Xuan Rong menghampiri Xiao Qian yang tengah merapikan mejanya, rasa lega terpancar dari wajahnya melihat kekacauan yang baru terjadi . Ia tidak ingin reputasi penginapannya menurun akibat pelayanan yang kurang, namun ia bisa berlega hati semua pekerjanya benar-benar mampu bekerja dibawah tekanan.
Melihat Xuan Rong datang menghampirinya, "Xuan Rong terimakasih atas bantuanmu, hari ini cukup ramai! Bagaimana dengan hari liburmu apakah kau menikmatinya?" Xuan Rong tersenyum.
"Lumayan, tapi ... itu yang ingin aku bicarakan padamu Xiao Qian"
Mimik wajah Xiao Qian berubah sedikit serius menatap Xuan Rong.
"Mari bicarakan dimeja sana!" Xiao Qian menunjuk sebuah meja di pojokan agar pembicaraan mereka tidak terdengar .
Melangkah mereka berdua kemeja yang dimaksud, Xuan Rong menarik salah satu kursi lalu mendudukinya. "Ada hal serius apa?" dengan penasaran Xiao Qian langsung bertanya setelah duduk di kursi seberang Xuan Rong.
"Aku tidak tahu harus memulainya dari mana? sebenarnya ada banyak kisah masa laluku yang sulit untuk kuceritakan. Tapi rasanya sangat sulit untuk berbohong padamu".
"Kau tidak perlu menceritakan apa yang sudah menjadi rahasia untukmu, biarlah itu tetap menjadi rahasia. Cukup kau ceritakan secara garis besarnya saja, aku akan berusaha memahami," tukas Xiao Qian memotong perkataan Xuan Tong,
mencoba untuk tidak mempersulit Xuan Rong berbicara.
"Hari ini pada saat aku berkeliling kota , dialun-alun kota aku melihat ada kerumunan orang berbaris untuk mendaftar sebagai prajurit kerajaan... ", Xuan Rong menjelaskan dari awal sedikit dipersingkat.
Xiao Qian tetap duduk tenang mencerna setiap kata yang dilontarkan Xuan Rong, tak bisa dipungkiri pada awal pembicaraan ia sedikit mengernyit.
"Singkat ceritanya aku ikut mendaftar dengan mengubah identitasku sebagai... pria," ungkap Xuan Rong.
"Hah....!!! Xiao Qian sontak tidak bisa menahan diri lagi rasa keterkejutannya , suaranya meninggi sedikit mengejutkan orang-orang disekitar membuat mereka menoleh ke arah meja mereka.
"Aku tahu Xiao Qian ini diluar dugaanmu, tapi aku punya alasan kuat dibalik itu."
"Xuan Rong tapi itukan untuk..." ucap Xiao Qian terputus, nyaris tak mampu berkata-kata.
"Apapun alasanmu tidak seharusnya menggunakan cara ini, bagaimana jika rencanamu terbongkar apakah kau tahu akibatnya?" Xiao Qian menggenggam tangan Xiao Rong khawatir
"Xuan Rong, kau seorang gadis bagaimana mungkin hidup berdampingan dengan ribuan pria dalam barak, urungkan niatmu, tempatku ini terbuka untukmu, aku berjanji akan membantumu. Apa kau tahu bahwa caramu ini sangat berbahaya, semakin aku memahaminya semakin aku takut memikirkannya" ungkap Xiao Qian seraya membuang nafas beratnya.
Xuan Rong tersenyum entah ia harus bersyukur atau harus merasa tidak enak melihat Xiao Qian yang tidak memiliki hubungan keluarga sedikitpun dengannya begitu mengkhawatirkannya, terlebih lagi mereka baru saling mengenal , namun tekad tak tergoyahkan Xuan Rong sekeras gunung, tak mampu dipatahkan Xiao Qian yang telah membujuknya dengan segala cara.
Rasa kehilangan yang dialami Xuan Rong mengubah persepsinya akan arti sebuah kehidupan, kehilangan membuatnya larut dalam penderitaan yang menjadikan kehilangan kepercayaan tentang kebermaknaan hidup.
Pertama kali ia merasakan kehilangan sesuatu yang sangat berharga ketika harus berpisah dengan orangtuanya, kala itu usianya masih terlalu kecil sehingga rasa kehilangan akan kehadiran orangtuanya perlahan-lahan dapat digantikan oleh intensitas kebersamaan dan kedekatan dengan Bibi Mei Gui membuatnya terbiasa dan merasa biasa.
Setelah kehilangan Bibi Mei Gui serta orang-orang di wisma, hingga sampai saat sekarang ini. Arti sebuah kehilangan mampu memberikan kekuatan baginya, ujian sekaligus perubahan dalam kehidupannya bukan kesedihan semata. Ia melihatnya sebagai hikmah dibalik masalah, kemudahan dibalik kesulitan dan menjadikan kegagalan sebagai batu loncatan untuk lebih maju.
