Hari demi hari berjalan dengan lancar, hubungan Danar dan juga Ana semakin membaik, dan Ana melupakan dendamnya yang dahulu membara terhadap Fera juga Steve dan Danar, sikap Danar yang manis dan sopan mau tak mau meluluhkan kerasnya sikap Ana...
Bahkan Ana sudah melupakan kesakitan yang dulu menghantamnya dengan kuat, sahabat barunya Fania juga ikut menasehatinya agar melepaskan dendamnya agar Ana bisa hidup lebih merasakan kedamaian...
Semua berjalan sesuai rencana dan Ana bisa bekerja dengan tenang...
*************
Hari itu seperti biasa Ana melewati rumah misterius itu dengan tatapan beku, hari ini dia mendapat jatah sift malam hari, dan kali ini ia mencoba bersikap lebih santai dan sedikit berani dengan berjalan apa adanya tanpa tutup kepala dan masker, bukankah Mafia itu sudah mengenalinya..untuk apa Ana susah payah menutup wajahnya,
Ana melangkah pelan melewati rumah yang benar-benar misterius itu, namun ia berusaha menguatkan hatinya, yah..ia memutuskan untuk berhenti takut, karna sejak kejadian itu sudah 2 minggu lalu sudah tidak terjadi apapun kepadanya, semua baik-baik saja..
Ana tersenyum yah...tentu saja, seorang Mafia pasti memiliki kesibukan yang luar biasa, pria itu sudah menggertaknya dan tidak mungkin mau mengurusi hal yang remeh dengannya...
Dan apa yang Ana pikirkan itu benar, tak terjadi apapun tak ada pria berwajah seram yang berjaga...rumah itu seperti rumah lainnya....
Ana akhirnya sampai di Hotel milik Danar dan baru saja tiba di pantry, ia sudah mendapat tugas baru....
''Ana...tolong bawa makanan ini ke kamar 311, tolong ya...aku sedang sakit perut.''keluh Fania sembari memegang perutnya...
''Baiklah.......''ucap Ana dengan tatapan mengerti..
''Terimakasih Ana..''bisik Fania lalu dengan cepat melangkah menuju Toilet...
Ana melangkah....memegang makanan di tangannya, dan menaiki lift menuju kamar 511 yang berada di lantai 5 dengan sangat hati-hati..
Ting............
Pintu lift terbuka dan Ana pun keluar dari sana, memegang nampan berisi penuh makanan yang berat, lalu mendekat ke arah pintu dan menekan tombol...
Ceklek....
Pintu terbuka dan Ana langsung masuk ke dalam kamar Hotel dengan penuh semangat ia terus masuk dan hendak meletakan makanan itu di meja,
Namun....
Hening.......
Entah mengapa ia merasa ada yang aneh, seperti sesuatu yang menyakitkan sedang menantinya...
Ana mengangkat wajahnya dan benar, apa yang ia pikirkan...hatinya merasa nyeri melihat dua orang yang masih begitu lekat di ingatannya menatapnya dengan tajam.......
''Anastasya....''jerit Fera dengan suara yang histeris seolah bertemu teman lama yang begitu akrab dengannya....
Tatapannya tampak sangat bahagia, dan ini sanagt kontras dengan apa yang di alami Ana yang menyedihkan di balik seragam Hotelnya,
Pandangan Ana berpindah pada sosok Steve yang terlihat lebih subur, dan sehat..kulitnya lebih putih dan terlihat seperti pria mahal sekarang.....
Ana sungguh merasa ia kehilangan tenaga........
Fera mendekatinya setelah melewati Steve yang berdiri seperti patung...Fera tertawa hingga tawa itu terasa sangat menyakitkan di telinga Ana, Fera sama sekali tidak perduli...
Seperti biasa jika ia ingin mendapatkan sesuatu maka ia akan mendapatkannya dengan cara apapun, begitu ia mengeluh pura-pura sakit dan ingin berdamai dengan Aana maka sanga paman langsung mengabulkan permintaaanya untuk datang ke kota ini...
Jemari Fera terkepal.....ia sudah lama ingin menghajar Ana dan sekaranglah saatnya....
''Stev..keluarlah sebentar aku....ingin bicara dengan Ana..'' ucap Fera tajam, sama sekali tidak ingin melepaskan pandangan dari Ana yang menatapnya seolah siap dengan apa yang mungkin terjadi pada keduanya...''
