Xuan Rong terbangun disaat matahari pagi mulai merayap masuk di celah-celah dinding kamarnya.
Xuan Rong turun dari tempat tidurnya, mengenakan sepatu yang terletak di lantai dan langsung menuju kamar mandi.
Seperti kebanyakan pekerja di Wisma Hong Yuan, Xuan Rong seorang gadis berusia enam belas tahun yang dibesarkan diantara wanita-wanita penghibur.
Saat berusia enam tahun Xuan Rong dititipkan orangtuanya di wisma ini, dengan alasan yang tidak terlalu dipahaminya.
Ibunya menjanjikan akan segera menjemputnya jika urusannya telah selesai, untuk itu setiap harinya Xuan Rong akan duduk menunggu dipondok belakang wisma, berharap ibunya datang menjemput.
Namun hari berubah menjadi bulan dan tahun sampai ia lupa bagaimana perasaan menunggu.
Selama itupun Bibi Mei Gui selalu menghiburnya, menjaga layaknya seperti seorang ibu.
Xuan Rong tidak pernah kekurangan kasih sayang dan perhatian.
Bibi Mei Gui juga memanggil seorang guru untuk mendidik Xuan Rong , mengajarkannya pendidikan seperti seorang putri bangsawan.
Bibi Mei Gui adalah seorang wanita lajang yang mengelola wisma, ia memiliki paras cantik , kepribadian yang lemah lembut.
Pada zamannya ia adalah primadona di wisma ini
Dimulai ketika Xuan Rong berusia sepuluh tahun, disaat wisma sedang ramai dan kekurangan orang yang bertugas membersihkan ruangan. Xuan Rong akan berlari menemui Bibi Mei Gui di kamar, dan menawarkan diri sebagai petugas kebersihan.
Pada awalnya Bibi Mei Gui menolak dengan keras, ia tidak akan begitu gila sampai memperkerjakan anak dibawah umur. Terlebih lagi Xuan Rong adalah anak yang dititipkan oleh teman baiknya, apa alasan yang akan dia berikan jika tahu anak yang dipercayakan padanya dimanfaatkan.
Baginya tak ada hal didunia ini yang tidak bisa dibayar dengan uang.
Tahun berganti tahun Xuan Rong selalu mendatangi Bibi Mei Gui ketika wisma sedang kekurangan orang untuk melakukan tugas kebersihan, namun tetap ditolaknya dengan alasan yang sama.
Sampai pada saat dua tahun yang lalu, wisma kedatangan Wan Ruo seorang gadis kecil yang usianya sama dengan Xuan Rong.
Ia dijual oleh seorang penjual budak yang menemukannya dijalan seorang diri, karena orangtuanya telah meninggal akibat kelaparan.
Laki-laki tersebut bukannya menolong ia malah menjualnya ke rumah bordil.
Wan Ruo yang saat itu berusia empat belas tahun, memiliki tubuh yang sangat kurus , wajah cekung dengan tulang pipi mencuat . Wan Ruo terliat sepuluh tahun lebih tua dari usia sebenarnya. Keadaan Wan Ruo yang begitu menyedihkan , Bibi Mei Gui tidak sampai hati membiarkan seorang gadis kecil jika sampai jatuh ditangan orang yang tidak bermoral.
Sehingga Bibi Mei Gui tergerak untk membelinya dengan memberikan sejumlah uang kepada pria penjual budak yang membawanya.
Wan Ruo memiliki kepribadian tertutup, selama berbulan-bulan ia tidak pernah berbicara lebih dari dua kata kepada penghuni wisma. Kerasnya kehidupannya dahulu, membuatnya sulit menerima kedekatan dan menolak siapapun mendekatinya.
Perlahan dengan intensitas pertemuannya dengan Xuan Rong ketika belajar yang hampir setiap hari, lambat-laun Wan Ruo mampu membuka dirinya dengan Xuan Rong teman sebayanya dan satu-satunya di wisma itu.
"Bibi, aku tahu bibi mencintai kami. Tiada seharipun kami kekurangan, setiap hari kami hanya makan, mengenakan pakaian yang berkualitas dan mendapatkan pendidikan yang terbaik , menjadikan kami sebagai gadis yang berkelas.
Tapi bibi lupa memberikan kami kesempatan untuk membalas semua kebaikan yang bibi berikan pada kami." ucap Xuan Rong membujuk Bibi Mei Gui.
"Xuan Rong benar , biarkan waktu luang kami digunakan untuk membantu wisma yang membesarkan kami selama ini. Minimnya pergaulan , tidak akan banyak yang tahu tentang siapa kami," ucap Wan Ruo menimpali.
Bibi menoleh sambil menatapi kedua gadis itu bergantian, diletakkannya sisir dalam genggamannya keatas meja rias, "Hah.. jadi tujuan kalian berdua kemari apakah ingin memojokkan bibi?" ungkap Bibi Mei Gui menanggapi celotehan kedua gadis yang dihadapannya.
"Tidak.. tidak... tidak... Mana mungkin kami tega melakukannya pada bibi," tolak Xuan Rong langsung memeluk Bibi Mei Gui.
Bibi Mei Gui membuang nafas beratnya, "Kenapa kalian tidak juga menyerah, baiklah kalian boleh membantu tapi tetap dengan syarat..."
Dan begitulah akhirnya kedua gadis itu mulai bekerja di Wisma Hong Yuan.
