'Pasti hanya hewan malam keluar mencari makan,' pikirnya.
Tapi bagaimana kalau itu harimau atau serigala atau hewan buas lainnya.
Didera rasa takut yang teramat sangat , suasana gelap yang menampakkan bayangan hitam melengkapi keadaan saat ini seolah telah didramatisir alam, tentu saja karena Xuan Rong memang penakut.
"Ahhhhh....!!!" Xuan Rong berlari secepatnya karena rasa takut mulai membuatnya berpikir yang bukan-bukan.
Tiba-tiba sekelebat bayangan terbang begitu cepat mengejarnya....
Bayangan tersebut berdecit mengitari diatas kepalanya, Xuan Rong mencoba mengusir apapun itu dengan mengibas-ngibas kedua tangan bebasnya diatas kepala.
"Ahhh...aahhh....pergi... pergi...!!!"
Lalu suara mencicit dari mahluk tersebut menghilang hening, ia berhenti dan menurunkan kedua tangannya, berputar melihat sekeliling, ternyata tidak ada siapapun.
"Mahluk apa barusan, mengagetkanku saja huufftt....!!!" Xuan Rong menghela nafas panjang mencoba menghilangkan rasa terkejutnya.
Namun tidak jauh dari situ , tawa seringai sebuah sosok sedang mengawasinya.
Xuan Rong kembali melanjutkan perjalanannya, masih merasakan sisa ketegangan pada saraf-sarafnya. Ia pun melangkah lebih cepat dari sebelumnya. Namun lagi-lagi tak beberapa puluh langkah dari tempatnya tadi , ia kembali terusik dengan sekelebat bayangan terbang diatasnya.
"Apa mungkin itu hiii......!!" Xuan Rong berlari ketakutan menerobos apapun dihadapannya, mengabaikan apapun disekitarnya. Hingga tanpa disadari membuatnya menginjak ranting tajam yang membuat luka sayatan dipergelangan kakinya.
Ia meringis mengabaikan lukanya seraya tetap berlari.
Tiba-tiba dari atas sepasang tangan mengejarnya, dan berhasil menggapainya.
"Ahhhh...tidakkkk.... tolong....!!!", pekiknya histeris.
Xuan Rong berteriak meronta-ronta, lengan kokoh dengan telapak tangan yang lebar mencengkramnya dengan kuat dan membungkam mulutnya dari belakang.
"Diam..!!" suara berat itu memerintahnya.
'Laki-laki itu suara laki-laki, habislah aku..
Ya Tuhan tolong aku , siapapun tolong aku...' gumamnya dalam hati berusaha terus meronta mencoba melepaskan diri, namun usahanya sia-sia. Lengan itu sangat kuat membungkamnya.
"Kubilang diam! Jangan berteriak atau kau ingin orang-orang itu mendengarmu!" bentak pria itu yang cukup berhasil membuat Xuan Rong menurut.
"Tenang, aku akan menurunkan tanganku", ucap pria itu kembali.
Lalu tangan itu mulai mengendurkan bungkamannya, membuat Xuan Rong terengah-rengah kembali menarik nafas memompa cepat paru-parunya dengan udara segar akibat tangan besar itu yang menutup jalan nafasnya dengan kuat.
Perlahan dia berusaha mengumpulkan kembali rohnya akibat serangan kepanikan atas kejadian yang barusan dialaminya. Penasaran terus memenuhi pikirannya , tanpa disadari Xuan Rong membalikkan tubuhnya dan memaksa matanya melihat siapa pemilik suara berat dihadapannya saat ini.
Diamatinya sosok dihadapannya dengan sedikit temaram cahaya rembulan , seorang pria bertubuh tegap, aroma cendana yang lembut menyelimuti tubuhnya.
Tatapan mata gelapnya yang tajam, dengan senyuman yang menawan. Selintas meskipun dengan cahaya seadanya , pria dihadapannya ini sangatlah tampan.
Jika saja sekarang pria ini berada di wisma sudah pasti air liur bibi-bibiku akan menetes, Xuan Rong masih sempat menilai.
'Apa-apaan kau Xuan Rong, bisanya kau berpikir seperti itu disaat seperti ini.'
Tiba-tiba ia kembali teringat, reflek mundur beberapa langkah menjauh, "Kau.. kau pria mesum itu, mau apa kau?" Xuan Rong gelagapan begitu mengenali sosok pria dihadapannya saat ini.
Dengan santainya Zhu Wen melipat kedua tangannya di dada, berjalan mendekati Xuan Rong, "Sudah puas melihat hmm..?"
Xuan Rong mundur seiring langkah Zhu Wen mendekat seperti dua kutub magnet yang sama.
