Bab 19

Marcell nampak kasihan, tapi Ia tidak ingin memberikan harapan apapun kepadanya. Meskipun Marcell sudah merasa nyaman dengan Amelia, tapi perasaannya itu salah. Dan semua itu tidak benar.

Amelia bangkit dan pergi ke kamar mandi untuk membersihkan tubuhnya. Setelah selesai, Ia memakai handuk dan menatap dirinya di pantulan cermin.

"Mel, sadarlah! Hubungan kalian hanyalah kebohongan, semua perhatiannya dan kenyamanan yang dia berikan palsu!" Ucapnya pada dirinya sendiri.

Amelia keluar dari kamar mandi dan terlihat Marcell telah menata bubur di mangkuk dan air minum. Marcell memberikan senyumnya yang paling tulus, tapi mood Amelia sedang buruk.

Amelia bergegas menggunakan pakaiannya dan duduk di sofa. Marcell menyapanya dengan senyuman.

"Ayo kamu coba bubur ini! Ini adalah bubur kesukaan keluargaku!" Ajak Marcell.

Amelia tersenyum tipis dan mencoba satu suapan. Dan disaat itu pula, Amelia pergi ke kamar mandi dan memuntahkannya.

Marcell mengejar dan menepuk pundaknya. Setelah muntah, tubuh Amelia terasa lemas dan Marcell membopongnya ke atas ranjang.

"Kamu minum dulu yah!"

Marcell menyerahkan air minum dan Amelia meminumnya. Ia tak banyak bicara, perutnya berada di kocok.

"Maaf tuan muda...! Saya tidak bisa memakan buburnya!" Tutur Amelia.

"Tidak apa-apa! Sekarang kamu mau makan apa, biar aku cariin?" Tanya Marcell sambil mengelus rambut Amelia.

"Eem, saya pengen rujak!" Jawab Amelia.

Marcell nampak terkejut mendengarnya. "Sepagi ini dan kamu juga belum makan apa-apa. Aku takut nanti kamu jadi sakit." Jawab Marcell.

"Ya sudah, gak perlu! Dan lagi pula sudah 2 hari ini saya tidak makan nasi. Perut saya mual setiap mencium aromanya!"

Marcell terdiam. "Apakah ini yang di sebut ngidam!" Batinnya sambil menatap wajah Amelia yang terlihat pucat.

Akhirnya Marcell pergi untuk mencari rujak pesanan dari Amelia. Dan di tengah perjalanan, handphonenya berbunyi.

Marcell melihat layar handphone dan ternyata yang menelponnya adalah Indira, Marcell langsung mengangkatnya.

"Iya sayang...!"

"Mas, kamu sekarang dimana? Anterin aku shopping yuk, sudah lama kita gak jalan bareng!"

"Eem, maaf sayang! Sepertinya aku gak bisa, Amelia lagi pengen rujak dan aku lagi mencarinya. Dan keadaan Amelia benar-benar buruk, aku tak bisa meninggalnya sendiri."

"Iya sayang gak apa-apa kok! Aku ngerti, tolong kamu jaga anak kita!"

"Iya sayang, pasti! Sekali lagi aku minta maaf yah sayang!"

"Iya, kamu tenang saja! Aku tidak akan cemburu, semua ini demi anak kita." Jawab Indira dengan riang.

Marcell nampak merasa lega dan tersenyum. Satu jam telah berlalu, Marcell terus mengelilingi jalanan dengan mobilnya tapi tak kunjung ketemu.

Marcell menghentikan mobilnya dan membuang nafas berat.

"Aduh...! Kemana lagi aku harus mencarinya? Ternyata wanita ngidam nyusahin." Keluhnya.

Trek...trek...

Suara pedang yang memikul pentungan, Marcell menoleh dan ternyata itu tukang rujak bebek. Marcell tersenyum bahagia dan keluarga dari mobil.

"Mang...rujak!" Teriaknya.

Tukang rujak menoleh dan langsung menghampiri Marcell. Marcell langsung memesan 2 bungkus karena Ia juga ingin mencobanya.

"Pedes gak den?" Tanya tukang rujak.

"Sedang aja, Mang!

Tukang rujak langsung membuat pesanan Marcell. Di pertengahan tumbukan, terasa aroma yang begitu nikmat dari rujak tersebut.

"Eem, wanginya bikin ngiler!" Ucap Marcell.

"Iya den, semua bumbu menyatu jadi satu! Tapi sepertinya Aden, bukan orang biasa!" Tutur tukang rujak.

"Ah, sama saja mang! Tapi saya belum pernah mencobanya, ini baru pertama kali." Jawabnya.

Tukang rujak memberikan pesanan Marcell dan Ia langsung melahap di tempat. Ia benar-benar terkejut dengan rasa nikmat, asem bercampur jadi satu.

"Mang, rujaknya enak banget!"

"Terimakasih, den!"

Akhirnya semua pesanan selesai dan Marcell memberikan beberapa lembar uang kertas merah.

"Ini uangnya, Mang!"

Tukang rujak nampak membulatkan matanya. "Ini terlalu banyak, den! Saya tidak bisa menerimanya."

"Mang, tolong terima saja! Anggap saja, sebagai ucapan terimakasih saya!"

"Tapi...!" Jawab tukang rujak ragu.

"Ambillah...!" Ucap Marcell tersenyum.

Tukang rujak langsung mengambilnya dan mengucapkan terimakasih.

Setelah selesai, Marcell kembali menyetir mobilnya dan tersenyum sendiri.

"Memang benar, selama ini aku selalu menutup mata untuk orang lain, apalagi orang tak punya. Karena harta, menjadikan alasan perbedaan." Ucap Marcell.

Setelah sekian lama Marcell menyetir, Akhirnya Ia sampai di rumah dan bergegas masuk dengan senyuman.

"Pasti Amelia senang!" Batinnya.

Ia keluar dari mobil dengan topeng kesayangannya. Marcell mencari keberadaan Amelia dan ternyata Amelia sedang berada di halaman belakang yang sedang mengawasi adiknya berenang.

Marcell langsung duduk di sampingnya dan memberikan rujak tersebut.

"Nih, aku sudah bawain pesanan kamu!" Ucapnya dengan riang.

"Rujak bebek, terimakasih tuan muda!"

Amelia menyantap rujak tersebut dan terlihat bersemangat. Marcell begitu bahagia, melihatnya tapi kata-kata yang keluar dari mulut Amelia terasa tidak enak di dengar.

"Tuan muda, nama itu jadi tidak enak di dengar! Kenapa yah, aku heran biasanya tidak seperti ini?" Batinnya dengan ribuan pertanyaan.

Terpopuler

Comments

Rose Winn

Rose Winn

katanya sakit2an gak.bisa memenuhi.kebutuhan suaminya...ini langsung sembuh ngajak bercinta teruss shopping2...aneehhh

2022-10-08

2

Masyitah Ellysa

Masyitah Ellysa

next yaa author 😘

2022-01-25

3

neny

neny

semangat terus kak,,💪😘

2022-01-24

3

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!