Terletak di wilayah prefektur Dong, bangunan berlantai dua Wisma Hong Yuan tampak mencolok diantara bangunan lainnya. Dekorasi khas sebuah rumah bordil dengan lampion merah besar menggantung disepanjang pintu masuk, membuat siapapun yang melewatinya akan menoleh untuk sekedar menatap gadis-gadis penghuni wisma.
Hingar bingar berbagai hiburan memuaskan mata, minuman serta layanan kamar bisa ditemukan di Wisma Hong Yuan.
Wisma Hong Yuan yang selalu menghidangkan sensasi-sensasi bagi kaum lelaki, sebuah tempat pelayanan kebebasan libido dengan mempertukarkan tubuh dengan materi tanpa dibatasi norma-norma. Karena bagi sebagian para penghuni ini merupakan pendapatan mereka.
Dikehidupan yang mereka jalani sebelumnya mengajarkan berbagai hal yang meninggalkan bekas luka, beberapa dari mereka kerap mendapatkan siksaan fisik yang buruk, ditelantarkan bahkan dijual oleh keluarganya sendiri.
Pada saat mereka tiba berbagai penolakkan seperti menangis, menolak makan bahkan sampai tindak bunuh diri merupakan hal biasa sering ditemui.
Namun seiring waktu berjalan dukungan dari para penghuni lainnya membuat mereka kuat, mereka akan menerima berbagai pelajaran bahwa kehidupan di wisma tidak seburuk yang dipikirkan.
Terkadang kehidupan diluar tidaklah lebih baik, dan Bibi Mei Gui sebagai pemilik tidak pernah memaksakan mereka untuk melakukan hal yang tidak ingin mereka lakukan.
Mempelajari berbagai kesenian seperti menari , bermain musik akan membantu mereka memperoleh pendapatan.
......................
“Jendral Zhu atas dedikasimu kepada negara serta jasamu menggagalkan rencana pemberontakan Chao Huang, Kaisar mengangkatmu menjadi Jendral tertinggi serta menghadiahkanmu lima puluh ribu tail emas’’, penasehat kerajaan membacakan surat keputusan dari Kaisar Xi didepan semua pejabat.
“Terimakasih Yang Mulia, semoga panjang umur sampai sepuluh ribu tahun”, Zhu Wen duduk berlutut menerima surat pengangkatannya.
“Selamat Jendral Zhu... Negara sangat beruntung memiliki pejabat jujur dan loyal sepertimu, pengetahuan dan keahlianmu sangat berguna untuk kemakmuran negara", Perdana Mentri Zheng maju memberi pujian kepada Zhu Wen.
"Benar sekali ucapan Anda perdana mentri", Kaisar Xi menimpali.
"Andaikan aku memiliki anak sepertimu, sungguh merupakan sebuah kebanggaan sampai tujuh turunan”, perdana mentri dengan antusias memuji karena kekagumannya dengan sosok Zhu Wen saat usianya yang masih muda sudah memiliki segudang prestasi dan jasa besar terhadap negara.
“Perdana mentri, bukankah Anda memiliki seorang putri yang belum menikah?” Kaisar Xi menanggapi pembicaraan perdana mentri.
“Benar Yang Mulia, usia Yin Yin saat ini sudah cukup untuk menikah”, Perdana Mentri memancing pembicaraan agar lebih menjurus.
“Bagaimana jika aku menjodohkan putrimu dengan Jendral Zhu, perdana mentri?”
Mata perdana mentri berbinar, “Merupakan suatu anugrah Yang Mulia, tidak tahu apakah Jendral Zhu bersedia menerima putri hamba”, senyum merekah diwajah perdana mentri.
“Bagaimana Jendral Zhu, apakah bersedia?” Kaisar Xi menunggu jawaban.
Mendengar permintaan yang tidak seharusnya dibicarakan didepan upacara pengangkatannya, membuat Zhu Wen sedikit kesal. Ia tidak memiliki pilihan apapun selain menyetujuinya, mustahil baginya melakukan penolakkan disaat hari pengangkatannya.
Alasan pembangkangan sudah pasti akan dituduhkan padanya hanya karena persoalan kecil seperti ini, lagipula perjodohan bukanlah hal yang aneh jika ditentukan oleh seorang kaisar kepada pejabat kerajaan.
Bagi sebagian pejabat bisa mendapat perhatian langsung dari Kaisar dan perdana mentri mungkin sebagai suatu anugrah yang patut disyukuri, tapi berbeda dengan dirinya yang merasa hal ini sebagai lelucon.
Apalagi saat ini ia sedang menjadi sorotan, tentu saja akan ada pejabat yang memanfaatkan situasi untuk melakukan koalisi seperti perdana mentri.
Perjodohan merupakan hal yang biasa dipergunakan untuk memperluas kekuasaan ataupun kekuatan.
“Terimakasih Yang Mulia, Perdana Mentri Zheng, hamba bersedia! ”, Zhu Wen maju berlutut sebagai rasa penghormatannya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 141 Episodes
Comments
Na Ys
Itu Mah Sama Aja Kaisarnya Langsung Memutuskan Perjodohan Tanpa Peduli Apakah Suka Ataupun Tidak Suka.. Harus Setujuh Tanpa Alasan Bantahan Apapun 🤮😬😑🤐 Pinokio Deh.. 🤥 Gubrak dah.. Hahahahah.. Ayo Sogok Permaisurinya... 💎💰 Biar Kaisarnya Mengalah.. 😄💎💎😘
2021-10-29
1
Sifana 🐰
ini jenderal sudah mulai sukakah dengan yin yin?🤔
2020-10-12
2
Tatik Tabayy
sukaa bgt. bgs
2020-08-07
4