Ada yang bilang kalau cinta datang dari mata turun kehati, lalu naik keotak. Tentu saja setelah melihat seseorang dengan pandangan suka, lalu membuat hati bergetar dan pasti akan selalu terpikirkan diotaknya. Seperti ada yang hadir dalam hidup, yang akan membuat hari-harinya bersemangat. Hal itulah yang di alami Sisil kepada gurunya sendiri siapa lagi kalau bukan Pak Heru. Entah setan apa yang merasuki tubuhnya, sehingga dia bisa menyukai gurunya sendiri yang sudah bertunangan, padahal kesan pertama waktu di kelas tidak terlalu bagus.
Seperi pagi hari ini, dengan langkahnya yang santai dan tangan berayun manja, dan bagi siapa saja yang melihat Sisil pagi ini, mereka akan berfikir aneh padanya. Sesenang itukah hati Sisil sekarang?
"Pak mari saya bantu membawakan bukunya! " terdengar suara perempuan, membuat Sisil menghampiri. Seseorang yang tengah Sisil pikirkan kini berada di depannya bersama salah satu teman seangkatannya.
"Tidak usah, makasih," tolak Pak Heru.
"Tidak apa pak, mari saya bawakan bukunya kebetulan hari ini Bapak mengajar dikelas saya kan! " ucap Sisil, sambil mengambil paksa buku paket yang tebal itu dari tangan Pak Heru, "mari Pak jalan duluan," kembali mulutnya berucap, setelah Pak Heru berjalan Sisil pun mengikutinya dari belakang dan menghiraukan tatapan gak suka dari teman seangkatannya itu.
"Sisil, siswi berprestasi itu mengajak bersaing denganku! " gumam Ratna yang merupakan siswi tercantik di sekolah SMA itu, tangannya mengepal dan matanya tak henti menatap punggung Sisil yang semakin menjauhinya dengan tatapan tak suka.
Lain dikelas 12B, terlihat semua siswa duduk dengan rapi di bangku masing-masing. Melihat Sisil datang bareng dengan Pak Heru membuat mereka sedikit heran. Setelah Sisil menaruh buku itu di meja guru dia bergegas menduduki bangkunya.
" Sil kok bisa bareng Pak Heru? " tanya Rina penasaran.
"Tadi ketemu di lorong," jawab Sisil santai pada teman sebangkunya itu .
" Wah apa kamu suka sama guru ganteng itu? Tatapan matanya tuh menonjol, mengatakan kalau kamu suka sama dia," goda Rina, menyenggol siku Sisil.
"Dari kemaren juga kali, udah ada sinyal-sinyal," tiba-tiba Oliv menimpali dari belakang, dan kini membuat pandangan Pak Heru tertuju pada mereka.
"Saya harap yang berada di bangku tengah bisa sedikit tenang dan perhatikan apa yang saya ajarkan! " seru Pak Heru membuat ketiga siswi itu bungkam.
Beberapa jam berlalu kini di bangku taman sekolah, Sisil, Oliv dan Rina tengah berbincang sambil membawa jajanan mereka di tangannya.
"Oliv kau harus mencoba basreng punyaku, ini enak lho," tawar Rina menyodorkan basreng yang terlihat merah oleh bumbu cabe.
"Ogah! Itu bukan makanan manusia! " tolak Oliv.
"Justru makanan pedas sekarang yang sangat diminati kaum manusia, kamu aja yang kuno liv," ujar Rina lalu kembali memakan basreng miliknya.
"Rin, kalau ngasih yang niat tau , Oliv gak suka pedas kasian kemarinpun sebenarnya aku gak tega liat bibirnya yang udah kaya di gigit ulet, bengkak! " ucap Sisil sambil meneguk air meneral.
"Itumah kerjaan kalian aja selalu iseng sama aku, tega kalian!"
"Ia deh sorry! " Sisil dan Rina menyahuti ucapan Oliv.
"Ngomong-ngomong Sil, yang urusan kemarin gimana? " Tanya Rina kemudian.
"Yang mana? "
"Itu yang di kantin kemarin, "
"Oh, katanya pagi tadi ada pertemuan dua keluarga. Entah lah terserah mereka, udah cape ngomong gak didengar oleh orang tua ku," jelas Sisil , membuat kedua temannya menatap iba.
"Keluarga kaya emang gitu kali ya? " tanya Oliv, dan mendapat tatapan tajam dari Rina.
"Gak tau, lagian kenapa mereka hanya aku saja anaknya. Kan seru kalau ada sodara, bisa di tuker kali posisi aku. "
"Mungkin ini sudah takdir kamu Sil, ini mungkin yang terbaik. Orang tua kamu mana mungkin memberikan ketidak senangan untuk masa depan anaknya, ia kan Rin? " ucap Oliv dan di angguki oleh Rina.
"Tumben nih bisa bicara hati ke hati," ledek Rina kemudian.
" Malam ini kita nginep di rumah aku aja gimana? Sekalian kita jernihkan pemikiran yang semerawut ini. Kita nonton drakor. " Rina dengan nada semangat yang menggebu.
