🌸
🌸
Wanita cantik yang berdiri di depan kelas itu melayangkan pandangannya,ke isi kelas.begitu tenang,santai tanpa ada kesan gugup sedikitpun.
"Perkenalkan,nama saya ..."kemudian di berjalan ke arah papan,dan menuliskan sederet namanya di papan berwarna putih itu.
"VANIA ANASTASYA...ini nama lengkap saya,kalian bisa memanggil saya bu vania.saya yang akan menggantikan pak Samsul,mengajar matematika.."Vania kemudian berjalan lagi,kali ini dia berhenti di samping meja,yang disediakan khusus untuk par guru,pada saat mengajar di kelas.
Hening,bahkan anginpun seakan enggan menginterupsi.
Vania tersenyum manis,dia meraih buku absensi siswa,yang tadi sempat dipinjamnya dari wali kelas ini.
"Baik,ada pertanyaan..?"tanya Vania,dia melangkahkan kaki jenjangnya,dan berhenti tepat di depan meja Abi.
Abi memandang mahkluk ciptaan TUHAN yang diklaimnya begitu sempurna itu,dengan jantung yang berdegup lebih kencang dari biasanya.
Aroma vanila yang lembut,menguar,menambah kesan feminim dari Vania.
(untuk visualnya,bayangin aja Abi adalah VERREL BRAMASTA ya,dan Vania adalah SANDRA DEWI....hihihi..tapi readers boleh kok,berhalu sendiri tentang visual mereka)
"Bu Vania,berapa usia ibu?"tanya seorang siswi,yang duduk di bangku paling belakang.namanya Tessa.
"Bulan ini,usia saya menginjak dua puluh empat tahun.."jawab Vania dengan cepat.dia bahkan tak menyadari,sosok cowok yang ada didepannya,menatapnya terpesona.
"Ibu,sudah menikah atau belum?"kali ini Alex,yang duduk di sebelah Abi bertanya,membuat Abi tergeragap,karena pandangan mata Vania,mengarah kepadanya.
"Apakah pertanyaannya,harus di jawab.?"Vania balik bertanya,dia tersenyum manis kepada Alex,dan tentu saja Abi yang ada disebelahnya,ikut juga kebagian senyuman Vania.
Huuuu....sontak seisi kelas bersorak,membuat Vania harus menginterupsi mereka,supaya tidak menganggu kelas yang lain.
"Tolong ya,jangan terlalu keras tertawanya,nanti bisa kena omel kelas lain.."kata Vania.
"Jadi,gimana bu.sudah nikah atau belum?"Kali ini gantian Abi yang melemparkan pertanyaan.
Vania tertegun,memandang wajah Abi,yang juga sedang memandang,sesaat mereka saling bersitatap.
Vania baru menyadari,ternyata Abi sangat tampan,kulitnya putih bersih,bahkan dia yang perempuan saja kalah mulus.
Jujur,ada sedikit getaran,saat mereka saling bersitatap tadi."Hemm...kalian,maunya gimana?"
"Kalo bisa,ibu masih single.."jawab Abi.
"Ok,anggap saja ibu masih single."putus Vania.kemudian dia membuka buku absensi yang sedari tadi dipegangnya.
"Karena kalian sudah tau nama saya,boleh dong kalo saya juga tau nama kalian"
"Apa sih yang nggak buat ibu..?"gombal Alex,yang segera di soraki oleh penghuni kelas lain.
"Abimana sanjaya...."Vania memulai mengabsen murid di kelas Xll-2 ini,dimulai dari Abi,karena dia memang punya nomer urut paling atas.
"Ya..saya..."Abi mengangkat tangan kanannya,saat Vania memanggil namanya.
dan seterusnya,sampai seisi kelas habis di absen oleh Vania.
setelah itu,mereka mulai mengikuti pelajaran matematika hari ini.
Vania yang begitu santai menerangkan,membuat mereka cukup bisa mengikutinya, pembawaan Vania memang selalu tenang,hingga membuat mereka nyaman,padahal banyak murid yang bermusuhan dengan pelajaran yang bernama matematika itu.
Tapi,karena Vania sangat pintar mengolah materi,mereka cukup senang belajar pagi ini.
Hingga tidak terasa,satu setengah jam pun usai sudah,bel berbunyi dua kali,tanda pelajaran sudah harus berganti .
"Baiklah,untuk hari ini cukup sampai disini ya, sampai jumpa lagi tiga hari ke depan.."Vania mengakhiri pelajaran hari ini,dia mulai membereskan buku materi yang ada di atas meja,kemudian menyampirkan tasnya di bahu kanan.
