Medina merasakan tubuhnya diguncang seseorang sambil manggil-manggil namanya. Sesekali ia mengerjapkan mata sebelum ia benar-benar sadar dari lelapnya.
Dengan masih nyawa yang belum terkumpul, ia menengadahkan wajah dan mengedarkan pandangan ke sekeliling nya.
Tapp!!
Maniknya beradu dengan manik seseorang yang pernah ia jumpai. Bibirnya mengulum senyum setelah mendapati wajah seseorang yang menatapnya dengan lekat.
"Kak Danu...." panggil Medina pelan.
"apa yang kamu lakukan disini?" tanya Danu melirik tas yang ada di pangkuan Medina.
"emm...anu..emm..." Medina gugup tidak bisa melanjutkan kata-katanya.
"Bagaimana kabar ibu kak? Apa ibu sudah lebih baik?" Medina balik bertanya.
"kakak darimana?" Tanya Medina lagi. Mata bulatnya mengawasi bungkusan plastik yang dibawa Danu.
"Aku kelaparan tadimakny XXX." jawab Danu.
Sadar akan pertanyaannya yang belum dijawab Medina, Danu lalu mengajak Medina masuk ke ruangan mamanya.
Danu melirik jam tangannya dilengannya.
04.21
"Ayo...ke atas" Tangan Danu sudah menarik tali tas baju yang masih dipegang Medina.
Tanpa ragu, Medina bangkit dari duduknya dan mengekori langkah kaki Danu menuju lift. Bahkan Danu tidak mengajaknya berbincang selama perjalanan dari lobby hingga ke ruang rawat inap.
"Kak Danu...." panggil Medina pelan saat Danu hampir meraih gagang pintu kamar.
"ya.." Danu menoleh cepat ke arah Medina yang berada persis dibelakang punggungnya.
"Apa tidak mengganggu ibu, kalo saya masuk sepagi ini? Beliau pasti masih istirahat. Dan saya tidak mau mengganggunya. Sebaiknya saya menunggu di Lobby aja" Tanya Medina pelan.
"mama udah bangun kok...Bisa dibilang mama tidak tidur semamalam" Kini Danu sudah membalikkan badannya menghadap Medina.
Medina mengernyit heran.
"Hah?? mengapa ibu ga tidur semalaman, kak? Apa karena ada yang beliau rasakan?" Tanya Medina khawatir.
Danu terkekeh lalu menggelengkan kepalanya.
Danu mendorong pintu hingga sedikit melebar.
"Ma...lihat siapa yang datang" Panggil Danu sambil menahan handle pintu.
Ibu Safira mendongak ke Arah pintu dan bola mata nya membulat melihat kedatangan gadis yang membuatnya tidak bisa tidur semalaman.
"Sayang...kamu disini? Sepagi ini??" Tanya ibu Safira tidak percaya. Namun senyumnya tidak mampu ia tahan.
"Ibu apa kabar?" Tanya Medina meraih tangan kanan Ibu Safira dan menciumnya.
Bola mata ibu Safira berkaca-kaca dan langsung memeluk erat Medina.
Hati Medina berdesir hangat. Merasai setiap sentuhan hangat dari tangan Ibu Safira di punggungnya.
Safira membalasnya dengan mengelus-elus punggung ibu Safira.
"apa kamu baik-baik saja?" Tanya ibu Safira masih memeluk.
Medina mengangguk. Kali ini ia tidak bisa menahan butiran bening yang jatuh dari matanya. Cukup deras sehingga membuatnya sesegukan.
Manik Ibu Safira menatap Danu yang dari tadi menyaksikan adegan itu. Seolah meminta penjelasan dari anaknya.
Danu mengedikkan bahu lalu menunjuk tas Besar milik Medina yang ada di lantai dengan telunjuknya.
"entah apa yang sedang menimpa gadis ini Wajahnya yang terlihat
sangat sedih mengoyak hati siapapun yang melihatnya" Gumam Danu dalam hati.
Medina melepas pelukannya..matanya sedikit sembab.
"kak...Boleh Medina pinjam toilet disini? Medina mau numpang sholat" Tanya Medina meminta ijin dengan maniknya yang masih basah.
Danu mengangguk.
