Bab 15

Amelia sengaja mengakui semua itu kepada adiknya, demi kebaikan bersama dan jika lelaki itu datang setidaknya adiknya sudah mengetahui.

Tak terasa hari sudah menjelang malam, terdengar suara ketukan di pintu dan Amelia membukanya.

"Kamu..." Ucapnya terkejut.

"Kenapa...?" Ucap lelaki itu sambil masuk ke dalam.

Seperti biasa lelaki itu datang dengan menggunakan topeng. Dimas yang melihatnya nampak heran dan menghampiri.

"Siapa itu kak?"

Amelia tersenyum. "Ini suami kakak!" Jawabnya sambil memeluk tangannya.

Dimas mengerutkan keningnya. "Suami...! Kenapa dia harus pakai topeng." Tanya sang adik.

"Eemm, wajahnya rusak karena kecelakaan. Karena dia tidak mau kakak ketakutan, jadi dia memilih untuk menggunakan topeng." Jawab Amelia.

Marcell yang mendengar semua itu nampak kesal. Hatinya nampak bergumam dan begitu marah.

"Enak saja dia bilang wajahku rusak, kalau dia tahu wajahku tampan mungkin dia tidak akan berani jauh dariku."

Marcell melepaskan tangan Amelia dan menghampiri Dimas .

"Iya Dimas, kakak belum kenalan sama kamu. Nama Kakak Ma.." Ucap Marcell yang hampir keceplosan menyebutkan namanya.

"Ma....? Tanya Dimas penasaran.

"Mandra...!" Jawab Marcell.

Dimas tersenyum. "Namanya kolot!"

Amelia yang mendengarnya nampak terkejut. Karena selama ini dia belum tahu namanya dan setelah mendengar nama itu Amelia yakin akan pemikirannya, jika lelaki yang tidur dengannya adalah lelaki tua Bangka.

Setelah mereka bercakap-cakap, Amelia mengantarkan Dimas ke kamarnya untuk istirahat. Dan Marcell kembali ke kamar menunggu kedatangan Amelia.

Marcell pergi ke kamar mandi untuk membersihkan tubuhnya. Setelah selesai, dia keluar dengan menggunakan sehelai handuk. Dia nampak duduk di tepi ranjang, dengan hanya menggunakan handuk menanti ke datangan Amelia.

Amelia pergi ke kamarnya dan matanya nampak membulat saat melihat lelaki itu duduk dengan menggunakan handuk. Amelia menutup matanya dengan tangan dan berjalan masuk ke dalam.

"Untuk apa anda menggunakan handuk seperti itu?"

"Untuk tempur, saya tidak menerima penolakan lagi. Ayo kemari, cepat aku sudah tidak tahan!" Jawab Marcell sambil menggerakkan tangannya.

Amelia nampak ragu, tapi apa boleh buat. Ia mendekat dan Marcell langsung menariknya ke atas ranjang. Ia memberikan penutup mata dan mematikan lampu seperti biasa, tak lupa Marcell membuka topengnya agar lebih leluasa. Marcell sekarang sudah ada di atas tubuh Amelia.

Amelia pasrah, disaat Marcell menggeluti lehernya dengan buas. Rasa diam kini mulai berbeda. Rasanya sudah tak seperti waktu pertama kali, Ia mulai merasakan gairah yang luar biasa.

Setiap sentuhan Marcell membuat Amelia merem-melek. Tangan Amelia mulai merem rambut Marcell, saat dia tengah menghisap puncak gunung kembarnya.

"Sssstttt!" Lirihnya.

Marcell mulai tersenyum, akhirnya Ia di layani dengan baik. Keduanya nampak saling beradu dengan gairah yang membara. Keduanya nampak menikmati, apalagi Amelia. Ia baru merasakan kenikmatan saat dirinya tengah *******.

Malam terasa panjang bagi keduanya, mereka tidak banyak tidur. Marcell saat ini tengah si landa kebahagiaan, karena Amelia bisa memuaskan dirinya. Dan aroma tubuh Amelia yang khas menjadi daya tarik tersendiri untuknya.

...

Keesokan harinya...

Amelia nampak sudah mandi dan menyiapkan sarapan seperti biasa. Ia menyiapkan nasi goreng spesial yang selalu membuat Marcell kekenyangan.

Setelah selesai, Amelia kembali ke kamarnya dan membangunkan Marcell dengan tangannya.

"Mas...Mas Mandra! Bangun, matahari sudah tinggi." Ucapnya.

"Eeem!" Jawab Marcell sambil menarik tubuh Amelia kedalam pangkuannya.

"Bagaimana, apakah kamu menyukainya?" Tanya Marcell dengan senyuman.

Pipi Amelia nam memerah dan berontak untuk keluar dari pelukannya.

"Ah apa sih? Udah lepasin, ayo bangun anda kan harus kerja!" Jawab Amelia.

"Oke aku akan bangun, tapi kamu harus mencium bibirku!" Ucap dengan senyuman licik .

Amelia nampak ragu, tapi demi jauh darinya Amelia mulai mencium bibirnya. Dan Marcell mulai melahap bibir tipis itu dan memainkan lidah di dalamnya.

Amelia nampak memukul dada karena Ia sudah hampir kehabisan nafas. Marcell melepaskan Amelia dan mulai tersenyum bahagia.

"Terimakasih, ini cek buat kamu!" Jawabnya sambil menyodorkan cek tersebut.

Amelia mengambilnya dan melihat nominal uang di dalamnya.

"10 juta..! Apa ini tidak terlalu besar?" Tanyanya.

Marcell bangkit dan mengelus rambut Amelia. "Itu tidak seberapa, apa lagi kemarin malam kamu benar-benar membuatku puas! Dan aku suka dengan suara kamu yang..." Ucap Marcell terhenti saat melihat Amelia berlari.

Marcell nampak tersenyum terbahak bahak, melihat tingkah Amelia. Marcell nampak betah di rumah, Ia tidak mau pulang. Di dalam hatinya, ingin rasanya Ia tetap tinggal.

Terpopuler

Comments

Rifa Endro

Rifa Endro

jangan bermain api, nanti terbakar. kasihan binimu sudah nungguin di rumah

2024-04-17

0

Ibelmizzel

Ibelmizzel

untung benar Marsel dapat perawan +cantik.😁😁😁

2023-01-02

0

Puja Kesuma

Puja Kesuma

topengnya diatas hidung jd mulutnya bebas buat ciuman buat makan buat apa ja boleh

2022-09-08

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!