" Apa lagi sih yang dia lakukannya," desis Verro melihat Cherry yang sudah tersungkur.
" Ya ampun Cherry," Sasy menutup mulutnya saat temannya sudah jatuh akibat ulahnya.
Cherry yang tersungkur melihat Verro. Lihatlah wajah Verro sudah seperti monster yang akan menerkamnya.
Verro berjalan menghampirinya dengan langkah yang cepat. Cherry langsung lemas melihat langkah Verro yang semakin dekat dengannya.
" Aihsss, selesailah di sini," batin Cherry merasa riwayatnya akan tamat.
" Ikut denganku!" ucap Verro dengan wajah kesalnya. Langsung menarik tangan Cherry. Menyeret Cherry keluar dari kantin tersebut.
" Verro pelan-pelan," protes Cherry saat Verro menariknya.
Aldo yang melihat itu sebenarnya ada rasa kasihan dengan Cherry yang menjadi imbasnya. Padahal Cherry baru saja bergabung. Dan sudah kenak imbasnya.
" Apa yang kalian lakukan di sini hah!" bentak Varell melihat kekacauan di kantin. Melihat Nadya dengan pakaiannya yang sudah kotor. Varell mengalihkan pandangannya. Kepada 3 wanita si pembuat onar.
" Apa kalian pikir kantin tempat kalian ribut," teriak Varell.
" Varell jangan berteriak-teriak lihat, baju aku kotor, di sini aku yang korban," ucap dengan Raquel dengan nada lembut memegang lengan Varell.
" Jangan sentuh gue," desis Varell menepis tangan Raquel.
" Lo ketua kelas, mengurus masalah seperti ini saja tidak bisa," ucap sinis Varell menunjuk dada Aldo dengan jarinya.
" Kalau tidak tau apa-apa jangan ikut campur," sahut Aldo menepis jari Varell dari dadanya.
" He," Varell yang kesal menarik kerah seragam Aldo.
" Sudah Varell tidak ada gunanya," ucap Vandy mencegah temannya yang justru ingin ribut kerena terbawa emosi.
" Apa yang kalian lakukan di sini, bubar," bentak Vandy.
Para murid-murid yang berkerumun kembali bubar.
" Huuuuuuu," sorak murid-murid yang merasa belum puas dengan tontonan mereka.
" Awas lo," desis Sasy kesal dengan Mitha. Sasy pun langsung pergi dia harus memperbaiki riasannya.
" Sasy, tunggu," teriak Toby yang langsung mengekor.
" Ishhhh," desis lagi Raquel yang juga kesal. Dan di sambut, dan juga di lakukan Mitha yang sudah dengan rambut berantakan.
" Urusan kita belum selesai," ucap Selina pada Nadya sebelum pergi dan masih sempat-sempatnya menabrak bahu Nadya.
" Ayo Nadya, kita pergi dari sini, kamu harus membersihkan baju kamu," ajak Aldo yang pergi tanpa mempedulikan kemarahan Varell.
" Sialan," Varell membuang napasnya kasar dengan sikap Aldo yang sok pahlawan.
" Sudahlah, jangan malah lo yang terpancing emosi, ayo kita pergi," ajak Vandy menepuk bahu Varell dan mengajaknya pergi.
***************
Di sisi lain Verro terus menarik lengan Cherry. Cherry yang berada di belakang Verro harus kesulitan berjalan. Karena langkah Verro yang sangat cepat.
" Verro, kita mau kemana?" tanya Cherry dengan napasnya yang naik turun karena Verro menariknya dengan keras dan buru-buru
" Verro, sakit lepasin," keluh Cherry saat mereka sudah berada di lapangan sekolah.
Verro menghentikan langkahnya saat mendengar kata sakit. Verro berbalik badan dan dengan kesal Verro melepaskan kasar tangan Cherry.
Cherry memegang pergelangan tangannya yang merah akibat cengkraman Verro.
" Apa yang kau lakukan, apa kau tidak bisa makan duduk dengan baik tanpa mengikuti pertengkaran, apa kau ingin menjadi pahlawan," bentak Verro dengan suara meninggi.
Wajahnya memerah. Rahang kokoh itu juga mengeras ingin menerkam Cherry yang selalu membuatnya marah, marah dan marah.
" Aku tidak mengikuti pertengkaran itu. Aku juga tidak ingin menjadi pahlawan aku hanya mencegah Sasy, agar Sasy tidak ikut campur," sahut Cherry pelan membela diri, mencoba menjelaskan kepada Verro.
" Alasan, apapun itu, seharusnya kau tidak mencampuri urusan orang lain, kenapa kau tidak mengerti," bentak Verro.
" Aku tidak alasan, itu benar," sahut Cherry lagi dengan mata mulai bergenang.
Biasalah bentakan Verro akan membuat matanya yang tidak bisa di kondisikan. Air matanya yang boros itu secepat kilat akan jatuh.
" Selalu saja seperti ini. Kenapa kau tidak bisa mendengarkanku sekali saja. Kenapa telinga mu tidak berfungsi sekali saja. Kau seharusnya sadar kau itu berbeda dengan mereka. Bagaimana jika kau pingsan di sana Hah!, Kau sengaja melakukannya, kau selalu menyusahkanku hah!" bentak Verro lagi yang bicara selalu kasar. Dan menyakiti hati Cherry.
" Aku minta maaf, aku tidak bermaksud membuatmu marah," ujar Cherry menunduk.
Dia lebih baik diam dari pada Verro terus mengomelinya. Hatinya hanya akan tambah sakit mendengar Omelan Verro.
