Sebuah kediaman dengan tembok tinggi menjulang, mengelilingi bangunan didalamnya. Bangunan dominasi berwarna putih yang benar-benar mewah dan sangat luas, untuk bisa mencapai bangunan utama harus mendaki susunan anak tangga yang menjulang dan melewati taman dengan pemandangan yang sangat indah , lebatnya pohon bambu tersusun rapi disepanjang sisi menutupi tembok.
Merah muda bunga persik yang bermekaran menambah kenyaman suasana kediaman Perdana Mentri.
Zhu Wen menaiki tangga menuju bangunan utama, masih dengan seragam baju zirahnya yang membalut otot-otot dibaliknya. Ia menunggu disebuah gazebo ditengah kolam teratai disekitar bangunan tersebut , setelah pengawal perdana mentri mengantarnya lalu kembali untuk melapor tuan rumah.
......................
“Kenapa ayah seenaknya saja menjodohkanku dengan pemuda yang tidak jelas, tanpa bertanya padaku”, ucap seorang gadis cantik nampak kesal terus mengomel di kamarnya ,Yin Yin-putri bungsu Perdana Mentri Zheng.
Sembari menutup buku yang baru dibacanya, ia meletakkannya diatas meja.
“Zhu Wen pemuda gagah yang sangat berbakat, jasanya kepada negara sangat besar. Saat ini ia tengah menjadi sorotan Yang Mulia, akan banyak pejabat lain yang menginginkannya jika saja ayahmu tidak segera memancing Yang Mulia untuk menjodohkan kalian. Ibu yakin pejabat lain pasti akan berusaha mendekatkan diri padanya. Ibu yakin pilihan ayahmu bukan orang sembarangan , kau tidak akan kecewa”, bujuk Nyonya Zheng istri perdana mentri kepada putrinya sembari mendudukkan tubuhnya keatas kursi.
Yin Yin menggeser kursinya ke belakang bangkit berdiri, “Aku tidak peduli seberapa besar jasanya pada negara, aku memiliki hak untuk memilih suamiku sendiri. Aku tidak ingin menemui pemuda itu, biarkan saja dia menunggu disana”, ucap Yin Yin sembari menghenyak dikursi dengan kesal.
“Yin Yin jangan seperti itu, temuilah dia sebentar mungkin kau akan berubah pikiran setelah berbicara dengannya”, ungkap Nyonya Zheng berharap Yin Yin sedikit melunak.
“Tidak ibu, aku tetap menolak perjodohan ini. Biarkan ayah yang menjelaskan sendiri kepada Yang Mulia, siapa yang meminta ayah seenaknya saja memutuskan tanpa bertanya padaku”, bantah Yin Yin.
“Apakah kau ingin ibu yang menemuinya?” ucap Nyonya Zheng menyerah , tidak mampu membujuk putri bungsunya yang keras kepala.
Entah sudah berapa banyak pemuda yang ditolak untuk dijodohkan dengannya. Tak satu pun dari mereka dapat menggoyahkan hatinya, meski anak bangsawan, pejabat ataupun keluarga dekat kerajaan.
Begitupun kali ini, Zhu Wen mungkin saja tidak bisa nenghindari perlakuan yang sama seperti yang didapat pria lain.
Sambil mendesah, “Karena kepercayaan dirinya seorang firi kemari, biar aku saja yang menemuinya. Aku akan berbicara padanya, dan memberinya sedikit muka sebelum ayah membatalkan perjodohan kami”, setelah berbicara Yin Yin keluar dari kamarnya , Nyonya Zheng tersenyum menatap pelayan pribadinya.
“Mudah-mudahan saja setelah ia menemuinya, ia merubah keputusannya. Ming Zhu, kau bujuklah nonamu agar dia mau menerima pemuda ini!” ucap Nyonya Zheng tampak sedikit khawatir.
“Baik nyonya..” Ming Zhu menjawab majikannya.
Yin Yin berjalan kearah taman rumahnya dengan malas, “Membosankan sekali dilihat dari cara berpakaiannya saja, menemui seorang gadis masih memakai seragam. Apa dikiranya ia kemari ingin berperang”, sungut Yin Yin ketika dilihatnya Zhu Wen duduk membelakanginya dengan memakai seragam.
Aroma bunga samar-samar masuk ke rongga hidung menyadarkan Zhu Wen kehadiran seorang gadis didekatnya. Zhu Wen menoleh, melihat seorang gadis cantik bertubuh sintal menghampirinya, ia tersenyum mengetahui yang datang adalah gadis yang ditunggunya sedari tadi.
Yin Yin terhentak, matanya membelalak ketika dilihatnya pemuda berseragam tersebut melemparkan senyumnya, ia bisa saja melompat-lompat kegirangan andai saja ia berada dikamarnya. Pemuda dihadapannya saat ini benar-benar tampan bak pahatan seniman dunia, tubuh tinggi dengan otot yang ditutupi seragam membosankan itu nampak sangat indah. Wajah dengan rahang tegasnya serta sorot mata yang tajam, membuat gadis manapun akan terhipnotis.
