Raka masuk ke dalam kamar dan saat itu juga, Reza pamit untuk meninggalkan sepasang pengantin baru tersebut.
“Untuk apa kamu menangis? Dengan kamu menangis seperti ini, tidak akan membuat aku merasakan kasihan,” ucap Raka yang bukannya menghibur Melinda, malah membuat suasana hati Melinda semakin memburuk.
“Kalau kedatangan Mas Raka hanya ingin memperolok saya, lebih baik jangan datang kepada saya. Anggap saja, saya ini adalah wanita yang sangat menjijikan yang tak pantas untuk didekati, seperti yang Mas Raka katakan sebelumnya,” balas Melinda dan bangkit untuk segera keluar dari kamar suaminya.
Raka ingin sekali menghentikan langkah Melinda. Namun, Raka terlalu lalu untuk memanggil Melinda.
Ah, sudahlah. Kalau aku mencoba menghentikan langkahnya, wanita itu pasti akan besar kepala. (Batin Raka)
Raka mengepalkan tangannya kuat-kuat dan mencoba untuk mengontrol emosinya.
Melinda masuk ke dalam kamar yang sebelumnya ia tempati. Kamar yang sebelumnya, menjadi tempat ternyaman untuknya meskipun hanya sementara waktu.
“Ibu, Melinda sangat merindukan Ibu. Kenapa Ayah tidak lagi menyayangi Melinda. Dulu, saat Ibu masih ada, Ayah selalu memberikan kasih sayang yang begitu tulus. Akan tetapi, setelah Ibu tidak ada Ayah perlahan berubah dan malah menjauh dari Melinda,” ucap Melinda sembari meringkuk memeluk lututnya dengan bersandar di dinding kamar.
Seorang wanita baru saja keluar dari mobil dengan mengenakan sepatu high heels yang cukup tinggi dan dress berwarna merah super ketat ditambah dengan rambut pendek berwarna ungu.
Para pelayan yang melihat kedatangan wanita itu, segera berlari menjauh.
“Cepat bersembunyi, nenek sihir telah datang,” ucap salah satu pelayan memberi peringatan kepada pelayan yang lain.
“Dimana para pelayan, bukannya menyambut ku malah sengaja menghilang!”
Wanita itu masuk ke dalam rumah berjalan dengan berlenggak-lenggok bak model.
Ia melangkah kakinya menuju kamar Raka.
“Raka sayang!” Wanita itu masuk ke dalam kamar, seakan-akan kamar itu adalah miliknya.
“Indri!” Raka terkejut mengetahui bahwa istri dari Kakaknya telah kembali dari Amerika.
“Raka, Kakak iparmu telah kembali. Kenapa kamu terlihat sangat terkejut seperti itu? Ayolah, sambut kedatangan ku dengan pelukan!”
Indri yang ingin memeluk Raka, saat itu juga ditepis oleh Raka dan membuat Indri jatuh ke lantai.
“Sekali lagi aku tegaskan kepadamu, jangan pernah mendekati ku!”
Raka lalu memerintahkan para pengawal untuk membawa Indri keluar dari kamarnya.
Saat Indri baru saja keluar dari kamar Raka, Melinda yang ingin ke kamar suaminya, terkejut melihat sosok wanita berpakaian seksi baru saja keluar dari kamar suaminya.
Siapa wanita ini? Kenapa aku baru melihatnya. (Batin Melinda)
“Lepaskan, jangan sentuh aku! Mau bagaimanapun, aku masih nyonya di rumah ini.” Indri mendelik tajam ke arah dua pengawal yang baru saja membawa secara paksa keluar dari kamar Raka, adik iparnya.
Saat Indri tengah memperbaiki rambutnya yang sedikit berantakan, ia tak sengaja menoleh ke arah Melinda yang berdiri menatapnya dengan tatapan terheran-heran.
“Oh, jadi kamu istri Raka? Ternyata, selera Raka begitu kampungan. Seharusnya, sudah dari kemarin aku kembali. Akan tetapi, Kakek tua itu selalu menghalangi kepulangan ku,” ucap Indri yang terlihat jijik dengan sosok wanita dihadapannya.
Melinda tak membalas perkataan dari wanita dihadapannya. Ia tidak ingin menambah masalah dan pada akhirnya Melinda lah yang akan terluka.
“Hei! Aku bicara padamu!” Indri berteriak dengan sangat kesal karena Melinda hanya diam tanpa mengatakan apapun.
Raka keluar dari kamarnya dan menarik tubuh Melinda sehingga jatuh ke atas pangkuannya.
Melinda terkejut karena ia pikir, ia akan jatuh ke lantai. Akan tetapi, dirinya malah jatuh ke atas pangkuan suaminya.
