Adik ipar berumur

Hai Readers yang baik hati dan perhatian..... 💖💖

Sekalian menyimak angkat jempolnya untuk like dan komentar ya.......... 👍👍👍

Biar author yang baru ini bisa lebih mengoreksi apa yang perlu di perbaiki...... Terima Kasih. 😊😊😉

Sore hari, matahari terlihat semakin bergeser ke arah barat bersiap untuk peraduannya bersama rembulan yang putih. Seorang wanita terlihat tengah duduk di sofa menghadap tv, tangannya tak henti memijat remot itu, dan bibir nya yang menggerutu. Siaran Tv kali itu seakan tidak ada yang menarik! Dia yakni Sisil merasa dirinya ada yang kurang, kesal dan marah tidak jelas sampai remot tv pun dia lempar ke lantai.

Sisil mencoba menyingkirkan kegundahannya dengan membuka leptopnya, ternyata di layarnya dia tengah melakukan sesuatu karena akibat tidak enak hati dia sempat lupa.

Video yang Sisil rekam waktu dirinya di bully Ratna, dia berencana untuk menghapusnya tapi suara ketukan pintu membuatnya berpaling. Sisil segera menghampiri pintu lalu membukannya.

"Hai Kakak Ipar!" Ucap wanita yang kini tengah memakai kemeja ungu di padu dengan jeans panjang, serta rambut sebahu, cantik! itu yang pantas untuk menilai wanita itu siapa lagi kalau adiknya Heru yaitu Elsa.

"Hai, ayo mas.. " Sebelum Sisil menyelesaikan ucapannya wanita itu langsung saja memasuki rumah.

"Wah, rumah yang nyaman luas, minimalis aku suka! " Elsa tanpa menghiraukan Sisil yang sedang bengong menatapnya.

"Kaka Ipar sini! Kenapa diam saja di sana! " Elsa melambaikan tangannya kepada Sisil.

Sebenarnya ini rumah siapa? Kenapa Elsa seakan sudah lama mengenal Sisil padahal ini yang kedua kalinya mereka bertemu. Jawabannya tentu saja karena Elsa tipe anak mami, yang akan bersikap seenaknya apa lagi sama keluarganya. Seperti kepada Sisil dia sudah mengganggap dia kakak iparnya, walau umur Elsa lebih tua 3 tahun darinya.

"Kau terkejut dengan kedatanganku? " Tanya Elsa lalu duduk di sofa.

"Tidak. karena Mas Heru pagi tadi memberitahuku kalau kau akan mampir kesini, " Sisil pun menghampiri Elsa dan duduk di sebelahnya.

Sisil tidak menyangka wanita yang berada di sampingnya ini akan menjadi adik iparnya, padahal sebelum itu Sisil sempat mengira Elsa tunangan Heru, eh ternyata adiknya.

"Aku kesepian dirumah, mama dan papa ku pergi ke Amsterdam. " Elsa sedikit mengerucuti bibirnya.

"Nggak ikut? " Sisil mengambil dua snack lalu memeberikannya satu pada Elsa.

"Mana bisa, aku harus kuliah! Lagian mereka kesana ada urusan pekerjaan. " Sahut Elsa meraih snack pemberian Sisil.

"Hm, aku juga kesepian. " Keluh Sisil kemudian. Mendengar itu Elsa segera menggakat kedua kakinya ke sofa, lalu menghadap Sisil.

"Hai Kakak ipar! Apa kamu cinta sama Mas Heru?" tanya Elsa membuat Sisil menoleh kepadanya.

"Aku! "

"Bukan! Bi Mimin! " nada Elsa di buat ketus membuat Sisil tersenyum.

"Iya. " Sahut Sisil pada intinya saja.

"Nggak terpaksa? "

"Ada apa bertanya seperti itu? "

"Ck, kisah kalian ini seperti kisah novel tau, yang laki minta di jodoin sama gadis yang masih sekolah."

"Hah! " Sisil terkejut setelah menyimak ucapan adik iparnya itu.

"Kenapa? "

"Maksudmu Mas Heru yang minta di jodoin, jadi bukan karena dua keluarga yang sudah sepakat gitu? "

"Kau ini ups! " Elsa segera membungkam mulutnya dengan tangan, setelah dia menyadari topik pembicaraan mereka.

"Yak! Cepatlah katakan yang sebenarnya, " Sisil mengguncangkan badan Elsa membuat, Elsa kini kelimpungan.

Entah mengapa Sisil seakan nyaman dengan Elsa, dia merasa tidak canggung dengannya padahal mereka belum kenal lama.

"Hentikan Kakak ipar ini membuatku pusing! " ujar Elsa, Sisil pun menghentikan aksinya itu.

"Maaf aku terlalu bersemangat. " Sisil memakan snack nya.

"Huh, syukurlah kamu gak canggung terhadapku ternyata cepat juga aku berbaur denganmu." Elsa menepuk pelan bahu Sisil.

"Itu karena sifat kamu yang mudah bergaul mungkin, ah! Jangan mengalihkan topik aku menginginkan informasi tentang Mas Heru. " Sisil sangat antusias.

"Nggak gratis! " ucap Elsa lalu membuka botol jus yang sedari tadi tersedia di meja.

"Hm... "

"Ayolah, ini pertama kita saling bercerita kan seharusnya seorang kakak teraktir adeknya ia kan? " Elsa mengedutkan kedua halisnya.

