Nadya duduk di tangga di lapangan basket sambil membersih-bersihkan pakaiannya yang kotor akibat buangan sampah oleh Raquel dan gengnya.
" Nih," Varell datang berdiri di sampingnya dan memberikan sebotol minuman. Nadya mengangkat kepalanya, melihat minuman itu.
" Ini yang baru, bukan sisa," ujar Varell sinis. Melihat Nadya yang masih diam saja. Dengan ragu Nadya pun mengambilnya.
" Terima kasih," jawab Nadya pelan. Varell duduk di samping Nadya.
" Lo, nggak apa-apa kan," tanya Varell sedikit cemas. Nadya menggeleng.
" Terima kasih sudah menolongku," ucap Nadya.
" Jangan senang dulu, semua tidak gratis," sahut Varrel membuat Nadya melihat ke arahnya.
" Lalu apa yang harus aku lakukan," ucap Nadya pelan. Varell menyunggingkan senyumnya.
" Pantesan aja ya, orang pada suka bully lo, dengan mudahnya lo bertanya apa yang harus di lakukan," sahut Varell.
" Jika kamu meminta bayaran, aku tidak punya. Karena kamu menolongku. Maka katakan saja. Jika masuk akal aku akan melakukannya agar kita impas," ucap Nayra berbicara dengan pelan. Ada rasa takut dengan Varell. Mengingat Varell juga suka berbuat onar.
" Baiklah, aku tidak akan memintanya sekarang Tetapi nanti aku menagihnya," sahut Varell dengan datar. Nadya hanya mengangguk.
************
Ternyata permintaan Cherry di turuti oleh Verro. Meski tidak berkata iya dan menganggukkan kepala. Tapi sekarang mobil Verro berhenti di depan rumah Verro.
Cherry tersenyum lebar saat melihat keberadaanya. Dia tidak menyangka jika Verro akan menurutinya.
" Sudah turun!" ucap Verro yang melihat Cherry masih senyum cengengesan.
Cherry mengangguk kan kepalanya dan membuka seat beltnya. Verro dan Cherry turun dari mobil.
Cherry berjalan di belakang Verro. Mengikuti langkah Verro memasuki rumah mewah itu. Kepala Cherry terus melihat di sekitarnya. Seperti mencari seseorang.
Saat Verro berhenti tiba-tiba Cherry yang di belakangnya tertabrak punggung Verro. Karena Cherry yang tidak melihat jalan dengan benar.
" Kenapa kau berjalan selalu tidak benar," desis Verro kesal. Melihat betapa cerobohnya Cherry.
" Maaf," lirih Cherry menunduk. Verro kembali melanjutkan langkahnya memasuki rumahnya.
" Cherry," sapa Farah ketika melihat Verro membuka pintu dan melihat Cherry yang ikut bersama Verro. Farah pun langsung menghampiri Cherry dan Verro.
" Hay tante," sapa Cherry mencium punggung tangan Farah.
" Ya ampun kamu sudah lama tidak berkunjung, kamu tambah cantik aja," puji Farah mengusap rambut Cherry.
" Cih," desis Verro menyunggingkan senyumnya saat melihat sandiwara ibu tirinya.
" Makasih tante," sahut Cherry.
" Kamu mau makan. Kebetulan Tante masak banyak hari ini," ucap Farah memegang tangan Cherry.
" Ayo," ajak Verro melangkahkan kakinya.
Verro sangat muak melihat sandiwara ibu tirinya itu. Dari pada telinganya panas. Dia lebih memilih pergi.
" Hhhhh, Tante Cherry ke atas dulu. Nanti kalau mau makan Cherry akan turun," ucap Cherry yang melihat Verro sudah berjalan.
" Ohhh, iya baik sayang, naiklah, kalau ada apa-apa, bilang sama tante. Jangan segan-segan," ucap Farah.
" Iya Tante," sahut Cherry dan langsung menyusul Verro menaiki anak tangga.
Verro membuka pintu kamarnya. Cherry pun ikut masuk. Verro beralih ke pintu dorong yang menghubungkan ke teras balkon. Verro membuka lebar agar udara masuk.
Cherry duduk di pinggir ranjang yang berseprai abu-abu rokok itu. Kepala Cherry melihat sekitar kamar luas itu.
Kamar Verro memang luas. Selain memiliki tempat tidur yang ber size besar. Di kamar itu juga terdapat kamar mandi. Tv yang berukuran besar. Vs. Dengan sofa yang panjang.
Ada juga kursi pijat, Dan beberapa alat musik. Kamar Verro memang seperti rumah. Dia memang selalu menghabiskan waktunya dalam kamar.
Jika tidak sekolah. Teman-temannya juga jika datang pasti langsung memasuki kamarnya. Karena di kamarnya sudah lengkap semua.
Cherry berdiri dan menuju balkon. Di teras balkon juga tidak kalah luasnya. Ada beberapa bangku untuk ngopi-ngopi. Verro juga kalau barbeque bersama teman- temannya pasti di teras kamarnya.
