Medina mengerjapkan mata ketika mendengar bunyi alarm yang ia pasang diponselnya. Pagi itu Medina memasang alarm di pukul 4 pagi. Ia segera meraih ponsel yang berada dibawah bantalnya dan menghentikan bunyi yang terus-menerus berdering.
Ia menoleh ke arah ranjang tempat ibu Safira terbaring. Medina menghela nafas lega, karena bunyi alarm nya tidak sampai mengganggu majikannya saat ini.
Setelah merapihkan alat tidur yang ia pakai diatas sofa, Tidak lupa ia mengambil perlengkapan mandi dan baju ganti dari dalam tas miliknya yang teronggok di lantai. Medina bergegas masuk ke kamar mandi untuk membersihkan diri dan mengambil wudhu.
Setelah menunaikan 2 rokaat sholat Sunnah Qobliyah dan 2 rokaat sholat subuh. Medina Kembali merapihkan peralatan sholatnya dan memasukkannya kembali ke dalam tas.
"Baju bersihku hampir habis. Hari ini aku harus mencuci baju" Gumam Medina pelan. Tangannya dengan cepat mengeluarkan kantong plastik yang berisi baju kotornya selama beberapa hari ini tidak ia cuci. Ia meletakkan kantong plastik itu dekat sofa panjang yang semalam menjadi tempatnya melepas lelah.
Medina menoleh jam dinding dikamar itu. Lalu pandangan nya beralih menuju tubuh lemah yang masih terlelap. Sesungguhnya ia tidak ingin membangunkan Ibu Safira. Namun tetap harus ia lakukan karena ibu Safira belum menunaikan shalat subuh. Lagipula ibu Safira selalu berpesan pdanya untuk selalu mengingatkan nya ketika waktu sholat tiba.
Dengan pelan Medina membelai lembut pundak ibu Safira.
"ibu..." panggil nya lembut.
Merasa pundaknya disentuh hangat..Ibu Safira membuka matanya. Bibirnya tersungging kala wajah bersih nan ayu menjadi pemandangan pertamanya.
Ibu Safira terus melempar senyum.
"apa saya mengagetkan ibu?" Tanya Medina.
Ibu Safira menggeleng. Beliau mulai beringsut dan berdiri dari ranjang.
"tidak nak... terimakasih sudah membangunkan ibu. Selama di Rumah sakit. Ibu tidak pernah tidur nyenyak"
"Medina bantu ibu ke kamar mandi ya Bu" Ucap Medina kemudian dengan tangan yang sudah mengulur.
"tidak perlu nak...ibu bisa sendiri. Ibu tidak selemah saat dirumah sakit"
"tapi tangan ibu agak bengkak. Pasti akan sakit jika dibuat banyak gerak" Medina membantah ucapan Ibu Safira yang mengatakan dirinya baik-baik saja.
Ibu Safira mengangkat tangannya yang memang sedikit bengkak dan terasa kebas karena bekas jarum infus selama terbaring dirumah sakit.
Ibu Safira mengangguk. Ia tak bisa mengelak dari kondisi nya yang memang belum stabil 100%.
Medina membawa ibu Safira ke kamar mandi dengan dengan tangan kanan memeluk pundak dan tangan kirinya menuntun lengan ibu Safira.
Dengan telaten Medina membantu ibu Safira membersihkan diri.
"kamu ga risih atau jijik?" Tanya ibu Safira ragu-ragu.
Medina menggeleng kepalanya cepat dan tangannya meraih shower.
Daniel yang hari ini tumben banget bangun subuh langsung masuk ke dalam kamar mamanya tanpa mengetuk pintu. Maniknya mengelilingi setiap sudut kamar.
"mama...Medina.."
Langkahnya terus memasuki kamar lebih dalam dan berhenti didepan pintu kamar mandi. Daniel mendengar suara gemericik air dan sesekali terdengar suara gelak tawa dari dalam sana. Daniel mengukir senyum di bibirnya. Ada perasaan hangat dan lega berdesir dalam hatinya. Entah karena saat ini sang mama sudah ada yang mengurus dengan baik atau karena kehadiran Medina dirumah itu. Yang jelas ia merasa senang.
Mengingat Medina, Daniel jadi ingat kejadian semalam dimana kakak nya Danu..sudah mengerjainya. Pagi ini ia bertekad untuk membuat perhitungan dengan kakaknya itu. Ia pun berlalu menuju Paviliun. Kemana lagi kalo bukan ke kamar Danu.
_Flashback on_
Dengan langkah panjang Daniel menuju depan teras rumah. sepanjang perjalanan dari taman belakang menuju Teras ia terus memikirkan dengan Bingung dan menurutnya agak aneh memang. Tapi ia penasaran atas penuturan kakaknya.
