Setibanya di pemakaman umum tempat dimana Ibu dari Melinda di makamkan, Almer terkejut melihat sosok pria yang tengah menabur bunga di makan Ibu dari cucu menantunya.
Almer akhirnya mengenali pria tersebut yang tak lain adalah Royan, pria yang sudah menjadi mantan kekasih dari cucu menantunya.
“Kalian berdua, cepat usir pria dan jangan sampai terlihat oleh cucu menantuku!” perintah Almer kepada dua pengawalnya.
Royan yang saat itu tengah menaburkan bunga, tiba-tiba saja dihampiri oleh dua orang berpakaian serba hitam nan gagah.
“Siapa kalian?” tanya Royan dan menoleh ke arah Almer.
Royan akhirnya mengerti dan segera angkat kaki dari pemakaman umum tersebut. Royan tidak ingin mendapatkan masalah dari orang-orang kaya yang tentunya berkuasa.
Melinda turun dari mobil bersama dengan suaminya dibantu oleh Reza Sang asisten.
“Ingat, kita harus bersikap baik-baik saja di depan Kakek,” tegas Raka sembari menggenggam jemari tangan Melinda.
“Mas Raka tenang saja, saya akan berusaha untuk tidak mengecewakan Kakek,” balas Melinda dan melempar senyum ke arah Raka karena Almer saat itu tengah memperhatikan mereka berdua dari kejauhan.
Sekilas Raka terpaku dengan senyum Melinda. Akan tetapi, Raka berusaha untuk tak terpengaruhi dengan senyum tersebut dan malah memberikan tatapan tajam ke arah istrinya, Melinda.
Apa yang Mas Raka lakukan, bukankah baru saja Mas Raka mengatakan agar kita harus bersikap baik-baik saja. Sekarang, malah Mas Raka yang melanggar perkataannya sendiri. (Batin Melinda)
Reza terus mendorong kursi roda Tuan Mudanya menuju pemakaman.
“Cucu menantu, kemarilah!” Almer tersenyum memanggil Melinda agar segera mendekat.
Melinda perlahan berjalan mendekat ke arah Almer. Ketika melihat makan Ibunya yang sudah ditaburi bunga, Melinda mengira bahwa yang melakukannya adalah Almer.
“Terima kasih, Kek,” ucap Melinda karena Almer telah menaburkan bunga untuk almarhumah Ibunya tercinta.
Almer tak bisa berbohong kepada Melinda, terlebih lagi mereka tengah berada di makam almarhumah Arum.
“Bukan Kakek yang melakukan hal ini. Akan tetapi, seorang pria yang kemarin datang ke pernikahan mu dan juga Raka,” terang Almer pada Melinda.
Jadi, Royan datang kemari. Tidak seharusnya dia datang kemari, terlebih lagi aku sudah berkeluarga. (Batin Melinda)
“Istriku, sebaiknya kamu harus melupakan masa lalu mu secepat mungkin.” Raka berkata dengan penuh penekanan.
“Mas Raka dan Kakek tidak perlu khawatir. Saya sudah sepenuhnya melupakan pria itu,” balas Melinda tanpa berani menyebutkan mantan kekasihnya.
Almer mengangguk kecil dan meminta Raka untuk lebih mendekat.
Raka mengiyakan dan kini ia sudah sangat dekat dengan makam almarhumah Ibu mertuanya.
Raka hanya menatap makam tersebut tanpa mengatakan sepatah katapun. Lain halnya, dengan Melinda yang terus menangis sembari mengucapkan kata maaf dan terima kasih.
“Kakek akan langsung pergi, Raka tolong jaga cucu menantu kakek.”
Setelah mengatakan kalimat tersebut, Almer pergi bersama dengan dua pengawalnya.
Apa yang sedang Kakek mainkan kepadaku. Kenapa Kakek pergi begitu saja meninggalkanku dan wanita ini. (Batin Raka)
Melinda menangis dan mencium batu nisan almarhumah Ibunya. Setelah itu, Melinda beranjak dan meminta Raka untuk segera kembali pulang.
“Mas Raka, ayo kita pulang.” Melinda tidak sanggup jika harus berlama-lama di pemakaman Ibunya.
Raka kali ini tidak banyak bicara, ia mengiyakan dan meminta Reza untuk segera membawanya pergi meninggalkan pemakaman umum tersebut.
“Mas Raka, terima kasih karena telah datang ke pemakaman Ibu saya,” ucap Melinda pada suaminya saat mereka telah berada di dalam mobil.