"Terimakasih Xiao Qian, aku menghargai kekhawatiranmu."
Selama beberapa saat Xiao Qian memandangi Xuan Rong dengan lekat, terpancar jelas rasa khawatir teramat sangat, ia tidak berani memikirkan resiko yang terjadi.
Namun gadis dihadapannya saat ini begitu bertekad menempuh resiko seorang diri, meski tampak luar ia begitu rapuh, tapi tidak didalam, hatinya begitu keras tak tergoyahkan.
Sebagai seorang laki-laki naluri melindunginya begitu kuat, namun ia tidak dapat berbuat apa-apa dalam menghadapi Xuan Rong.
"Kapan kau akan pergi?"
"Besok pagi aku harus meregistrasi kembali! Maafkan aku Xiao Qian", Xuan Rong menunduk merasa sedih ketika harus berpikir meninggalkan penginapan yang telah menampungnya ketika ia dalam kondisi terlemah, orang-orang yang sudah dianggapnya keluarga. Terlebih lagi belum bisa membalas budi pada Xiao Qian.
"Bantuanmu selama ini sangat berarti bagiku, kau adalah orang pertama yang kukenal sejak aku tiba dikota ini, dan kau juga orang yang memberiku banyak pertolongan. Jangankan untuk membalas, aku malah menyia-nyiakan niat baikmu", ucap Xuan Rong sendu.
Namun ia tak memiliki pilihan, cepat atau lambat utusan perdana mentri pasti akan menemukannya, sebelum ia mempunyai waktu menghindar pergi menjauhi orang-orang yang terlibat hubungan dengannya sekecil apapun.
"Aku sungguh tidak bisa berbuat apa-apa padamu, aku yakin kau sudah memikirkannya dengan matang. Apapun keputusanmu jika memang itu yang terbaik aku harus mendukungnya, dan jika kau memutuskan ingin kembali kami pasti menerimamu dengan tangan terbuka" ucap Xiao Qian tersenyum getir.
"Baiklah beristirahatlah lebih awal, kau akan membutuhkannya untuk memulihkan staminamu!" sambung Xiao Qian sembari mengusap kepala Xuan Rong berdiri meninggalkan meja.
"Terimakasih Xiao Qian" Xuan Rong berdiri berbalik lalu berjalan menuju lorong dibalik tangga .
Dikamar Xuan Rong mulai membereskan seluruh benda miliknya, membungkusnya dalam satu bungkusan. Rasa lelah telah melingkupi seluruh tubuh mungilnya, ia harus segera beristirahat mengumpulkan kembali energinya yang terkuras.
......................
Keesokkan harinya Xuan Rong tengah bersiap pergi , ia berpamitan kepada semua pekerja di penginapan. Suasana mengharu biru meliputi perpisahan mereka, walau mereka bertemu hanya dalam waktu yang singkat tapi keterikatan seperti keluarga sudah terjalin dengan erat.
Setibanya giliran Xiao Qian ia tidak dapat mengendalikan emosinya seketika langsung memeluk erat Xuan Rong , sekuat tenaga ia menahan airmata agar tidak mengalir , tenggorokannya tercekat terbata-bata ia mengucapkan selamat tinggal.
"Jaga dirimu!" ucap Xiao Qian yang dibalas anggukan Xuan Rong.
Xuan Rong berbalik keluar penginapan dengan langkah berat, perasaan sedih yang tidak bisa diungkapkan dengan kata-kata terasa penuh sesak didada ingin rasanya meledak menjadi serpihan abu.
Ratusan orang sudah mulai berbaris mengular memasuki markas di perbatasan, ditengah pemuda bertubuh kekar dan kuat Xuan Rong nyaris tenggelam dengan postur tubuhnya yang mungil , untung saja seorang pemuda yang berdiri dibelakangnya menahan desakan agar tidak menghimpit tubuhnya.
"Hai adik kecil, namaku Xi Bao , siapa namamu? kau nampak sangat kecil untuk pemuda seusia kami, apa kau yakin untuk bergabung?" pemuda tersebut mencoba meyakinkan Xuan Rong yang lebih tepatnya meyakinkan dirinya sendiri.
"Namaku Xiao Qi, aku telah sampai disini setelah perjalanan begitu jauh dan proses pendaftaran yang melelahkan kemarin, tentu saja aku yakin" jawab Xuan Rong tak kalah .
"Hmm .. sangat melelahkan memang jika membicarakan perekrutan ini, aku sungguh sudah tidak sabar, tanganku gatal ingin rasanya menjatuhkan seseorang dalam sekali hantaman" sambil mengangkat kepalan tangannya yang besarnya dua kali lipat kepalan tangan gadis itu.
......................
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 141 Episodes
Comments
Puji Harti
visual lihat dmn sih
2021-09-10
1
Dona Balarina
kuharap xuan ring jadi gadus yg tangguh
2021-06-25
2
tasya_belle
xuan rong lokk like a hua mulan
2021-06-10
2