Yin Yin tidak bisa menutupi kekagumannya dengan sosok Zhu Wen, bibirnya terus-menerus mengulas senyum semenawan mungkin untuk memikat hati pemuda ini.
“Maaf.. membuat Anda menunggu lama Tuan...” , ucap Yin Yin menyapa dengan sopan.
"Panggil aku Zhu Wen", ucapnya langsung memotong perkataan Yin Yin.
“Maaf juga dengan seragam ini, aku kemari setelah melakukan pertemuan di barak hingga tak sempat mengganti pakaianku”, ucap Zhu Wen tak enak hati.
“Apakah aku datang diwaktu yang tidak tepat, datang tanpa memberitahu? Mungkin mengganggu anda Nona Yin Yin?” sambung Zhu Wen lagi.
“Panggil aku Yin Yin saja, tidak perlu terlalu formal!” dengan suara lembutnya ia menebarkan senyum manisnya.
“Baiklah Yin Yin... Nama yang indah, seperti orangnya”, ungkap Zhu Wen melemparkan pujian sebagai rasa kagumnya atas kecantikkan gadis dihadapannya saat ini.
Hingga wajah Yin Yin tersipu memerah karena malu, jika saja pria lain yang mengucapkan sudah pasti ia akan menanggapi dengan datar seolah angin lalu, tapi berbeda kali ini.
Perkenalan mereka akhirnya berlanjut dalam perbincangan yang berlangsung cukup lama, Yin Yin tampak tenggelam dalam obrolan ringan yang menarik sambil diselingi tawa.
Yin Yin lupa dengan ucapan pada ibunya, melihat ia begitu menikmati kedekatannya pada pria yang dipilih ayahnya, dari kejauhan Nyonya Zheng mengeluskan dada berlega hati.
Tanpa terasa perbincangan mereka berlanjut hingga matahari berangsur-angsur menenggelamkan diri menyisakan jejak kemerahan dilangit.
“Sudah waktunya aku pamit, karena hari sudah mulai gelap. Maaf telah mengganggu waktumu, kau bisa beristirahat lebih awal dan jaga kesehatanmu”, ucap Zhu Wen sembari beranjak berdiri.
“Terimakasih atas kedatanganmu, Zhu Wen!” ucap Yin Yin menyukai ketika bibirnya menyebut nama pria itu, sebenarnya ia sendiri tidak rela membiarkan pria itu pergi. Tapi untuk menjaga harga dirinya, ia terpaksa harus menahan diri.
Setelah Zhu Wen pergi, Yin Yin kembali ke kamarnya dengan wajah tersipu-sipu.
“Nona , Jendral Zhu Wen sangat tampan, apakah Nona tidak menyesal menolaknya. Pasti banyak sekali gadis-gadis yang memperebutkannya diluar sana?” ucap Ming Zhu mencoba memprovokasi majikannya.
“Kenapa aku harus menolaknya, dia begitu baik dan sangat perhatian. Aku akan memberinya kesempatan, dan saat ini aku yakin dia juga terus mengingatku dalam tidurnya!” ucap Yin Yin penuh percaya diri.
......................
“Hu Fei, bagaimana rencana perekrutan di perbatasan. Apakah sudah dimulai?” ucap Zhu Wen sembari menautkan tangannya di belakang.
Berdua Hu Fei berada di tengah lapangan mengawasi kearah pasukannya yang sedang berlatih.
“Lapor jendral, saat ini tim di wilayah Fu Zhou tengah menyeleksi penduduk yang mendaftar”, ucap Hu Fei menjawab pertanyaan Zhu Wen.
"Siapa yang melatih cara menggunakan tombak seperti itu? Tak ada kekuatan sama sekali," ucap Zhu Wen sembari menunjuk kearah barisan pasukan yang berlatih tombak.
"Akan hamba ingatkan jendral", jawab Hu Fei dari belakang Zhu Wen.
“Siapkan rencana kesana, kita akan berangkat untuk menyeleksi beberapa prajurit untuk bergabung ke pasukan elit di ibukota...!” ucap Zhu Wen memberi perintah ajudannya.
“Baik.. jendral akan hamba atur semuanya segera“, ucap Hu Fei menjawab atasannya.
'Hari melelahkan akan dimulai' gumam Hu Fei dalam hati.
......................
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 141 Episodes
Comments
ArbaIy ArbaIy
suka zhu wen
2021-09-30
1
Puji Harti
mulai masuk list penasaran.. 🌹
2021-09-10
1
🍭ͪ ͩ☠ᵏᵋᶜᶟ印尼🇮🇩小姐ᗯ𝐢DYᗩ 𝐙⃝🦜
keren visual nya,kyone 🥰😘🥰🥰
2020-10-01
3