"Jangan mendekat!" Xuan Rong merentangkan kedua telapak tangannya lurus kedepan, bersuara memberanikan diri meskipun tenggorokannya tercekat karena takut
Namun kaki itu terus melangkah maju, kejadian yang telah dilakukan pria yang sudah dicapnya mesum itu, secara langsung telah memperingati Xuan Rong bahwa pria itu berbahaya.
Ia mulai panik wajahnya pucat memutih, kakinya terus menariknya mundur sampai langkahnya tiba-tiba terhenti. Xuan Rong tersandung hingga hampir membuatnya terjatuh jika tidak dengan cepat tangannya menopang pada batang pohon tua dibelakangnya.
Zhu Wen terkekeh melihat tingkah Xuan Rong, ia tersenyum begitu menawan dengan suara beratnya dan tatapan menggodanya, seandainya bukan disituasi saat ini mungkin dia akan terpesona.
"Kau tidak perlu begitu panik! Aku bukan pria berbahaya , aku hanya penasaran kenapa kau seorang gadis bisa tersesat ditempat seperti ini. Sungguh tidak biasa", selidik Zhu Wen.
"Jangan mendekat ! Mau apa kau?"cegah Xuan Rong.
Wajah Zhu Wen berubah serius, "Siapa kau? Kenapa orang-orang itu mengejarmu, apa yang kau lakukan?" dengan tatapan curiga Zhu Wen tanpa menghentikan langkahnya mencoba mengintimidasi gadis misterius di hadapannya saat ini.
"Bukan urusanmu!" Xuan Rong melengoskan kepalanya kesamping, bermaksud menghindari tatapan tajam itu.
"Heh, sombong sekali!" cibirnya.
"Berhenti disitu, jangan mendekat lagi, atau aku akan...!" Xuan Rong mengangkat kedua tangannya kedepan dengan telapak tangan terbuka seperti ingin menahan pria itu mendekat.
"Aku akan.. ayo teruskan? Aku ingin melihat seberapa beraninya kau srigala kecil, ayo teriak saja!" tantang Zhu Wen mengabaikan ucapan Xuan Rong yang kini terlihat cemas.
"Hmm, aku....???" Xuan Rong sudah tepojok tidak bisa menghindar, dadanya berdegup kencang seolah jantungnya ingin meloncat keluar, karena kini Zhu Wen telah memerangkap tubuhnya yang sudah terdesak ke dalam cerukkan pohon.
"Atau perlu kubantu..?" goda Zhu Wen sembari menghirup aroma tubuh Xuan Rong yang kini jarak mereka sudah sangat dekat, hingga mampu merasakan nafas masing-masing.
Didorongnya dada keras Zhu Wen dengan kedua tangan kecilnya untuk menghindar, namun tidak sejengkalpun tubuh itu menjauh.
Ditengah-tengah hutan yang gelap, berdua dengan pria berbahaya, 'Siapapun tolong jauhkan pria mesum ini , dia lebih berbahaya dari orang-orang berpakaian hitam tadi.'
Rasa panik menyerang yang membuatnya tidak berani berpikir kemungkinan buruk apa yang akan menimpanya saat ini.
Zhu Wen tersenyum tindakannya berhasil memojokkan gadis yang sepintas tampak berani tapi sesaat kemudian terlihat rapuh.
'Mainan kecil.'
Melihat reaksi lawannya yang gemetaran, ketakutan, dimanfaatkan Zhu Wen tanpa ampun, seketika ...
Salah satu lengan Zhu Wen melingkar di pinggang Xuan Rong, dan lengan yang lainnya menempel di belakang kepalanya menariknya kedepan. Zhu Wen menunduk didekatkan bibirnya untuk bermain di bibir Xuan Rong, lidahnya yang terus bergerilya menyecap seluruh sisi bibir Xuan Rong yang terbuka. Tidak dilewatkannya sama sekali untuk terus ******* bibir merah muda gadis itu habis-habisan. Keahlian ciuman memabukkannya yang membuat darah para wanita berdesir ketika ia mencumbui mereka.
Ia bisa menciumnya seperti menyantap hidangan lezat yang tidak boleh dilewatkan.
Sekuat tenaga Xuan Rong mendorong dada keras Zhu Wen dengan tangan bebasnya, menggerakkan seluruh tubuhnya memberontak tetap saja sia-sia karena tubuh Zhu Wen telah memerangkap Xuan Rong dengan tubuh kokohnya.
......................
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 141 Episodes
Comments
Iis Ernawati
mulai suka alur ceritanya👍
2022-03-26
0
ArbaIy ArbaIy
ahh zhu wen mes..m
2021-09-30
1
Siti Aminah
aq suka cerita ini..good
2020-07-10
3