Bab 6

Cukup lama Melinda memandangi almari pakaian miliknya dan tak menemukan pakaian yang cocok untuknya. Sebenarnya bukan karena tidak cocok, hanya saja Melinda tidak percaya diri memakai pakaian yang berada di dalam almari pakaian tersebut.

“Tok.. Tok.. Tok!”

“Siapa?” tanya Melinda dan kepanikan semakin menjadi-jadi karena dirinya belum juga siap.

“Ini saya, Nona muda. Tolong izinkan saya masuk!” seru suara seorang wanita dari luar pintu.

Melinda menggaruk-garuk kepalanya dan bergegas membukakan pintu.

Melinda terkejut melihat seorang wanita berdiri dihadapannya dengan koper yang ukurannya cukup besar. Koper yang dibawanya lebih ke arah tas yang biasa dibawa oleh tukang rias pengantin atau mungkin iya.

“Sudah saya duga, Nona muda pasti belum berhias. Mari saja buat Nona muda menjadi 10 kali lipat cantik dari sebelumnya!”

Melinda mengangguk dengan ragu-ragu dan mengikuti apa yang dikatakan oleh wanita berwajah manis tersebut.

“Nona muda mempunyai kulit yang mulus dan sehat. Pasti Nona muda hobi ke salon,” ucapnya.

Melinda tertawa dalam hati, bagaimana mungkin wanita yang sedang sibuk merias wajahnya bisa berkata manis seperti itu. Untuk membersihkan wajahnya saja ia tidak memiliki waktu, dikarenakan ia sangat sibuk membersihkan rumah. Belum lagi, jika Ibu tiri dan saudari tirinya meminta ini dan itu.

Rumah yang seharusnya menjadi tempat ternyaman, malah berubah menjadi neraka setelah Ibu kandungnya meninggal dunia karena sakit-sakitan.

“Nona muda memiliki bulu mata yang lentik dan tebal. Jadi, apa perlu saya pasangkan bulu mata?”

Melinda menolak secara halus karena dirinya sangat risih bila harus mengenakan bulu mata palsu.

Tahap demi tahap untuk merias wajah Melinda akhirnya selesai juga. Wanita yang merias wajah Melinda bahkan tak percaya dengan hasil riasannya yang benar-benar membuat wajah Melinda bercahaya bak bidadari yang baru turun dari kahyangan.

“Sudah selesai, silakan buka mata Nona muda!”

Melinda membuka matanya perlahan dan terperangah melihat pantulan wajahnya di cermin yang membuat dirinya tak bisa berkata-kata.

“Bagaimana? Apakah Nona muda dengan seni tangan saya?”

Melinda tak mendengar pertanyaan itu, ia terkesima dengan hasil yang benar-benar memuaskan.

“Nona muda!”

“Iya...” Melinda tersadar dan dengan cepat mengangguk setuju.

“Syukurlah kalau Nona muda menyukainya,” ucapnya lega.

“Tapi, apakah ini tidak terlalu berlebihan? Aku dan Mas Raka hanya pergi mengunjungi orang sakit,” terang Melinda yang masih ragu-ragu dan takut penampilannya malah akan menjadi olok-olokan keluarganya.

“Riasan sudah siap, tinggal pakaian saja yang belum. Nona muda yang ingin memilih sendiri atau saya pilihkan?”

“Tolong pilihkan pakaian yang pantas untuk saya,” balas Melinda.

Wanita itu dengan senang hati memilihkan pakaian yang akan dikenakan oleh Melinda. Almer secara khusus memanggilnya untuk merias wajah Melinda dan ia juga termasuk wanita yang akan merias Melinda di hari H.

“Sudah selesai, sekarang Nona muda sudah siap untuk berangkat bersama Tuan muda!”

“Benarkah?” Melinda masih tak percaya bahwa dirinya malam itu sangat cantik. Tak pernah terbayangkan sebelumnya bahwa dirinya bisa menjadi secantik malam itu.

Wanita itu terkekeh geli melihat Melinda yang masih tak percaya. Ia pun mengandeng tangan Melinda dan membawanya keluar kamar, ternyata diluar kamar sudah ada Raka yang menunggunya.

