CHAPTER 3

Sejak pertemuan awal mereka, beberapa kali Zhu Wen selalu menyempatkan diri menemui Yin Yin. Setiap kali pertemuan, mereka pun selalu menghabiskan waktu dengan berjalan keluar atau berbincang hingga hari menjelang gelap, hingga hubungan keduanya kini semakin bertambah dekat.

Tibalah sampai pada hari terakhir sebelum keberangkatannya, Zhu Wen menemui Yin Yin untuk berpamitan.

"Berapa lama kau akan pergi?" ucap Yin Yin dengan wajah kecewa ketika tahu akan ditinggalkan Zhu Wen karena menjalankan tugas.

"Aku harus melatih dan menyeleksi prajurit baru agar bisa kurekrut ke ibukota, paling tidak memerlukan waktu beberapa bulan, namun aku akan mengusahakannya lebih cepat," tukas Zhu Wen enggan mengecewakan gadis yang akan menjadi istrinya kelak.

"Bagaimana denganku, kau pergi selama itu. Jika aku merindukanmu, apa yang harus aku lakukan?" ucap Yin Yin dengan nada bergetar.

"Aku akan sering-sering menulis surat untukmu", tukas Zhu Wen menanggapi pertanyaan Yin Yin.

Ada sedikit perasaan tidak tega untuk meninggalkan gadis itu.

Zhu Wen mendekat menyelipkan rambut Yin Yin ke belakang telinganya, seraya menatapnya dengan lembut.

"Ini tugas yang diperintahkan langsung oleh Yang Mulia, sebagai tanggung jawab sesuai jabatan yang kuterima", ucap Zhu Wen kembali.

"Tapi aku tidak ingin kau pergi!" ungkap Yin Yin seraya memalingkan wajahnya kesamping.

Mengingat harus berpisah dengan pria yang dicintainya untuk waktu yang lama, perasaan Yin Yin semakin khawatir disaat hubungan mereka semakin dekat justru akan merenggang karena jarak memisahkan.

Zhu Wen menangkupkan kedua tangannya di wajah Yin Yin, menatap tajam kedalam matanya.

"Tolong jangan seperti ini, kau membuatku semakin berat untuk meninggalkanmu", ungkap Zhu Wen sembari tersenyum membujuk.

"Kenapa tidak kau perintahkan saja bawahanmu untuk menangani tugas ini? Jika tidak, aku akan meminta ayah menanganinya. Tidak perlu sampai kau harus ikut turun tangan langsung membuang waktu mengurusi hal kecil," tukas Yin Yin cemberut.

"Aku paham yang kau maksudkan, tapi tanggung jawabku pada negara tidak bisa diwakilkan pada siapapun.

Seseorang yang dapat memindahkan gunung adalah ia yang ingin memulai memindahkan batu kecil secara terus menerus.

Dari hal-hal kecilah kita memulai untuk bisa menjadi tangguh, oleh karena itu Yin Yin, apa yang ingin kulihat pada prajuritku dimasa mendatang, harus ada hari ini untuk bekerja keras," ungkap Zhu Wen menjawab pertanyaan Yin Yin.

"Aku tidak peduli , kenyataannya kau memang lebih mementingkan pekerjaanmu dibandingkan aku. Jelas-jelas tugas ini bisa diwakilkan orang lain, tapi kau menjadikannya alasan dengan dalil tanggung jawab, " ungkap Yin Yin seraya membuang pandangannya kesamping.

Zhu Wen berjalan menghampiri, ia mengangkat kedua telapak tangannya di bahu Yin Yin, "Apa kau sedang marah."

Yin Yin tidak menjawab.

Zhu Wen menggerakkan wajah Yin Yin agar menghadap padanya. "Kumohon , anggap kali ini sebagai yang terakhir, kelak jika harus meninggalkanmu terlalu lama, aku akan meminta Yang Mulia untuk menugaskan orang lain. Bagaimana?" bujuk Zhu Wen.

"Semua terserah padamu, aku tidak peduli. Apapun yang kau ucapkan sekarang hanya pilihanmulah yang mewakili perasaanmu hari ini." ucap Yin Yin seraya menepis perlahan tangan Zhu Wen dari pundaknya.

"Silahkan kau tentukan sendiri pilihanmu ," tukas Yin Yin sembari berjalan pergi meninggalkan Zhu Wen.

Zhu Wen menggaruk keningnya yang tak gatal, menatap punggung Yin Yin yang semakin jauh menghilang.

......................

Tampak Zhu Wen berjalan dengan Kapten Wei di belakangnya, “Jendral semua telah siap, kita bisa berangkat segera” , ungkap Hu Fei melaporkan kepada Zhu Wen.

"Seperti yang kusampaikan kemarin, kuserahkan tanggung jawab ini padamu kapten. Tolong awasi mereka", ungkap Zhu Wen seraya menepuk pelan pundak Kapten Wei.

