Menikahlah denganku.

🌸

"Abi...."kedua mata bulat Vania melotot lebar,ketika melihat dengan jelas sosok yang sedang duduk santai di ruang tamu kontrakannya.

Sosok yang terlihat semakin tampan,dengan jins warna abu-abu dan atasan kemeja warna hitam, yang lengannya di gulung sampai siku.

kenapa jadi terlihat dewasa ya anak itu.

Abi menoleh,saat mendengar seseorang memanggil namanya.senyumnya mengembang saat melihat Vania begitu shock melihatnya.

"Hai..."sapa Abi ringan.

Vania melangkahkan kakinya,yang tadi sempet terhenti,dia kemudian menjatuhkan bokongnya di kursi lain,yang ada di samping murid tengilnya itu.

"Ada apa?"ketus Vania.pandangannya tampak menyelidik,ke cowok tampan yang berusia jauh di bawahnya itu.

"Nggak ada,cuma pengen main"jawaban Abi begitu santai,bahkan dia menaikkan paha kanannya ke atas paha kirinya.

Vania memutar bola mata sebal.ck,dasar mengganggu aja sih,kalo nggak ada apa-apa, kenapa mesti ke sini coba.mending tiduran di rumah,atau jalan sama gebetan kek.gerutu Vania dalam hati

Hari liburnya,yang sudah di program buat rebahan seharian,gagal total.gara-brondong cakep iki.eh..

"Kalo nggak ada apa-apa, ngapain ke sini?"omelnya lagi.

"Ish,jangan galak-galak kenapa sih.."

"Abi ..ada apa sebenarnya kamu ke sini?"bentak Vania.kesak banget dia dengan muridnya itu.

"Aku cuma mau main,pengen ketemu sama kamu..."Abi memandang Vania lekat, begitu teduh tatapan matanya itu.membuat hati Vania berdesir tanpa permisi.

"Senin kan bisa ketemu.."

"Nggak bisa,karena kangennya sekarang.."

Uhuk...

Vania terbatuk begitu mendengar kata kangen dari mulut Abi,sementara si tersangka hanya memandangnya santai, seolah tanpa dosa.

"Jangan bercanda Abi,sekarang katakan,apa maumu..aku sibuk.."ketus Vania lagi,dia mengalihkan pandangannya ke arah lain, lama-kelamaan memandang mata elang itu,membuatnya terhanyut bahkan bisa juga tenggelam ke dalam pesonanya.

"Menikahlah denganku Vania .."

Vania tambah membelalak,tak habis pikir dia dengan Abi,baru beberapa jam kenal,sudah memberinya kejutan yang begitu wow...

"Tolong Abi,aku sibuk...jangan membual.."Vania berniat bangkit dari duduknya, tapi dengan cepat Abi menarik pergelangan tangan wanita itu,dan menyuruhnya duduk lagi.

"Apa sih Bi,,,tolong ya,biar jelek begini,aku gurumu .."protes Vania.

"Itu kalo di sekolah..."jawab Abi santai.

"Tapi aku lebih tua dari kamu,jadi sopanlah sedikit,hargai orang yang lebih tua dari kamu.."gerutu Vania.

Ani meringis,"Emang,apa yang aku lakuin sama kamu.aku masih menghargai kamu kan..?"

Vania mendengkus kesal,dia seolah mati kutu bila berdebat dengan cowok menjelang sembilan bekas tahun ini.

"Aku serius Vania,aku ingin menikahimu..."

Vania terdiam,dia tidak berniat mengucapkan kata-kata apapun,karena percuma,toh cowok itu punya sejuta kata untuk membaliknya.

"Aku jatuh cinta sama kamu,sejak pertama melihatmu di kelas,dan....dan aku ingin memiliki kamu seutuhnya.."ucap Abi, cowok tengil itu ternyata bisa bicara dewasa juga.

"Trus,kamu mau ngasih aku makan apa,kerja saja belum..?"Vania tersenyum sinis.sok-sokan melamar wanita dewasa,mau berlindung di bawah ketiak orang tua tajir.cih.

"Aku bisa kerja sambil sekolah..."lagi-lagi dengan santai Abi menjawab.membuat Vania tambah kesal.ingin rasanya menjewer telinganya sampai putus.

"Yakin,kamu bisa.bukankahbsudah terbiasa nyaman dengan fasilitas dari orang tua kamu.."

"Yakin lah,jangan meremehkan aku... gini-gini aku juga punya usaha biarpun masih taraf merangkak..."kata Abi."aku kerja sama temen-temen,buka kafe..baru satu tahun jalan sih.."

Vania melongo,masa iya.anak orang kaya kok mau-maunya susah-susah nyari duwit sendiri.bukannya lebih enak minta ya.

"Abi,kamu baru kenal aku satu hari.."

"Trus.."

"Kamu belum tau seluruhnya,siapa aku.."Vania mencoba menolak secara halus.

"Kamu aku kasih dua pilihan,mau menikah denganku..atau menolak dan kehilangan pekerjaan kamu,dan aku pastikan kamu nggak akan bisa diterima kerja di manapun juga..."Abi tersenyum penuh kemenangan.

"Kamu mengancamku.."ketus Vania.

Abi hanya mengedikkan bahunya,masa bodoh lah,jika harus menggunakan sedikit kekuasaan Daddy nya,yang penting tujuannya untuk memiliki guru cantik ini,bisa tercapai.

"Cari saja gadis bodoh yang bisa kamu permainkan..."Vania beranjak dari duduknya,kemudian segera berlalu meninggalkan Abi.

"Aku beri kamu waktu,satu kali duapuluh empat jam Vania.."teriak Abi,sebelum Vania hilang dari balik tangga.

Abi menyeringai puas,kamu pasti akan jadi milikku vania,cepat ataupun lambat.gumannya,setelah itu,dia bergegas pergi dari kontrakan Vania.

🌸

Vania memasuki kamarnya dengan perasaan yang teramat kesal,dia merasa waktunya untuk bersantai terbuang percuma,hanya untuk mendengar lelucon receh muridnya,yang bernama Abi itu.

Vania menelungkup kan tubuhnya ke kasur,dia bahkan belum mengisi perut sejak pagi dan saat ini sudah lewat jauh waktu sarapan.

Aarrgghh.... gara-gara Abi tengil itu,Vania berteriak seperti orang tidak waras.dia bahkan mengusak rambutnya dengan kasar.

"Kenapa sih Van..."Della menyembulkan kepalanya dari balik pintu yang terbuka setengah itu.rupanya dia mendengar saat Vania berteriak tadi.

"Nggak ada apa-apa..."

"Kok teriak-teriak...macam orang kerasukan aja..."Della tergelak.gadis itu kemudian duduk melantai, ditengah-tengah pintu.

"Nggak kerja Del..?"

"Kerja,shift siang..."

"Oh..."

"Ada apa sih?"tanpa pantang menyerah,Della terus bertanya.

"Pusing aku Del..."

"Kenapa,kan baru di apelin brondong ganteng..tajir lagi.."Della terkekeh.

"Kok tau kalo tajir..?"Vania memicingkan kedua matanya,dia kemudian membalikkan tubuh,hingga tertelentang.