"Aku oke lah, cuss," setuju Oliv, lalu memandang Sisil.
"Biasa harus lapor dulu," ucap Sisil membuat kedua sahabatnya menarik napas panjang.
"Baiklah, kita tunggu Sil! "
"Hu um," jawab Sisil .
"Eh ada Pak Heru," seru Oliv, lalu kedua temannya pun mengikuti arah pandang Oliv.
"Sisil bisa bicara denganmu? " tanya Pak Heru, kemudian membuat yang di panggil namanya sesaat mematung merasakan getaran di tubuhnya.
"Sil! " Rina menyenggol siku Sisil dan membuatnya terkejut. Sisil pun berdiri lalu menghampiri gurunya itu.
"Ia Pak!"
"Minggu depan akan ada lomba sains, bisakah kamu tolong saya membantu mengajari mereka yang akan ikut lomba?" pinta Pak Heru.
" Tentu saja Pak saya bisa. "
"Baiklah pulang sekolah kita kumpul dikelas 11 A," ucap Pak Heru lalu berlalu meninggalkan mereka.
"Sil tumben mau ngajarin adik kelas, biasanya suka nolak kalau ada teman sekelas juga yang minta di ajarin," heran Oliv.
"Ia juga ya tumben kamu Sil? Apa karena Pak Heru?" selidik Rina dan di ikuti tatapan menyelidik Oliv.
"Ha! Kalian ini, sedikit amal pada sekolah ini sebelum aku keluar kan? " alasan Sisil dan segera meminum air meneral sampai habis.
"Amal apa? Sebagian piala yang di pajang itu hasil kamu Sil, ngaku aja mulai terjerat cinta guru ganteng! " ledek Oliv.
"Kalau ia gimana? " kemudian ucap Sisil, lalu berjalan menjauhi kedua tamennya yang tengah saling menatap cengo.
"Wah hebat, jiwa jomblo nya mulai mengikis," ujar Rina lalu di sahuti anggukan oleh Oliv.
Pulang sekolah tiba, Rina dan Oliv pamit pada Sisil karena ia ada tugas dari Pak Heru untuk mengajari adik kelasnya. Sisil perlahan berjalan menuju kelas 11 A yang di bilang Pak Heru. Setibanya di kelas Sisil tidak menemukan 1 siswa pun dan hanya ada Pak Heru yang tengah fokus membuka buku. Seketika kembali jantungnya berdegup melihat Pak Heru.
"Sil kamu sudah datang sini duduk, sambil menunggu yang lain. "
" Ah ya! " Sisil menurut, dia duduk dibangku samping Pak Heru dengan hati yang terus berdoa agar tidak menimbulkan rasa sukanya.
"Sil kamu punya pacar? " pertanyaan Pak Heru, membuat terkejut Sisil. dan kini bertambah berpaju debaran jantungnya.
"Hah? " Sisil yang tidak menyangka dengan pertanyaan Pak Heru.
"Maksud saya, mungkin saja kalau kamu punya pacar nanti pacarnya nanyain," kilah Pak Heru. Lalu kembali fokus pada bukunya.
"Oh, saya belum punya pacar Pak, maklum sibuk belajar jadi lupa sama hati tapi sepertinya sekarang hati saya mulai menyentuh hal berbau perasaan," terang Sisil dengan senyum kikuknya.
"Benarkah, kalau gitu boleh tau siapa yang menyentuh hati kamu itu?" tiba-tiba Pak Heru mendekati Sisil membuat dia begeser kesamping saking terkejutnya Sisil sampai terjatuh.
"Maaf membuatmu terjatuh, mari bangun. " Pak Heru menyodorkan tangannya ke arah Sisil lalu disambut olehnya.
"Makasih Pak, " ucap Sisil kikiuk, mungkinkah ini adalah sebagian pertanyaan iseng sambil menunggu yang lain, pikir Sisil.
"Bisakah kamu menjawab pertanyaan saya tadi?" kembali Pak Heru bertanya membuat Sisil heran.
"Ha Bapak kepo, Kenapa mereka lama sekali ya! " Ucap Sisil mengubah arah pembicaraan mereka.
"Khm, kamu mengabaikan aku Sil?"
" Oh Pak, apa yang bapak tanyakan pada saya membuat saya heran kenapa bapak kepo? Bukannya bapak udah bertunangan ya? Kok masih sempet nanya gitu sama wanita lain?"
"Baik lah, mari saya pulang dulu. "
"Loh Pak, ini gimana? "
"Mereka gak akan datang, gak bisa sekarang! Mogok katanya"
"Hah mogok!"
"Ia mogok karena hatinya belum bisa memastikan perasaannya. " Ucap Pak Heru mendekat pada Sisil lalu berjalan meninggalkan sendiri Sisil yang masih mematung di tempatnya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 67 Episodes
Comments
Ney Maniez
😲😲🤔🤔
2022-12-07
0
Qaisaa Nazarudin
Apa jangan-jangan tunangan pak Heru itu sebenarnya Sisil ya..udah dijodohin dan di tunangan kan dr kecil kali ya…
2022-10-16
2
Heppy Margiyanto
serbuuu
2022-03-09
2