Semua orang pada divisi dapur saling berpandangan menanggapi hal yang dialami pemimpin mereka, jika saja Tu Dou tak mampu menyanggupi selera jendral, bagaimana mungkin mereka bisa melakukannya.
Tu Dou hanya menggelengkan kepala, ia mendecakkan lidahnya.
"Jika Tu Dou saja tak bisa, lalu siapa lagi yang sanggup melakukannya?" ucap Luo Bo tiba-tiba sembari menggaruk belakang kepalanya.
"Kau saja Xiao Qi, cara memasakmu tempo hari kulihat cukup baik. Kita bisa mencobanya malam nanti," sambil menghelakan nafasnya Tu Dou menepuk pundak Xuan Rong
"Kami mempercayakan semuanya padamu," ucap Tu Dou kembali.
Ketika makan malam tiba, Tu Dou yang memerintahkan Xiao Qi untuk menyajikan seluruh hidangan untuk Zhu Wen mulai menampakkan raut wajah frustasinya yang juga mempengaruhi suasana hati lainnya .
Sedang Xuan Rong yang ditugaskan tampak fokus menyiapkan semua menu dengan cekatan.
Tiba ketika seluruh hidangan pembuka, menu inti sampai pencuci mulut telah keluar meninggalkan dapur menuju meja di ruang Zhu Wen.
Ketegangan terpancar dengan jelas diwajah seluruh orang di dapur, mereka khawatir jika tiba-tiba utusan jendral datang memanggil hingga mereka yang ada di dapur akan dikeluarkan dari kemiliteran wilayah Tang Shan.
Selama beberapa waktu belum juga ada tanda-tanda kedatangan seseorang dari ruangan jendral. Nampaknya semua berjalan mulus pikir semua yang ada disana, sampai tiba-tiba Komandan Wei muncul.
Dengan menautkan tangannya di belakang tubuh, Komandan Wei berjalan masuk ke dapur, "Siapa yang menyajikan hidangan jendral barusan?" dengan wajah serius Komandan Wei meneliti wajah orang-orang yang berada didapur, tak ada suara disana, semua saling berpandangan terdiam.
"Tidak ada yang mengaku?" Kapten Wei mengulang sedikit kesal.
"Tu Dou kau yang bertanggung jawab didapur, apakah kau juga tidak tahu siapa yang menyiapkannya? Baiklah..." Kapten Wei menyudahi, tiba-tiba...
"Xiao Qi..! Dia yang menghidangkannya semua" Luo Bo bersuara dari belakang.
Komandan Wei menoleh menatap Xuan Rong bertanya, "Benarkah yang dikatakannya?"
Xuan Rong gugup menjawab "I..ya, benar komandan ... aku yang menghidangkan semuanya."
Xuan Rong memejamkan matanya sembari meremas jari-jemarinya, cemas memikirkan bagaimana nasib teman-temannya jika apa yang dilakukannya akan membuat mereka kehilangan pekerjaan.
Komandan Wei berdehem sejenak, sebelum kembali berbicara,"Baiklah, mulai hari ini kau yang akan bertanggung jawab atas semua urusan konsumsi jendral selama beliau disini. Yang lain dilarang mencampuri".
Semua mendongak saling berpandangan seakan tidak percaya antara heran bercampur bingung. Bagaimana bisa hanya dengan sekali memasak Xiao Qi yang tidak berpengalaman dibanding Tu Dou bisa memenuhi selera jendral.
"Kerja bagus" Komandan Wei menepuk punggung Xuan Rong sambil berlalu.
Pada kenyataannya mereka tidak mengetahui, banyak hal yang dipelajari gadis itu selama bekerja di wisma dan di penginapan Xiao Qian.
Berbulan -bulan sudah Xuan Rong bertanggung jawab menyajikan hidangan untuk Zhu Wen.
Seperti biasanya setiap menjelang waktu makan Xuan Rong tampak fokus terhadap detil masakannya.
Pengalaman ini tidak asing baginya, sewaktu masih tinggal di wisma ia sering membantu Paman Ma memasak ketika ramai pesanan.
Sejauh ini Xuan Rong sangat bersyukur semua berjalan sesuai harapannya.
Sepertinya tidak lama lagi atasannya tersebut akan meninggalkan tempat ini, kandidat yang terpilih tampaknya sudah mulai terlihat menonjol dibanding lainnya.
Xi Bao , pemuda yang dijumpainya pertama kali, ilmu beladirinya sangat hebat dilihat dari postur tubuhnya yang juga perkasa, ia pasti akan terpilih.
"Xiao Qi, jendral memanggilmu", suara Tu Dao terdengar, dengan ekspresi ngeri terukir diwajahnya ketika menyampaikan pesan tersebut kepada Xuan Rong yang sedang berjongkok sembari meniupkan udara kearah kompor dengan bambu.
