Telor Ceplok

Malam hari disebuah kamar, terlihat sepasang pengantin baru tengah berbincang di atas kasur. Nampak Sisil mengulum bibirnya canggung sedangkan Heru dia terlihat senang dan terus memandangi Sisil di samping nya.

"Jadi Bapak ijinin saya untuk kuliah? " tanya Sisil.

"Hm, " sahut Heru sambil memanggutkan kepalanya.

"Bapak memang suami idaman, makasih ya Pak. " Sisil kegirangan tanpa sadar memeluk Heru. Sontak setelah sadar keduanya kini saling tatap, Sisil segera melepaskan pelukannya tapi dengan cepat Heru menarik tangannya lalu mendekapnya hangat.

"Tidak gratis!"

"Maksudnya?" Bingung Sisil, melihat wajah Heru dan yang dilihat pun hanya tersenyum smirk.

"Mana mungkin kamu gak tau, ini malam pertama kita tidur seranjang dan halal pula. " Ucap Heru sontak Sisil membulat kan matanya.

"I itu iya yah Pak, " sahut sisil senyum dipaksakan, jangan tanyakan hati dan perasaannya sekarang gugup luar biasa.

"Jadi," Heru perlahan mengangkat tubuh Sisil lalu membaringkannya dengan perlahan dan mengukungnya dibawah tubuhnya.

Sisil memegang kedua bahu Heru di atasnya dan tidak berani memandangi wajah Heru, dia terus bergumam dalam hatinya agar tidak terjadi malam ini. Tapi dirasa tidak mungkin karena kini Heru mulai mengecup keningnya.

"Pak! Soal hal ini bisa kita bicarakan lagi? " Sisil memberanikan diri untuk melindungi tubuhnya.

"Tidak! Setelah melihat kamu,telur saya jadi pengen cepat di ceplok. Bismillâhil ‘aliyyil ‘azhîm. Allâhummaj‘alhu dzurriyyatan thayyibah in qaddarta an takhruja min shulbî. Allâhumma jannibnis syaithâna wa jannibis syaithâna mâ razaqtanî."

[Dengan nama Allah yang Maha Tinggi lagi Maha Agung. Tuhanku, jadikanlah ia keturunan yang baik bila Kau takdirkan ia keluar dari tulang punggungku. Tuhanku, jauhkan aku dari setan, dan jauhkan setan dari benih janin yang Kauanugerahkan padaku]

Penolakan Heru dan di susul dengan doa yang di ucapakannya, membuat Sisil semakin tidak bisa menolaknya. Kini Sisil hanya bisa memejamkan matanya menerima setiap sentuhan suaminya itu, sedangkan Heru yang melihat istrinya tidak membantah lagi mulai menyalurkan seluruh hasratnya kepada sang istri yang sangat ia sayangi itu.

Pagi Hari yang cerah, secerah dua insan yang tengah bersiap untuk sekolah. Heru telah siap dengan kemejanya sedangkan Sisil sudah siap dengan seragamnya. Kebetulan hari ini hari Senin jadi mereka berniat untuk lebih pagi pergi kesekolah.

"Kalau digoogle aku baca bakalan sakit banget kalau sudah begituan, malahan kalau jalan jadi aneh. Apa aku jalannya aneh ya? "Gumam Sisil mendekati cermin dimeja rias, dia tidak menyadari masih ada Heru di sana walau suaranya sangat pelan tapi Heru bisa mendengarnya membuatnya tertawa tertahan. Perlahan Heru mendekati Sisil lalu memeluknya dari belakang menyingkapkan rambut yang berada di bahunya lalu mengecup pelan, Sisil pun terkejut.

"Pak geli! " Ucap Sisil.

"Bulan depan kamu mulai UN yang rajin belajarnya, sekarang Mas gak bakalan ke sekolah karena harus mengelola lestoran cabang di pusat kota. Dan lagi, Mas gak mau nanti kamu kesekolah kesakitan karena kewajiban semalam, jadi tanpa ijin setelah melakukan itu dan kamu langsung tidur Mas mengoleskan salep pereda nyeri ke tempat Mas ceplok telor." Jelas Heru cekikikan, tidak ada respon dari Sisil tentu saja rasa malu mendominasi. Segera Sisil berjalan meninggalkan Heru sendiri di kamarnya.

Di sekolah Sisil terlihat melamun memikirkan perkataan Heru pagi tadi, sungguh sangat memalukan baginya malahan bagi siapa saja yang sekarang berada di posisi Sisil.

"Argh! " Erang Sisil membuat kedua temannya menoleh menatap nya.

