Verro semakin kesal dengan perkataan papanya.
" Pa, papa itu....,"
" Sudahlah Verro," potong Laskarta, " kamu hanya perlu menjaga ego kamu. Bersikap baik setiap hari kepadanya, jangan membuatnya sedih. Jika itu terjadi dan semua itu gara-gara kamu. Pak Laskarta akan memutus bisnis untuk keluarga kita. Dan kamu tau akibatnya apa," jelas Hariyanto. Verro mendengarnya mengepal ke-2 tangannya.
" Jadi tetap seperti itu. Tidak akan membuat kamu rugi memanjakan gadis yang punya penyakit jantung," ucap Laskarta lagi dengan mudah.
" Pah," sahut Verro langsung emosi.
" Sudah ya, papa mau istirahat dulu, terus bersamanya," ucap Hariyanto menepuk bahu Verro dan pergi bersama istrinya.
Verro hanya bisa mengepal ke-2 tangannya dengan kuat, meluapkan emosinya. Ternyata apa yang di katakan papanya terdengar di telinga Cherry.
Cherry langsung pergi kembali kekamar Verro. Dengan wajah murung Cherry memasuki kamar itu dan duduk di pinggir ranjang. Jika di tanya sedih Cherry pasti sedih.
" Jadi itu alasan, Om Hariyanto mengawasi aku dan Verro. Jadi selama ini Pria yang mengawasiku dan Verro akan mengadu apa-apa yang di lakukan Verro ke padaku. Dia menuduhku melakukannya. Padahal aku tidak pernah mengadu. Pantas saja Verro selalu marah kepadaku. Dia selalu mengatakan aku menyusahkannya bahkan hidupnya tidak tenang karena ada aku. Dia tertekan karena Om Laskarta yang memaksanya berada di sisiku," batin Cherry justru simpatik dengan Verro.
Seakan Cherry tidak peduli dengan maksud Hariyanto yang bersimpatik kepadanya hanya karena bisnis. Tetapi dia lebih peduli dengan Verro yang di jadikan alat untuk penyatu bisnis itu.
" Kenapa Om Hariyanto sampai seperti itu. Dia lebih mementingkan bisnis di bandingkan perasaan Verro," batin Cherry dengan perasaan kecewa.
Setelah merasa cukup tenang, dengan emosinya yang tidak terlupakan. Verro kembali kekamar membawa susu stauberry untuk Cherry.
Verro membuka kamar dan melihat Cherry yang sudah tertidur lelap. Verro mendekati Cherry dan meletakkan susu stauberry di atas meja.
Verro memperbaiki posisi tidur Cherry menarik selimut sampai dada Cherry. Melihat Cherry dengan lama. Sambil menarik napasnya dalam dan membuangnya perlahan.
********
Cherry menggerakkan tubuhnya yang. Perlahan dia membuka matanya yang masih berat. Pada akhirnya mata itu terbuka sempurna.
" Kau sudah bangun?" tanya Verro berdiri di depan Cherry. Cherry menganggukkan kepalanya.
" Ya sudah bangkitlah, aku akan mengantarmu pulang," ucap Verro.
" Tidak usah, aku telpon supir saja," sahut Cherry sambil duduk.
" Ayo cepat!" Verro yang tidak ingin mendengarkan Cherry langsung ke luar dari kamar terlebih dahulu.
Cherry membuang napasnya perlahan karena Verro tidak mendengarkannya. Cherry pun menyusul Verro keluar dari kamar Verro.
Verro dan Cherry menuruni anak tangga. Langkah mereka berdampingan. Tetapi langkah Verro berhenti ketika melihat papa dan mama tirinya. Berada di ruang tamu.
Cherry melihat ke arah Verro yang sekarang mendengus. Dari raut wajahnya Verro terlihat kesal.
" Cherry, kamu sudah mau pulang," sahut Farah yang melihat Cherry dan langsung mendekati Cherry.
Verro dan Cherry kembali melanjutkan menuruni anak tangga.
" Kenapa tidak menginap aja?" ucap Farah mengusap rambut Cherry dan lihatlah betapa kesalnya Verro dengan situasi itu.
" Tidak usah Tante, papa juga sudah pulang," sahut Cherry.
" Sayang sekali, padahal Tante masih kangen," sahut Farah dengan senyum manisnya. Cherry hanya tersenyum tipis. Justru dia terus melihat ke arah Verro yang tampak tidak senang.
" Cherry terima kasih sudah main-main kemari," ucap Hariyanto dengan senyum di wajahnya.
" Iya Om," sahut Cherry datar.
" Om senang melihat kalian ber-2 semakin akrab, ya memang kalian harus terus akrab," ucap Hariyanto.
" Ayo, ini sudah larut malam," ajak Verro berjalan terlebih dahulu. Dia sangat muak melihat sandiwara keluarga itu.
" Ya sudah Om Tante, Cherry pulang dulu ya," ujar Cherry pamit.
" Iya sayang hati-hati ya," sahut Farah memeluk Cherry. Cherry langsung mengejar Verro.
************
Cherry dan Verro sudah berada di dalam mobil Verro fokus menyetir sementara Cherry beberapa kali melihat ke arah Verro.
" Jadi karena ini, Verro membenciku, dia harus melakukan sesuatu yang tidak dia suka. Saat dia meluapkan kemarahannya ke padaku. Saat itu juga Om Hariyanto akan memarahinya dan memaksanya datang kepadaku. Agar membuatku senang," batin Cherry terus melihat Verro.
" Padahal aku tidak peduli dia memarahi ku atau tidak. Aku juga tidak pernah mengadukan itu sama papa. Apa jika aku mengadu papa akan benar-benar memutuskan hubungan bisnis dengan papa Verro," batin Cherry yang terus berfikir.