'Ada masalah apa ini, kenapa tiba-tiba memanggilku, apakah ada masalah dengan hidangannya,' gumam Xuan Rong sembari meletakkan bambu tersebut , lalu melepaskan apron melewati kepalanya.
Semua mata saling memandang, berbagai pertanyaan menghinggapi pikiran masing-masing.
Dari semuanya itu bukanlah hal yang terpenting, bagaimana seandainya ia mengenali Xiao Qi sebagai wanita, itulah yang ada dipikiran Xuan Rong.
Ketakutan merayapi jiwanya dengan kepala dipenuhi berbagai pertanyaan , Xuan Rong meringis membayangkan hukuman apa yang akan menimpanya jika sampai terbongkar.
Dengan langkah gontai Xuan Rong menyeret kakinya menelusuri koridor panjang sebelum ia bisa mencapai ruangan atasannya, seluruh ototnya menjadi tegang dengan keringat bercucuran. Ia memperlambat langkahnya ketika hampir sampai dan berhenti cukup lama didepan pintu.
Ia mengetuk pintu perlahan, tak ada jawaban. Ada niatnya ingin berbalik . Setelah lama menunggu, Xiao Qi mencoba mengetuk kembali.
Pintu terbuka bersamaan dengan Hu Fei yang keluar melewati pintu. Tampak jelas Zhu Wen duduk diatas sebuah kursi dengan sebelah tangannya menopang wajahnya. Matanya melebar dengan tatapan yang tajam terpancar jelas, membuat telapak tangan Xuan Rong berkeringat.
"Untuk apa kau berdiri disitu?" Xuan Rong terkesiap ketika terdengar suara dari dalam.
Xuan Rong masuk dengan kepala menunduk, khawatir ketika sampai wajahnya terlihat , takut jika ternyata pria dihadapannya saat ini bisa mengenalinya. Berbagai pikiran berkecamuk dikepalanya, terpancar jelas gerak-geriknya yang tak luput dari pandangan Zhu Wen.
"Apa yang membuatmu gelisah?" tanya suara dihadapannya
"Ti..tidak..ada jendral" jawab Xuan Rong gugup.
"Maafkan hamba jendral, hamba tidak akan mengulanginya, akan segera hamba perbaiki".
Dahi Zhu Wen mengernyit dalam "Siapa namamu?" suara tegas itu bertanya.
" Xiao Qi..."
"Baiklah Xiao Qi, kelihatannya kau salah memahami maksudku, dilihat dari sikapmu yang begitu panik.
Berdirilah aku tak menghukummu!" perintahnya.
"Aku memanggilmu kemari untuk mengucapkan terimakasih atas jerih payahmu menyiapkan seluruh hidangan untukku selama disini. Kau tahu beberapa hari lagi tugasku sudah selesai, prajurit terlatih yang akan kurekrut telah kupilih. Aku ingin menghadiahkanmu sesuatu," ungkap Zhu Wen sembari mengambil sebuah kotak hitam kecil dimeja samping sambil terus menatapnya.
"Omong-omong apakah kau memiliki saudara perempuan yang wajahnya mirip sepertimu"
"Hah...!" Apakah dia sudah mengenaliku, Xuan Rong terkejut menanggapi pertanyaan pria dihadapannya.
Dengan gugup Xuan Rong menjawab."Ti.. tidak ada , aku tidak memiliki saudara".
Zhu Wen memicingkan matanya menatap kearah pemuda dihadapannya saat ini, wajahnya mengingatkannya pada seseorang. Seorang gadis berwajah polos dengan segudang rahasia, yang harus memaksanya mengerahkan mata-matanya untuk mencari jejak keberadaannya yang menghilang tiba-tiba.
"Baik, ambillah ini!" tukas Zhu Wen sembari memberikan kotak yang ada di telapak tangan kanannya yang terjulur.
Xuan Rong mengangkat wajahnya, matanya bertemu dengan mata Zhu Wen. "Hamba tidak pantas menerimanya, sudah sewajarnya hamba melakukannya karena sudah menjadi kewajiban hamba, jendral," ungkap Xuan Rong sembari menyeka keringat yang menetes dari dahinya.
Zhu Wen tersenyum tipis, "Ambillah... ini perintah dariku!" tukasnya dengan penekanan.
Xuan Rong melangkah perlahan menghampiri Zhu Wen.
......................
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 141 Episodes
Comments
Wini aulia 08
q jg ikut deg deg kan bacanya
2022-12-22
0
Bunga abadi
SukA
2022-07-25
0
Kang Dyo
tkut ketahuan deg deg kan
2022-03-18
0