Raka yang sedang sibuk dengan ponselnya terkejut sekaligus kagum melihat calon istrinya yang berubah drastis menjadi sang cantik. Namun, dengan cepat Raka bersikap dingin seperti biasanya.

“Dandan seperti ini saja lama sekali,” ketus Raka.

Melinda merasa kecewa karena Raka sedikitpun tak memuji perubahan pada wajahnya.

“Cepat bantu aku!” perintah Raka dingin.

Melinda mengangguk kecil dan mendorong kursi roda tersebut menuju lantai dasar.

Aku berharap banyak pada Mas Raka. Aku pikir Mas Raka akan memujiku. Tahu begini, aku tidak usah dandan. (Batin Melinda)

Melinda terus mendorong kursi roda Raka sembari melamun.

“Ingat, saat tiba nanti aku harap kamu jangan banyak bicara!” perintah Raka.

Melinda terus mendorong kursi roda Raka tanpa menjawab apa yang diperintahkan Raka. Melinda terlalu larut dalam lamunannya yang melamun kan saat-saat dirinya dan Ibu kandungnya bersenda gurau.

“Melinda!” panggil Raka karena Melinda tak membalas perintah dari dirinya.

“Iya.. Iya Mas raka.” Melinda tersadar dari lamunannya dan mengiyakan apa yang dikatakan oleh Raka sebelumnya.

Mobil telah siap dan dari kejauhan sudah ada beberapa pengawal yang siap membukakan pintu untuk Raka dan Melinda.

“Selamat malam, Tuan muda dan Nona muda!” sapa mereka dengan setengah membungkuk menghormati keduanya.

Melinda merasa risih diperlakukan seperti itu, ia tidak terbiasa melihat orang yang tiap saat menyapa dan membungkuk ketika melihat dirinya, Raka ataupun Almer.

Kehidupan orang kaya dan orang miskin memang sangat berbeda. Apakah aku pantas hidup di dunia orang kaya seperti ini?

Ataukah ini awal dari penderitaan ku? (Batin Melinda)

Melinda menitikkan air mata dan dengan cepat ia menghapusnya. Entah apa yang direncanakan Tuhan untuknya.

“Jalan!” perintah Raka dengan raut wajah datar.

“Baik, Tuan muda!”

Mobil pun melaju menuju rumah Orang tua Melinda.

****

Kediaman Bambang.

Raka mengangkat sebelah alisnya sembari memperhatikan kediaman rumah pria yang telah mencuri di kediamannya.

“Apakah rumah ini hasil curian juga?” tanya Raka lebih tepatnya menuduh bahwa hasil dari pembuatan rumah tersebut adalah hasil dari mencuri.

Melinda yang mendengar pertanyaan sekaligus tuduhan Raka hanya bisa mengelus dada.

“Tolong, Mas Raka. Apapun yang Mas Raka pikirkan, tidak semuanya benar,” balas Melinda yang sejujurnya tidak berani berkata seperti itu dihadapan Raka, pria yang nantinya akan menjadi suaminya.

Raka tertawa mengejek dan memperingatkan Melinda untuk tak membuatnya kesal. Melinda hanya bisa mengiyakan tanpa bisa protes dengan sikap dingin Raka.

Toh, menyetujui persyaratan dari Kakek Almer sudah menjadi keputusan dan iapun tidak bisa mengganggu gugat keputusan tersebut.

“Kak Melinda! Akhirnya Kak Melinda datang juga, Mama kita sedang sakit kak.” Katty memeluk Melinda dan menangis menceritakan tentang bagaimana Dina pingsan.

Seumur hidupnya, Melinda tak pernah dipeluk ataupun diperlakukan sebaik malam itu oleh Katty, saudari tirinya.

Raka hanya diam sambil terus memperhatikan bagaimana Katty dan Melinda dekat.

“Kamu sudah datang, Nak?” Bambang datang dan membelai lembut rambut Melinda.

Melinda merasa bahagia ketika merasakan tangan Ayahnya yang membelai lembut rambutnya. Hal yang dari dulu ingin ia rasakan ketika melihat bagaimana Bambang memperlakukan saudari tirinya dengan sangat baik.

