Bab 20

Sehari penuh, Marcell menemani Amelia yang masih terlihat pucat. Ia memberikan perhatian lebihnya.

Sedangkan Indira nampak bahagia, Ia pergi shopping bersama sang mertua. Setelah selesai belanja, mereka pergi ke sebuah restoran untuk makan siang.

Indira nampak mengenakan kaus yang sedikit terbuka, dilengkapi dengan celana putih panjang.

"Mah, aku mau ke toilet dulu!" Ucap Indira sembari bangkit dari tempat duduknya.

"Iya!"

Indira bangkit dan berjalan, Anita nampak menoleh dan matanya membulat sempurna.

"Tidak!"

Indira menoleh dengan heran. "Ma, ada apa?" Tanyanya dengan panik.

"Celana kamu ada bercak darah, Ayo kita pergi ke rumah sakit!" Ucap Anita panik.

Indira menoleh ke belakang dan memang benar ada darah di balik celana putihnya.

"Bagaimana ini, semua rencana ku akan berantakan. Sekarang aku menstruasi!" Batinnya dengan panik.

Anita langsung membawa Indira ke dalam mobil. Wajahnya terus panik dan mengelus wajah Indira yang mengeluarkan keringat dingin.

"Sayang, kamu tenang saja! Kamu dan bayimu pasti akan baik-baik saja!"

Indira panik bukan karena Ia takut kehilangan bayinya, tapi yang Ia takutkan jika sang mertua mengetahui kebenarannya.

Anita menelpon Marcell dengan panik, Ia mengeluarkan suara yang keras dengan air mata.

"Marcell...istrimu!"

Marcell terdengar panik di balik telpon.

"Ada apa Indira, ma? Tolong jangan membuatku khawatir!"

"Sayang, Indira pendarahan dan Mama akan membawanya ke rumah sakit terdekat!" Ucap Anita.

Marcell nampak terdiam di balik telpon. "Ya sudah ma, sekarang bawa Indira ke tempat temanku. Aku akan memberikan alamatnya dan segera menyusul!"

"Baik!" Anita menutup telponnya.

Indira benar-benar putus asa, Ia terus menangis karena kebohongannya pasti akan terbongkar. Anita memeluk Indira sambil mengelus rambutnya.

"Sayang, sekarang kamu tenang! Kita akan segera sampai."

Anita memberikan handphonenya kepada supir dan menyuruhnya pergi ke alamat dokter teman Marcell. Setelah setengah jam perjalanan, mereka akhirnya sampai dan terlihat Marcell sudah berada di sana.

Marcell menghampiri dan memeluk Indira.

"Kamu tenang saja! Semuanya akan baik-baik saja." Bisik Marcell.

Indira akhirnya bisa bernafas lega dan segera masuk ke dalam. Anita menemaninya masuk ke dalam dan terlihat dokter cantik sudah menyambutnya dengan senyuman.

"Dok, tolong menanti saya! Saya tidak ingin terjadi apa-apa sama cucu saya." Ucap Anita.

"Ibu yang tenang, saya akan memeriksanya!"

Indira berbaring dan dokter cantik itu langsung memeriksanya sambil tersenyum.

"Semuanya baik-baik saja! Menantu anda hanya kecapean dan rasa sakit di perutnya akan segera berkurang setelah meminum obat!"

Anita akhirnya tersenyum dan Indira bisa bernafas lega. Tapi tatapan dokter cantik itu sedikit berbeda, ada tatapan merendahkan.

"Nyonya, anda harus menjaga baik-baik kandungan ini! Jangan sampai anda di tendang dari rumah mertua." Bisiknya.

Indira nampak kesal, tapi Ia tak berani berontak. Setelah sekian lama memperhatikan, ternyata Indira mengenalnya. Dokter itu adalah sahabatnya yang bernasib buruk karena keluarganya bangkrut. Indira selalu mengejeknya di kala kuliah dulu.

Anita pergi dari ruangan dan Marcell pun masuk. Dokter cantik itu langsung memeluk dan mencium pipi kiri dan kanan Marcell.

"Sudah lama, kita bertiga tidak jumpa! Kamu semakin gagah saja!" Tutur sang dokter.

"Terimakasih, Rachel! Karena kamu mau membantu kami." Jawab Marcell dengan senyuman.

"Sama-sama! Tapi aku merasa kasihan sama kamu, kebohongan ini tidak akan bertahan lama."

"Kamu tidak perlu ikut campur, ini adalah keputusan kami berdua!" Ucap Marcell sambil membawa Indira pergi.

Dokter Rachel nampak tersenyum kecil, Ia memegang kartu dari kedua orang yang baru saja pergi.

"Indira, dulu kamu selalu membuliku dengan sikap angkuh mu! Tapi sekarang kamu tidak berdaya, kamu hanyalah wanita cacat dan itu tidak akan bisa berubah." Ucapnya dengan senyum liciknya.

Anita pergi dengan mobil lainnya, Sedangkan Marcell pergi bersama Indira. Marcell nampak menatap Indira yang masih terdiam.

"Sayang kamu kenapa?"

"Aku takut semua ini akan terbongkar, apalagi Rachel mengetahui rahasia kita berdua!" Jawabnya.

Marcell tersenyum dan menggenggam tangan Indira. "Kamu tenang saja, semua itu akan menjadi urusanku!"

Indira menoleh dengan kesal. "Kamu tidak tahu, Rachel itu punya perasaan sama kamu. Apalagi dulu aku selalu menghinanya dan mungkin saja rahasia ini akan terbongkar dengan cepat." Teriak Indira.

"Kamu percayakan sama aku?" Tanya Marcell dengan senyuman.

Indira menoleh dan menatap wajah Marcell yang meyakinkan. "Iya, aku percaya!"

Terpopuler

Comments

Agustina Kusuma Dewi

Agustina Kusuma Dewi

oh..ternyata dr masa lampau, bukan karma sih istilahnya syar i, tp apa yg kau lakukan pastilah menuai spt apa yg kau hasilkan. azaz sebab akibat..
reward n panishmen

2024-05-15

0

Ernidwi Astuti

Ernidwi Astuti

kalau rahimnya diangkat, kok masih bisa menstruasi ya.bener² dunia novel/Smile//Facepalm/

2024-04-22

1

Berlin Gerungan

Berlin Gerungan

indira kamu a*an di tendang dari rumah mertua karena kebohonganmu

2023-03-26

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!