"Apa Arif yang datang? Tanpa mengabariku sebelumnya?" Gumamnya pelan.
Dengan segera ia meraih handle pintu ruang tamu dan melongokkan kepalanya keluar.
Sepi.
Tapi rasa penasaran nya semakin menjadi, lalu tubuhnya keluar utuh didepan teras. Maniknya menyapu setiap sudut teras dan taman depan rumahnya.
"Tidak ada siapapun" Gumamnya lagi.
Melihat anak majikannya yang celingak celinguk kebingungan, Satpam rumah yang berada dipos menghambur menghampiri.
"Cari siapa den?" Satpam yang bernama Mang Eros langsung mengajukan pertanyaan saat didepan majikannya.
"Ohh..Ehh mang, tadi ada tamu cewek yang nyari saya ga kesini?" Daniel berbalik tanya penasaran.
"Tamu? Ga ada den..Ga ada siapa-siapa yang datang" Jawab mang Eros yakin.
Danu memijat pelipisnya dan menggeram.
"Kakaaaakkk"
"Kau mengerjai ku, hahhh?!!!" Gumam Daniel kesal.
Mang Eros yang masih menantikan kata-kata majikannya tidak bergeming dari posisinya.
"ya sudah Mang, saya masuk dulu" Daniel menyudahi disambut anggukan dari mang Eros.
Lalu Daniel masuk kedalam rumah dan mengunci pintu.
_Flashbackoff_
Rasa kesalnya sejak semalam belum juga mereda. Daniel merasa Ia harus mengerjai balik kakaknya itu.
Danu masih mematung didepan pintu kamar Danu.
Daniel yang tahu bahwa kakaknya masih dibuai mimpi, ide jahilnya pun tiba-tiba keluar. Lagipula saat ini tidak ada kakak iparnya Rani, jadi ia akan sedikit berani masuk kamar kakaknya tanpa harus emngetuk pintu.
Brakkkk!!!
Daniel membuka pintu kamar kakaknya dengan sedikit tenaga dalam hingga penghuni kamar terlonjak kaget. Benar dugaan Daniel, kakaknya masih bergelung didalam selimut.
Melihat geliat kasar dari dalam selimut, membuat Daniel terkekeh dengan keras. Hingga suara tawanya menggema di langit-langit kamar.
Danu yang mulai memposisikan dirinya duduk menyandar, mengambil bantal dan melemparkannya ke arah Daniel.
Happ!!
Tidak ada kesulitan untuk Daniel untuk menangkap bantal yang dilemparkan Danu. Sebab sudah menjadi kebiasaan Danu akan melakukan hal itu jika adiknya mengganggu tidurnya.
Daniel yang masih terkekeh lantas melompat ke atas kasur dengan posisi terngkurap.. Danu yang melihat tingkah adiknya hanya menggeleng-gelengkan kepala.
"Dasar bocah!!!" Pekik Danu beranjak meninggalkan Daniel menuju kamar mandi.
Setelah Danu menunaikan 2 rokaat subuh nya, ia duduk di sisi ranjang. Menatap adiknya.
"Apa semalam kamu menemukan tamu mu?" Tanya Danu membuka suara. Kemudian ia terkekeh geli.
"Niel, apa kamu akan berniat membuka hati untuk memulai hubungan baru?" Tanya Danu lagi. Kali ini tuturnya terdengar serius ditelinga Daniel.
Daniel menangkap gelagat lain dari ucapan sang kakak dan tau arah pembicaraan nya.
"apaan sih kak...Daniel cuma bantuin Medina aja kok. Tidak bisa disimpulkan apapun" Bantah Danu beringsut dari tidur pura-pura nya.
"Dia gadis polos, dia bisa saja menafsirkan lain jika kamu bertindak berlebihan padanya. Kakak tidak mau, gadis itu kecewa karena ulahmu" Tambah Danu dengan mimik yang tidak biasa.
"Selesai kan urusanmu dengan Farah. Maaf..tidak ada maksud kakak untuk mencampuri urusanmu" Titah Danu.
Daniel yang enggan menanggapi perkataan kakaknya berdiri dan hendak berlalu. Tapi langkahnya tercegat ketika mendengar ucapan Danu lagi.
"Lupakan Farah dan mulailah hidup mu yang baru"
Daniel mengambil nafas panjang kemudian berlalu dan menutup pintu tanpa sepatah katapun.
###############
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 167 Episodes
Comments
Zalifa Rahmania
lanjut thor
2021-07-21
0