"Baik jendral, sesuai perintah anda", ucap Kapten Wei sembari membungkukkan badannya.

“Baiklah, kita berangkat..!” ucap Zhu Wen berjalan keluar menuju kereta yang telah menunggunya didepan.

......................

Tanpa disadari Xuan Rong melangkah berjalan menelusuri sungaì kecil dibalik kuil , sampai akhirnya berhenti disebuah jembatan yang menghubungkan dengan sebuah pondok.

Pemandangan disekitar membuat hati merasa damai , harum bunga teratai yang tumbuh hampir memenuhi seluruh kolam menguasai penciumannya.

Seandainya ayah dan ibu berada disini...

Perlahan Xuan Rong memejamkan matanya, hembusan angin lembut menerpa wajah , menghirup udara disekitar, memberikan sedikit ketenangan dihati.

Teringat kenangan pada masa sepuluh tahun yang lalu, kenangan indah bersama ayah dan ibunya pada perayaan Festival Lampion.

Saat itu pertama kalinya Xuan Rong diajak ayah dan ibunya menikmati perayaan lampion, suasana kota benar-benar meriah, semua orang membawa lampion dengan berbagai bentuk, membuat harapan yang kemudian dihanyutkan ke sungai yang merupakan tradisi dari leluhur.

Warna-warni kembang api serta suara letusan memenuhi langit hampir disetiap sudut kota. Tidak kalah ramai, para pedagang dari luar kota turut memadati pinggiran jalan kota dengan dagangan mereka.

Di taman belakang kuil tampak seorang pemuda tampan dengan tubuh tegap, penampilan layaknya bangsawan menyempurnakan sosoknya yang diidamkan para wanita, dialah Zhu Wen , jendral tertinggi Kerajaan Wei.

Zhu Wen melangkahkan kakinya berjalan menatap lurus ke depan, menyusuri jalanan kecil disekitar taman di dekat sana. Taman yang ditumbuhi pohon wilow yang berada di tiap sisi-sisinya memberikan suasana sejuk dan nyaman.

Ramainya hiruk pikuk suasana kota pada hari festival sudah menjadi kebiasaan berkumpulnya orang-orang dari luar kota untuk berkunjung ke kota yang terkenal sebagai kota dagang.

Kesibukkan menjalankan tugasnya selama beberapa bulan ini, membuat Zhu Wen lebih memilih mencari ketenangan untuk menjernihkan pikirannya.

Tenangnya taman belakang kuil menjadi pilihan yang tepat bagi seorang Zhu Wen, pria yang menyukai segala macam keindahan terutama "Wanita". Karena kini matanya menangkap sesuatu yang mengalihkan pandangannya.

Ia memiringkan kepalanya kesebelah kiri, terlihat sosok gadis tengah duduk sendirian di gazebo tak jauh dari tempatnya berdiri. Langkahnya terhenti, Zhu Wen memfokuskan matanya berusaha mengamati wajah si gadis.

Semakin lama Zhu Wen menatap, semakin ia terpancing untuk melihat wajah gadis itu lebih jelas.

Zhu Wen berjalan menyusuri jembatan kecil yang menghubungkan taman dan gazebo tersebut. Membuat jarak diantara mereka berdua kini hanya tinggal beberapa langkah kaki saja. Dan dengan jarak yang cukup dekat tersebut, ia bisa melihat dengan jelas paras cantik gadis yang menariknya secara tak kasat mata.

Zhu Wen tersenyum menatap gadis itu.

Gadis cantik berpostur mungil, rambut hitam tergerai indah, kontras dengan kulitnya yang putih bersih dengan wajah mungil dagu runcing, hidung yang mancung dan bibir merah mudanya yang ranum - Xuan Rong.

Xuan Rong yang sedang memejamkan mata, dengan kedua telapak tangan bertaut menopang dagu runcingnya. Terlihat ia sedang menikmati suasana tenang disana. Namun tiba-tiba Xuan Rong terkesiap mendengar gesekan sepatu di lantai , menyadari kehadiran orang lain didekatnya. Reflek ia menoleh, sepasang matanya menangkap sosok pria yang juga menatapnya dengan lekat. Xuan Rong yang merasa tidak nyaman dengan kehadiran orang lain, membuatnya segera bangkit berdiri berjalan pergi.

Sebelum melewati Zhu Wen pria yang ada dihadapannya, Xuan Rong membungkukkan tubuhnya, ia mempersilahkan Zhu Wen untuk menempati gazebo tersebut.

"Silahkan Tuan", sapa Xuan Rong ramah, kemudian ia berlalu.