“Kau jangan sekali-kali bersikap kasar terhadap istriku. Sekarang pergilah dan diam baik-baik di dalam kamar mu!” perintah Raka kepada Indri.
Indri menghentakkan kakinya dan melenggang pergi dengan sangat kesal.
“Apakah pangkuanku begitu nyaman sehingga kamu masih tetap berada di atas pangkuanku?” tanya Raka dengan tatapan dingin.
“Maaf, Mas Raka.” Melinda saat itu juga turun dari pangkuan Raka.
“Aku ingatkan kamu, lain kali kalau wanita itu bicara kurang pantas. Kamu wajib melawannya dan kalau kamu tidak sanggup, panggil saja aku. Wanita seperti itu harus diberi pelajaran,” ucap Raka.
“Lalu, bagaimana dengan Mas Raka yang sering bicara kurang pantas terhadap saya?” tanya Melinda begitu saja tanpa ia pikir dulu sebelum menanyakannya kepada Raka.
“Apa kamu ingin menantang ku? Perlu kamu ingat, kamu disini hanya pelayanku. Meskipun, status kita adalah suami istri. Mengerti!”
“Saya mengerti, Mas Raka tak perlu memberitahukannya,” balas Melinda.
“Sekarang, bantu aku berganti pakaian!” perintah Raka.
Melinda dengan patuh membawa suaminya masuk ke dalam kamar.
Indri masuk ke dalam kamarnya yang ia tempati bersama almarhum suaminya, Rafa Arafat.
“Kurang ajar!” Indri berteriak dan membuang semua bantal guling yang berada di ranjangnya.
Wanita itu, secepatnya harus angkat kaki dari rumah ini. Nyonya rumah di rumah ini hanyalah aku saja, akan aku buat Raka jatuh cinta kepada ku agar semua harta bisa aku kuasai. (Batin Indri)
Melinda membuka almari pakaian suaminya dan meminta suaminya untuk memilih pakaian yang akan dikenakan, dikarenakan Melinda tidak tahu selera pakaian yang ingin dikenakan oleh Raka.
“Yang warna hitam,” ucap Raka datar.
Melinda mengambil setelan pakaian berwarna hitam sesuai dengan keinginan Raka.
“Apakah kamu tak tahu namanya fashion? Tidak bisakah kamu mengatakan kalau pakaian ini kurang cocok untukmu?” Raka heran dengan Melinda yang diam dan tak berkomentar dengan warna pakaian yang ingin dikenakan oleh Raka.
Sebenarnya, apa yang diinginkan oleh pria ini? Aku bicara salah, aku diam salah. (Batin Melinda)
“Hei, apakah kamu sedang mengutukku di dalam batinmu? Pilihkan aku pakaian yang cocok untuk kenakan!” perintah Raka yang sangat suka mengatur.
“Apakah saya juga harus memanggil Mas Raka dengan panggilan Tuan Muda?” tanya Melinda berusaha untuk sabar.
“Oh, rupanya kamu begitu senang menjadi pelayan ku,” balas Raka dengan alis terangkat.
Melinda memilih pakaian dengan setelan berwarna putih. Kemudian, membantu Raka melepaskan pakaiannya.
Lagi-lagi, Melinda salah tingkah ketika melihat perut sixpack milik Raka. Jika dilihat-lihat, tubuh Raka benar-benar sempurna. Andai saja Raka bertelanjang dada di suatu tempat pusat perbelanjaan, sudah pasti dia menarik perhatian semua orang.
“Apakah kamu tertarik dengan tubuhku? Jangan harap kamu mendapatkan tubuhku ini,” ujar Raka.
“Saya sama sekali tidak tertarik dengan Mas Raka,” balas Melinda dan melenggang pergi setelan membantu Raka mengenakan pakaian.
“Hei pelayan, kamu bahkan belum membantuku mengenakan celana!” Raka berteriak agar Melinda segera kembali. Akan tetapi, Melinda telah benar-benar keluar dari kamar.
Raka menatap pintu kamar dengan tajam.
Wanita itu benar-benar membuatku jengkel. Apa yang dia bilang tadi? Sama sekali tidak tertarik dengan ku? Awas saja kamu,” ucap Raka sembari mengepalkan tangannya kuat-kuat tak terima dengan perkataan Melinda padanya.
To be continued
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 154 Episodes
Comments
Vinchiy Devila
dasar jajanan murahan😤😤
2024-08-01
0
Ani Ani
padang muka
2023-12-19
0
🍁ˢ⍣⃟ₛ Angela❣️
hhhhhhhhhhhhh 😂😂
2023-12-13
0