Tidak ada yang berani memarahinya atau melakukan apapun kepadanya hanya Verro yang selalu bersikap dingin dan selalu memarahinya.
Verro membuang napasnya kasar kesamping. Mengacak rambutnya frustasi dengan kecerobohan Cherry.
" Ahhhhhhh," teriak Verro membuat Cherry memejamkan matanya mendengar teriakan Verro.
" Minta maaf, sudah ke berapa kali Cherry. Setiap hari minta maaf, minta maaf, minta maaf, dan minta maaf. Apa kau tidak punya kata-kata lain selain minta maaf," ujar Verro dengan suara beratnya matanya memerah.
Dia sungguh lelah dengan Cherry yang selalu ceroboh.
Cherry diam tanpa menjawab. Dia masih menunduk dan jangan tanya pasti air matanya sudah jatuh ke tanah. Seperti anak yang di marahi orang tuanya.
" Sudahlah, tidak ada gunanya bicara denganmu," ujar Verro memelankan bicaranya. Membuang napasnya perlahan. Lalu pergi meninggalkan Cherry yang masih menunduk.
Cherry hanya mendengar langkah Verro yang semakin jauh. Cherry hanya menunduk menangis. Saat Verro memarahinya.
Dan itu bukan pertama kali. Saat Verro memarahinya. Dia akan selalu menangis jika Verro memarahinya. Cherry mengusap air matanya dengan jarinya
" Pakai ini," tiba-tiba terdengar suara lembut. Cherry melihat tangan yang memberikan sapu tangan.
Cherry mengangkat kepalanya dan melihat sang pemilik sapu tangan adalah Aldo.
" Aldo," lirih Cherry.
" Hapus air matamu dengan ini," ucap Aldo tersenyum.
" Kau tidak pantas menangis karena semua ini," ucap Aldo lagi.
" Terima kasih," sahut Cherry mengambil sapu tangan itu dan mulai melap air matanya.
Verro yang berjalan, menoleh ke belakang dan melihat Cherry yang ternyata sudah bersama Aldo.
Verro hanya melihat sebentar dengan ekspresi datar dan kembali melangkahkan kakinya.
" Maaf," ucap Aldo.
" Soal apa?" tanya Cherry.
" Ini semua salahku, kamu jadi ikut-ikutan," ucap Aldo merasa bersalah.
" Padahal dia tidak salah. Tetapi dia meminta maaf. Sementara Verro tidak tau apa yang terjadi langsung marah-marah," batin Cherry yang sakit dengan keramahan Aldo.
" Ini bukan salah kamu, aku yang tidak hati-hati," sahut Cherry.
" Ya sudah. Cherry aku kekelas duluan ya," ucap Aldo pamit.
" Iya terimakasih sekali lagi," jawab Cherry tersenyum dengan matanya yang merah.
Aldo tersenyum tipis dan berjalan menuju kelas.
" Dia sangat baik," ucap Cherry kagum.
Cherry membalikkan tubuhnya ingin pergi. Tetapi pandangan Cherry tiba-tiba melihat seorang Pria yang sekitar 30 meter darinya bersembunyi di balik pohon.
" Siapa dia," ucap Cherry menyadari Pria yang memegang kamera dan pria misterius itu yang langsung menyadari bahwa Cherry melihatnya langsung pergi.
" Aneh sekali," gumam Cherry yang heran dengan Pria yang berjas hitam yang terlihat rapi.
Tanpa mempedulikan siapa Pria itu. Cherry kembali melanjutkan langkahnya dan meninggalkan lapangan itu.
********
Verro yang masih kesal memutuskan memasuki ruangan pribadi para geng Sultan itu. Ruangan yang memang khusus untuk Verro, Varell dan Vandy.
Ruangan yang terdapat. Game VS. Peralatan alat musik, sofa yang empuk, kulkas. TV dan yang lainnya yang memang lebih VIP. Ruangan itu terdapat di lantai 3 bagian sudut. Memiliki luas melebihi ruang kelas.
Verro membanting pintu saat memasuki ruangan itu. Vandy yang melempar bola kasti langsung mengenai Verro. Untung saja Verro dengan sigap menangkapnya.
Dengan hati yang panas. Verro melempar kasti itu ke dingding. Varell dan Vandy saling melihat dan saling mengedikkan ke-2 bahu masing-masing.
Verro langsung duduk di Sofa dengan memijat kepalanya yang terasa berat. Pasti karena Cherry.
" Sial," desisnya mengacak rambutnya frustasi.
" Jangan terlalu kasar kepadanya," ucap Varell yang pasti sudah tau jika Verro pasti habis memarahi Cherry.
" Benar kasian dia, lagi pula lo Apa-apaan sih Verro. Bisa-bisanya lo galak banget sama, si Cherry. He si Cherry itu cewek paling ceria. Setiap di omelin sama lo dia langsung sedih," tambah Vandy menasehati sahabatnya.
" Diam Lo," sahut Verro yang tidak pernah mendengarkan teman-temannya bicara.
💝💝💝Bersambung
Hay para readers yang baru bergabung. Bantu support ya novel aku yang baru.
Tinggalkan jejak. Komentar, like, dan jangan lupa vote sebanyak-banyaknya. Agar aku semakin semangat melanjutkan ceritanya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 401 Episodes
Comments
Surabaya Honda
interesting Thor 😊👍
2023-11-23
0
Sssyone Zone
ini bukannya extradionary you yahh thorr
kok samaa
2022-05-21
0
loey13
extraordinary you
2022-05-05
1