Ana melangkah dengan berat menuju mobil mewah yang terparkir di parkiran khusus Vip di rumah sakit ini, gadis itu menghela nafas..menjadi orang kaya memang begitu menyenangkan, kau bisa melakukan apapun bahkan bisa mengatur kehidupan orang lain sesuai dengan kehendakmu..
Ana menyipitkan matanya...ketika ia memikirkan sesuatu di dalam hatinya,...mungkinkah....?
Pintu mobil terbuka dan Ana tertegun ketika melihat sosok Danar menatapnya tajam..
''Masuk.'' perintahnya..
Dan Ana hanya menganggukan kepalanya, lalu masuk ke dalam mobil itu dan pintu pun di tutup...
Ana sedikit terkejut ketika menyadari kaca mobilpun berwarna sangat gelap jadi apapun yang di lakukan di dalam tak akan bisa terlihat dari luar...
Ana terpukau..lagi-lagi ia di buat kagum dengan mobil mewah ini..tanpa sadar ia tersenyum dan menoleh kepada Danar,
Ana terkejut ketika pria itu menatapnya dengan tajam....
''Mengapa kau tersenyum..''
''Tidak, aku lega karna sudah sembuh.''jawab Ana spontan..
Danar mengangguk....
''Apa kau sudah benar-benar pulih...''
''Yah.......''
''Itu berarti kau sudah siap bekerja di Hotel..''
''Tidak....''ucap Ana tercekat...
''Tidakkk..?'' ulang Danar mengerutkan kening......
''Maaf tuan Danar, aku masih terikat kontrak selama 2 bulan dengan perusahaan Jaya Group...jika aku keluar maka aku akan di tuntut karna melanggar kesepakatan........''
Danar terdiam sesaat...
''AKu akan menelfon Ardy untuk membahas ini...sementara ini kemasilah semua barangmu, besok pagi kau harus ke kota K tempat Hotelku..aku akan menyusul setelah menyelesaikan semuanya...
''Baik...''
Danar lalu melajukan mobilnya membelah jalan di depannya, sepanjang jalan mereka hanya diam saja...Ana merasa nyaman berada di dalam mobil ini dan mulai tertidur,.....
Danar tak sengaja menoleh ke arah Ana dan tertegun....
Gadis itu tertidur dengan wajah damai...anak rambutnya sebagian tergerai menutupi wajahnya yang pulas...
Danar tak tahan ingin menyentuh wajah gadis itu, dan mengusapnya dengan telunjuknya secara perlahan..ia tak ingin Ana terbangun dan menyadarinya...
''Sudah berapa banyak airmata yang mengalir dari mata indahmu, bahkan ketika kau menangis saja kau terlihat sangat cantik...Ana...maafkan aku....tapi aku harus melakukannya, di kemudian hari aku hanya bisa memohon maaf darimu...''bisik Danar dengan misterius....
Lalu menarik jemarinya dan kemudian menatap fokus ke arah jalan di depannya.......
************************************
Ana terbangun ketika ia sudah berada di atas ranjangnya di dalam flatnya...
Sejak kapan, siapa yang membawanya...? Ana kemudian menghela nafas....yah bukankah Danar yang mengantarkannya...Ana terkejut ketika sebuah pikiran buruk terlintas di dalam kepalanya, ia pun menjadi tenang ketika memeriksa tubuhnya sendiri...
Ana merasa tidak kehilangan sesuatu itu artinya tidak terjadi apapun kepadanya....
Gadis itu baru saja hendak bangun dari ranjang namun deringan ponsel mengejutkannya, mata gadis itu mencari..di sekitar kamar, ia tidak punya ponsel dan ponsel siapa yang berdering...
Ana bangun dari ranjang dan bergegas mencari dan kemudian menemukan sebuah ponsel terbaru dengan merk mahal ada di atas meja, dan ia menghampiri ponsel itu dan meraihnya...dengan kerutan di dahinya...
''Tuan Danar yang tampan.'' Ana mengejanya dengan kesal....
Lalu buru-buru mengangkatnya...
Danar : Apa kau menyukai ponselnya...?
Ana : Maaf tapi apa maksud anda Tuan.....
Danar : Ponsel yang kau pegang itu...aku memberikannya untukmu..
Ana menghela nafas...lalu mematikan ponselnya...ia duduk di pinggir ranjang dan memejamkan matanya, sambil memegang ponsel yang di berikan Danar dengan gemetar...
Mengapa orang kaya harus selalu menghina orang yang tak punya dan merasa bangga...mengapa mereka berbuat seenaknya hingga rasanya harga diri sudah tak bisa di miliki lagi oleh si miskin...
Ana sungguh marah...lalu menurunkan pandangan ke ponselnya lalu mengetik seuatu disana..
Aku ingin bertemu.......