Cherry dan Verro akhirnya sampai. Dan selama itu juga Cherry terus memikirkan tentang Verro.
" Kenapa belum turun?" tanya Verro yang melihat Cherry bengong.
" Ha iya turun," jawab Cherry gugup.
" Ya sudah aku masuk dulu. Terima kasih," sahut Cherry.
Verro mengangguk Cherry pun langsung keluar dari mobil Verro dan memasuki rumahnya.
Dengan langkah yang tidak bersemangat Cherry membuka pintu dan melangkahkan kakinya denagn ke palanganyang menunduk.
" Anak papa kenapa, kok seperti tidak bersemangat?" tanya Laskarta yang sedari tadi duduk di ruang tamu. Cherry memang tidak menyadari keberadaan sang papa.
" Papa," sahut Cherry dengan bibir yang dikerucutkan menghampiri papanya. Cherry langsung duduk di samping papanya dan memeluk papanya dengan manja.
" Ada apa sayang, kenapa pulang-pulang tidak bersemangat, bukannya tadi kamu habis dari rumah Verro," sahut Laskarta yang memang mengetahui kemana putrinya pergi.
Saat pulang pelayan di rumah itu memang memberi tau kepadanya bahwa Cherry berada di rumah Verro.
" Iya aku habis dari rumah Verro," jawab Cherry terus memeluk papanya.
" lalu apa yang membuat wajah ini cemberut?" tanya Laskarta mencubit gemas pipi Cherry.
" Tidak ada, aku hanya kesal dengan papa," sahut Cherry. Laskarta mengkerutkan keningnya.
" Papa apa papa bikin salah?" Sahut Laskarta heran.
" Papa pulangnya lama sekali," jawab Cherry dengan manjanya.
" Baiklah sayang maafkan papa. Jika papa ke luar Negri papa tidak akan lama-lama pulangnya," ucap Laskarta berjanji.
" Benar?" tanya Cherry tidak percaya. Laskarkarta mengangguk dengan senyumnya.
" Makasih papa," sahut Cherry dengan senyum mempererat pelukannya. Laskarta mengusap-usap pucuk kepala Cherry. Tiba-tiba Cherry teringat pada apa yang di bicarakan papanya Verro.
" Pa," tegur Cherry melepas pelukannya.
" Iya sayang kenapa?" tanya Laskarta.
" Bisnis papa dan Om Hariyanto bagaimana?" tanya Cherry dengan hati-hati, membuat Laskarta bingung.
" Ada apa ini, tumben-tumbennya anak papa ingin tau urusan bisnis," sahut Laskarta bingung.
" Cherry hanya ingin tau saja," jawab Cherry.
" Baik, semuanya berjalan dengan lancar," ucap Laskarta.
" Apa papa mau berbisnis dengan Om Hariyanto. Hanya karena Cherry punya hubungan dengan Verro?" tanya Cherry denagn gugup. Pertanyaan Cherry membuat Laskarta semakin bingung.
" Tidak dong sayang, bisnis papa ya bisnis papa. Kamu ya kamu. Papa tidak pernah melibatkan kamu kedalam bisnis keluarga kita," jelas Laskarta.
" Jadi kalau misalnya, Cherry tidak kenal Verro. Apa papa akan tetap bekerja sama dengan Om Hariyanto?" tanya Cherry lagi.
" Memang kamu kenal Verro baru bisnis berjalan. Cherry mau Verro sahabat kamu, pacar kamu, atau bahkan suami kamu. Jika memang Hariyanto tidak bisa bekerjasama dengan baik, dan tidak sesuai bisnis itu bisa tidak berjalan. Sama halnya jika kamu tidak mengenal Verro sama sekali. Jika Hariyanto bekerja dengan baik dan sesuai ya maka bisnis bisa berjalan terus. Cherry papa tidak pernah mengaitkan urusan kamu sama Verro masuk ke dalam bisnis keluarga kita. Mungkin Hariyanto juga seperti itu. Dia tidak ingin mengaitkan hubungan putranya untuk bisnisnya," jelas Laskarta membuat pengertian kepada Cherry.
" Papa salah justru Pak Hariyanto menjadikan Verro sebagai alat untuk tetap menjalin kerja sama dengan papa," batin Cherry.
" Lalu bagaimana pa, jika Verro jahat kepada Cherry apa, papa akan memutuskan kerja sama dengan Om hariyanto?" tanya Cherry memang sangat ingin tau jawabannya.
" Seperti yang papa katakan di awal. Kamu dan Verro punya urusan pribadi masing-masing. Tidak ada kaitannya dengan bisnis papa," sahut Laskarta.
" Jadi kalau Cherry tidak sama Verro, papa akan tetap menjalin kerjasama itu?" tanya Cherry lagi.
" Memang kenapa bertanya seperti itu, apa putri papa menyukai pria lain?" goda Laskarta.
" Ihhhhhhhhh, papa jawab saja pertanyaan Cherry," sahut Cherry malu.
" Kamu juga jawab pertanyaan papa, apa kamu bisa menyukai pria lain selain Verro?"
💝💝💝Bersambung
Hay para readers yang baru bergabung. Bantu support ya novel aku yang baru.
Tinggalkan jejak. Komentar, like, dan jangan lupa vote sebanyak-banyaknya. Agar aku semakin semangat melanjutkan ceritanya
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 401 Episodes
Comments
Elviza mela
nama papa verro hariyanto apa bukan
2022-08-27
0
Tae_ayy💜
slh wae thor .😂🙏
2022-05-12
0
ainuncepenis
mohon bantu ya reader untuk di bagian mananya biar kita koreksi. terima kasih sudah beri tahu
2022-02-22
2