"Bu Vania.."teriak cewek yang duduk di bangku depan,yang bangkunya menempel pada tembok,dia Kiara ,ketua kelas ini.
"Iya...kamu Kiara Kan..?"Vania menghentikan langkahnya,yang hampir mencapai pintu.
"Iya bu,boleh minta nomor ponselnya,biar bisa saya masukin grup kelas ini,siapa tau ada materi yang kami nggak ngerti.."kata Kiara,yang membuat hati Abi sontak merasa senang.
Sejenak dia memuji kecerdasaan sang ketua kelas yang mempunyai postur tubuh,tinggi besar itu.
"Boleh,asal jangan buat chat yang aneh-aneh ya?"kata Vania.
"Aneh gimana Bu?"Tanya Alex penasaran.
"Ya sapa tau,kalian mau nembak saya.."goda Vania, yang segera disambut dengan tawa seisi kelas.
Vania menyusupkan tangannya ke dalam tas,untuk mencari ponsel pintarnya.karena seingatnya, dia tadi membawa benda pipih yang paling di gandrungi seluruh manusia itu di dalam tas warna hitam itu.
"Catat ya..0813********"Vania menyebutkan sederet angka nomer ponselnya, beberapa siswa laki-laki terlihat mengetik ponselnya dengan cepat.mereka tidak mau kehilangan kesempatan, menyimpan nomor Ibu guru cantik itu.
"Baiklah,sampai jumpa lagi anak-anak,selamat siang..."Vania mengucap salam,sebelum melangkah keluar dari dalam kelas.
🌸
🌸
Sepeninggal Vania...
Abi tampak tersenyum, seraya menatap layar ponselnya,dia memandang tak berkedip,seder angka yang berhasil di salinnya ke ponsel miliknya.
"Kenapa kamu BI?kok senyum-senyum sendiri?"tanya Alex dengan curiga.apalagi mata elangnya tampak serius memelototi layar ponsel.
"Nggak ada..."jawab Abi singkat.
"Naksir kamu ya,sama Bu Vania..?"goda Alex.
"Kalo iya kenapa?"Abi balik nanya.
"Cih,selalu begitu,di tanya ganti nanya..."Alex berdecih." memang bu Vania cantik banget,aku aja sampai klepek-klepek dibuatnya..."Alex menopang dagunya dengan telapak tangannya.
"Eit,no...no...no...."kata Abi kemudian.
"Kenapa, sah-sah aja kan,kalo aku naksir,toh Bu Vania masih single..."Alex terlihat tidak terima.
"Kamu mau saingan. sama aku.."Abi memicingkan kedua matanya,menoleh pada cowok di sebelahnya itu.
"Nggak papa kan,kita saingan secara sehat..."dengan penuh percaya diri,Alex membusungkan dadanya.
"Kamu berani..."Abi memandang sinis,seolah meremehkan sahabatnya itu.
"Kenapa nggak?soal tampang,kamu memang menang..soal tajir..kamu juga menang sih.."Alex terkekeh geli.
Dengan kesal Abi menoyor kepala Alex,hingga membuat cowok itu terhuyung ke samping.
"Siapa tau,Bu Vania sedang Khilaf,hingga mau memilih aku...hahaha..."gurau Alex.
Abi hanya meringis,selama menjalani hidup sebagai seorang pria,yang sekarang menginjak pada fase menuju dewasa,baru kali ini dia merasakan getaran aneh,saat memandang lawan jenis.
"Normal nggak sih?"Abi malah melemparkan pertanyaan,yang konyol menurut Alex.
"Dih,normal dong,kalo kamu naksirnya sama aku,itu baru nggak normal..."ledek Alex.
"Najis banget sih,naksir kamu.."Abi kemudian memasang ekspresi seperti orang yang mau muntah.
"Ya kali,kita terbiasa bersama,membuatmu kagum sama aku?"
"Emang mau pedang-pedangan.."Abi menggeplak bahu Alex keras,membuat sahabatnya meringis kesakitan.
"Sadis loe Bi..."omel Alex,cowok manis itu cemberut,membuat Abi terkekeh geli.
Bersambung....
Jangan lupa,like love dan komen ya...
🌸
🌸
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 60 Episodes
Comments
NURY ANY
mampir
2022-04-13
1
Susi Lawati
lanjuuut
2022-03-02
0
Daromi
lanjutken
2022-03-02
0