"Nona..", langkah Xuan Rong terhenti. "Anda tidak perlu pergi. Akulah yang mengganggu anda, kita bisa berbagi tempat ini sembari duduk berbincang", ucap Zhu Wen sembari berbalik le belakang menatap Xuan Rong.

"Aku adalah pendatang, dan ini kali pertama aku menginjak di kota ini. Apakah kehadiranku, mengganggu anda?" tanya Zhu Wen kembali.

"....." , Xuan Rong mengernyitkan alisnya menatap Zhu Wen dengan mata bulat polosnya.

"Tidak Tuan, aku sudah cukup lama disini. Silahkan saja anda tempati," ungkap Xuan Rong menanggapi.

"Sebenarnya aku juga butuh teman bicara," ungkap Zhu Wen seraya tersenyum kecil.

"Zhu Wen .. namaku Zhu Wen", tukas Zhu Wen memperkenalkan diri sembari menyatukan telapak tangannya mengepal didepan dada.

"Maaf tuan , tapi aku sedang terburu-buru," tolak Xuan Rong.

"Ehhh.... maaf nona", Zhu Wen melangkah menyusul sembari merentangkan sebelah lengannya di hadapan gadis itu , dengan maksud menghentikan.

"Ada apa?" tanya Xuan Rong seraya mengerutkan dahinya.

"Oh maaf... Apakah aku boleh tahu siapa nama nona? Agar kita bisa saling mengenal", ucap Zhu Wen masih terus berusaha.

......................

Terpopuler

Comments

Kiky Nurischa

Kiky Nurischa

ini zhu wen playboy yah kok sdh dijodohkan sm yin2 msh tertarik melihat wanita lain

2023-01-03

0

Evi 060989

Evi 060989

up lg

2022-09-20

0

Siti Alfiah

Siti Alfiah

itu prolog say

2022-03-25

0

lihat semua
Episodes
1 PROLOG
2 PROLOG 2
3 CHAPTER 1
4 CHAPTER 2
5 CHAPTER 3
6 CHAPTER 4
7 CHAPTER 5
8 CHAPTER 6
9 CHAPTER 7
10 CHAPTER 8
11 CHAPTER 9
12 CHAPTER 10
13 CHAPTER 11
14 CHAPTER 12
15 CHAPTER 13
16 CHAPTER 14
17 CHAPTER 15
18 CHAPTER 16
19 CHAPTER 17
20 CHAPTER 18
21 CHAPTER 19
22 CHAPTER 20
23 CHAPTER 21
24 CHAPTER 22
25 CHAPTER 23
26 CHAPTER 24
27 CHAPTER 25
28 CHAPTER 26
29 CHAPTER 27
30 CHAPTER 28
31 CHAPTER 29
32 CHAPTER 30
33 CHAPTER 31
34 CHAPTER 32
35 CHAPTER 33
36 CHAPTER 34
37 CHAPTER 35
38 CHAPTER 36
39 CHAPTER 37
40 CHAPTER 38
41 CHAPTER 39
42 CHAPTER 40
43 CHAPTER 41
44 CHAPTER 42
45 CHAPTER 43
46 CHAPTER 44
47 CHAPTER 45
48 CHAPTER 46
49 CHAPTER 47
50 CHAPTER 48
51 CHAPTER 49
52 CHAPTER 50
53 CHAPTER 51
54 CHAPTER 52
55 CHAPTER 53
56 CHAPTER 54
57 CHAPTER 55
58 CHAPTER 56
59 CHAPTER 57
60 CHAPTER 58
61 CHAPTER 59
62 CHAPTER 60
63 CHAPTER 61
64 CHAPTER 62
65 CHAPTER 63
66 CHAPTER 64
67 CHAPTER 65
68 CHAPTER 66
69 CHAPTER 67
70 CHAPTER 68
71 CHAPTER 69
72 CHAPTER 70
73 CHAPTER 71
74 CHAPTER 72
75 CHAPTER 73
76 PENGUMUMAN
77 CHAPTER 75
78 CHAPTER 76
79 CHAPTER 77
80 CHAPTER 78
81 CHAPTER 79
82 CHAPTER 80
83 CHAPTER 81
84 CHAPTER 82
85 PENGUMUMAN
86 PENGUMUMAN
87 PENGUMUMAN
88 CHAPTER 83
89 CHAPTER 84
90 CHAPTER 85
91 CHAPTER 86
92 PENGUMUMAN
93 CHAPTER 87
94 CHAPTER 88
95 CHAPTER 89
96 CHAPTER 90
97 CHAPTER 91
98 CHAPTER 92
99 CHAPTER 93
100 CHAPTER 94
101 CHAPTER 95
102 CHAPTER 96
103 CHAPTER 97
104 CHAPTER 98
105 CHAPTER 99
106 CHAPTER 100
107 CHAPTER 101
108 CHAPTER 102
109 CHAPTER 103
110 CHAPTER 104
111 CHAPTER 105
112 CHAPTER 106
113 CHAPTER 107
114 CHAPTER 108
115 CHAPTER 109
116 CHAPTER 110
117 CHAPTER 111
118 CHAPTER 112
119 CHAPTER 113
120 CHAPTER 114
121 CHAPTER 115
122 CHAPTER 116
123 CHAPTER 117
124 CHAPTER 118
125 CHAPTER 119
126 CHAPTER 120
127 CHAPTER 121
128 CHAPTER 122
129 CHAPTER 123
130 CHAPTER 124
131 CHAPTER 125
132 CHAPTER 126
133 CHAPTER 127
134 CHAPTER 128
135 CHAPTER 129
136 CHAPTER 130
137 CHAPTER 131
138 CHAPTER 132
139 CHAPTER 133
140 CHAPTER 134
141 PENGUMUMAN
Episodes