Reza yang mendengar ucapan Melinda berharap besar agar Tuan Mudanya membalas ucapan Melinda dengan perkataan yang tak menyakiti hati Melinda.
“Ya.” Satu kata yang begitu singkat dari mulut Raka.
Melinda sedikit tenang dengan balasan dari Raka. Meskipun, hanya satu kata yang keluar dari mulut suaminya.
“Apakah kamu sudah lupa apa yang ku perintahkan sebelumnya?” tanya Raka dingin.
Reza mengernyitkan keningnya yang mendengar pertanyaan dari Tuan Mudanya kepada Melinda.
Tidak bisakah Tuan Muda bersikap manis sedikit kepada Nona Muda. Kalau begini terus, bagaimana bisa mereka berdua menjadi dekat. (Batin Reza)
“Aku bertanya padamu, kenapa kamu malah diam?” tanya Raka yang kini sudah menoleh ke arah Melinda yang duduk di sampingnya.
“Maaf, Mas Raka. Perintah yang mana, yang Mas Raka maksud?” Melinda benar-benar lupa dengan perintah yang diberikan Raka padanya, karena terlalu banyak hal yang Melinda pikirkan.
“Sebelumnya, aku telah meminta mu untuk membuatku kopi, apakah kamu lupa?”
“Mas Raka, saya selalu membuatkan Mas Raka kopi. Akan tetapi, Mas Raka tidak pernah meminumnya,” balas Melinda yang memang selalu membuatkan kopi sesuai dari permintaan suaminya.
“Kalau begitu, kamu letakkan dimana?”
“Saya letakan di meja kamar Mas Raka, apakah Mas Raka tidak melihatnya?”
Raka saat itu hanya diam dan membuang muka ke arah lain.
Mas Raka tenang saja, saya akan berusaha menjadi istri yang baik dan berusaha menerima penderitaan ini. Mungkin, memang ini sudah takdir saya untuk hidup menderita seperti ini. (Batin Melinda)
Setibanya di rumah, Raka dan juga Melinda kejutkan dengan kehadiran Bambang.
“Melinda, tolonglah Ayah. Katty sekarang sakit dan ingin sekali makan-makanan enak, tolong berikan Ayah sedikit uang!” Kedatangan Bambang ternyata untuk meminta uang kepada Melinda.
Melinda sangat kecewa dengan Ayah kandungnya yang lebih mementingkan Katty daripada dirinya yang gara-gara Ayahnya sendiri, dirinya dinikahkan oleh pria berhati dingin seperti Raka Arafat.
“Apakah anda tak tahu malu? Beraninya datang dan menemui ku Istriku hanya untuk meminta uang? Kalian berdua, cepat usir pria tak tahu malu ini dan jangan sekali-kali mengizinkannya masuk!” Raka berteriak memberi perintah kepada dua pengawal untuk segera mengusir Bambang.
“Melinda! Melinda!” Bambang mencoba memanggil putrinya berharap putrinya mau memberikan uang untuknya.
Melinda meneteskan air matanya menatap Ayahnya dengan penuh kecewa.
“Apa uang yang Kakek berikan telah habis? Saat Melinda menikah, Ayah kemana? Kenapa Ayah tidak datang untuk melihat putrinya menikah?” Melinda tak bisa menyembunyikan rasa kekecewaannya, ia menangis dan disaksikan langsung oleh Raka.
Melinda berlari masuk ke dalam rumah dan membiarkan Ayahnya di usir oleh pengawal.
Raka menyentuh dadanya, melihat Melinda menangis seperti itu membuat dada Raka sesak.
“Bawa aku menemui istriku!” perintah Raka pada Reza, asisten pribadinya.
Melinda menangis di kamar suaminya, ia merasa sangat sakit. Yang wanita itu inginkan hanyalah kasih sayang dari Ayahnya. Akan tetapi, Ayahnya selalu saja mengutamakan Katty.
Ayah, Melinda tidak ingin apapun. Melinda hanya ingin mendapatkan kasih sayang tulus dari Ayah. Tolong, berikan Melinda sedikit saja kasih sayang dari Ayah, hanya itu Ayah. (Batin Melinda)
To be continued
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 154 Episodes
Comments
Vinchiy Devila
sakit nya🥹, memiliki sosok ayah tp tak pernah dianggap anak, aq juga sama🙂
2024-08-01
0
Vinchiy Devila
makam ibunya bukan *makan ibunya* jahat banget typo nya🫠🫠
2024-08-01
0
Ani Ani
tak suami tak ayah sama bikaner sedeh
2023-12-19
0