Seperti anjing yang setia Steve menurut, lalu melangkah melewati mereka berdua, Ana dan Steve masih saling menatap untuk sepersekian detik sebelum Ana memtus kontak mata di antara mereka....
Kini tinggalah dia dan Fera berdiri dengan tatapan tajam...
''Apa kabar.....sahabatku sayang..'' bisik Fera dengan sinis.....
Ana melonggarkan tenggorokannya, sungguh...menghadapi Fera adalah hal yang tak mudah, gadis ini di bekali dengan segudang penghinaan yang bisa membuat mental seseorang jatuh sampai ke dasar...Fera adalah ahlinya.......
''Aku sangat baik....Fera..''balas Ana mencoba bersikap tenang....
Ana datang ke kota ini untuk mengubur masa lalu, dan bertekad hidup baru..ia sudah berjanji dalam hati agar tidak terpancing dengan kata-kata Fera yang mungkin akan melukainya sekali lagi....dan membuat hatinya terluka...
Fera mendekatkan wajahnya, lalu tersenyum...
''Bagaimana rasanya bermimpi, dan terbangun saat kau tak ingin terbangun....''
''Apa maksudmu Fera...''
''Yah,...kau ternyata masih bermimpi menjadi Cindirella juga...aku sangat prihatin kepadamu...''ucapnya dengan jijik....
Ana sudah menduga...Feraa akan mencoba menguji kesabarannya dengan hinaan.....
''Aku sedang sibuk sekarang, jika kau hanya ingin bermain-main maka...''
''Bermain main...apa kau pikir aku punya waktu untuk gadis murahan dan miskion sepertimu....Ana....aku hanya datang untuk memberi peringatan kepadamu....''
Ana mengangguk....
''Katakan....''
Fera menganggukan kepala....
''Aku cukup terkejut dengan ide paman yang memintamu bekerja di Hotel ini dan bisa mengawasimu...aku terkesan....Fera melihat perubahan di wajah Ana dan itu membuatnya seakan punya energi lebih untuk menghina gadis miskin ini...
Dendam Ana semakin tak terkendali ketika di dalam rumah tangganya Steve kedapatan selalu berwajah muram entah pikirannya berada dimana, sikapnya juga dingin dan itu semua hanya ada satu penyebabnya yaitu wanita tak tau malu ini.....
Fera akan memastikan mental Ana hancur dan kehilangan kepercayaan diri......
''Aku bekerja dengan profesional Fera, aku di gaji sama seperti yang lain...''sambung Ana tak mau kalah....
''Aah....apakah karna hutang yang di sebutkan pamanku kepadamu, 400 juta yah....
Ana terkejut.....
Fera tau tentang uang 400 juta itu, darimana......
Fera tertawa ketika Ana seolah membenarkan semua perkataannya...iapun melanjutkan kata-katanya...
''Paman terlalu kejam dalam hal berbohong....kau mau tau yang sebenarnya Ana sayang...''
Ana mengepalkan tangannya yang gemetar menahan kemarahan yang mulai membakarnya...matanya berkaca-kaca tidak siap...tidak mungkin bukan, jika tuan Danar membohonginya...tapi....mengapa Fera tau....
Hubungan mereka sedang hangat dan baik akhir-akhir ini, meski belum ada pernyataan cinta di antara dia dan tuan Danar....
Tapi.....
Beberapa kali mereka makan malam bersama, dan tuan Danar benar-benar memperlakukannya seperti seorang wanita yang terhormat, tak ada jurang antara si kaya dan si miskin...
Ana mendesah...ataukah tuan Danar sengaja bersikap baik sebelum menghancurkannya, mengapa Ana merasa sakit hati dan berharap semua bohong...yah tuan Danar tak mungkin sejahat itu kepadanya bukan........?
''Katakan kepadaku Fera...''ucap Ana berusaha menguatkan dirinya......
Fera tersenyum dengan tatapan puas.........
''Jadi sebenarnya...........''
Ana benar-benar berharap semua perkataan Fera nanti adalah bohong............
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 319 Episodes
Comments
💠⃟⃝♠Yeyen
Fera blm ckup menyakiti Ana. ntar Fera pasti dpt balasannya cepat atau lambat.
2022-08-04
1
Rosmawati Intan
tak habis perangai bruk ..dengki..cemburu nys fera.. mungkin kmu fera berjaya memiliki steve mengikst nya dgn kemewshan..tetspi kmu fera tsk dpt memiliki hati nya steve..kadihan kmu fera
2022-07-17
1
evi
511 apa 311....???🤔🤔🤔
2022-06-04
1