"Kamu kenapa Sil?" Tanya Rina.

"Nggak ada apa-apa kok, hanya saja soal nomber 2 susah ya. " Alasan Sisil dan disambut anggukan dari kedua temannya itu.

"Lagian Pak Nunu kemana sih, malah ngasih tugas segabag ginih mumet jadinya." Protes Oliv memegang balpoinnya geram.

"Mumet gimana Oliv ? Dari tadi kamu chat tan sama kekasihmu itu! " Sahut Rina, sedangakan Sisil kembali mengerjakan soal-soal matematika itu.

"Mumet mau ketemuan gak bisa, mau ngerjakan soal pun gak ada yang bisa ya kan! " ucap Oliv dan kembali sibuk dengan benda persegi itu.

"Kalian sebenarnya aku udah, ," perkatann Sisil terhenti hampir saja dia mengatakan kalau Pak Heru sudah menikah dengan dirinya, kalau ketauan kan jadi ribut sekolah ini.

"Udah apa? " Rina dan Oliv spontan bicara, menunggu jawaban dari mulut Sisil.

"Udah ngerjain tugas sebanyak ini, jadi kesel jadinya ia kan? " alasan Sisil lalu kembali fokus pada bukunya.

"Beneran?" selidik Rina, dia memang sedikit memahami tingkah Sisil karena sedari kecil mereka berteman, beda dengan Oliv mereka mengenal Oliv pertama kali saat masa orientasi.

"Iya! "

Perlahan Rina celingukan lalu mendekati bibirnya ke telinga Sisil. "Sil soal kamu mau di jodohkan itu gimana? Kamu sudah menolaknya? " Tiba-tiba Rina bertanya, menbuat Sisil teringat kejadian semalam bersama Heru membuatnya bergidik.

"Khm, aku gak bisa nolak mamah dan papah memaksaku. "

"Terus kamu mau langsung nikah setelah kelulusan?"

"Jangan sekarang ngomongnya, " Sisil menunduk memainkan pensilnya, dia masih teringat kejadian malam tadi tidak menyangka diumurnya yang baru 18 tahu dia telah melakukan itu, apalagi bersama gurunya sendiri yang menjadi suaminya sekarang. Karena tidak mau temannya itu mengetahui hal yang sedang dia lakukan Sisil pun mencoba memulihkan pikirannya lalu menghembuskan nafas kasar.

"Oh ia Sil, kenapa malam kemarin kamu gak ngabarin kita kalau gak jadi mau nginep di rumah aku? Aku sempat nelepon kamu tapi tidak aktif, kamu ngapain? Gak apa-apa kan? " sederet pertanyaan Rina membuat Sisil tersenyum kikuk, tentu saja dia lupa dengan rencana mereka karena malam itu dia sibuk dengan pemikirkan pernihakan mendadak itu.

"Iya Sil aku dan Rina nunggu kamu loh, makanan sekantung besar pun telah kami persiapkan malam itu. " Oliv tiba-tiba ikun menimpali.

"Hm... Aku lupa, maaf ya." Jawab Sisil.

"Dan lagi besoknya kenapa HP kamu masih gak aktif, padahal weekend kemarin kita berencana ke rumah kamu tapi terlihat disana banyak orang. ada acara keluarga emang kemarin Sil?" Pertanyaan Rina membuat Sisil melongo lalu menatap tajam temannya itu. "Kamu kenapa Sil? " Rina yang ditatap seperti itu, menjadi bingung dengan tingkahnya.

"Ha ha gak apa-apa, kenapa kalian gak masuk aja kerumah aku? Sisil berbalik bertanya, mungkin aja mereka udah mengetahui pernikanan dirinya dengan Heru.

"Awalnya kami akan masuk tapi terlihat saudara kamu dari jauh pun ada jadi kita gak jadi masuk, takutnya ada perkumpulan keluarga yang penting. Kamu gak apa-apa kan?" Sahut Rina khawatir.

"Apa ada kaitannya dengan rencana orang tuamu itu? Aku jadi khawatir sama kamu Sil, apa lagi bulan depan mulai UN jangan banyak pikiran. " Ucap Oliv. Kini Sisil yang menjadi perhatian kedua temannya pun hanya menghembuskan napas panjang.

"Tenang saja aku baik-baik saja kok, tapi setelah kelulusan ada hal yang akan aku bicarakan dengan kalian." nada rendah Sisil membuat Rina dan Oliv menganggukan kepalanya pelan.

Terpopuler

Comments

Ney maniez

Ney maniez

😲😲

2022-12-07

0

naviah

naviah

semangat thor💪

2022-02-03

1

lihat semua
Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!