**************************************
Sebuah Restoran mewah menjadi pilihan Danar untuk bertemu, Ana juga tak perduli toh...ia hanya akan pergi dan mengembalikan ponselnya...Ana tidak pernah bermimpi untuk memiliki sesuatu yang bukan miliknya setidaknya ia belajar dari gaun dan sepatu pemberian Ardy kepadanya...
Ana menilik penampilannya yang sederhana..sebuah rok Jeans berwarna biru di lengkapi jaket jeans dan dalam putih, rambutnya di biarkan tergerai dengan asal,....
Ana menaiki tangga Restoran dan bertemu dengan pelayan di pintu..
''Nona...apakah anda sudah punya janji..''
''Tuan Danar...kurasa dia sedang menungguku..''
Pelayan itu langsung menegakan tubuhnya dan bersikap sopan....
''Mari aku akan mengantar nona...''ucapnya dengan hormat...
Ana mengangguk dan mengikuti langkah pelayan itu yang membawanya menyusuri lorong panjang dengan masing-masig kamar di sisihnya...
Ana mengerutkan dahi, privat sekali makan disini...ia hanya menghela nafas.....
Kamar itu terletak paling ujung,
Pelayan segera membuka pintu dan mempersilahkan Ana masuk kemudian menutup pintu di belakangnya...pandangan mata Ana lalu tertuju pada sosok Danar duduk di tenagh meja dengan keangkuhan seorang pria yang kaya.....
Ana mengeratkan pegangannya pada tali tas selempangnya, ia menguatkan dirinya...lalu menunduk hormat...
''Kau sudah datang.,..''
''Yah tuan.....''
''Duduklah..''ucap Danar dengan tajam......
Ana pun duduk dan menatap Danar.....
''Sebenarnya aku...''
''Makanlah dulu Ana....''
''Tidak,....aku sudah kenyang...lagi pula aku datang kesini bukan untuk makan.........''ucap Ana tegas...
Danar lantas tersenyum, lalu memajukan tubuhnya.......
''Bukankah kaun lapar...kapanlagi kau bisa makan di restoran seperti ini...selama hidupmu mungkin kau bahkan tak bisa berdiri di tangga restoran ini..''ucap Danar tersenyum...
Ana mengangguk......
''Aku juga tak pernah ingin bermimpi terlalu tinggi tuan Danar, makan di pinggir jalan adalah biasa bagiku...jika makan di restoran aku takut...perutku yang miskin ini tak akan mampu mencerna sesuatu yang mahal..''balas Ana tak kalah tajam...
Ana bisa melihat kilatan amarah di mata Danar yang terlintas....ia tak akan membiarkan mereka menginjaknya...
''Baiklah...untuk apa kau menemuiku...Ana....'' pria itu menyandarkan tubuhnya di kursi.
Ana tersenyum lalu mengeluarkan ponsel mahal dari dalam tas kecilnya dan meletakannya di atas meja,....ia menatap Danar....
''Maaf tapi aku tak bisa menerima ponsel pemberianmu tuan Danar....''
Danar masih terdiam.......jemarinya terkepal...
''Mengapa....''
''Harga diriku menolak....seumur hidup aku tak pernah memegang ponsel semahal ini hingga aku menjadi takut tuan....aku tak terbiasa dengan bunyinya....''
''Ana,.....jika kau menolak pemberianku sama saja kau menghinaku...'' suara Danar meninggi...
Ana berdiri lalu menunduk...
''Jangan lagi mencoba mengikatku dengan baranag mahal karna aku tidak tertarik tuan Danar, aku akan ke kota K malam ini juga dan mulai bekerja besok....aku pasti akan membayar hutangku agar aku bisa lepas dari anda...'' Ana mengeraskan tatapannya...
Lalu berbalik...
''Tunggu Ana....''
Ana menghentikan langkah.....
''Kau tidak akan mendapatkan uang 400juta dalam 3 bulan, bukankah kau harus menyerah saja...bahkan jika kau menjual dirimu itu tak akan cukup...''
Ana membalikan tubuhnya menatap Danar dengan kemarahan yang tertahan...
''Yah.....apakah aku sudah pernah bilang jika aku gadis yang mahal....jika aku akan menjual diriku, akan kulakukan...tapi aku pastikan itu bukan denganmu tuan Danar...permisi...''
Danar mengerang marah...
Semua yang ada di atas meja dia hancurkan dengan kuat,
''Ana.....kau akan membayar dengan sangat mahal....lihat saja...''desis Danar sambil meraih ponselnya.....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 319 Episodes
Comments
Fareza Gmail.Com
/Doge//Doge/
2024-09-28
0
Rosmawati Intan
thor jgn buat ana klh b tunduk di bwa jaki damar..klu bisa biar dmar yg takluk di bwa kaki ana..n taklagi menghina ana
2022-07-17
0
evi
sesekali orang songong harus d beri pelajaran
2022-06-04
1