🌸
🌸
"Selamat pagi bu Vania..."Pak Angga mensejajarkan langkah, tepat disamping Vania.
Vania menolehkan kepalanya,ke samping.dimana guru muda yang menjadi incaran siswi di SMA ini tersenyum kepadanya.
"Pagi pak Angga.."Vania membalas sapaan dari Angga.tak lupa,mempersembahkan senyum manis untuk guru berkulit putih itu.
"Bu Vania sudah sarapan?"tanya Angga lagi,mereka tak menyadari,diujung koridor,tepatnya dibelakang mereka Abi menatap keduanya dengan mengepalkan kedua tangannya.
Kalo saja ini bukan disekolah,tentu sudah terjadi bahu hantam antar kedua pria beda generasi itu.
Pak Angga terus saja bertanya hal-hal remeh kepada Vania,sungguh itu hanya modus darinya,biar bisa mengobrol lebih lama dengan guru wanita yang disukainya itu.
"Ng...belum pak.nanti saja waktu istirahat,nggak biasa sarapan terlalu pagi..."jawab Vania ramah.
sebenarnya dia juga agak tidak nyaman,karena Angga selalu berusaha menarik perhatiannya.
Sebagai wanita dewasa,bukan tidak tau kalo sebenarnya Angga suka kepadanya.
Tapi Vania berusaha bersikap biasa,tidak mau memberi harapan terlalu berlebihan.
"Gimana Bu Vania apa nyaman mengajar disini?"Mereka memasuki ruang guru yang masih sepi,hanya mereka berdua yang baru datang.
"Alhamdulillah pak.. dinikmati saja pak.."Vania menghempaskan bokongnya dikursi,dan Angga memilih tempat di depannya.
Aduh,kok nempel terus sih,batin Vania.mau mengusir tidak enak.
"Iya benar,memghadapi anak-anak yang mulai beranjak dewasa,butuh kesabaran ekstra bu.kita baikin mereka kadang ngelunjak...kalo di kerasin..eh..mereka tambah berontak.."ujar Angga lagi.
"Bu Vania,masuk kelas berapa habis ini..?"nggak ada capek-capeknya guru muda itu terus bertanya.
"Saya masuk kelas Xll-2 pak..."jawab Vania sambil menghela nafas, yang terasa berat.membayangkan selama dua jam berhadapan dengan Abi,sungguh membuat perasaan tidak nyaman.
Vania merasa bersalah,tapi dia tidak mau terus mengalah, menghadapi keegoisan anak muda itu.
Dari kemarin Abi tidak menghubunginya sama sekali.bahkan tadi pagi juga tidak menjemput,rupanya dia benar-benar ngambek.
Dasar bocah labil,sifat masih kayak anak TK kok ngebet mau nikah.bisa cepat tua aku lama-lama sama dia.Vania terus bermonolog dalam hati.
"Kenapa Bu,kok sepertinya sedang ada yang dipikirkan,ibu nggak nyaman ya dengan kelas X-ll...?"pertanyaannya Angga, membuyarkan lamunannya.
"Eh,kenapa pak..?"
"Apa ibu ada masalah?"
"Ah,tidak kok pak.."Vania tersenyum manis,membuat hati Angga kebat kebit.
Ah, lama-lama aku bisa kena diabetes,kalo terus-terusan melihat senyum Vania.begitu kira-kira batin Angga.
Tak lama kemudian bel tanda pelajaran akan dimulai berbunyi.Angga terpaksa meninggalkan Vania karena dia harus menyiapkan materi hari ini
🌸
🌸
Sementara itu di kelas X-ll...
"Kenapa Bi,kok kayak suntuk gitu..?"tanya Alex,dia baru saja mendaratkan bokong disebelah sahabat akrabnya itu.
"Nggak papa"jawab Abi tidak semangat,bahkan sedari tadi cowok tampan itu hanya berdiam diri,kalo biasanya saat senggang tak pernah sekalipun melepaskan ponselnya.
"Kok kusut banget,kayak cucian yang belum di setrika.."Alex tergelak.
Abi hanya mendengkus,tak menanggapi gurauan Alex.ternyata acara ngambeknya,malah membuat moodnya benar-benar rusak.
Tapi,dia juga masih kesal.kenapa susah sekali untuk Vania,meminta maaf kepadanya.
"Lagi ngambek ya?"Alis Alex naik turun,dia sudah mencium ada sesuatu yang tidak biasa dengan hubungan Abi juga Vania.
"Bawel.."
"Cie.....cie..."
"Brisik.."
"Selamat pagi...."suara merdu yang terdengar mampu menghipnotis seluruh penghuni kelas.
