Siang hari, terlihat 3 siswi berseragam SMU tengah menikmati makanan pedas di kantin, percakapan mereka terlihat serius terlihat dari cara pandang dan duduk yang berdempetan.
"Sil yang benar kamu! " Kaget Rina tiba tiba, membuat pengunjung kantin menatap mereka.
"Hey! nada bicara di perhatikan, tau temen lagi ada yang di sembunyikan ini lah... malah teriak." Oliv memperingati temannya itu.
"Denger! Jangan bilang hal ini pada siapa pun, kalau ada orang luar tau. Hm.." Ucap Sisil membulatkan kedua mata tajamnya pada kedua teman dekatnya itu, dengan gerakan tangan yang seakan memberi sarat kalau dia akan terus mematau mereka.
"Aku sih ok, gak bakal ember. " sahut Oliv
"Aku juga sih ok, gak bakal jolang. " Tambah Rina, dan mengepalkan tangannya.
" Terus kamu gak bakalan lanjut kuliah? " Tanya Oliv sambil menyendokan seblak ekstra pedas punya Rina kemulutnya.
"Kalau mulut kamu kepedasan, artinya aku bakalan tetap kuliah! " Jawab Sisil membuat Rina memicingkan sebelah alis nya bingung dengan kalimat awal yang di ucapkan Sisil. Padahal di satu sisi. Sisil terkekeh melihat Oliv mulutnya yang memerah dan matanya sedikir mengeluarkan air.
"Oliv, kamu makan seblak aku ya? " Rina melihat Oliv, lalu menyodorkan segelas es teh kepadanya, karena Oliv tipe tidak suka pedas. Sedangkan Sisil mulai tertawa.
"Sil ini kerjaan kamu ya! " Sentak Oliv, Sisil berdiri bersiap untuk kabur.
"Aku hanya menjawab pertanyaan kamu Liv, Ha... " Setelah itu Sisil mulai melangkahkan kakinya untuk kabur.
Brukkkk
Tanpa Sisil sadari, dia menabrak Pak Heru yang tengah berdiri dengan guru lainnya membuat badanya limbung dan terjatuh. Tentu saja, mereka menjadi saling berpelukan yang disangga oleh tiang, ternyata mereka tidak jatuh kelantai.
"Astagfirullah... " Pak Heru yang kaget segera memegang bahu Sisil di depannya lalu membuatnya berdiri tegak.
" Maaf Pak... " Ujar sisil menunduk, dengan sedikit debaran di dadanya.
"Gak apa, lain kali kalau jalan jangan nunduk lihat kedepan pastikan tidak ada apapun di depanmu dan kamu tidak akan terjatuh." Terang Pak Heru membuat hati Sisil menghangat.
" Makasih Pak, bapak selain ganteng juga sangat baik pantes saja banyak yang suka sama Bapak. " Ucap Sisil, membuat Pak heru mengerutkan dahinya menatap anak murid di depannya.
"Mengingat Pak Heru sudah bertunangan, membuat menyesal kenapa tidak dari awal saya mengenal Pak Heru ini?" Bukan Sisil yang bicara melainkan seorang guru perempuan, yang sedari tadi memperhatikan tragedi jatuhnya Pak Heru dan Sisil.
"Khm! " Sisil ber dehem sambil mengepalkan tangannya di depan mulut. " Baiklah Pak, Bu! Saya akan pergi kekelas dulu di lanjut lagi berbincangnya, maaf telah menggangu, permisiiii." Sisil berlalu dengan menunduk di depan gurunya itu, sebagai tanda sopan pada mereka.
" Benar juga kata bu Irma tadi. Tapi kalau sekedar suka sama Pak Heru ya gak apa kan ya? Tapi kalau sukanya di dasari cinta lah bakal tersiksa hati. " Gumam Sisil berjalan menelusuri lorong sekolah menuju kelasnya.
"Tantangan yang sangat sulit kalau aku suka sama Bapak itu, mana sudah tunangan. Eh kepala ku tu yah kenapa? " Kembali Sisil bergumam, setelah sadar dengan pemikirannya yang sedikit miring membuat dia menepuk kepalanya pelan.
"Kata aku juga gak bakalan berpaling dengan guru ganteng itu! " tiba-tiba ucap Oliv menepuk bahu Sisil agak keras membuat dirinya meringis sakit," kena kamu Sil."
"Kalau aku gak pinjemin PR lagi, habis kamu Oliv, " ancam Sisil membuat Rina di belakangnya seketika tertawa melihat Oliv dengan bibirnya yang manyun.
" Niat mau balas dendam, dia sendiri malah kena ancam," gumam Rina.