Jika malam ini tidak ada Mas Raka, apakah Ayah akan memperlakukan Melinda sebaik ini?

Tak apa, meskipun ini hanya sekedar sandiwara. Melinda tetap menyukainya, Ayah. (Batin Melinda)

“Ayo masuk!” ajak Bambang.

Melinda mendorong kursi roda Raka dan membawanya masuk ke dalam kamar Dina.

Di dalam kamar, Dina masih saja terbaring dengan mata yang masih tertutup.

“Apa keadaan Mama Dina baik-baik saja?” tanya Melinda memastikan.

“Kak Melinda seharusnya ada disini, Mama tadi pingsan karena merindukan kak Melinda,” jawab Katty berbohong.

Bambang yang mendengar perkataan bohong Katty hanya diam sambil mengangguk setuju. Namun lain halnya dengan Melinda, Melinda sangat tahu benar bahwa sebenarnya Dina tak pernah menginginkan dirinya ada di rumah peninggalan Ibunya.

Dibalik diamnya Raka, sebenarnya Raka terus memperhatikan gelagat dari Melinda dan Katty.

Raka tahu bahwa perkataan Katty tidaklah tulus dan Raka tahu bahwa Melinda tidak nyaman dengan sentuhan Katty.

Sebenarnya apa yang terjadi di rumah ini? Aku merasa bahwa bocah ini memilki motif lain dibalik ucapannya. (Batin Raka)

To be continued

💖

Terpopuler

Comments

Ani Ani

Ani Ani

muka tebal

2023-12-19

0

🍌 ᷢ ͩAngela❣️🍁𝐀⃝🥀☠ᵏᵋᶜᶟ

🍌 ᷢ ͩAngela❣️🍁𝐀⃝🥀☠ᵏᵋᶜᶟ

ternyata raka peka juga terhadap keadaan keluarga Melinda

2023-12-13

0

Rhendra 1998

Rhendra 1998

mantap

2023-07-22

0

lihat semua
Episodes
1 Bab 1 (Prolog)
2 Bab 2
3 Bab 3
4 Bab 4
5 Bab 5
6 Bab 6
7 Bab 7
8 Bab 8
9 Bab 9
10 Bab 10
11 Bab 11
12 Bab 12
13 Bab 13
14 Bab 14
15 Bab 15
16 Bab 16
17 Bab 17
18 Bab 18
19 Bab 19
20 Bab 20
21 Bab 21
22 Bab 22
23 Bab 23
24 Bab 24
25 Bab 25
26 Bab 26
27 Bab 27
28 Bab 28
29 Bab 29
30 Bab 30
31 Bab 31
32 Bab 32
33 Bab 33
34 Bab 34
35 Bab 35
36 Bab 36
37 Bab 37
38 Bab 38
39 Bab 39
40 Bab 40
41 Bab 41
42 Bab 42
43 Bab 43
44 Bab 44
45 Bab 45
46 Bab 46
47 Bab 47
48 Bab 48
49 Bab 49
50 Bab 50
51 Bab 51
52 Bab 52
53 Bab 53
54 Bab 54
55 Bab 55
56 Bab 56
57 Bab 57
58 Bab 58
59 Bab 59
60 Bab 60
61 Bab 61
62 Bab 62
63 Bab 63
64 Bab 64
65 Bab 65
66 Bab 66
67 Bab 67
68 Bab 68
69 Bab 69
70 Bab 70
71 Bab 71
72 Bab 72
73 Bab 73
74 Bab 74
75 Bab 75
76 Bab 76
77 Bab 77
78 Bab 78
79 Bab 79
80 Bab 80
81 Bab 81
82 Bab 82
83 Bab 83
84 Bab 84
85 Bab 85
86 Bab 86
87 Bab 87
88 Bab 88
89 Bab 89
90 Bab 90
91 Bab 91
92 Bab 92
93 Bab 93
94 Bab 94
95 Bab 95
96 Bab 96
97 Bab 97
98 Bab 98
99 Bab 99
100 Bab 100
101 Bab 101
102 Bab 102
103 Bab 103
104 Bab 104
105 Bab 105
106 Bab 106
107 Bab 107
108 Bab 108
109 Bab 109
110 Bab 110
111 Bab 111
112 Bab 112
113 Bab 113
114 Bab 114
115 Bab 115
116 Bab 116
117 Bab 117
118 Bab 118
119 Bab 119
120 Bab 120
121 Bab 121
122 Bab 122
123 Bab 123
124 Bab 124
125 Bab 125
126 Bab 126
127 Bab 127
128 Bab 128
129 Bab 129
130 Bab 130
131 Bab 131
132 Bab 132
133 Bab 133
134 Bab 134
135 Bab 135
136 Bab 136
137 Bab 137
138 Bab 138
139 Bab 139
140 Bab 140
141 Bab 141
142 Bab 142
143 Bab 143
144 Bab 144
145 Bab 145
146 Bab 146
147 Bab 147
148 Bab 148
149 Bab 149
150 Bab 150
151 Bab 151
152 Bab 152
153 Bab 153
154 Bab 154
Episodes