'Heh adiknya mas Heru ini benar-benar berbeda, dia terlihat bar-bar, seenaknnya mana minta di traktir lagi nggak mungkin kan dia gak punya uang, untung Mas Heru memberikanku kartu yang banyak sekali uang isinya.' Hati Sisil bermonolog.

"Gimana?" tanya Elsa, menyadarkan Sisil dari lamunannya.

"Ok, mau apa! " setuju Sisil, karena faktanya dia ingin mengetahui Mas Herunya itu.

"Aku ingin seblak super pedas! " ucapnya dengan senyum yang sangat mekar di wajahnya, kali ini dia bisa makan bebas walau sebelumnya sang mama selalu melarang Elsa makan sembarangan.

"Hm, mana ada seblak di daerah sini! "

"Hm padahal aku ingin lho"

"Gimana kalau kita bikin saja? "

"Emang bisa? " Elsa malah bertanya balik.

"Tentu saja! " Sisil berdiri lalu menuju dapur dan di ikuti oleh Elsa.

Sisil membuka lemari pendingin lalu tersenyum, karena bahannya sudah ada tidak usah belanja ke mall. Sisil mengambil kol, telor, krupuk kuning, lalu dada ayam serta keluarga bawang. Sedangkan Elsa hanya diam melihat Sisil.

"Kamu mau membatuku? " tanya Sisil membuat Elsa terpaku, memegang pisau dapur pun dia belum pernah, dia hanya pernah memegang pisau kala makan saja, begitu juga pisau itu kecil beda dengan pisau dapur.

"Aku tidak bisa memasak! " jujur Elsa. "Tapi aku juga ingin bisa!" tambah Elsa.

"Kau itu lucu! " Sisil sedikit tertawa.

"Ck, kau berani mengatakanku seperti anak kecil! " hardik Elsa, membuat Sisil terdiam. Apa mungkin Sisil sudah menyinggung nya?

"Aku itu cantik tau! " tambah Elsa di iringi tawa, membuat hati Sisil lega dia takut adik iparnya ini marah.

"Ayolah ajari aku masak, aku juga ingin memasak makanan kesukaaan Ginanjar! " Ucap Elsa membuat Sisil penasaran dengan nama yang di sebutka Elsa

"Kekasih?" tanya Sisil.

"Yes! " sahut Elsa, "Apa yang harus aku bantu, aku belum terbiasa memegang pisau itu. "

"Boleh kah aku menyuruhmu! " Sisil sedikit khawatir, walau pun sudah tidak ragu kepada Elsa, tetap hatinya tidak tenang dia takut menyinggungnya apalagi umur mereka yang lebih muda Sisil.

"Kau ini kenapa, aku bertingkah sok akrab karena aku ingin mengakrabkan diri bersamamu. Aku tidak punya teman dekat di luaran sana, hanya sebatas sey hallo saja. " ucap Elsa sembari mengambil kol dan mencucinya di washtaple.

"Pacarmu tidak termasuk teman dekat? " Sisil mulai mendidihkan air untuk dada ayam.

"Tidak, aku tidak terlalu mengumbarkan diriku di luaran sana."

"Aku kira tidak seperti itu.! "

"Dengan sikap ku yang seperti ini orang yang baru kenal seperti mu, akan berfikir seperti itu. Aku tidak mau berteman terlalu terbuka, itu membuat ku nggak nyaman, jadi siapa saja teman ku aku terima asal tidak menoton berteman dengan itu itu saja. Beda kepada keluarga, aku akan bersikap semauku pada mereka." Jelas Elsa, membuat Sisil menggaruk tengkuknya, benar memang adanya kalau manusia itu berbeda dan bisa di nilai dengan cara mereka berfikir dan bertindak.

Sisil mempersiapkan segala seauatu sedangkan Elsa hanya perlu mengaduk seblak itu sampai matang, hingga akhirnya seblak rumahan buatan Sisil dan Elsa pun terhidang di meja ruang tv itu.

Tanpa di sengaja saat akan duduk Elsa menekan kayboard leptop Sisil yang membuat layarnya hidup, dan menampakan video pembullian Sisil. Perlahan Elsa pun mendekati layar leptop itu lalu terkejut, saking kagetnya dia sampai menjatuhkan garpu ke lantai. Sisil yang baru datang pun segera menutup leptopnya panik.

"Kakak ipar kau di bully? " tanya Elsa masih dengan keterkejutannya.

"Tidak! " jawab Sisil lalu duduk di samping Elsa.

"Tapi tadi kau? Dan Ratna, mana mungkin? " gumaman Elsa membuat Sisil penasaran.

"Kamu mengenal Ratna? "

"Ya, dia keponakan Ginanjar! Di depanku dia sangat manis ternyata.. " Elsa menggantungkan kata-katanya dan melihat Sisil.

"Hiraukan video itu, cepat makan seblaknya. " Titah Sisil, tapi Elsa malah memeluk Sisil.

"Kau pasti sangat tersiksa, aku pernah baca novel tentang pembullian ini. "

Mendengar Elsa bicara membuat Sisil memutarkan bola mata malas, sungguh adik iparnya ini tergila-gila pada buku cerita itu!

"Aku lebih tersiksa karena Mas Heru pergi! " sahut Sisil membuat Elsa melongo dan melepaskan pelukannya.

Terpopuler

Comments

Ney maniez

Ney maniez

🤗🤗

2022-12-07

0

Tiya Flapiana

Tiya Flapiana

Adik Kangen mas 😂😂😂

2022-03-04

2

naviah

naviah

semangat thor💪

2022-02-04

2

lihat semua
Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!