekarang kelas itu masih ricuh di jam pelajaran pertama. Geng Raquel sibuk memamerkan barang-barang brendit keluaran baru.
" Wouuu cantik sekali," puji Selina merasa takjub dengan mainan ponsel baru milik Raquel.
" Ya iyalah ini merek termahal tau, keluaran terbaru," sahut Raquel jika di puji akan semakin meninggi.
" Ya kalau orang miskin mana mampu beli," ujar Selina menoleh ke arah depannya yang berarti Nadya berkata manis tetapi menyindir.
" Jangankan beli, melihatnya aja nggak mampu," sambung Mitha.
Nadya yang membaca buku hanya diam saja. Walau dia tau kata-kata itu sebenarnya untuknya.
Begitu juga dengan Aldo yang memang tampak tidak peduli dengan kaum pamer itu dia juga memilih membaca buku.
Sementara Sasy apa lagi yang bisa di lakukannya jika tidak bercermin dan memperbaiki lipstiknya.
Dia selalu merasa kurang cantik. Bersyukur Sasy tidak di ganggu Toby karena Toby sedang tidur lelap.
2 laki-laki brandal. Beben dan yoga sedang asyik menonton di layar ponsel mereka. Entah apa yang mereka lihat.
Tetapi exsperesi mereka sangat menjijikkan. Para murid sudah tau 2 kaum Adam itu pasti melihat film dewasa. Memang seperti itulah kebiasaan mereka.
Sementara Vandy asyik bermain ponsel sambil menunggu guru yang akan masuk kekelas. Vandy sama dengan Varell yang juga sibuk dengan ponsel masing-masing.
Jangan tanya apa yang di lakukan Fiona dia berdiam diri dengan earphone di telinganya. Matanya melihat kejendela. Seakan tidak peduli dengan ke ricuhan, kebisingan yang terjadi di kelas itu.
Tidak berapa lama akhirnya. Verro kembali kekelas setelah selesai mengomeli Cherry. Verro pasti masih kesal. Terlihat dari wajahnya yang masih memerah dan menyimpan amarah.
" Mana Cherry," tanya Sasy saat Verro melewatinya.
Jangan harap di jawab Verro duduk tanpa mempedulikan pertanyaan Sasy.
" Issshhh," sahut Sasy kesal.
" Bagaimana keadaan Cherry," tanya Vandy menengok kebelakang.
Vandy sama dengan Sasy yang juga tidak mendapat respon dari Verro. Verro lebih memilih diam saja.
" Tuh dia," sahut Varell menggerakkan kepalanya saat melihat Cherry memasuki ruangan kelas.
Cherry menyelipkan rambutnya ke belakang telinganya dan duduk di tempat duduknya.
" Cherry kau tidak apa-apa?" tanya Sasy menengok kebelakang.
Cherry menggeleng kan kepalanya. Tetapi matanya seakan ingin melihat Verro yang pasti masih marah kepadanya.
" Cherry," panggil Vandy. Cherry langsung menoleh kesamping.
" Are you oke?" tanya Vandy tersenyum.
Cherry membalas senyuman itu dan melirik ke arah Verro yang masih menatapnya sinis
" Lain kali hati-hati Cherry," ucap Varell dengan pelan. Cherry hanya mengangguk.
" Ahhhh, Cherry kau sudah datang," sahut Toby dengan menguap lebar.
" Issah," sahut Sasy kesal.
" Sirik, aja," sahut Toby mengejek dengan melebarkan matanya hampir keluar.
Untung ada kaca matanya. Yang menahan matanya agar tidak jadi keluar. Kepala Toby kembali runtuh di atas meja setelah membuat Sasy kesal sebentar.
Baru memejamkan mata kembali dan ingin melanjutkan mimpinya. Tiba-tiba guru yang mengajar pada jam pelajaran pertama memasuki kelas.
Pria yang sekitar berusia 40 tahunan ke atas dengan kepalanya yang botak dan perutnya yang buncit. Memasuki ruang kelas dengan menyepitkan tasnya di atara lengan dan badannya.
Kedatangan Pak Dody guru fisika langsung membuat murid-murid kembali ketempat duduk masing-masing.
Baru memejamkan mata kembali dan ingin melanjutkan mimpinya. Tiba-tiba guru yang mengajar pada jam pelajaran pertama memasuki kelas.
Pria yang sekitar berusia 40 tahunan ke atas dengan kepalanya yang botak dan perutnya yang buncit. Memasuki ruang kelas dengan menyepitkan tasnya di atara lengan dan badannya.
Kedatangan Pak Dody guru fisika langsung membuat murid-murid kembali ketempat duduk masing-masing.
" Berdiri!" sahut Aldo seperti biasanya memberi hormat pada setiap guru yang masuk.
Mendengar perintah sang ketua kelas. Para murid-murid berdiri.
" Selamat pagi Pak!" ucap murid-murid serentak.
" Pagi!" sahut Pak Dody.
" Duduk!" perintah Aldo lagi.
murid-murid kembali duduk. Di tempat masing-masing.
" Sekarang kita ulangan," ujar Pak Dody dengan tiba-tiba.
" Huuuuhhhhh," Pak Dody langsung mendapat sorakan yang meriah dari murid-murid yang selalu memberontak.
" Pak jangan mendadak dong," protes Raquel.
" Benar apaan sih Pak, nggak jelas banget," tambah Selina.
" Saya belum belajar Pak," sahut Sasy.
" Memang kapan kau belajar," sambar Toby.
" Ikut campur aja," ujar Sasy kesal.
" Ikut campur aja," sahut Toby kembali mengejek dengan lidahnya yang panjang.
Sasy mengepal tangannya ingin menonjok Toby. Hal itu kembali di ulangi Toby.
" Pak jangan mendadak dong," protes Raquel.
" Benar apaan sih Pak, nggak jelas banget," tambah Selina.
💝💝💝Bersambung
...Hay para readers yang baru bergabung. Bantu support ya novel aku yang baru....
...Tinggalkan jejak. Komentar, like, dan jangan lupa vote sebanyak-banyaknya. Agar aku semakin semangat melanjutkan ceritanya....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 402 Episodes
Comments
Surabaya Honda
wonderful author,, 😊🙏 succesfull
2023-11-22
0
Tiara 2410
kaya film drakor yang judul nya exraordinary you
2022-12-27
1
uutarum
the ordinary you
2022-08-13
5