Updated 154 Episodes

1
Bab 1 (Prolog)
2
Bab 2
3
Bab 3
4
Bab 4
5
Bab 5
6
Bab 6
7
Bab 7
8
Bab 8
9
Bab 9
10
Bab 10
11
Bab 11
12
Bab 12
13
Bab 13
14
Bab 14
15
Bab 15
16
Bab 16
17
Bab 17
18
Bab 18
19
Bab 19
20
Bab 20
21
Bab 21
22
Bab 22
23
Bab 23
24
Bab 24
25
Bab 25
26
Bab 26
27
Bab 27
28
Bab 28
29
Bab 29
30
Bab 30
31
Bab 31
32
Bab 32
33
Bab 33
34
Bab 34
35
Bab 35
36
Bab 36
37
Bab 37
38
Bab 38
39
Bab 39
40
Bab 40
41
Bab 41
42
Bab 42
43
Bab 43
44
Bab 44
45
Bab 45
46
Bab 46
47
Bab 47
48
Bab 48
49
Bab 49
50
Bab 50
51
Bab 51
52
Bab 52
53
Bab 53
54
Bab 54
55
Bab 55
56
Bab 56
57
Bab 57
58
Bab 58
59
Bab 59
60
Bab 60
61
Bab 61
62
Bab 62
63
Bab 63
64
Bab 64
65
Bab 65
66
Bab 66
67
Bab 67
68
Bab 68
69
Bab 69
70
Bab 70
71
Bab 71
72
Bab 72
73
Bab 73
74
Bab 74
75
Bab 75
76
Bab 76
77
Bab 77
78
Bab 78
79
Bab 79
80
Bab 80
81
Bab 81
82
Bab 82
83
Bab 83
84
Bab 84
85
Bab 85
86
Bab 86
87
Bab 87
88
Bab 88
89
Bab 89
90
Bab 90
91
Bab 91
92
Bab 92
93
Bab 93
94
Bab 94
95
Bab 95
96
Bab 96
97
Bab 97
98
Bab 98
99
Bab 99
100
Bab 100
101
Bab 101
102
Bab 102
103
Bab 103
104
Bab 104
105
Bab 105
106
Bab 106
107
Bab 107
108
Bab 108
109
Bab 109
110
Bab 110
111
Bab 111
112
Bab 112
113
Bab 113
114
Bab 114
115
Bab 115
116
Bab 116
117
Bab 117
118
Bab 118
119
Bab 119
120
Bab 120
121
Bab 121
122
Bab 122
123
Bab 123
124
Bab 124
125
Bab 125
126
Bab 126
127
Bab 127
128
Bab 128
129
Bab 129
130
Bab 130
131
Bab 131
132
Bab 132
133
Bab 133
134
Bab 134
135
Bab 135
136
Bab 136
137
Bab 137
138
Bab 138
139
Bab 139
140
Bab 140
141
Bab 141
142
Bab 142
143
Bab 143
144
Bab 144
145
Bab 145
146
Bab 146
147
Bab 147
148
Bab 148
149
Bab 149
150
Bab 150
151
Bab 151
152
Bab 152
153
Bab 153
154
Bab 154

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!