"Ngancemnya gitu mulu sih Sil, gak seru! " ucap Oliv dengan nada menyerahnya.
"Yok kekelas! " ajak Rina di antara kedua temannya itu sambil merangkul bahu mereka dan menuntunnya ke kelas, gak asik kan kalau bicara di tengah jalan.
☀☀☀
Kini siang berganti malam, tepatnya masih jam 7. Sisil terlihat tengah memilih cemilan di sebuah mini market, baju tidur panjang dengan jaket tebal dan rambut yang di ikat kuda menambah kesan manis pada dirinya. Troli pun terlihat penuh dengan makanan kesukaan Sisil, yaitu hanya cemilan tidak ada buah sayur atau lain sebagainya karena malam ini dia berencana memecahkan soal kimia yang susah itu.
"Kamu kenapa?"
"Mas gak pernah ngartiin aku!"
"Mas harus kerja, gak mungkin seharian harus terus nemenin kamu!"
Terdengar percakan sepasang manusia, Sisil pun menghentikan langkahnya dan melihat siapa yang tengah berbincang itu.
" Wanitanya lumayan cantik," ucal Sisil tanpa sadar sambil membuka salah satu cemilan di dalam troli itu lalu memakannya," kalau kaya gini jadi malu mau lewat sana, " kembali Sisil bergumam.
"Mas jahat, kalau gitu jangan pernah hubungi aku lagi. Urus saja pekerjaanmu! Biar aku terabaikan! " Kembali terdengar suara wanita cantik itu, kini bukan hanya Sisil yang memperhatikan mereka tapi semua pengunjung mini market itu, karena kali ini wanita itu berbicara dengan nada tinggi.
"Mending kita pulang dulu gak enak bicara di sini! " ucap laki-lakinya dan memegang sebelah tangan wanita itu.
"Gak lepaskan aku, aku akan pergi! " Wanita itu menghempaskan tangannya lalu berlari meninggalkan laki-laki itu di mini market.
"Elsa! " Laki-laki itu berteriak memanggil nama wanita yang telah jauh dari pandangannya. Kini semua yang berada di mini market itu terdengar berbisik. Terlihat laki-laki itu berbalik dan mendapati Sisil yang tengah melongo, dengan cemilan kentang krispi di tangannya.
"Pak Heru! " gumam Sisil, Pak Heru yang mendengar Sisil memanggilnya segera beranjak dari mini market itu.
"Wah! Drama real, aktornya pun sangat real gantengnya, cewenya pun real cerewetnya. Gak ada kata sandiwara. Jarang-jarang liat drama kaya kini. " ujar Sisil bicara sendiri, lalu bergegas ke kasir dan membayar semua cemilannya. Untung mamah dan papah Sisil kaya, jadi mau beli sebanyak apa pun tinggal minta dan pasti di kasih.
Sisil telah sampai di rumahnya dengan motor maticnya, dia pun membawa kantong kresek besar itu dari depan motornya dan membawanya ke rumah. Di susul satpam untuk membantun nona nya itu.
"Seperti biasa kasih ke Bi Mimin, dia yang bakalan taruh semuanya ke tempatnya," printah Sisil lalu beranjak ke kamarnya, tapi sebelum sampai sang ibu terdengar memanggilnya.
"Sisil! Sini bantuin Mamah dan bi Mimin masak! "
" Maaf mah ada tugas kimia yang harus dijawab besok dikumpulin!"
"Padahal ini mamah masak banyak buat besok pagi. "
"Maaf mah gak bisa, dah mamah cantik! " ucap Sisil, lalu berlari memasuki kamarnya.
"Dasar anak ulet, padahal besok tamunya juga buat dia sendiri. " Sang mamah kembali ke dapur.
Di kamar bernuansa hijau itu terlihat Sisil tengah duduk di meja belajarnya dan membuka beberapa buku yang akan dia pelajari, tapi kini terlihat tangannya terdiam seketika pikirannya terarah pada kejadian tadi dimini market.
" Mungkinkah Pak Heru bertengkar dengan tunangannya, wah bisa ada kesempatan nih. Gebet aja kali ya, ha ha... " gumam Sisil, lalu dia pun terdiam, "astagfirullah Sil, dia gurumu! " kembali pikirannya normal, dan segera meneruskan pekerjaannya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 67 Episodes
Comments
Ney Maniez
🤔🤔
2022-12-07
0
Mela Risty
masuk lis favorit... nih langsung cus😄😄😄
2022-02-26
2
ossy Novica
trio kwek kwek gokil juga. kalo ngomong asal jamblak ,ngocor aja.,saya suka.
2022-02-07
2