Updated 141 Episodes

1
PROLOG
2
PROLOG 2
3
CHAPTER 1
4
CHAPTER 2
5
CHAPTER 3
6
CHAPTER 4
7
CHAPTER 5
8
CHAPTER 6
9
CHAPTER 7
10
CHAPTER 8
11
CHAPTER 9
12
CHAPTER 10
13
CHAPTER 11
14
CHAPTER 12
15
CHAPTER 13
16
CHAPTER 14
17
CHAPTER 15
18
CHAPTER 16
19
CHAPTER 17
20
CHAPTER 18
21
CHAPTER 19
22
CHAPTER 20
23
CHAPTER 21
24
CHAPTER 22
25
CHAPTER 23
26
CHAPTER 24
27
CHAPTER 25
28
CHAPTER 26
29
CHAPTER 27
30
CHAPTER 28
31
CHAPTER 29
32
CHAPTER 30
33
CHAPTER 31
34
CHAPTER 32
35
CHAPTER 33
36
CHAPTER 34
37
CHAPTER 35
38
CHAPTER 36
39
CHAPTER 37
40
CHAPTER 38
41
CHAPTER 39
42
CHAPTER 40
43
CHAPTER 41
44
CHAPTER 42
45
CHAPTER 43
46
CHAPTER 44
47
CHAPTER 45
48
CHAPTER 46
49
CHAPTER 47
50
CHAPTER 48
51
CHAPTER 49
52
CHAPTER 50
53
CHAPTER 51
54
CHAPTER 52
55
CHAPTER 53
56
CHAPTER 54
57
CHAPTER 55
58
CHAPTER 56
59
CHAPTER 57
60
CHAPTER 58
61
CHAPTER 59
62
CHAPTER 60
63
CHAPTER 61
64
CHAPTER 62
65
CHAPTER 63
66
CHAPTER 64
67
CHAPTER 65
68
CHAPTER 66
69
CHAPTER 67
70
CHAPTER 68
71
CHAPTER 69
72
CHAPTER 70
73
CHAPTER 71
74
CHAPTER 72
75
CHAPTER 73
76
PENGUMUMAN
77
CHAPTER 75
78
CHAPTER 76
79
CHAPTER 77
80
CHAPTER 78
81
CHAPTER 79
82
CHAPTER 80
83
CHAPTER 81
84
CHAPTER 82
85
PENGUMUMAN
86
PENGUMUMAN
87
PENGUMUMAN
88
CHAPTER 83
89
CHAPTER 84
90
CHAPTER 85
91
CHAPTER 86
92
PENGUMUMAN
93
CHAPTER 87
94
CHAPTER 88
95
CHAPTER 89
96
CHAPTER 90
97
CHAPTER 91
98
CHAPTER 92
99
CHAPTER 93
100
CHAPTER 94
101
CHAPTER 95
102
CHAPTER 96
103
CHAPTER 97
104
CHAPTER 98
105
CHAPTER 99
106
CHAPTER 100
107
CHAPTER 101
108
CHAPTER 102
109
CHAPTER 103
110
CHAPTER 104
111
CHAPTER 105
112
CHAPTER 106
113
CHAPTER 107
114
CHAPTER 108
115
CHAPTER 109
116
CHAPTER 110
117
CHAPTER 111
118
CHAPTER 112
119
CHAPTER 113
120
CHAPTER 114
121
CHAPTER 115
122
CHAPTER 116
123
CHAPTER 117
124
CHAPTER 118
125
CHAPTER 119
126
CHAPTER 120
127
CHAPTER 121
128
CHAPTER 122
129
CHAPTER 123
130
CHAPTER 124
131
CHAPTER 125
132
CHAPTER 126
133
CHAPTER 127
134
CHAPTER 128
135
CHAPTER 129
136
CHAPTER 130
137
CHAPTER 131
138
CHAPTER 132
139
CHAPTER 133
140
CHAPTER 134
141
PENGUMUMAN

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!