Bab 4

Kediaman Marcell...

Terlihat seorang wanita dengan wajah pucat nampak berbaring di atas ranjang. Tangannya mengunakan selang impuls dan di bantu dengan oksigen.

Lelaki tampan yang berada di sampingnya, nampak menatap iba hingga meneteskan air mata.

"Sayang, aku tidak tega melihat kamu seperti ini!" Ucapnya sambil mengecup tangan wanita itu.

Wanita tersebut membuka mata dan menoleh ke arah lelaki yang ada di sampingnya.

"Mas...! Aku baik-baik saja!" Jawabnya dengan pelan.

Lelaki itu bangkit dan duduk di sampingnya. "Tidak sayang, kamu tidak baik-baik saja! Bagaimana kalau kita pergi ke Singapura untuk mengobati penyakitmu."

Wanita itu nampak tersenyum. "Mas, lebih baik kamu memikirkan keinginan terakhirku. Aku ingin kamu bahagia dengan cara mendapatkan anak dari wanita lain." Tuturnya.

Lelaki itu nampak terdiam dan tak merespon. Ia memutuskan untuk pergi dan meninggalkan istrinya.

Dan di saat itu juga, Pak Ardi datang dan menghampirinya. Ia menundukkan kepalanya tanda menyapa.

"Tuan muda!"

Lelaki mengangguk. "Ada informasi apa, kalau tidak ada yang penting kamu bisa pergi."

"Tuan muda, saya ada kabar baik untuk anda. Saya sudah menemukan wanita yang cocok untuk menanamkan benih anda di rahimnya." Jawab Pak Ardi.

Lelaki itu nampak diam dan ada rasa kesal di hatinya. Tanpa ada jawaban, lelaki itu pergi dengan wajah yang murung dan meninggalkan Pak Ardi.

Pak Ardi mengerti dengan maksud dari sang majikan. Keputusan ini, memang berat tapi inilah yang di inginkan Indira sang istri dari Marcell.

Flashback...

Indira dan Marcel adalah sepasang suami istri yang saling mencintai. Mereka menjalin hubungan dari masa SMA sekaligus teman masa kecil.

Mereka adalah pasangan yang saling mengisi satu sama lain. Keduanya adalah partner bisnis dan dijuluki sebagai ratu dan raja bisnis.

Tapi naas, kecelakaan terjadi. Saingan bisnis ingin menabrak Marcell tapi Indira mendorongnya dan akhirnya Ia tertabrak tepat di bagian perutnya. Indira di bawa ke rumah sakit dan dokter mengatakan jika rahimnya mengalami pendarahan hebat dan jika rahimnya tidak di angkat, bisa saja nyawanya yang melayang.

Dengan berat hati Marcell menyetujuinya. Sedangkan Indira menjadi wanita yang murung dan merasa gagal akan dirinya sendiri. Ia merasa tidak berguna menjadi seorang istri karena tidak bisa memberikan keturunan.

Flashback off...

Marcell nampak duduk di ruang kerjanya, terlihat banyak foto antara dirinya dan sang istri. Ia nampak menyesali semua yang terjadi.

"Jika saja, kamu tidak menolongku! Mungkin sekarang kamu tidak akan seperti ini!" Batinnya.

Kemudian Marcell selalu teringat akan keinginan istrinya yang menginginkan seorang anak. Meskipun berat hati, Ia akan mencobanya meskipun bukan dengan sang istri.

Setelah merenung cukup lama, Marcell menemui Pak Ardi dan menyetujui semuanya. Pak Ardi menceritakan apa yang diinginkan Amelia dan Marcell setuju.

Marcell akhirnya pergi menyetujui sang istri dan menceritakan semuanya.

"Sayang, apa yang kamu mau akan aku lakukan!"

Indira tersenyum bahagia dan memeluk Marcell.

"Benarkah?"

Marcell menganggukkan kepalanya sebagai jawaban. Indira nampak bahagia tapi batinnya terluka. Walau bagaimanapun, sulit rasanya untuk berbagi suami meskipun itu demi kebaikan mereka berdua.

Tapi Indira tak memperlihatkan kesedihannya, Ia mencoba tersenyum agar suaminya bersedia melakukannya.

"Mas.., apakah kamu pernah menemui wanita itu?" Tanya Indira penasaran.

"Belum, kami belum pernah bertemu. Tapi apakah kamu rela, jika aku melakukan hubungan intim dengan wanita lain?" Tanya Marcell sambil menatap Indira.

***Karya ini telah kontrak dengan NovelToon, dilarang membajak karya seperti mencetak ulang tanpa izin.***

***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***