Verro menyunggingkan senyumnya saat melihat Cherry yang di teras menghirup udara sangat dalam.
Verro terus melihat gadis yang selalu menyusahkannya itu terlihat tenang dan damai, padahal sedari tadi Cherry terus membuatnya kesal.
Sebenarnya Verro juga tidak mengerti terbuat dari apa sebenarnya hati Cherry. Mungkin di dalam hidup Cherry dia lah satu-satunya orang yang menyakiti perasaannya.
Berkata kasar, membentak tanpa ampun yang sering membuat Cherry menangis.
Seperti tidak terjadi apa-apa. Cherry dengan mudah diam akan hal itu. Bahkan seperti Cherry tidak peduli. Jika Verro berbuat keji dan suka-suka kepadanya.
Tok-tok-tok-tok
Ketukan pintu kamarnya membuat Verro mengalihkan pandangannya dari gadis manis itu dan langsung mengarah ke arah pintu. Membuka pintu kamarnya.
Wajahnya langsung berekspresi kesal dengan orang yang mengetuk pintunya. Melihat ibu tirinya yang berdiri tersenyum.
" Ada apa?" tanya Verro kesal. Sang ibu tiri jinjit, menoleh kedalam, mengintip-ngintip. Mencari keberadaan Cherry.
" Katakan ada apa?" tanya Verro kesal, semakin menghalangi wanita itu untuk mengintip ke dalam kamarnya.
" Mana Cherry?" tanya Farah. Verro diam tanpa menjawab.
" Tante," sahut Cherry tiba-tiba yang ternyata sudah di belakang Verro.
Farah memaksa masuk ke kamar Verro sampai Verro tergeser sedikit.
" Apa sih maunya," lirih Verro kesal.
" Cherry, kamu ganti baju dulu ya, Tante tadi membelikan mu baju," ucap Farah tersenyum di depan Cherry sambil memegang baju yang di belinya dengan buru-buru.
Verro yang bersandar di pintu, sangat jijik melihat kelakukan manis ibu tirinya.
" Wow cantik sekali," sahut Cherry dengan matanya berbinar takjub melihat dress mini berwarna pink itu.
" Iya sayang ini khusus Tante belikan untukmu," sahut Farah mengusap-usap lengan Cherry.
Mata Cherry semakin berbinar masih takjub dengan dress mini itu.
" Makasih Tante," sahut Cherry dengan senyum mengembang di wajahnya.
" Ya sudah sayang, ayo ganti baju di kamar Tante," ajak Farah, Cherry mengangguk pelan. Farah tersenyum lebar dan membawa Cherry kekamarnya. Ke-2 wanita itu melewati Verro yang tampak kesal.
Setelah kepergian ke-2 wanita itu, Verro menutup kamarnya kembali. Dia juga membuka seragam sekolahnya.
*************
Cherry sudah berada di kamar Farah, Cherry juga sudah mengganti pakaiannya dan sekarang bercermin melihat penampilannya yang menurutnya manis.
" Kamu suka bajunya?" tanya Farah yang menyusun pakaian ke dalam lemari.
" Iya Tante ini sangat indah, makasih Tante," jawab Cherry dengan sumringah.
" Sama-sama, kalau kamu mau nanti Tante akan membelikanmu lagi," ujar Farah menawarkan.
" Serius Tante," sahut Cherry yang tidak percaya. Farah mengangguk dan Cherry melihat Farah dari cermin.
" Oh, iya Tante punya jepitan kuku tidak, kuku Cherry ada yang mau patah?" tanya Cherry memegang ujung kuku jari kelingkingnya.
" Sepertinya di laci, lihat saja," jawab Farah. Cherry mengangguk dan membuka laci. Mencari gunting kuku yang di butuhkannya.
Ketika mengacak-acak laci. Matanya terbelalak kaget melihat beberapa foto. Foto saat Verro memarahinya. Foto dia dan Verro. Saat di sekolah.
Di mana, saat itu Verro memarahinya dan bahkan ada foto saat Verro membuang susu stauberry ke tong sampah. Cherry terpaku diam memegang beberapa foto itu.
" Apa ketemu Cherry?" tanya Farah. Membuat Cherry tersentak kaget. Cherry langsung meletakkan kembali Foto itu di tempat semula.
" Hmmmm, iya Tante ketemu?" jawabnya gugup. Farah tersenyum dan Cherry pun tersenyum tipis. Senyum yang penuh pemikiran di kepalanya.
💝💝💝Bersambung
Hay para readers yang baru bergabung. Bantu support ya novel aku yang baru.
Tinggalkan jejak. Komentar, like, dan jangan lupa vote sebanyak-banyaknya. Agar aku semakin semangat melanjutkan ceritanya
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 401 Episodes
Comments
나의 햇살
Vs atau Ps???
2022-08-31
0