"Selamat pagi bu..."Seisi kelas kompak menjawab.
Abi memandang Vania penuh damba,dia sangat merindukan Ibu gurunya itu.padahal baru kemarin mereka tidak bertemu.
"Bisa kita mulai pelajaran hari ini..?"tanya Vania.dia berdiri di samping mejanya,mengedarkan pandangnya ke seisi kelas.
Sesaat matanya menabrak mata elang Abi,yang juga tengah memandangnya.Vania segera membuang pandangan ke sembarang arah.
"Baiklah,buka buku halaman 50 ya .."ujar Vania.
Dan pelajaran hari itu,berjalan seperti biasa.
Hingga dua jam pelajaran berakhir tanpa terasa.Vania membereskan buku-bukunya,sedang semua penghuni kelas sudah berhamburan keluar,hanya menyisakan Abi.
Setelah selesai,Vania segera berjalan mendekati Abi,tas slempangnya bergelayut dipundak kanan,sedang buku-buku yang lumayan tebal dia dekap didada.
Vania menghentikan langkah,tepat didepan Abi.
"Abi...."
Abi mendongak,menatap Vania dingin.walau sebenarnya dia ingin sekali memeluk tubuh kekasihnya itu.
"Ini uangmu kemarin.."Vania menyodorkan selembar uang merah ke depan Abi.
"Tidak usah,kamu pake aja.."tolak Abi,dia menundukkan kepala, seolah-olah sedang sibuk dengan ponsel ditangannya.
"Tidak bisa,aku bilang kemarin kan pinjam jadi harus dikembalikan.."Vania meletakkan uang itu di meja Abi."makasih.."
Setelah itu Vania melangkahkan kaki keluar dari kelas Abi,menyisakan Abi yang termenung,sambil menatap selembar uang merah yang ada di mejanya.
Aaarhg....****.Abi mengusak rambutnya frustasi.baru saja dia merasakan jatuh cinta,ternyata seperti ini rasanya.
Bisa gila aku lama-lama seperti ini,bisa nggak bisa aku harus secepatnya menikahi Vania.
🌸
🌸
"Kita harus bicara,Vania.." Ujar Abi,dia sudah tidak tahan bila terus mendiamkan Vania.
Saat itu sekolah baru saja usai,Vania baru akan meninggalkan kantor,ketika Abi muncul tiba-tiba.
Untung saja,semua guru sudah meninggalkan tempat ini.Vania menghela nafas.
"Ada apa,kalo hanya ingin mengajak bertengkar,maaf aku capek .."ucap Vania.kemudian dia melangkahkan kaki,meninggalkan kantor.
"Vania,please dengarkan dulu aku ngomong.."Abi menarik tangan Vania,dan membuatnya menghentikan langkah.
mereka berdua saling berhadapan di koridor.
"Ada apa?"
"Aku ingin segera menikahi kamu"
Vania membelalak,dia pikir Abi melupakan rencana gilanya itu, setelah seharian mendiamkan dirinya.
"Jangan bercanda Abi..."ketus Vania.
"Aku serius,hari minggu kita menikah"ucap Abi enteng,dia tak peduli,yang penting bisa menikahi Vania secepatnya.
Soal lainnya itu urusan Asisten sang Daddy,Om Danu.pasti pria empat puluh tahun itu mampu mengatasi masalah apapun.
Apalagi kalo cuma masalah sepele kayak gini.
Abi sudah tidak bisa menahan lagi.
"Jangan ngaco Abi,hari minggu berarti dua hari lagi.mana bisa mengurus pernikahan dalam waktu begitu singkat.."gerutu Vania.
Dia melangkahkan kaki meninggalkan Abi.
"Kamu tinggal bilang iya,biar semua aku yang urus.."kata Abi,sambil mensejajarkan Langkah disamping Vania.
"Ck...menikah nggak seindah bayanganmu Abi...ada banyak rasa nantinya didalamnya.."ucap Vania.
"Kita bisa belajar sama-sama..."jawab Abi.
"Pikirkan lagi Abi,jangan buru-buru...kamu juga belum mengenal aku.."
"Kita bisa pacaran setelah menikah,bukankah malah lebih asyik..?"
bersambung..
Mohon dukungannya ya,klik like,love dan komen..
makasih..
🌸
🌸
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 60 Episodes
Comments
A.0122
dipercepat jd dua hari lg, ya bisa klau hanya akad aja dulu
2022-07-18
0
Susi Lawati
asyik pacaran stelah nikah
2022-03-03
0
nuraeinieni
sy dukung abi,pacaran setelah halal jauh lebih baik
2022-02-15
1