Setelah mengambil handuk dan beberapa pakaian ganti..Medina lalu beranjak masuk ke dalam kamar mandi.
Danu beranjak menghampiri mamanya lebih dekat. Duduk disamping Ranjang setelah meletakkan bungkusan makanan diatas meja.
"Aku melihatnya sedang tidur dikursi tunggu di lobby. Entah sejak kapan dia disana. Mungkin sejak malam. Sepertinya dia sedang ada masalah" Cerita Danu kepada mamanya.
"Yang Mama tahu, dia tinggal bersama temannya di kos-kosan.,apa mungkin dia bertengkar lalu pergi??" Ibu Safira mulai menerka-nerka.
"setelah kondisinya lebih baik, mama bisa tanyakan itu padanya. Danu sudah coba bertanya tadi, tapi Medina tidak menjawab" Ucap Danu memberi ide.
Ibu Safira mengangguk lalu bertanya.
"Apa adikmu akan kesini?"
"Pagi ini dia ada meeting. Mungkin setelah itu dia akan datang kemari" jawab Danu.
"Mama ingin makan sesuatu?" Tanya Danu.
"Yang Mama inginkan sudah ada disini, sementara ini mama tidak mau yang lain" jawab Ibu Safira dengan maniknya yang terus menatap pintu kamar mandi.
Danu mengangguk mengerti.
"Jadi semalaman mama tidak bisa tidur karena memikirkan gadis itu? Kalo Daniel mendengar ini, ia pasti akan cemburu"
Danu terkekeh geli. Ya..adiknya itu sangat posesif jika menyangkut mamanya.
"Danu...jika mama sudah boleh pulang dari sini, bisakah kita membawa Medina ikut serta kerumah kita?" Tanya ibu Safira antusias. tangannya menggenggam erat tangan Danu seolah meminta persetujuan anaknya.
Danu terdiam...
Ia tahu, meski ia mengiyakan tapi belum tentu Daniel akan setuju..
"aku akan bicarakan ini dengan Daniel nanti" Ucap Danu mengelus lengan ibunya.
"Sekarang mama bisa istirahat kan?" Tanya Danu sambil menggerakkan ranjang dengan remote kontrol.
Ibu Safira mengangguk lalu memejamkan matanya yang sudah mulai lelah karena semalaman terjaga.
Ceklek.!!!
Pintu kamar mandi terbuka. Medina menyembul keluar sudah dengan pakaiannya yang rapih.
Setelah mengambil perlengkapan sholat dari dalam tasnya. Medina menghampiri Danu yang sedang duduk mengunyah roti di sofa sambil memainkan ponselnya.
Ya...saat Danu menemukan Medina di looby..ia baru saja pergi ke minimarket dekat Rumah sakit untuk membeli makanan.
"arah kiblatnya kemana ya kak..?" Tanya Medina dengan tangan yang sudah siap menggelar sajadah.
Danu menoleh dan beranjak dari duduknya. Menghampiri Medina dan menggelar kan sajadah yang diberikan Medina.
"kesini..kiblatnya.." jawab Danu.
"Terima kasih kak.." ucap Medina singkat.
Setelan menunaikan kewajiban nya, Medina merapihkan kembali perlengkapan sholat dan beberapa isi tasnya. Lalu ia berjalan dan duduk di sisi Ibu Safira yang sedang terlelap.
Dilihatnya wajah ibu Safitri dengan lembut.
"Apa ibu benar-benar ga tidur semalaman kak?" Tanya Medina khawatir.
Danu yang masih memainkan ponselnya..menoleh sekilas dan menggangguk.
"kasihan ibu...Semoga Allah cepat mengangkat penyakit ibu dan ibu bisa pulih segera" Gumam Medina dalam hati. Maniknya masih terus saja memperhatikan wajah ibu Safitri yang terlihat pucat.
Medina tidak menyadari, Danu sedang meperhatikannya sejak tadi. Danu mengulum senyum.
"mama benar..mungkin tidak ada salahnya jika membawa Medina pulang kerumah. Medina sangat perhatian dan mengkhawatirkan mama. Dia bisa mengurus mama dengan telaten"
Gumam Danu dalam hati.
#############
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 167 Episodes
Comments
Bundane Nisa Bakhtiar
lanjut thor
2020-07-23
1