Bab 7

Amelia memutuskan untuk kembali ke rumah sakit, Ia menutupi bagian lehernya dengan syal agar tidak terlihat oleh orang lain.

Amelia berjalan sambil bergumam kesal.

"Dasar serigala tua, gara-gara dia aku jadi malu untuk pergi."

Di rumah sakit...

Akhirnya Amelia sampai dan Ia langsung menuju ruangan adiknya. Dan terlihat adiknya sudah sadarkan diri. Ia begitu bahagia dan langsung memeluknya.

"Dimas, maafin kakak...! Lain kali kalau ada yang sakit, kami harus bilang sama kakak." Ucapnya.

"Maaf kak, aku tidak tahu akan punya penyakit seperti ini! Dan terima kasih telah menjagaku." Jawab Dimas.

Amelia tersenyum dan mengelus rambut sang adik.

"Kamu tidak perlu sungkan, kamu adalah harta yang paling berharga untukku saat ini."

Dan di saat mereka berbincang, dokter Farel datang menghampiri dengan senyuman hangat.

"Amelia, Dimas...!" Sapa nya.

Amelia menoleh dan tersenyum. "Eh, ternyata dokter Farel! Terimakasih untuk perawatan adikku." Jawabnya.

"Itu sudah tugasku dan aku senang bisa membantu adikmu. Dan apakah kamu sedang sakit, kenapa di cuaca panas seperti ini menggunakan syal?" Tanyanya.

"E..emm saya baik-baik saja! Hanya sedikit kecapean saja." Jawab Amelia sambil merapihkan syalnya.

Dokter Farel nampak memperhatikan Amelia yang grogi sambil merapihkan syalnya. Dan terlihat sekilas, tanda merah di leher yang membuat dokter Farel cukup merasa sakit.

Raut wajah dokter Farel mulai berubah, meskipun Amelia tak mengatakannya tapi Ia mengerti apa maksud dari syal tersebut. Dengan tatapan dingin dokter Farel pergi tanpa permisi.

"Apa yang terjadi dengan dokter Farel, kenapa dia pergi dengan wajah murung dan kesal?" Batin Amelia.

Amelia tak mau ambil pusing, karena Ia juga sudah merasa pusing dengan nasibnya. Tak terasa waktu Telang menjelang petang, Ia keluar dari kamar sang adik. Dan terlihat Pak Ardi sudah duduk di depan ruangan menunggunya.

"Nona...! Sapa nya sambil membungkukkan badannya.

Amelia menyunggingkan senyum. "Iya, ada apa?" Tanyanya ketus.

"Nona masih marah...?" Tanya Pak Ardi.

"Tidak, saya hanya sedikit kesal dengan serigala tua itu."

Pak Ardi nampak tersenyum cengingisan, melihat Amelia yang seperti itu.

"Oh iya nona, saya kesini mau jemput anda!" Tuturnya.

"Jemput, untuk apa? Apa jangan-jangan...!" Ucap Amelia terhenti.

"Bukan, saya ingin mengajak nona ke rumah baru yang sudah di sediakan Tuan muda." Jawab Pak Ardi menyela pembicaraan.

"Tidak usah, saya masih punya tempat tinggal!" Jawabnya.

"Nona tolong jangan mempersulit saya! Saya mohon, nona jangan menolaknya. Semua ini demi kebaikan anda dan adik anda. Apalagi, adik anda harus berada di tempat yang steril setelah operasi." Ucap Pak Ardi.

Amelia nampak termenung, memikirkan ucapan Pak Ardi yang cukup masuk akal.

"Baiklah, tapi semua ini kulakukan demi Dimas!"

Pak Ardi tersenyum dan langsung mengajak Amelia meninggalkan rumah sakit. Pak Ardi membukakan pintu mobil kepada Amelia.

Amelia masuk dan menurut, Pak Ardi melajukan mobil menuju rumah yang di tuju. Setelah setengah jam melaju, Pak Ardi menghentikan mobilnya di sebuah rumah yang besar di mata Amelia.

"Apakah ini tidak terlalu besar?" Tanya Amelia yang membulatkan matanya.

"Ini rumah untuk anda, dan disini sudah ada perawat yang akan mengurus adik anda dan juga asisten rumah tangga yang siap 24 jam untuk anda." Jawab Pak Ardi.

Amelia nampak termenung, Ia merasa menjadi seperti wanita simpanan. Yang di boking dan berikan fasilitas untuk hidupnya selagi dia bisa memuaskan lelaki itu.

***Karya ini telah kontrak dengan NovelToon, dilarang membajak karya seperti mencetak ulang tanpa izin.***

***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***